Wawancara terhadap informan ditujukan untuk memperoleh data dan informasi secara lengkap tentang sistem kekerabatan masyarakat petani
dalam mengelola pertanian. 2. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan Bungin 2007: 115. Pengamatan secara langsung kepada objek yang
diteliti guna melihat aktivitas batobo konsi pada masyarakat petani Desa Padang Ranah, Kecamatan Sijunjung.
3. Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan menggunakan kamera foto untuk mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi seperti aktifitas masyarakat
petani ketika berada dilingkunganya dan sebagai penegas data yang diperoleh dilapangan.
b Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data
dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal dan bahan dari situs-situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Interpretasi Data
Data yang dikerjakan sejak peneliti mengumpulkan data dilakukan secara insentif setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan. Merujuk pada Lexy J.
Universitas Sumatera Utara
Moleong 2002:190, pengolahan data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan observasi yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut telah dibaca, dipelajari dan ditelaah maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang terperinci, merujuk ke inti dengan
menelaah pernyataan-pernyataan yang diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan
lainya dan diinterpretasikan secara kualitatif. Proses interpretasi data dalam penelitian ini telah dimulai sejak awal penulisan proposal, sehingga selesainya penelitian ini
yang menjadi ciri khas dari analisis kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan ke
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1.
Pra proposal
2. ACC penelitian
3.
Penyusunan proposal
penelitian
4. Seminar proposal penelitian
5.
Revisi proposal penelitian
6.
Penelitian lapangan
7.
Pengumpulan data
dan analisa data
8. Bimbingan skripsi
9. Penulisan laporan akhir
10. Sidang meja hijau
3.7 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengalamikendala dan keterbatasan Dalam memperoleh informasi dari informan, peneliti kesulitan untuk
bertemu dengan informan kunci karena informan memiliki kesibukan lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Sumatera Barat
1. Kondisi Fisik Daerah a. Keadaan Geografis
Secara geografis provinsi sumatera barat terletak antara 0°54’ lintang
utara sampai 3°30’ lintang selatan serta 98°36’ sampai 101°53’ bujur timur.
Batas – batas wilayah sumatera barat, sebelah utara dan timur berbatasan
dengan selat malaka, sebelah selatan berbatasan dengan provinsi sumatera utara, dan sebelah barat berbatasan dengan samudra hindia. Satu satunya
hubungan darat hanyalah dengan sumatera utara, sehingga memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan provinsi tersebut.
b. Iklim Menurut Schmidt dan furgusson, tipe iklim sumatera barat terdiri dari
tipe A,B,C,dan D. suhu rata rata dipantai barat berkisar antara 210C – 380C,
pada daerah perbukitan berkisar antara 150C-330C, sedangkan pada daerah daratan sebelah timur bukit barisan mempunyai suhu antara 190C-340C.
puncak curah hujan maksimum disumatera barat terjadi pada bulan maret dan
Universitas Sumatera Utara
desember. Jumlah curah hujan paling rendah terjadi bulan juni dan juli. Jumlah curah hujan tertinggi mencapai 4000 mm tahun terutama dipantai
barat. Sedangkan curah hujan dibeberapa tempat dibagian timur relative lebih rendah yakni diantara 1500-3000 mmtahun.
c. Topografi Keadaan topografi sumatera barat bervariasi dari topografi datar,
landai,curam dan mempunyai pantai sampai pergunungan. Pada umumnya bagian tengah sumatera barat terbentang bukit barisan dengan topografi
relative curam, sedangkan bagian barat dan timur posisinya relative landai. Topografi wilayah sumatera barat yang cukup curam ditemui dikabupaten
solok, agam dan tanah datar. Topografi yang landai ditemukan didaerah 50kota dan sawahlunto sijunjung, sedangkan topografi yang cukup datar dapat
ditemui didaerah pasaman barat, pesisir selatan dan padang pariaman. d. Luas Wilayah
Luas wilayah provinsi sumatera barat sekitar 4.229.730 ha, setara dengan 2,17 dari wilayah Negara kesatuan republic Indonesia dengan luas
perairan diperkirakan 186.500 km2 dan panjang garis pantai 2.420,57 km. e. Pulau dan Sungai
Universitas Sumatera Utara
Jumlah pulau ada 391 pulau, tidak semua pulau mempunyai nama. Ada sekitar 179 pulau yang sudah mempunyai nama dan 212 pulau yang
belum mempunyai nama. Ada 25 sungai yang mengalir di provinsi ini, antara lain sungai anai, batang agam, batang aria, dll.
1. Keadaan Sosial dan Ekonomi
a. Pemerintah
Provinsi sumatera barat terdiri atas 19 kabupatenkota, 175 kecamatan. Adapun jumlah desa yaitu sebanyak 1.858 desakelurahan.
b. Pendidikan
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamatan SMPSederajat sebesar 49,35 persen, dan AMH penduduk
berusia 15 tahun keatas sebesar 95,54 persen yang bearti dari setiap tahun 100 penduduk usia 15 tahun diatas ada 96 orang yang melek huruf. Penduduk
dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis hueuf latin dan huruf lainnya.
c. Tenaga kerja
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja diprovinsi sumatera barat sebesar 1.993.393 orang, dimana sejumlah 1.953.434 orang diantaranya
bekerja, sedangkan 39.959 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
SP2010, tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK diprovinsi sumatera barat sebesar 60,54 persen, dimana TPAK laki-laki lebih tinggi dari pada
TPAK perempuan yaitu masing-masing sebesar 78,11 persen dan 3,89 persen.
http:www.sijunjung.go.id?mod=kontenmenu=Kependudukan, diakses
tanggal 22 mei 2015 jam 10.16 wib
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Sijunjung
Kabupaten Sijunjung sebelumnya disebut Kabupaten Sawahlunto Sijunjung adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Ibu
kota kabupaten ini adalah muaro Sijunjung. Sebelum tahun 2004, kabupaten Sijunjung merupakan kabupaten terluas ketiga di Sumatera Barat dengan nama
Kabupaten Sawahlunto Sijunjung. Namun sejak dimekarkan yang menghasilkan kabupaten Dharmasraya, kabupaten ini menjadi kabupaten tersempit kedua di
Sumatera Barat.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan kabupaten Kuantan Singingi, Riau di sebelah timur, kabupaten Tanah Datar dan kota Sawahlunto di sebelah barat,
serta kabupaten Solok dan kabupaten Dharmasraya di sebelah selatan. Saat ini, kabupaten Sijunjung memiliki luas 3.130,80 km² yang terdiri dari 8 kecamatan
dengan jumlah penduduk lebih dari 202.000 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Secara topografi, kabupaten Sijunjung merupakan rangkaian Bukit Barisan yang memanjang dari arah barat laut ke tenggara, sehingga kabupaten ini memiliki
ketinggian yang sangat bervariasi, yaitu antara 120 meter sampai 930 meter di atas permukaan laut. Kecamatan di kabupaten ini umumnya memiliki topografi yang
curam dengan kemiringan antara 15 –40, yaitu kecamatan Tanjung Gadang,
kecamatan Sijunjung, kecamatan Sumpur Kudus, dan kecamatan Lubuk Tarok.
Seperti daerah lainnya di Sumatera Barat, kabupaten ini mempunyai iklim tropis dengan kisaran suhu minimun 21 °C dan maksimum 37 °C. Sedangkan tingkat
curah hujan kabupaten Sijunjung mencapai rata-rata 13,61 mm per hari.
Selanjutnya batas-batas wilayah kabupaten Sijunjung adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara
: Kabupaten Tanah Datar -
Sebelah selatan : Kabupaten Dharmasraya -
Sebelah barat : Kabupaten Solok dan Kota Sawah Lunto
- Sebelah timur
: Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau http:id.wikipedia.orgwikiKabupaten_Sijunjung
, diakses tanggal 2 Mei 2015 pukul 12.31
4.1.2.1 Sejarah Singkat Kabupaten Sijunjung
Universitas Sumatera Utara
Sawahlunto. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada bulan Oktober 1945 dibentuklah Kabupaten Tanah Datar dengan ibukotanya
Sawalunto, yang wilayahnya meliputi beberapa kewedanaan yaitu Batusangkar,
Padang Panjang, Solok, Sawahlunto dan SawahluntoSijunjung. Dalam rangka
melanjutkan perjuangan kemerdekaan, Gubernur Militer Sumatera Barat membentuk
kabupaten baru, yakni Kabupaten SawahluntoSijunjung yang diresmikan pada
tanggal 28 Februari 1949. Sesuai dengan PP No. 25 Tahun 2008, pada 10 Maret
2008 Kabupaten SawahluntoSijunjung diubah namanya menjadi Kabupaten
Sijunjung.
Kabupaten Sijunjung terletak di Sebelah Selatan Propinsi Sumatera Barat, di sebelah Barat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan sebagian besar
penduduknya bersuku Minangkabau dengan falsafah adat, pola pikir, tatanan budaya serta norma yang khas. Secara sosiokultural dan ekonomi, keunikan masyarakat
Sijunjung terletak pada keberadaan sistem matrilineal yang kuat dan ketaatan pada nilai-nilai Islam. Sistem matrilineal dan ketaatan pada ajaran Islam yang berkembang
di sebagian besar masyarakat Minangkabau melahirkan praktik dan tradisi yang sa
ngat kuat, bersendikan adat dan syara’ agama. Kedua sendi inilah yang turut mengembangkan praktik pemerintahan berbasis Nagari, sebuah entitas yang tidak
hanya berbasis politik berupa kesepakatan tokoh-tokoh adat, agama, dan intelektual tetapi juga sosioekonomi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya kekuatan sosio
Universitas Sumatera Utara
ekonomi masyarakat. Aktivitas masyarakatnya selalu bersendikan atas tradisi, seperti kebiasaan ”berdagang, bertani, berkebun dan merantau” yang bertahan hingga kini.
Selain kuatnya nilai adat, Kabupaten Sijunjung adalah sebuah Daerah historikal yang mengikuti sejarah perjalanan Republik tercinta ini. Sejarah telah
mencatat sebuah kecamatan di Kabupaten Sijunjung dengan luas wilayah 57.540 hektar, dengan nama Sumpur Kudus pernah menjadi markas Pemerintah Darurat
Republik Indonesia PDRI Mei 1949. Selain itu Sumpur Kudus juga sering disebut- sebut namanya karena Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafi’I
Ma’arif putra asli daerah ini. Disamping itu Kabupaten Sijunjung merupakan wilayah kerja ROMUSHA pada zaman penjajahan Jepang. Peninggalan yang bisa
dilihat sampai sekarang adalah jembatan kereta api di tepi Batang Kuantan dan lokomotif tua di Kenagarian Silokek.
Dengan posisi tidak lagi sebagai kabupaten terluas nomor tiga di Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Sijunjung berada posisinya menjadi kabupaten nomor
dua terkecil. Pada tahun 2004 Kabupaten Sijunjung mengalami pemekaran, dengan 49 persen wilayahnya menjadi sebuah Kabupaten yang diberi nama Dharmasraya.
Namun begitu, tidak berati Sijunjung telah kehilangan semuanya, di balik segala keterbatasannya, Kabupaten Sijunjung sebenarnya memiliki berbagai potensi yang
masih bisa dioptimalkan. Bukan hal yang tidak mungkin Sijunjung akan merubah posisinya menjadi sebuah kabupaten yang maju, kaya dengan pembangunan. Walau
Universitas Sumatera Utara
untuk menuju ke sana dibutuhkan tenaga ekstra serta kerja sama dengan berbagai kalangan yang memiliki kepentingan dengan Sijunjung.
4.1.2.2 Sarana dan Prasarana Desa Sarana dan prasarana desa adalah suatu pelengkap desa yang berfungsi sebagai
fasilitas masyarakat dalam menjalankan aktifitas dan fungsinya didesa. Hubungan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang
terdapat didesa ini yang sering digunakan oleh masyarakat dan kelompok tani. Adapun sarana dan prasarana didesa ini dapat dilihat didalam table :
1 Panjang jalan aspal
20,600 meter 2
Jumlah jembatan beton 3 unit
3 Warung kelontong
9 unit 4
Angkutan desa 15 unit
5 Usaha kelompok simpan pinjam
7 unit 6
Kelompok batobo konsi 5 unit
7 Jumlah pos kamling
2 unit 8
Jumlah masjid 5 unit
Sumber : Data Desa Padang Ranah Sijunjung
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Gambaran Umum Desa Padang Ranah
Saat memasuki desa padang ranah kita akan melewati sebuah patung besar perempuan mengenakan pakaian khas tradisional minangkabau ditengah
pertigaan jalan. Disepanjang jalan kita akan menemuai rumah rumah adat khas minang , bagonjong disisi kiri dan kanan jalan desa. Dari kondisinya, bangunan-
bangunan kayu itu bisa ditaksir berusia sudah cukup tua. Desa padang ranah memiliki cirri khas dengan rumah gadangnya, rumah yang
atapnya melengkung seperti tanduk kerbau. Rumah gadang adalah milik perempuan dan diwariskan secara turun temurun ke anak perempuannya. Dalam system
matrilineal minangkabau, laki laki sama sekali tidak dapat mewariskan hartanya. Kalau ia meninggal harta itu akan kembali kepada orang tua perempuannya atau
kepada adik dan kemenakan perempuannya. Rumah gadang didiami oleh mereka yang segaris keturunan. Dalam bahasa
minangnya adalah saparuik dari satu perut . Ayah atau suami ibu tidak termasuk anggota keluarga dirumah gadang istrinya, tetapi anggota keluarga dari rumah gadang
ibunya. Rumah gadang adalah symbol budaya matrilineal minang kabau.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Profil Informan 1. Zulkifli
Usia : 35 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki Agama
: Islam Pekerjaan
: Petani Kepala Desa Bapak Zulkifli lahir pada tahun 1980 didesa Padang Ranah, Sijunjung. Bapak
Zulkifli sulung dari 4 bersaudara. Beliau bekerja sebagai petani padi, kedua orang tuanya juga seorang petani. Sebelumnya bapak zulkifli bekerja sebagai karyawan
disebuah bengkel milik temannya, namun setelah 2 tahun bekerja bengkel tempatnya bekerja bangkrut dan terpaksa ditutup. Karena susah mendapatkan pekerjaan buat
yang Cuma tamatan SMA akhirnya bapak zulkifli mengikuti jejak ayahnya menjadi petani. Ternyata menjadi petani juga tidak semudah yang dibayangkan. Banyak hal
yang harus dipertimbangkan, salah satunyanya masalah biaya. Mengelolah sawah tentu tidak mungkin dilakukan sendiri, sementara kalau buat bayar upah orang akan
terasa mahal. Akhirnya bapak zulkifli ikut dalam kelompok tani batobokonsi yang ada di desa padang ranah sijunjung.
Dengan ikut kegiatan batobo konsi semua kegiatan tanam menanam padi akan jadi lebih gampang. Biaya yang dikeluarkan juga sedikit, pemilik lahan cukup
Universitas Sumatera Utara
menyediakan makan dan minum dalam proses bertani. Menurut penuturan bapak zulkifli, selain masalah biaya ada juga masalah hama, yang merusak tanaman. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pertanian. Bapak zulkifli dijadikan salah satu informan karena beliau mengetahui seluk beluk desa, beliau juga
seorang kepala desa walaupun usianya masih relative muda.
2. Nasril Palito Panai Niniak Mamak
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pekerjaan
: Petani Agama
: Islam Bapak Nasril lahir dan besar di Desa Padang Ranah , beliau cuma mengenyam
pendidikan sampai sekolah dasar. Tapi karena ketekunan dan kecintaannya terhadap budaya minang khususnya adat istiadat yang ada di Desa Padang Ranah, beliau
dinobatkan sebagai seorang niniak mamak. Artinya seorang yang disegani di wilayah Desa Padang Ranah. Bapak Nasril memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang
sudah besar besar dan ketiga anaknya sudah berkeluarga. Disamping kesibukannya sebagai seorang niniak mamak, bapak Nasril tetap
menjalankan rutinitasnya sebagai seorang petani. Sama seperti informan lainnya
Universitas Sumatera Utara
bapak Nasril juga fokos pada petani padi, karena padi merupakan bahan pokok yang harus selalu ada dirumah. Tapi mahalnya biaya buat bertani tentu menjadi masalah
yang cukup berat buat bapak Nasril. Untuk itulah beliau dan beberapa rekan seangkatan dia berinisiatif membuat kegiatan yang dapat meringankan masyarakat.
Maka terciptalah kegiatan batobo konsi, awal mula batobo konsi hanya memiliki 10 anggota, itu pun hanya keluarga keluarga dari bapak Nasril seperti anak beliau,
keponakan beliau, urang sumando abang ipar beliau. Kegiatan ini tentu sangat menbantu masyarakat yang memang memilki biaya terbatas dalam bertani.
Tidak perlu menunggu waktu lama, hanya dalam hitungan minggu anggota kelompok tani batobo konsi terus bertambah, hingga sekarang berjumlah 67 orang.
Mengingat umur bapak Nasril yang sudah kepala enam tentu kesehatannya sudah tidak memungkin dia untuk aktif lagi dalam bertani. Bapak Nasril hanya tergabung
dalam anggota batobokonsi sebagai oaring yang dituakan, tempat para petani bertanya tentang cara bercocok tanam dan menjadi teladan bagi para petani.
2. Hendri
Usia : 45tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pekerjaan
: Petani Agama
: Islam
Universitas Sumatera Utara
Bapak Hendri bukan penduduk asli Desa Padang Ranah, beliau lahir diDesa Silokek sekitar dua jam perjalanan dari Desa Padang Ranah. Dikampung aslinya
Silokek bapak Hendri bekerja sebagai penambang pasir. Karena wilayah Silokek dialiri sungai yang memiliki banyak pasir. Pada usia 27 tahun bapak Hendri menikah
dengan ibu Busni yang merupakan penduduk asli Desa Padang Ranah. Karena adat perkawinan didesa padang ranah suami ikut istri, secara otomatis pekerjaanpun
berubah. Bisa saja bapak Hendri melanjutkan pekerjaannya yang lama tapi pasti akan memakan waktu dan biaya.
Satu tahun penikahan bapak Hendri tetap menekuni pekerjaannya yang lama sebagai penambang pasir, karena dikampung istrinya bapak Hendri harus belajar cara
bertani, sementara dari kecil sampai menikah bapak Hendri sama sekali tidak paham cara bertani. Dua tahun menikah bapak Hendri mulai belajar bertani, beliau
dibimbing ayah mertuanya dalam bertani. Tentu banyak kendala yang dihadapi, semua pekerjaan berantakan. Apalagi kalau belajar sama bapak mertua aka nada rasa
canggung. Bapak Hendri merupakan orang yang gampang akrab dengan warga sekitar.
Setiap sore ngumpul di warung kopi sambil cerita cerita tentang sawah. Hingga akhirnya bapak Hendri ditawari ikut kegiatan batobokonsi oleh seorang kawannya.
Tanpa banyak berfikir pak Hendri pun ikut. Awal ikut kegiatan batobo konsi ini
Universitas Sumatera Utara
bapak Hendri juga masih kebingungan dengan kegiatan itu, namun setelah dijelaskan rekan rekannya dia jadi mengerti.
Bapak Hendri dibimbing oleh sesama anggota batobokonsi, diajarkan bagaimana cara menyemai benih, menanam, memupuk, menyiang, hingga proses
panen. Banyak hal yang didapat dari batobokonsi, selain hemat biaya juga nambah ilmu.
3. Sudirman
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama
: Islam Pekerjaan
: Petani Bapak sudirman adalah seorang pria yang berusia 55 tahun, Beliau lahir pada
tahun 1958 ,di Desa Pematang Panjang sekitar 2 jam perjalan dari Sijunjung. Pada tahun 1983 disaat umur bapak Sudirman 25 tahun, Bapak Sudirman menikah dengan
ibu Fifi yang warga asli Desa Padang Ranah, sehingga bapak Sudirman tinggal di Desa Padang Ranah ikut istrinya. Sudah 32 tahun bapak Sudirman tinggal di Desa
Padang Ranah.
Universitas Sumatera Utara
Bapak Sudirman hanya memperoleh pendidikan sampai Sekolah Dasar, itu pun tidak sampai tamat. Saat berusia 18 tahun, bapak Sudirman pergi merantau
keMalaysia, karna tradisi masyarakat ditempat dia tinggal kalau sudah besar tidak lagi tinggal sama orang tua, sehingga kawan-kawannyapun banyak yang merantau ke
Malaysia. Hanya 2 tahun bapak Sudirman betah dirantau orang, pada usia20 tahun bapak Sudirman kembali kekampung halamannya. Bapak Sudirman lebih memilih
bekerja sebagai seorang petani, memanfaatkan lahan persawahan milik orang tuanya. Setelah 3 tahun bekerja sebagai petani, bapak Sudirman mencoba kerja jadi kuli
bangunan yang gajinya lebih besar dari pada bertani. Dimana ada proyek pembuatan rumah pak Sudirman ikut serta. Hingga pada suatu hari bapak Sudirman bekerja di
Desa Padang Ranah untuk proyek pembuatan rumah salah satu warga, disinilah awal perkenalan bapak Sudirman dengan istrinya sekarang. Tanpa menungggu waktu lama
kurang dari 6 bulan bapak Sudirman sama ibuk Fifi menikah. Setahun setelah menikah, bapak Sudirman dikarunia anak laki-laki dan total semua anak bapak
Sudirman yaitu 4 orang Pekerjaan sehari-hari bapak Sudirman adalah seorang petani, namun kalau ada
warga yang mau buat rumah baru bapak Sudirman juga akan menjual teanaganya. Awal awal menikah bapak Sudirman agak kesulitan dalam bertani, karna semua
semua harus dibayar, mulai dari proses bajak sawah hingga panen, kalau hasil panennya bagus bisa balik modal, tapi kalau panen gagal maka bapak Sudirman akan
Universitas Sumatera Utara
merugi. Namun setelah 5 tahun menikah, semua warga desa juga sudah kenal, maka bapak Sudirman ikut kegian batobo konsi. Menurut bapak Sudirman kegiatan
batobokonsi ini sangat membantu kegiatan bertaninya, dia tidak perlu keluar banyak biaya untuk pengelolaan sawahnya. Bapak Sudirman memilih ikut bergambung
dalam kelompok tani ini batobo konsi karena kegiatannya tidak menyita waktu. Bapak Sudirmann masih bisa beraktifitas diluar kegiatan pertanian seperti kuli
bangunan. Selain itu menurut bapak Sudirman kegiatan batobo konsi ini juga membawa perubahan positif dilingkungannya, karena setiap warga khususnya laki
laki akan memiliki rasa setia kawan, tidak ada yang saling menjatuhkan, kalau ada kendala dalam mengelola lahan pertanian mereka akan mencari solusi bersama.
4. Hasan
Usia : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki Agama
: Islam Pekerjaan
: Petani Bapak Hasan lahir dan besar di daerah asalnya Padang Laweh, Sumatera
Barat. Bapak Hasan lahir pada tahun 1975 sulung dari 3 bersaudara dan merupakan anak laki laki satu satunya, pada usia 22 tahun ibu dari bapak Hasan meninggal
dunia, sementara adiknya masih kecil kecil, dan yang adik bungsunya masih sma kelas 1. Satu tahun setelah ibunya meninggal dunia, ayahnya menikah lagi dan
Universitas Sumatera Utara
dikarunia 2 orang anak dari istri keduanya. Hal ini membuat keadaan semakin sulit, bapak Hasan harus menjadi kepala keluarga dan menjadi penanggung jawab adik
adiknya, sehingga bapak Hasan tidak memikirkan untuk berumah tangga. Namun pada tahun 1991 bapak Hasan dijohkan oleh neneknya, sehingga pada tahun itu juga
bapak Hasan menikah. Bapak Hasan dikarunia 2 orang anak. Sehari hari bapak Hasan bekerja
sebagai petani. Awalnya semua kegiatan dilakukan sendiri dan terkadang dibantu oleh istrinya dalam mengelolah lahan pertanian. Namun itu pun masih kurang, karna
lahan pertanian yang cukup luas. Sehingga juga diperlukan tenaga orang untuk membantu pengerjaan lahan. Biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit, untuk satu
orang pekerja dibayar dengan upah 60 ribu satu hari, dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Upah 60 ribu tersebut merupakan upah bersih yang diterima, sementara untuk
makan dan minum di tanggung sama pemilik lahan. Jadi kalau ditotal biaya yang dikeluarkan 90 ribu untuk satu orang. Biasanya bapak Hasan memperkerjakan 5
orang untuk sekali proses penggarapan . Sejak lima tahun yang lalu bapak Hasan bergabung dengan kelompok tani
batobo konsi. Biaya yang biasa dikeluarkan untuk sekali proses penggarapan yang mencapai 500 ribu bisa berkurang 80. Karna dengan ikut batobo konsi. Bapak
Hasan hanya melakukan barter tenaga antar sesama anggota. Sementara untuk makan dan minum tetap disediakan pemilik lahan. Selain itu juga banyak ilmu yang
Universitas Sumatera Utara
didapat selama bapak Hasan bergabung dalam kegiatan batobo konsi ini, ada saling tukar pikiran antar sesama anggota. Mulai dari pengelolaan lahan sampai panen
dilakukan.
5. Syafaruddin
Usia : 59
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Bapak Syafaruddin lahir dan dibesarkan di Desa padang ranah, setelah menyelesaikan sekolahnyadi tingkat Sekolah Menengah Atas ia mulai bekerja
sebagai petani, sebelum bekerja dibidang pertanian ia pernah bekerja sebagai karyawan di perusahaan pabrik roti yang berjarak 4 jam dari desa padang ranah.
Pada awalnya Bapak Syafaruddin bekerja sebagai petani dengan tujuan membantu orang tuanya. Ibunya merupakan tulang punggung keluarga, setelah ayahnya
meninggal ketika Bapak Syafaruddin berumur 15 tahun. Sebagai anak pertama darilima bersaudara ia merasa memiliki tanggung jawab kepada keluarganya
denganmenggantikan posisi ayahnya untuk bekerja dan menyekolahkan adik- adiknya. Bahkan setelah menikah ia tetap meneruskan usahanya menjadi petani, ia
sudah merasa cocok dengan profesinya itu.
Universitas Sumatera Utara
Lahan pertanian yang dimiliki bapak Syafaruddin ini merupakan warisan dari orang tuanya. Jenis tanaman yang ditanami adalah tanaman padi, namun terkadang
setelah panen padi bapak Syafaruddin juga menanam sayuran seperti kacang panjang dan cabe. tahun pertama Bapak Syafaruddin menanam padi dan separuh tahun
berikutnya menanam kacang panjang dan cabe. Menurut bapak Syafaruddin hal tersebut biasa dilakukan oleh petani di Desa padang ranah dalam setiap
tahunnya.Berdasarkan penuturan Bapak Syafaruddin penghasilan dari hasil bercocok tanam dalam satu bulannya tergantung pada hasil panen dan tergantung pada nilai
jual. Dalam aktifitas bertani hampir semua masyarakat di desa ini menggunakan sistem batobokonsi, mulai dari penanaman dan pemupukan sampai memanen hasil.
Menurut Bapak Syafaruddin petani paling sering menggunakan sistem batobokonsi pada tanaman padi saja, sementara untuk berkebun masyarakat lebih memilih sendiri
secara bertahap. Adapun hambatan-hambatan yang pernah dialami Bapak Syafaruddin dalam
bertani adalah kurangnya modal sehingga ia mengalami kesulitan untuk mengembangkan usahanya.
6. Syarul
Usia : 30
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Universitas Sumatera Utara
Bapak Syarul sudah 30 tahun tinggal di Desa padang ranah, beliau adalah salah satu dari beberapa petani yang belum berumah tangga tapi bisa dikatakan
cukup berhasil sebagai petani, hal ini bisa dilihat di usianya yang masih muda ia dapat membeli sepeda motor dan membayar biaya kuliah dari hasil panennya
sendiri. Yang membuat Ia bertahan menjadi petani adalah pekerjaan sebagai petani dapat disesuaikan waktunya dengan waktu ia sekolah. Selain itu menurut pak
Syarulbekerja sebagai petani tidak terikat dengan aturan dari orang lain dengan kata lain bekerja sebagai petani yang Ia jalani bisa menjadi atasan bagi dirinya sendiri.
Menurut bapak Syarul masyarakat terdahulu di Desa padang ranah sudah menjalani hidup sebagai petani dan menggantungkan hidup dari hasil pertanian,
bedanya petani terdahulu hanya menanami perkebunan dengan tanaman teh, kopi, tembakau dan ubi saja. Setelah kedatangan Belanda petani mengalami
perkembangan pengetahuan mengenai pertanian meskipun masyarakat hanya mengenal jenis-jenis tanaman saja tanpa mengetahui bagaimana cara merawat
tanaman, jenis pupuk apa yang bagus supaya hasil panennya maksimal. Setelah itu sekitar tahun 1980-an Belgia datang untuk memberikan penyuluhan tentang ilmu
pertanian, mengenalkan berbagai macam tanaman dan membagi ilmu tentang bertani mulai dari penanaman dan cara merawat tanaman, serta mengolah hasil pertanian
menjadi makanan.
Universitas Sumatera Utara
Dari umur 18 tahun Ia sudah mulai bekerja sebagai petani, berawal dari membantu usaha orangtua yaitu bercocok tanam di kebun serta membantu memanen
hasil tanamannya setiap pulang sekolah. Dari sanalah Ia mendapat uang saku sehingga menimbulkan ketertarikannya untuk memiliki usaha sendiri dalam
bercocok tanam. Dari keseriusan Bapak Syarul dalam bertani membuat orang tuanya memberikan lahan kepadanya untuk dikelola sendiri.. Adapaun hambatan utama
yang dialami pak Syarul adalah kurangnya modal saat akan menanam bibit serta keterbatasan lahan yang ia miliki sehingga hasil dari pertaniannya tidak terlalu besar.
Interpretasi data Jika dilihat dari sejarahnya, batobokonsi terbentuk karena setiap individu tidak
mampu mengerjakan lahan pertaniannya sendiri, setiap individu membutuhkan bantuan satu sama lain. Dari sinilah masyarakat setiap melakukan aktivitas pertanian
selalu gotong royong yang istilah masyarakat desa padang ranah disebut batobokonsi.
Hal ini seperti yang dikemukan oleh seorang informan yang telah lama menetap didesa padang ranah
Universitas Sumatera Utara
“ saya ikut dalam anggota batobokonsi ini ya karena saya ngak kuat kalau kesawah sendiri, kalau bayar upah orang
mahal, tapi kalau ikut batobokonsi ini cuma tukar tenaga, kalau hari ini saya kesawah bapak itu, besoknya bapak itu
yang kesawah saya. Udah gitu kalau setiap kamis malam kami para anggota ngumpul semua disurau, nantik disana
kami bahas tentang cara nanam padi yang bagus, cara pemupukan yang benar, sampai cara panen. Batobokonsi ini
sangat hemat biayalah pokoknya, nantik kalau orang orang lagi kerja ditempat saya, saya cukup menyediakan makan
siang sama minuman dingin, kadang kalau ada panganan saya kasih juga
“ Sudirman Begitu juga yang dikemukakan bapak Hendri
“ kalau ikut batobo konsi ini ngak rugilah kita, malah untung. Sistem batobokonsi ini sebenarnya sudah lama,
udah hampir 20 tahunanlah. Tapi saya baru ikut baru 5 tahun, enaklah pokoknya, awak ngak perlu keluar biaya
banyak, paling Cuma ngasih makan aja udah. Kerjaan cepat siap, karna saya kalau ngambil orang bisa 10 orang,
jadi dalam satu hari siap
“ Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Hasan yang telah lama jadi petani
“ batobokonsi udah menjadi kegiatan turun temurun, ini dimulai karna saya tidak ada biaya untuk membayar upah
yang relatif tinggi, dulu awalnya Cuma sama sanak keluarga, tapi sekarang udah jadi anggota batobokonsi,
semua semua jadi gampang, cepat, ngak ada kendalalah pokoknya. Hasil panen kami pun makin hari makin bagus,
orang kami swekali seminggu ngumpul, saling cerita, saling ngasih masukanlah
“
Universitas Sumatera Utara
4.3 Sistem Kekerabatan Pada Masyarakat Petani Desa Padang Ranah, Kecamatan Sijunjung
4.3.1 Pemerintah Kabupaten Mengutip dalam Raharjo 2004: 163 menjelaskan bahwa lembaga sosial
memilki beberapa karakteristik yang terlekat padanya. Beberapa diantaranya adalah: tiap lembaga memiliki nilai-nilai pokok yang bersumber dari para anggotanya, dan
pelbagai lembaga dalam suatu masyarakat memiliki keterkaitan satu sama lain periksa Bruce J. Cohen, terjemahan Bina Aksara, 1983.
Menyangkut proses keberadaannya, lembaga bisa diciptakan dengan sengaja seperti yang terjadi pada sebuah organisasi, di samping juga ada yang tercipta secara
tidak sengaja. Contoh dari jenis pertama misalnya lembaga hutang-piutang, lembaga pendidikan, dan lainnya. Untuk masyarakat desa yang masih bersahaja, keberadaan
dan peran dari jenis lembaga yang kedua tersebut sangat penting. Proses pembentukannya yang lama dan topangan adat-istiadat yang menjadi akar
keberadaanya mengakibatkan sangat kuat dan besarnya semacam ini umumnya sulit berubah Raharjo, 2004: 163.
Dalam pasal 104 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 disebutkan bahwa, Badan Perwakilan Daerah atau yang disebut dengan nama lain berfungsi mengayomi
adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa Raharjo, 2004: 178.
Pemerintah kecamatan sijunjung terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa BPD, antara pemerintah desa dengan BPD dapat melakukan
kerjasama dan bermitra dengan baik untuk menciptakan roda pemerintahan kecamatan sijunjung yang baik dan dapat melayani masyarakat dengan baik.
4.3.2 Pemerintah Desa Pemerintahan Desa Padang Ranah sendiri dipimpin oleh kepala desa dan
didukung oleh sekretaris desa, kepala-kepala urusan dan juga didukung oleh para kepala dusun se-Desa Padang Ranah.
Jumlah personil pemerintahan desa adalah sebagai berikut : Kepala Desa
: 1 orang Sekretaris Desa
: 1 orang Kepala Urusan
: 5 orang Kepala Jorong
: 3 orang Staf Pembantu
: 2 orang a.
Badan Permusyawaratan Desa BPD
Universitas Sumatera Utara
Badan Permusyawaratan Desa Padang Ranah adalah suatu lembaga yang lahir dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ketua jorong, golongan
fraksi dan lain lain. Dalam proses penetapan pengurus BPD dilakukan dengan musyawarahmufakat. Adapun jumlah pengurus BPD Desa Padang Ranah ada 8
orang, terdiri dari : Ketua
: Zulfahendri Wakil Ketua
: Feriadi Sekretaris
: Mona Lisa Anggota
:1. Nurzali 2. Datuak Kotik endah
3. Bahrudin 4. Mahmud
5. Ahmad rasyid 4.3.3 Koperasi Unit Desa KUD
Adapun tujuan pokok dari Unit Desa ini adalah: 1 menjamin terlaksananya program peningkatan produksi pertanian, khususnya produksi pangan,
dan 2 memberikan kepastian kepada masyarakat desa bahwa mereka dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Dengan demikian Unit Desa mengemban fungsi-fungsi penyuluhan pertanian modern, pengolahan dan peningkatan produksi
pertanian, serta juga harus dapat menjamin perkembangan ekonomis wilayahnya Raharjo, 2004: 184.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Padang Ranah KUD difungsikan sebagai sarana simpan pinjam bagi warga desa untuk meningkatkan kesejahteraan
warga khususnya dibidang pertanian. Hal inidiungkapkan oleh salah satu informan yaitu:
“Ya bisa membantu perekonomian di sini, terus kalo mau minjam pun gampang terus jadi lebih sering ketemu
dengan orang lain yang juga anggota di sini, banayak untungnyalah kalo jadi anggota koperasi ini apa apa jadi
ngampang, awak mau minjam duit pun gampang.” Zulkifli
Hal ini juga ditegaskan oleh: “Lumayan membantulah dek, kalau ada koperasikan kami
bisa ngambil barang keperluan pertanian dulu misalnya mau beli bibit,beli pupuk bayarnya nantik nunggu akhir
pekan, ngutanglah istilahnya. Bukan Cuma keperluan pertanian aja yang bisa diutangin, keperluan sehari – hari
kayak beras, minyak bahkan duit pun bisa. Interaksi sesame warga pun sering, karna sering jumpa
dikoperasi.” Sudirman
Universitas Sumatera Utara
Hal ini juga didukung oleh: “Dulu sebelum ada koperasi payah, tau lah orang
kampung ini, dapat duit Cuma sekali seminggu. Kalau lagi ngk ada duit buat beli bibit ya terpaksa ngutanglah
dikoperasi, nantik kalau udah ada uang bayar, untung orang koperasinya ngerti pulak sama keadaan kami.”
Hasan
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa masyarakat Desa Padang Ranah memanfaatkan adanya Koperasi Unit Desa dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya dalam mengolah sistem pertanian sehingga dapat mensejahterakan ekonomi keluarga. Selain itu juga, KUD berperan penting dalam
menguatkan rasa solidaritas sosial di antara masyarakat petani Desa Padang Ranah. 4.3.4 Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK
Mengingat pentingnya peran PKK dalam strategi pembangunan masyarakat desa, maka ditetapkan peraturan perundangan tersendiri bagi
eksistensinya, yakni Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 1984. Dalam Kepmen ini dinyatakan bahwa yang dimaksud KPK adalah gerakan
pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil
dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan dan membina keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera Raharjo, 2004: 179.
Universitas Sumatera Utara
Mengutip dalam Raharjo 2004: 180 bahwa dalam kegiatannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga itu, PKK terkenal dengan 10 program
pokoknya, yakni: -
Penghayatan dan pengamalan Pancasila -
Gotong Royong -
Sandang -
Pangan -
Perumahan dan tata laksana rumah tangga -
Pendidikan dan keterampilan -
Kesehatan -
Mengembangkan kehidupan berkoperasi -
Kelestarian lingkungan hidup -
Perencanaan sehat Pada Desa Padang Ranah kegiatan PKK dilaksanakan oleh ibu-ibu rumah
tangga yang mendukung perkembangan desa menjadi lebih maju dalam segala hal khususnya perkembangan pembangunan desa.
Seperti yang dikemukakan oleh: “Kalau ada perkumpulan gini enak dek, nantik tiap minggu
kami kami ngumpul dibalai desa, paling kalau kegiatan kami menanam tumbuhan obatlah, kayak serei, kunyit,
lengkuas, kan selain bisa buat obat juga bisa buat bumbu dapur. Kan dibelakang kantor desa lumayan luas itu tanah
Universitas Sumatera Utara
kosongnya, nantik kami Tanami singkong sama sayuran, kalau yang magarin bapak bapak lah dek.” Fifi
Hal ini juga diungkapkan oleh “Ibu jadi anggota pkk ini sejak gadis, udah mau jalan 10
tahun lah, dulu awalnya ngak jelas juga arahnya kemana, tapi lama kelamaan, ganti ketua, ganti pengurus, udah jadi
jelas lah kegiatannya. Ada kegiatan mingguan, itu kami adakan hari minggu, karna hari minggu kan hari libur,
karna anggota pkk ini kan dari semua kalangan, ada pegawai, ada pns juga, banyak lah manfaatnya dek, selain
ibik ibuk bisa kompak dalam mengurus desa, banyak hasil juga yang didapat kalau sudah panen dikebun kami.”
Busni Hal ini juga ditegaskan oleh
“Oh, ibuk baru dua tahun ini bergabung, karna baru ditempatkan tugas dipuskesmas sini, jadi gabunglah sama
ibik ibuk ini. Walaupun masih anggota baru, ibuk ibuk yang lain ngk pelit ilmu, nantik diajarkan ini kek mana
cara nanamnya, dulu ibuk tinggal di bukittinggi, ada juga pkk Cuma ibuk
ngk jadi anggota.” Rini
Dari pernyatatan perntayaan diatas data disimpulkan bahwa kegiatan pkk dapat mencitakan kebersamaan, khususnya dikalangan ibu-ibu. Hal ini juga
berpengaruh pada kegiatan lain seperti pada saat adanya gotong royong batobo
Universitas Sumatera Utara
konsi maka ibu-ibu anggota pkk ikut berpartisipasi dalam melancarkan kegiatan kegiatan tersebut.
4.3.5Perwiritan
Perwiritan adalah acara pengajian ibu ibu yang dipimpin oleh seorang ustadz di lingkungan desa padang ranah. Biasanya diadakan setiap jum’at malam.
Acaranya dilakukan secara bergilir dari rumah kerumah. Jumlah anggota perwiritan didesa padang ranah berjumlah 30 orang, jumlah ini bisa bertambah bisa juga
berkurang. Acaranya dimulai dengan shalat magrib berjama’ah, dilanjutkan dengan pengajian dan ceramah. Acara diakhiri dengan makan malam yang telah disiapkan
tuan rumah.
4.3.6 Remaja Surau
remaja surau didesa padang ranah diisi oleh laki laki remaja. Karena didesa ini anak yang sudah beranjak remaja akan dikirim oleh orang tuanya kesurau
untuk mengaji dan shalat.
4.3.7 Batobo Konsi
Jika dilihat dari hasil wawancara dengan para informan, batobokonsi terbentuk dimulai sejak berkembangnya aktifitas bertani di desa ini, para petani
merasa tidak sanggup mengerjakan lahan masing-masingsendiri sehingga merekamengadakan sistem tolong-menolong yang berawal dari gotong royong atau
tolong-menolong antara sesama petani yang masih memiliki ikatan keluarga. Dengan tolong-menolong tersebut para petani menganggap dapat meringankan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
mereka dalam mengelola pertanian, karena para petani merasakan manfaat yang besar dari batobokonsi ini maka diadakan musyawarah untuk membentuk sistem
batobokonsi yang lebih luas bukan hanya antara petani yang memiliki ikatan keluarga namun juga diadakan antara sesama petani di desa padang ranah, sijunjung
sumatera barat. Hal ini seperti yang dikatakan salah satu informan yang merupakan salah satu
petani yang telah lama menetap di Desa padang ranah. “batobokonsi terbentuk karena saya tidak sanggup kerja
sendiri saya butuh bantuan petani lain, begitu juga sebaliknya petani lain juga butuh bantuan saya. waktu itu
saya dan petani lain mupakatmusyawarah, bagaimana caranya supaya kerja lebih ringan dan kami sepakat
menggunakan sistem batobokonsi. Sebelumnya sistem batobokonsi begini...mmm jika petani lain menolong
pekerjaan saya di kebun atau di sawah, dalam satu hari saya harus menyediakam makan siang untuk para petani
yang ikut batobokonsi tersebut. “ Syafaruddin
Begitu juga berdasarkan penuturan Bapak bahwa : “Sistem batobokonsi dari dulu memang sudah ada. Dulu
orang tua saya juga ikut batobokonsi dengan petani lainya, kami
sekarang mengikutinya
berawal dari
ketidaksanggupkan kami bekerja sendiri, bekerja rame- rame mengurangi beban. Waktu itu kami mulai dari
Universitas Sumatera Utara
keluarga sendiri. Saya dan adik saya maupun saudara yang lain sering saling membantu. Kami mulai terbiasa dengan
cara kerja secara bersama-sama, lebih cepat siap lagi kerjanya, kerja sendiri lama. Kalo mau kerja secara bayar,
kami tidak ada uang untuk bayar orang. Lama-lama batobokonsi berlaku bagi semua petani di desa ini karena
batobokonsi ini sangat membantu selain itu juga mengakibatkan sesama petani menjadi lebih akrab dan
dekat.” Hendri
Hal senada juga disampaikan salah satu informan yang telah lama bermata pencaharian sebagai petani :
“batobokonsi telah menjadi sistem kerja secara turun- temurun di desa ini, berawal dari kurangnya modal yang
saya miliki untuk membayar ongkos petani lain yang bekerja di kebun saya. Sehingga kami sering batobokonsi
sesama keluagra sendiri hingga akhirnya ada kesepakatan bersama menggunakan sistem batobokonsi dengan petani-
petani lainnya. Pengaruh pertama akibat adanya batobokonsi bagi petani adalah kehidupan sosial sesama
petani menjadi sangat tinggi dan erat, selain itu batobokonsi juga kegiatan yang membantu sesama yang
merupakan bentuk kepedulian sesama petani.” Nasril
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, terdapat kesamaan jawaban yang menyatakan bahwa awal terbentuknya kegiatan batobokonsi di desa
Universitas Sumatera Utara
padang ranah berawal dari aktifitas yang sudah dilakaukan oleh petani-petani terdahulu. Para petani mengadakan musyawarah untuk mengadakan sistem
batobokonsi disebabkan karena para petani tidak sanggup mengerjakan kebun atau sawah masing-masing, sedangkan aktifitas batobokonsi yang sebelumnya hanya
dilakukan sebatas sesama keluarga dirasakan akan memberikan manfaat yang besar bagi aktifitas pertanian karena dilakukan secara gotong royong sehingga tidak
mengeluarkan biaya yang cukup besar. Selain itu faktor kekurangan modal juga menjadi salah satu faktor pendorong terbentuknya kegiatan batobokonsitersebut,
biasanya bagi para petani desa padang ranah akan membutuhkan modal yang cukup besar ketika mulai menanam bibit karena banyak dan kualitas bibit yang baik akan
sangat berpengaruh pada hasil panen. Dalam perawatan tanaman juga membutuhkan modal yang besar untuk pembelian pupuk dan membayar ongkos orang yang akan
mengerjakan lahan tersebut sehingga dengan adanya batobokonsi akan mengurangi biaya yang dikeluarkan petani untuk membayar ongkos orang kerja karena lahan
dikerjakan dengan cara bergotong royong.
4.4 Proses PelaksanaanBatobokonsi dan Tahapan-Tahapannya
Berdasarkan hasil observasi serta wawancara yang dilakukan terhadap para informan, hampir semua petani yang tinggal didesa padang ranah menggunakan
sistem batobokonsi, kecuali bagi petani yang memiliki banyak modal akan memakai jasa petani lain dengan cara memberikan ongkos bagi petani tersebut. Banyaknya
Universitas Sumatera Utara
petani yang diundang untuk kegiatan batobokonsi disesuaikan dengan luasnya lahan yang akan dikerjakan. Sistem kerja batobokonsibiasanya kan berlangsung secara
bergantian, jika satu hari petani mengadakan batobokonsi maka petani tersebut akan membalasnya satu hari juga ke petani yang lain yang ikut dalam kegiatan
batobokonsitersebut. Tidak harus dengan pekerjaan yang sama, misalnya seperti menanam bitit bisa diganti dalam bentuk memupuk atau memanen. Adapun tahapan-
tahapan yang biasanya berlangsung dalam sistem batobokonsiadalah dimulai dari aktifitas pertanian berupa proses penanaman bibit, perawatan tanaman, memupuk
tanaman, membabat rumput atau memberantas hama sampai memanen hasil pertanian.
Hal ini tergambar dalam wawancara dengan salah satu informan berikut ini : “Bapak rasa hampir semua petani yang tinggal disini
menggunakan sistem batobokonsi. Kalo saya lagi nanam banyak, kan butuh tenaga kerja banyak juga.nantik pas
rapat saya mintak orang yang sesuai buat bekerja ditempat saya Kalo batobokonsi berlangsung satu hari di kebun
saya, maka satu hari juga saya batobokonsidikebun petani yang ikut batobokonsi dikebun saya.kegiatan dalam
batobokonsimulai dari proses penanaman bibit, perawatan tanaman, membabat rumputjuga, memberantas hama
sampai panen.” Zulkifli
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga dengan penuturan salah satu petani sebagai berikut : “Menurut saya hampir semua petani disini ikutan aktifitas
batobokonsi, kecuali petani yang banyak modal karena bisa bayar ongkos petani lain. Paling sering petani
batobokonsi kalo ada nanam bibit, memupuk, lagi panen juga. Tergantung apa yang diajak, balasnya tergantung
berapa hari orang kerja di kebun saya satu atau dua hari balasnya gitu juga, tapi gak harus kerjaanya sama kalo di
ajak memupuk bisa juga balasnya pas panen.” Hasan
Hal yang sama juga disampaikan salah satu informan sebagai berikut. “Menurut uda hampir rata-rata petani disini batobokonsi,
uda kalo pas ikut rapat langsung mintak orang seberapa yang udah butuhkan. Satu hari orang bantuin suda
memupuk, nanti uda balasnya sehari juga tapi gak mesti dengan kerjaan yang sama bisa aja balasnya pas memupuk
atau pas dia panen.” Syarul
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan yang telah dilakukan terhadap petani Desa padang ranah, dalam melaksanakan kegiatan batobokonsi
pembagian kerja sama tidak ada perbedaan pembagian kerja. Dalam kegiatan batobokonsi ada aturan-aturantertentu yang sudah disepakati bersama antara sesama
petani. Seperti penuturan salah satu petani berikut ini “
Universitas Sumatera Utara
“Gak ada perbedaan, Sama semua. Dalam batobokonsi biasanya kami menyediakan makanan ringan, menyediakan
makan siang, dan ketika sore hari menyediakan minum dan makanan ringan lagi.” Sudirman
Begitu juga dengan penuturan salah satu petani sebagai berikut : “kalau dibatobokonsi ini kerjanya sama rata semua ngak
ada yang dibeda bedakan. Dalam batobokonsi pemilik lahan akan menyediakan snack, minuman dan makan siang
bagi peserta batobokonsi yang sedang kerja.” Nasril
Hal yang sama juga disampaikan salah satu informan sebagai berikut : “Semua aktifitas batobokonsi yang dikerjakan sama aja,
ngak ada yang dibeda bedakan,Kalo jam 11 yang punya sawah menyediakan snack dan minum kopi atau minum
teh, menyediakan makan siang, jam-jam tiga istrahat lagi menyediakan minum lagi buat yang sedang kerja.”
Hasan
4.5 Perbedaan Batobo Konsi dengan Sistem Kerja Upah