Bulan Agustus 2005 Bulan September 2005

Laut Jawa sebelah barat dominan 0,25-0,5 mgL. Perairan dekat pantai Pulau Jawa dan Kalimantan, konsentrasi klorofil-a berada pada sebaran 0,5-2 mgL. Percampuran konsentrasi klorofil-a 0,25-0,5 mgL dan 2 mgL terjadi di perairan pesisir selatan Pulau Kalimantan, bagian timur Laut Jawa hingga perairan selatan Pulau Kangean. Adanya tutupan awan di sebagian Selat Makasar, timur laut Pulau Kangean dan sebagian selatan Pulau Kalimantan ke arah bagian barat cukup menyulitkan interpretasi konsentrasi klorofil-a pada perairan di bawah tutupan awan tersebut. Gambar 19 Konsentrasi klorofil-a untuk perkiraan kondisi bulan Juli 2005.

5.2.2 Bulan Agustus 2005

Gambar 20 di bawah ini menunjukkan suhu permukaan laut SPL dominan berkisar antara 27,5-29 O C di Laut Jawa dan Selat Makasar. Seluruh kawasan perairan yang berada di sekitar daratan mulai mendingin dengan sebaran SPL 27-29 O C. Kawasan perairan di Sulawesi Selatan hingga mendekati ujung timur Pulau Kangean menunjukkan gejala pendinginan suhu yang lebih rendah dibandingkan perairan yang ada disekitarnya, dengan sebaran SPL pada kawasan tersebut 26-27,5 O C. Sebaran SPL yang berada pada lepas pantai Sulawesi Selatan dan Kota Makasar berada pada 26-26,5 O C dan semakin meluas dibandingkan pada bulan Juli. Hal ini menunjukkan adanya dugaan fenomena upwelling di sekitar perairan tersebut. Sebagian kawasan perairan Pulau Jawa terutama sekitar Kepulauan Karimun Jawa dan lepas pantai Semarang tertutup dengan awan sehingga kondisi sebaran SPL pada wilayah tersebut tidak dapat diduga. Gambar 20 Sebaran SPL untuk perkiraan kondisi bulan Agustus 2005. Gambar 21 di bawah ini memperlihatkan, nilai klorofil-a dominan antara 0,25-0,625 mgL di seluruh lokasi penelitian. Gambar 21 Konsentrasi klorofil-a untuk perkiraan kondisi bulan Agustus 2005. Konsentrasi klorofil-a permukaan memperlihatkan adanya percampuran antara klorofil-a bernilai antara 0,5-0,625 mgL dengan klorofil-a 0,25-0,5 mgL yang diduga berasal dari Selat Maksar masuk ke hampir seluruh Laut Jawa.

5.2.3 Bulan September 2005

Gambar 22 di bawah ini memperlihatkan, suhu permukaan laut SPL dominan di Laut Jawa dan selatan Selat Maksar berkisar antara 29-30 O C. Laut Jawa yang berada di utara Pulau Jawa dan selatan Pulau Kalimantan menunjukkan adanya pemanasan suhu perairan dengan nilai sebaran SPL 29-30,5 O C. Percampuran antara suhu hangat tersebut dengan suhu yang lebih dingin telah menurunkan suhu perairan di sebagian wilayah Laut Jawa, dengan sebaran SPL 27,5-28,5 O C. Sebaran SPL 26-26,5 O C yang mendinginkan sebagian Laut Jawa berasal dari kawasan perairan selatan Sulawesi bergerak melewati Pulau Kangean mendekati Pulau Madura dan sebagian lagi bergerak ke atas mendekati sebagian selatan Pulau Kalimantan. Kondisi perairan Selat Makasar menunjukkan adanya percampuran antara sebaran SPL 26-26,5 O C dengan sebaran SPL 29-30,5 O C yang mendominasi sebagian besar kawasan tersebut, sehingga perairan disekitar Pulau Lumu-lumu dan Lari-larian mendekati pantai timur Kalimantan Selatan menjadi lebih dingin dengan sebaran SPL 27,5-28,5 O C. Gambar 22 Sebaran SPL untuk perkiraan kondisi bulan September 2005. Gambar 23 di bawah ini, menunjukkan sebaran nilai klorofil-a yang merata pada lokasi penelitian, yaitu 0,0125-2 mgL. Wilayah Laut Jawa yang berada antara Pulau Jawa dan selatan Pulau Kalimantan didominasi oleh konsentrasi klorofil-a 0,25-0,5 mgL. Sebagian kawasan perairan lepas pantai utara Jawa dan selatan Kalimantan ke arah barat dengan konsentrasi klorofil-a menunjukkan adanya penurunan hingga 0,125 mgL, namun kawasan perairan disekitar Pulau Madura, Kangean dan sebagian selatan Kalimantan ke arah timur, konsentrasi klorofil-a berada pada 0,5-0,75 mgL. Sebagian kawasan perairan Selat Makasar terutama di utara Pulau Lumu- lumu nilai konsentrasi klorofil-a berada pada 0,125 mgL. Namun semakin ke arah selatan hingga mendekati kawasan pantai Sulawesi Selatan, konsentrasi klorofil-a berada pada 0,5-1 mgL. Pertemuan perairan Laut Jawa dan Selat Makasar diduga terjadi percampuran antara konsentrasi klorofil-a yang berasal dari selatan Sulawesi dengan konsentrasi klorofil-a yang berasal dari Laut Jawa. Tingginya konsentrasi klorofil-a pada sebagian besar kawasan selatan Sulawesi berdasarkan pengamatan dari citra satelit FY-1 D ini diduga sebagai akibat tidak langsung dari fenomena upwelling yang masih terjadi selama bulan September yang digambarkan dari citra NOAA-16 Gambar 22 dan 23. Gambar 23 Konsentrasi klorofil-a untuk perkiraan kondisi bulan September 2005.

5.3 Informasi Oseanografi Berdasarkan Analisis Spasial