60
RPP dan PP mendapat skor 3,19 atau dengan nilai 79 yaitu kategori B. Namun, berdasarkan pengamatan observer, pada pertemuan I peneliti belum
bisa mengkondisikan kelas. Terlihat pada pembelajaran susananya kurang tertib, kelas kurang terkendali, waktu pembelajaran juga kurang efektif.
Selanjutnya nilai kinerja guru pada pertemuan II juga sudah baik dan semakin meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh dari kinerja guru membuat
RPP dan PP memperoleh skor 3,62 yaitu nilai 90, dengan kategori A, begitu juga dengan pertemuan III mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan III
memperoleh skor 3,77 dengan nilai 94 yaitu kategori A . Kinerja yang dilakukan guru selama proses pembelajaran dari
pengamatan observer, diperoleh rata-rata nilai kinerja guru pada siklus I yaitu 3,52 yang jika dikonfersikan ke dalam nilai maka nilainya 87, kategori A,
artinya sudah memenuhi kriteria performansi yang telah ditetapkan lembar kinerja guru terlampir.
4.1.1.3 Refleksi
Setelah menganalisis hasil belajar, baik yang berupa tertulis, praktek maupun pengamatan proses pembelajaran sudah bisa dikatakan berhasil.
Selain itu, didukung pula dengan nilai rata-rata APKG RPP maupun PP yang sudah baik. Meskipun masih ada yang belum mencapai kriteria yang
ditetapkan yaitu pada aspek presensi siswa yang persentasi ketidakhadiran lebih dari 10. Dimana seharusnya keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dilihat dari ketidakhadiran siswa tidak boleh lebih dari 10.
61
Selain itu, dari hasil belajar proses menggambar siklus I perlu dicari solusinya, karena memang pada aspek proses menggambar belum mencapai
ketuntasan. Guru atau peneliti belum efektif dalam menerapkan metode ekspresi bebas karena suasana pembelajaran kurang terkendali dan banyak
siswa yang kurang memanfaatkan waktu. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode ekspresi bebas pada siklus I belum baik.
Setelah dikaji bersama, antara peneliti, teman sejawat sebagai pengamat observer, dan kepala sekolah. Terbukti bahwa kurang aktifnya
kehadiran siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam satu siklus yaitu siklus I adalah karena percaya diri siswa dalam membuat karya masih rendah,
siswa merasa karyanya kurang bagus dibanding dengan siswa yang lain, sehingga siswa memilih untuk tidak mengikuti pembelajaran yang
berikutnya. Selain itu, berdasarkan pengamatan saat proses siswa menggambar ekspresi masih ada siswa yang belum sepenuhnya berani
mengekspresikan dirinya sendiri, terlihat saat memilih media dalam menggambar masih ada siswa yang mengikuti pilhan temannya saja. Masih
ada juga siswa yang kurang memanfaatkan waktu sehingga karya yang dihasilkan kurang maksimal dan melebihi waktu pembelajaran yang sudah
ditetapkan. Hal-hal yang menjadikan banyak siswa belum mencapai ketuntasan
dalam nilai pengamatan proses, disebabkan karena guru kurang bisa memotivasi siswa untuk memunculkan percaya diri siswa untuk
menggunakan media, guru belum mampu mengarahkan siswanya untuk
62
menuangkan ide pada diri masing-masing siswa, kemudian guru juga belum bisa mengkondisikan kelas agar tetap tertib meskipun di dalamnya
menekankan kebebasan siswa dalam berekspresi. Bisa disimpulkan pada siklus I belum tercipta pembelajaran yang bebas namun bertanggungjawab
sebagaimana menjadi ciri dalam pelaksanaan metode ekspresi bebas.
4.1.1.4 Revisi