maupun kelompok eksperimen keduanya berdistribusi normal, karena sig. dari kedua kelompok tersebut
α = 0,05.
4.1.2.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai
varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Tabel 4.10 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Postest
Levene Statistic df1
df2 Sig.
1,680 1
62 0.200
Berdasarkan hasil uji Homogenitas dengan menggunakan Levene Statistic, diperoleh Levene Statistic 1,680 dan sig. 0,200. bila dibandingkan dengan F
tabel
dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan taraf kesalahan 5 maka diperoleh F
tabel
= 1,86. Jika F
hitung
dibandingan dengan F
tabel
, maka diperoleh 1,68
1,86, kemudian nilai sig. dari kedua kelompok tersebut α = 0,05, sehingga H
diterima artinya bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai varians nilai awal yang relative sama atau homogeny.
4.1.3 Analisis Uji Hipotesis 4.1.3.1 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata
Pada kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan penerapan kombinasi SPPKB dengan jcross dan kelompok kotrol yang tidak mendapat
perlakuan penerapan kombinasi SPPKB dengan jcross, terlihat rata- rat nilai mapel IPS dari kedua kelompok memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hal
ini ditujukan dari hasil uji Paired Samples T – Test untuk mengetahui perbedaan
rata-rata kedua kelompok tersebut. Tabel 4.11 Tabel Uji Paired Samples T
– Test data Pos- Test
Pair Paired Differences
t Df
Sig. Mean
Std. Dev
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Eksperimen- Kontrol
2.562 5.842
1.033 0.456
4.669 2.481 31 0.001
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil postest pada kelompok eksperimen sebesar 82,6 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar
80,04 melalui kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji Paired Samples T- Test diperoleh t
hitung
= 2.481dan sig. sebesar 0,001. Bila dibandingkan dengan t
tabel
dk pembeda 31 dan dk penyebut 31, taraf kesalahan 5 maka diperoleh t
tabel
sebesar 2,042; sehingga H ditolak dan H
1
diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar pada postest dari kedua kelompok tersebut, dan dapat pula dijelaskan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap penerapan kombinasi SPPKB dengan game jcross pada mapel IPS dikelas VIII semester 2 dengan pokok bahasan penyimpangan sosial dan
pranata sosial.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis data awal diketahui bahwa kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal yang sama kemudian dilakukan treatment atau
perlakuan terhadap kedua kelompok tersebut. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen berupa penerapan kombinasi SPKKB dengan game jcross
dalam mata pelajaran IPS, sedangkan pada kelas kontrol perlakuan yang diberlakukan adalah dengan pembelajaran yang tidak menggunakan kombinasi
SPKKB dengan game jcross. Setelah semua perlakuan atau treatment selesai maka siswa diberi tes hasil belajar atau posttest untuk mengetahui apakah ada
perbedaan hasil belajar dari kedua perlakuan tersebut atau tidak. Analisis data yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen
menunjukkan adanya suatu peningkatan hasil belajar dan partisipasi belajar siswa antara kedua belah kelompok. Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diharapkan
yaitu terjadi peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa setelah penerapan Kombinasi SPPKB dengan game jcross dikelompok eksperimen.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Kombinasi SPPKB dengan game jcross dikelompok eksperimen memiliki nilai mean 82,6 dimana nilai ini termasuk
kedalam kriteria sangat baik, sedangkan untuk presentase partisipasi belajar sebesar 46,875 tergolong pada kategori baik.
Dalam penelitian ini terdapat dua kategori, variabel bebas atau independent variabel X, kaitannya dengan penelitian ini adalah kombinasi
SPPKB dengan game jcross sebagai variasi metode pembelajaran, dan variabel