kecepatan perkembangan embrio hewan air dipengaruhi oleh suhu air. Selanjutnya ditambahkan bahwa suhu air yang semakin tinggi hingga batas tertentu, akan
mempercepat waktu penetasan telur cumi-cumi. Segawa 1987 menyatakan bahwa perkembangan dan penetasan telur yang normal berada pada kisaran suhu
20
o
– 30
o
C.
4.3 Penempelan Telur Cumi-cumi Pada Atraktor
Kedalaman pemasangan atraktor adalah pada permukaan, kolom dan di atas dasar perairan. Khusus untuk atraktor yang dipasang di dasar perairan, kedalaman
rata-rata tempat peletakan atraktor tersebut adalah 5 m pada saat pasang tertinggi dan 3 m pada saat surut terendah. Hal ini disesuaikan dengan kedalaman renang
Swimming layer cumi – cumi yang paling banyak ditemukan pada kedalaman 5 m. Danakusumah et al. 1995 menginformasikan bahwa telur cumi-cumi paling
banyak ditempelkan di kedalaman 5 m. Ditambahkan oleh Tulak 1999 bahwa kapsul telur cumi-cumi sering ditemukan juga pada kedalaman 3 meter.
Pemasangan penutup atraktor berupa karung goni merupakan upaya manipulasi lingkungan untuk membuat ruang atraktor berada dalam keadaan
tersamar atau agak gelap. Kerangka berbentuk ruang persegi empat dimaksudkan untuk menyediakan ruang perlindungan bagi telur cumi-cumi. Tulak 1999
menginformasikan bahwa cumi-cumi menempelkan telurnya secara tersembunyi pada bagian dalam ranting-ranting sponge untuk menjamin keamanan telur tersebut.
Setelah dilakukan pemasangan atraktor dan dari hasil pengamatan diketahui bahwa telur cumi-cumi cenderung menempel pada atraktor berpenutup karung goni
yang dipasang di atas dasar perairan. Telur cumi-cumi menempel pada helai tali ijuk atraktor. Telur cumi-cumi tidak menempel pada bagian lain dari aktraktor seperti
penutup dari karung goni, bambu, tali pengikat ijuk dan tali cabang di bagian atas atraktor.
Berdasarkan jumlah telur yang menempel pada atraktor selama penelitian menunjukkan bahwa telur cumi-cumi paling banyak menempel pada atraktor
berpenutup karung goni yang berada di atas dasar perairan. Atraktor berpenutup maupun tanpa penutup yang terpasang di bagian permukaan, kolom air tidak
ditempeli telur cumi-cumi. Telur cumi-cumi juga tidak menempel pada atraktor tanpa penutup yang dipasang di atas dasar perairan. Hal ini membuktikan bahwa
cumi-cumi lebih suka menempelkan telurnya pada benda yang terdapat di atas dasar perairan khususnya yang berada pada lokasi agak gelap atau tersamar dan terlindung.
Uji rata-rata dengan uji-t terhadap jumlah telur yang menempel pada setiap jenis
atraktor dan kedalaman perairan tempat pemasangan atraktor menunjukkan bahwa ada pengaruh yang sangat nyata dari jenis dan kedalaman pemasangan atraktor
terhadap penempelan telur cumi-cumi. Data dan foto penempelan telur cumi-cumi dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Jumlah rata-rata telur setiap atraktor
berdasarkan kedalaman perairan tempat pemasangannya ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah telur pada setiap jenis dan kedalaman pemasangan atraktor
PERLAKUAN Berpenutup Karung Goni
Tanpa Penutup Karung Goni ULANGAN
Permukaan 0-1 m
Kolom 2-3 m
Dasar 4 -5 m
Permukaan 0 -1 m
Kolom 2 -3 m
Dasar 4 -5 m
1 -
- 125
- -
- 2 -
- 53
- -
- 3 -
- 150
- -
- 4 -
- 75
- -
- Rata-rata -
- 100,75 - - -
Visualisasi dari perbedaan jumlah rata-rata telur yang menempel pada setiap jenis atraktor yang dipasang pada setiap kedalaman ditampilkan pada Gambar 13.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
J u
m la
h r
a ta
-r a
ta te
lu r
- 1 m
te rb
uk a
- 1 m
b e
rp en
ut u
p 2
- 3 m
te rb
u k
a 2
- 3 m
b e
rp en
ut u
p 4
- 5 m
te rb
u k
a 4
- 5 m
b e
rp en
ut u
p
Jenis dan Kedalaman perairan
Gambar 13 Jumlah rata-rata telur pada masing-masing jenis dan kedalaman pemasangan atraktor.
Jumlah rata-rata telur cumi-cumi yang menempel pada atraktor selama penelitian adalah 100,75 terdiri dari 5 kelompok telur. Jumlah individu pada kapsul telur
bervariasi yaitu antara 3 sampai 5 individu. Dalam penelitian ini hanya ditemukan 1 kapsul yang berisi 3 butir telur, sedangkan yang lain semuanya berisi 5 butir telur.
Segawa 1987 melaporkan bahwa telur-telur tersimpan dalam kapsul dan setiap kapsul dapat mencapai 10 sampai 275 kapsul telur. Jumlah telur yang dihasilkan
berkisar 38 sampai 1734 butir. Jumlah menimum telur adalah 2 butir ditemukan pada kapsul telur Sepioteuthis lessonianna. Ahmat et al. 1996 menginformasikan
makanan dapat merangsang pembentukan dan penyempurnaan kapsul telur cumi- cumi. Pongsapan et al. 1995 menginformasikan bahwa kapsul-kapsul telur tersebut
berwarna putih, lunak, mempunyai gelatin tipis dan tembus cahaya. Jumlah kapsul yang dihasilkan dalam sekali pemijahan berkisar 78 sampai 408 dengan jumlah telur
yang terkandung di dalamnya sebanyak 194 sampai 1350 butir. Danakusumah et al. 1995 melaporkan bahwa jumlah kapsul telur cumi-cumi berkisar 380 -551 dengan
jumlah telur yang terkandung di dalamnya 700 sampai 2241 butir, setiap kapsul berisi 1 sampai 6 butir.
Telur cumi-cumi yang menempel pada atraktor dalam penelitian ini pertama kali ditemukan pada tanggal 29 Agustus 2005 sebanyak 125 kapsul telur, kedua pada
1 September 2005 sebanyak 53 kapsul telur, ketiga pada tanggal 5 September 2005 sebanyak 150 kapsul telur dan keempat tanggal 6 September 2005 sebanyak 75
kapsul telur. Jumlah individu telur yang bervariasi kemungkinan dipengaruhi oleh fekunditas dari masing-masing induk betina cumi-cumi. Effendie 2002 menyatakan
bahwa fekunditas adalah jumlah telur yang dikeluarkan oleh individu betina pada saat pemijahan. Fekunditas dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal adalah faktor lingkungan sedangkan faktor internal adalah faktor bawaan dari individu itu sendiri. Semua telur ini ditemukan pada atraktor berpenutup karung
goni yang dipasang di atas dasar perairan. Penempelan telur yang hanya terjadi pada bulan Agustus hingga September ini kemungkinan berkaitan dengan kelimpahan dan
distribusi cumi-cumi atau musim pemijahan cumi-cumi. Kelimpahan dan distribusi cumi-cumi sangat bervariasi secara musiman dan tahunan. Pada bulan april sampai
juni cumi-cumi muda bermigrasi mendekati daerah continental shelf. Umur cumi- cumi pada saat ini berkisar 3 – 6 bulan. Pada bulan juni cumi-cumi telah
berkonsentrasi pada daerah continental shelf. Pada bulan Juli, Agustus dan September distribusi meluas pada daerah continental shelf. Distribusi pada daerah
lepas pantai off shore dan daerah pantai in shore sangat kuat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Faktor lain yang berpengaruh adalah faktor biologi seperti
pemangsaan dan kelimpahan makanan. Kelimpahan berkurang pada bulan september dan menurun secara dramatis pada bulan nopember Anonymous 1994.
Tidak ditemukannya telur cumi-cumi yang menempel pada atraktor pada minggu ke empat dan seterusnya adalah dikarenakan oleh waktu pemijahan yang telah lewat.
Segawa 1987 menginformasikan bahwa musim pemijahan cumi-cumi terjadi pada bulan Juli-Agustus. Danakusumah et al. 1995 menginformasikan bahwa puncak
musim pemijahan cumi-cumi terjadi pada bulan Juni-Agustus. Penempelan telur cumi-cumi pada atraktor pertama terjadi pada minggu ke
dua hari ke 12. Pada minggu ke tiga hari ke 16, 19 dan 20 semua attraktor berpenutup karung goni yang dipasang di atas dasar ditemukan telur cumi-cumi.
Persentase penempelan telur cumi-cumi pada atraktor berpenutup karung goni berdasarkan waktu pengamatan dalam minggu di tampilkan pada Gambar 14.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
P enem
pel an T
e lu
r
1 2
3 4
5 6
7 8
M i n g g u
Gambar 14 Persentase penempelan telur cumi-cumi pada atraktor Dari Gambar 14 tampak bahwa cumi-cumi mulai menempelkan telurnya di
atraktor pada minggu kedua. Persentase penempelan telur cumi-cumi pada minggu keduan adalah 25 hanya 1 dari 3 atraktor yang ditemukan telur cumi-cumi.
Pada minggu ketiga cumi-cumi telah menempelkan telurnya pada seluruh atraktor.
Minggu ke 2 dan ke 3 dalam waktu penelitian ini berada pada akhir bulan Agustus dan awal bulan September tahun 2005. Informasi ini hampir sama dengan informasi
yang dinyatakan oleh Segawa 1987 bahwa cumi-cumi melakukan pemijahan pada tanggal 27 Juni – 30 Agustus 1987 di Perairan Kominato Jepang dan sekitarnya.
Danakusumah et al. 1995 menginformasikan bahwa musim puncak pemijahan cumi-cumi terjadi pada bulan Juni dan Juli. Berdasarkan informasi ini diketahui
bahwa pada minggu ke empat hingga ke delapan cumi-cumi tidak menempelkan telurnya kemungkinan disebabkan oleh musim pemijahan yang telah lewat.
4.4 Waktu Penempelan Telur