3 Aspek Bahasa Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian materi ajar, seperti
kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa. Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan emosi
peserta didik dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep dari lingkungan terdekat sampai dengan lingkungan internasional.
4 Aspek Kemutakhiran Kesesuaian dalam aspek kemutakhiran harus sesuai dengan perkembangan ilmu
yaitu materi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan keilmuan terkini, contoh-contoh yang disajikan relevan dan menarik serta mencerminkan peristiwa,
kejadian atau kondisi tertentu. 5 Unsur Grafika
Penampilan fisik pada buku harus dapat membangkitkan motivasi siswa dalam membaca serta mempelajarinya. Yang termasuk unsur grafika antara lain: desain
buku, tipografi, tata letak sampul, dan isi buku. Format buku sesuai dengan format ketentuan UNESCO yaitu ukuran kertas A4 21cmx29,7cm, stuktur kalimat
minimal SPOK, disusun sesuai dengan rencana pembelajaran, mengakomodasi hal- hal atau ide baru dan tidak menyimpang dari falsafah NKRI.
2.2.4 Pengembangan Materi Ajar Menulis Geguritan di Kabupaten Tegal
Pengembangan materi ajar menulis geguritan mencakup pengembangan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa kelas IX SMP di Kabupaten Tegal. Hal
tersebut bertujuan agar memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis geguritan,
sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Dalam pengembangan materi ajar ini diperhatikan penyusunan bahan ajar yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Adapun penyusunan bahan ajar yang baik harus memperhatikan pedoman yang meliputi judul yang sesuai dengan materi, susunan
tampilannya jelas dan menarik, bahasa yang mudah dipahami, mampu menguji pemahaman, adanya stimulan, kemudahan dibaca, materi intruksional Prastowo,
2011:73. Dengan adanya penyusunan bahan ajar tersebut diharapkan dapat memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Materi ajar yang disajikan akan disertai gambar sederhana yang mendukung pesan dari geguritan. Buku materi ajar yang akan dikembangkan disertai dengan
adanya evaluasi. Materi yang sudah disusun kemudian dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen ahli, sehingga produk yang dihasilkan akan sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa. Materi ajar berupa buku yang berisikan materi tentang geguritan, contoh geguritan, dan evaluasi. Dengan adanya pengembangan materi
ajar menulis geguritan untuk siswa kelas IX SMP di Kabupaten Tegal diharapkan dapat menambah pengetahuan terhadap geguritan.
2.2.5 Kerangka Berpikir
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa SMPMTs adalah menulis geguritan. Selama ini, siswa kurang tertarik dalam pembelajaran menulis geguritan,
hal ini dikarenakan keterbatasan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jawa dalam geguritan masih kurang. Dalam kompetensi menulis susastra sederhana yaitu
menulis geguritan, guru cenderung kesulitan dalam memilih bahan ajar yang harus
digunakan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah materi ajar yang kurang fokus menggali kemampuan menulis geguritan dan
kurangnya bahan ajar yang digunakan siswa dan guru. Materi ajar yang berkembang saat ini kurang sesuai dengan konteks kemampuan
siswa dan ketercapaian kompetensi untuk siswa. Melihat kondisi tersebut guru harus pintar memilih dan mempertimbangkan materi ajar mana yang cocok dengan kondisi
siswanya. Dalam pengembangan materi ajar ini disesuaikan dengan kriteria penyajian
dan isi materi ajar. Dengan adanya materi ajar menulis geguritan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan inovasi guru dalam
mengembangakan suatu materi. Dari segi penyajian, materi ajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan
kriteria berikut: 1 tujuan pembelajaran, 2 bertahap sesuai tingkat kerumitan, 3 menarik perhatian siswa, 4 mudah dipahami, 5 mendorong keaktifan siswa,
6 materi saling memperkuat, dan 7 disertai latihan dan evaluasi. Segi isi materi ajar disesuaikan dengan kriteria materi ajar yang baik antara lain: 1 sesuai
kurikulum, 2 sesuai tujuan pembelajaran, 3 sesuai dengan kebenaran bahasa, dan 4 sesuai dengan perkembangan kognitif siswa. Adapun bagan kerangka
berfikir sebagai berikut:
FAKTA PEMBELAJARAN MENULIS GEGURITAN YANG DITEMUI
Penguasaan kosakata bahasa Jawa siswa masih
kurang
PENGEMBANGAN
Guru cenderung kesulitan dalam memilih bahan ajar
yang harus digunakan MATERI AJAR MENULIS
GEGURITAN UNTUK SISWA KELAS IX SMP
DI KABUPATEN TEGAL
Bahan ajar yang digunakan kurang menggali kemampuan siswa dalam menulis geguritan
MANFAAT YANG DIHARAPKAN
1 Peningkatan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa 2 Bahan ajar yang digunakan lebih bervariasi
3 Memberikan inovasi dan kreativitas kepada guru
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir Pengembangan Materi Ajar Menulis Geguritan
untuk Siswa Kelas IX SMP di Kabupaten Tegal
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development RD adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2010:407. Penelitian pengembangan bisa didefinisikan sebagai
metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan atau diarahkan untuk mencari temuan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan,
menguji keefektifan produk, model, metode, strategi, cara, jasa, atau prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan bermakna Putra,
2011:67. Penelitian ini berupa pengembangan produk materi ajar menulis geguritan untuk siswa kelas IX SMP di Kabupaten Tegal. Menurut Borg dan Gall
dalam Sugiyono
2010:408 penelitian
pengembangan Research
and Development atau yang lebih dikenal dengan RD merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mengembangkan atau menvalidasi produk-produk yang digunakan dalam penelitian dan pembelajaran.
Menurut Sugiyono 2013:298 langkah-langkah penelitian pengembangan meliputi beberapa tahap, yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3
desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 ujicoba produk, 7 revisi produk, 8 ujicoba pemakaian, 9 revisi produk, 10 pembuatan produk massal.
Berdasarkan sepuluh tahapan penelitian yang dikemukakan tersebut peneliti melakukan penyederhanaan tahapan menjadi lima tahap karena menyesuaikan
39