Iklim Fisiografi dan Bentuk Wilayah .

64 4.2. Kondisi Lingkungan Bio-geofisik 4.2.1. Letak Geografi Kawasan transmigrasi Batumarta berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu OKU dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur OKU Timur. Pada awalnya kawasan ini berada pada satu wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten OKU, namun seiring perkembangan wilayah maka dianggap perlu untuk membagi wilayah Kabupaten OKU menjadi tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten OKU, Kabupaten OKU Timur dan Kabupaten OKU Selatan. Akibatnya, kawasan transmigrasi ini berada pada dua wilayah kabupaten. Kawasan Batumarta terletak diantara dua sungai besar yaitu sungai Ogan disebelah barat dan sungai Komering di sebelah timur kawasan. Secara geografis kawasan ini terletak diantara 3º 35´ – 4º 19´ LS dan 104º 10´ – 104º 40´ BT. Menurut Lembaga Penelitian Tanah 1975, secara umum kawasan Batumarta terletak pada ketinggian antara 40 meter di atas permukaan laut pada bagian utara kawasan sampai 100 meter di atas permukaan laut pada bagian selatan kawasan. Peralihan ketinggian sangat gradual, kecuali pada kompleks Bukit Balau dengan puncak ketinggian 155 meter dari permukaan laut.

4.2.2 Iklim

Kawasan Batumarta termasuk ke dalam tipe iklim tropika basah dengan rata-rata bulan basah curah hujan 100 mmbl antara 9-10 bulan dan curah hujan tipe A Schmidt Ferguson, 1951. Berdasarkan sistem klasifikasi iklim Koppen, kawasan ini termasuk tipe iklim Af, yaitu iklim hujan tropis tanpa bulan kering yang jelas, dan dengan suhu udara harian selama bulan kering tetap berada di atas 22º C. Curah hujan dan hari hujan bulanan tidak merata. Curah hujan tahunan rata-rata berkisar antara 2.700 – 3.100 mm, dan pada umumnya di kawasan bagian selatan lebih basah 2.800 mm per tahun di bandingkan bagian utara 2.800 mm per tahun dengan selang variabilitas 10 – 25 persen Lembaga Penelitian Tanah, 1975. Intensitas curah hujan tertinggi terjadi antara bulan November sampai dengan bulan April dan yang terendah terjadi bulan Juni sampai dengan bulan September. Untuk pengusahaan tanaman semusim lahan kering, wilayah ini 65 memiliki 6 bulan pertumbuhan atau masa pertanaman yaitu dari bulan November hingga bulan April, sedangkan banyaknya bulan kering berkisar antara 4-5 bulan per tahun yaitu antar bulan Juni hingga September. Pada bulan-bulan tersebut curah hujan menurut Oldeman et al. 1980 mencukupi untuk pertumbuhan dan produksi tanaman semusim lahan kering. Untuk pengusahaan tanaman tahunan seperti kakao, karet dan kelapa sawit, kondisi iklim di wilayah ini cukup sesuai. Dengan demikian kondisi curah hujan di wilayah ini dapat dinyatakan cukup sesuai untuk pengembangan agribisnis.

4.2.3. Fisiografi dan Bentuk Wilayah .

Kawasan Batumarta terdiri atas dua fisiografi wilayah, yaitu wilayah dataran peneplain dan cekungan. Genangan air atau cekungan kecil dan dangkal banyak dijumpai di dalam kawasan, terutama di sepanjang pinggir sungai. Cekungan agak luas dijumpai di di bagian timur kawasan berupa rawa di sekitar danau Lebak Datuk. Tinggi permukaan air di daerah cekungan tersebut berfluktuasi, yang mana pada musim hujan merupakan genangan air yang luas, kemudian kering pada musim kemarau. Bentuk wilayah bervariasi mulai dari datar sampai berbukit atau lereng dari 0-2 hingga diatas 25. Di Kawasan Batumarta terdapat Sungai Gilas yang membelah di tengah kawasan dan menjadi batas wilayah antara Kabupaten Ogan Komering Ulu OKU dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur OKUT. Sungai ini merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan. Wilayah dataran dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu : 1 bentuk wilayah datar sampai berombak dengan bukit-bukit kecil hillocks dengan lereng dominan 0-5 persen, 2 bentuk wilayah berombak sampai bergelombang dengan bukit-bukit kecil dan lereng dominan 5-12 persen, 3 bentuk wilayah bergelombang dengan bukit-bukit kecil dan lereng dominan 12-25 persen Lembaga Penelitian Tanah, 1975 dan Pusat Penelitian Tanah 1982.

4.2.4. Geologi dan Bahan induk

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Dan Pengembangan Kawasan Wisata Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

4 107 116

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 60 527

Model Analisis Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya, Kabupaten Pontianak)

1 6 208

Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan Di Lahan Kering (Studi Kasus di Kawasan Transmigrasi Kaliorang Kabupaten Kutai Timur)

2 24 203

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 3 259

Model pengembangan perkebunan karet berkelanjutan pada kawasan transmigrasi batumarta provinsi Sumatera Selatan

2 17 413

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

2 19 103

PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MASYARAKAT TRANSMIGRASI BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN: Studi Pengembangan Model Pelatihan Tenaga Kerja Bangunan pada Kawasan KTM Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

0 0 70

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KARET DI SUMATERA SELATAN

0 0 9

DAMPAK POLA PEREMAJAAN PARTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 12