Pengaturan fasilitas yang tidak baik ini akan mempengaruhi jarak perpindahan material yang semakin besar. Jarak perpindahan ini menyebabkan
momen perpindahan yang semakin besar. Misalkan untuk wear liner, momen perpindahan yang terjadi mencapai 15.500 buah metertahun.
Demikian halnya dengan lantai produksi, fasilitas pabrik di PT. Apindowaja Ampuh Persada juga memiliki pengaturan yang belum baik. Hal ini
terlihat dari gudang bahan baku yang terdiri dari dua tempat dan berjauhan yang menyebabkan sulitnya pemindahan bahan ke lantai produksi. Hal ini dapat
menjadi pertimbangan dalam merancang ulang tataletak lantai produksi dan fasilitas pabrik.
6.1.2. Analisis Jarak Antar Mesin Awal
Tataletak fasilitas yang kurang baik pada lantai produksi perusahaan menyebabkan jarak antar mesin yang memiliki jarak sangat jauh. Akibatnya jarak
perpindahan bahan dan momen perpindahan bahan yang terjadi semakin tinggi. Contohnya jarak antar mesin potong PO dan mesin rol RO mencapai 22 meter
sehingga untuk menyelesaikan produk AD3 wear liner mencapai momen perpindahan bahan 15500 buah metertahun.
6.1.3. Analisis Hasil Rancangan dengan Rank Order Clustering ROC untuk
Lantai Produksi
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan pendekatan group technology berdasarkan Rank Order Clustering diketahui bahwa hasil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengelompokan terbagi dalam 3 kelompok sel. Dalam hal ini, susunan dan letak mesin pada lantai produksi menjadi berubah. Hal ini dikarenakan oleh
pengelompokan mesin dan part yang sudah dilakukan. Berikut ini hasil pengelompokan mesin dan part yang dihasilkan dari metode Rank Order
Clustering.
Tabel 6.1. Susunan Komponen – Mesin Akhir
Kel. Komponen
Part Kode Mesin yang Dibutuhkan
I AP1, AD8, AD9, AD3, AP2, AP8,
AD10, AP18, AP3, AP4, AD14, AD13, AP6, AP11
PO3, RO, BO2, SC4, LA7, BS, BU6, BR2
II AP15, AP16, AD12, AP17, AP13,
AP9, AD2, AP10, AD1, AP5 PO1, BO3, SC1, LA3,
BU3, BR1, BA, GT1, BL, RE, GD1, JC1
III AD15, AP14, AD7, AP7, AD4,
AP12, AD16, AD11, AD5, AD6 BU3, BR1, GT1, GD1,
JC1, MI, TA, AC
Terdapat beberapa sparepart yang tidak termasuk kedalam ketiga sel. Hal ini diakibatkan hanya tersedianya satu buah mesin tersebut produk yang
membutuhkan mesin tersebut yang terdapat pada sel mesin lain akan berpindah ke sel mesin yang sudah ditempatkan dengan menggunakan material handling dan
produk tersebut dimasukkan ke dalam kelompok sel 3 yaitu AD15, AD7, AD16, AD11, AD5, AD6.
Dari susunan akhir komponen-mesin tersebut menyebabkan jarak antar mesin yang memiliki tingkat kedekatan tinggi semakin dekat. Contohnya jarak
antar mesin potong PO dan mesin Rol RO dari kondisi awal 22 meter menjadi 6,25 meter sehingga untuk menyelesaikan produk AD3 wear liner mencapai
momen perpindahan bahan 8825 buah metertahun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun perbandingan momen perpindahan bahan awal dengan metode ROC dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Perbandingan Momen Perpindahan Produk
Awal Metode
ROC Produk
Awal Metode
ROC AP1
1512 1744,2
AD1 6480
2934
AP2 7738
3522,25 AD2
2565 2044,8
AP3 8900
4890 AD3
15500 8825
AP4 8820
4793,25 AD4
3062,5 1839,05 AP5
1966 750
AD5 2610
1417,5 AP6
3844 3374,35
AD6 3025
2625
AP7
5338 2006
AD7
4009 2128
AP8
4393 3790,75
AD8
2512 1480,95
AP9
1726 1381
AD9
1298 1064,6
AP10
654 433,1
AD10
1330 1340,5
AP11
2928 1545
AD11
1751 3027,25
AP12
2553 1073
AD12
6480 3890,7
AP13
295 210
AD13
384 197,95
AP14
3186 2557
AD14
548 326,2
AP15
3024 804
AD15
3496 2073
AP16
2800 1195
AD16
2870 980
AP17
2260 1155
AP18
1392 1413,2
Total 63329
36637,1 Total
57920,5 36194,5
Faktor koreksi rata-rata = 5
. 121249
6 ,
72831 5
. 121249
= 39,93
Pada Tabel 6.2. terlihat bahwa untuk produk AD6, AP1, AP18, AD10, AD11 terjadi kenaikan momen perpindahan bahan setelah adanya rancangan
alternatif namun tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan perubahan momen perpindahan bahan produk lain yang mencapai faktor koreksi sebesar
39,64.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6.1.4. Analisis Hasil Rancangan dengan Algoritma BLOCPLAN untuk Fasilitas Pabrik