semi flow line production, melalui pengelompokan mesin, pengurangan persediaan barang setengah jadi, pengurangan waktu total, dan lain-lain.
3.5.2. Pembentukan Part Family dan Machine Cell Teknologi Kelompok
Seperti yang telah diuraikan di atas, teknologi kelompok adalah suatu filosofi dari industri manufaktur dimana komponen-komponen diidentifikasi dan
dikelompokkan dengan memanfaatkan kesamaan dalam desain atau proses manufaktur. Komponen-komponen yang dikategorikan sama dikelompokkan
dalam satu famili. Setiap famili mempunyai karakteristik desain atau proses manufaktur yang sama sehingga proses manufaktur menjadi lebih efisien.
Efisiensi ini dicapai dengan menyusun peralatan produksi ke dalam sel-sel, untuk membentuk aliran kerja. Part family didefinisikan sebagai sekelompok komponen
yang mempunyai kemiripan dalam keistimewaan desain atau proses produksinya. Suatu part family mungkin dikelompokkan karena kemiripan desain seperti
bentuk geometris, ukuran, material dan lain-lain. Sekelompok komponen dapat juga dikelompokkan menjadi satu famili karena adanya kesamaan dalam proses
produksinya. Sekelompok komponen dikatakan mempunyai proses produksi yang sama apabila proses produksi, mesin yang digunakan, jenis dan urutan prosesnya
serta kebutuhan alatnya sama.
3.5.3. Metode Dasar Group Technology
8
Metode dasar dalam group technology dapat dilihat pada Gambar 3.3.
8
Andrew Kusiak. Ibid. p. 206-233
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Metode klasifikasi Metode ini digunakan untuk mengelompokkan part menjadi part family
berdasarkan ciri-ciri desainnya. Metode ini terbagi atas: a. Metode visual visual method
Metode visual adalah suatu prosedur semi sistematis, dimana komponen dikelompokkan
berdasarkan kemiripan
dari bentuk
geometrisnya. Pengelompokan dengan metode ini tergantung kepada preferensi personal.
Oleh karena itu, metode ini bisa dipakai pada kasus dimana jumlah komponen lebih sedikit.
b. Metode kode coding method Metode ini merupakan suatu proses yang sistematis dalam menentukan suatu
nilai alphanumerik untuk setiap komponen berdasarkan ciri-ciri tertentu dari suatu komponen. Tiap digitnya menandakan ciri part tersebut, yang dapat
mengelompokkan part, yaitu: a bentuk dnan kompleksitas geometris, b dimensi, c jenis material, d bentuk bahan baku, e keakuratan.
Jadi apabila digunakan sistem sandi atau kode, masing-masing komponen diberi kode yang terdiri dari angka atau huruf, masing-masing kode menunjukkan
kelompok komponen. Sistem pengkodean yang dipakai tergantung pada sejauh mana tingkat informasi yang akan ditonjolkan pada kelima pengelompokan tadi.
Misalnya, sistem pengkodean bisa hanya bentuk dan ukuran yang dicantumkan, apabila penekanan pada kedua poin tersebut yang diperlukan. Ada tiga tipe dasar
yang dapat digunakan, yaitu
9
:
9
Groover, Mikell P.Op. cit. p. 426-427
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Monocode Pengkodean monocode merupakan sebuah struktur pohon yang memberikan
informasi tentang digit yang terikat, dimana setiap urutan symbol bergantung pada simbol yang mendahuluinya. Pengkodean seperti ini dapat dilihat pada
Gambar 3.4.
Metode Group Technology
A. Classification
B. Clustering Analysis
Visual Method Coding Method
Mathematical Programming
Formulation Geveralize P- median model
P- median Quadratic Programming Model
Biparte Graph Transition Graph
Boundary Graph Graph
Formulation Matrix
Formulation Cluster Identification Algorithm
Cost Based Method Extended Cluster Algorithm
Sort Based Algorithm Similiarity Coefficient Method
` `
Gambar 3.3. Metode Group Technology
Polycode, artinya bahwa nilai digit tertentu selalu mengindikasikan fitur yang sama dan sangat mudah membacanya. Pengkodean ini tidak tergantung pada
nilai simbol yang mendahuluinya, seperti pada Gambar 3.5. Hybrid, merupakan perpaduan di antara kedua pengkodean monocode dan
polycode, seperti pada Gambar 3.6. Untuk membedakan antara monocode dan polycode, dipertimbangkan dari
2 digit angka kode dari suatu part. Misalnya angka 15 dan 25. Di dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
monocode, angka 1 berarti angka yang menunjukkan part berbentuk silinder sedangkan angka 2 menunjukkan part berbentuk persegi. Digit kedua, yaitu angka
5 tergantung pada nilai dari digit yang pertama. Jika digit sebelumnya 1, maka angka 5 menunjukkan rasio diameter part. Jika digit sebelumnya 2, maka angka 5
menunjukkan panjang part. Dalam polycode, angka 5 memiliki arti yang sama tanpa bergantung pada angka 1 dan angka 2. Misalnya, angka 5 menunjukkan
panjang part. Hybrid merupakan perpaduan antara monocode dan polycode.
1. Steel 2. Copper
3. Bronze
1. 5 m Diameter ≤ 10 m
2. 10 m Diameter ≤ 15 m
3. 15 m Diameter ≤ 20 m
1. center tidak punya lubang
2. center tidak punya lubang
1. center memiliki satu lubang
2. center memiliki dua lubang
1. center tidak punya lubang
2. center memiliki 3 lubang
Gambar 3.4. Sistem Monocode Lubang
Dari Gambar 3.4, misalkan kode part yang diberikan adalah 312. Maka arti dari kode tersebut adalah part tersebut terbuat dari bahan bronze, dengan
5m Diameter ≤ 10m dengan memiliki satu lubang pada centernya. Artinya
bahwa digit kedua mempengaruhi digit ketiga. Jika diberikan kode sebuah part 312, dari Gambar 3.5 dapat diartikan
bahwa part tersebut terbuat dari bahan bronze, 5m Diameter ≤ 10 m, dan
memiliki satu lubang pada pusatnya. Dari sini bisa dilihat, bahwa setiap digit tidak mempengaruhi digit selanjutnya karena untuk semua part. Misalnya, digit kedua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tidak akan berpengaruh ke digit ketiga. Karena untuk setiap part arti simbol dalam digit tersebut memiliki arti yang sama.
1. Steel 2. Copper
3. Bronze
1. 5 m Diameter ≤ 10 m
2. 10 m Diameter ≤ 15 m
3. 15 m Diameter ≤ 20 m
1. center tidak punya lubang 2. center memiliki 1 lubang
3. center memiliki 2 lubang
Gambar 3.5. Sistem Polycode
Dalam sistem hybrid, kode part menunjukkan penggabungan pengkodean dengan monocode dan polycode, seperti pada Gambar 3.6. Misalkan kode part
3123, maka part terbuat dari bahan bronze, 5m Diameter ≤ 10m, memiliki satu
lubang pada centernya serta 15m Tinggi ≤ 20m.
2. Metode analisis cluster cluster analysis method Dasar pengelompokan pekerjaan pada metode analisis cluster adalah bobot
dari objek, yakni pengelompokan objek menjadi kelompok yang homogen berdasarkan pada ciri-ciri objek.
Penerapan analisis cluster pada group technology adalah pengelompokan part menjadi part family dan mesin-mesin ke dalam sel-sel mesin. Untuk
memodelkan masalah teknologi kelompok dapat digunakan salah satu dari tiga formulasi berikut, yaitu: a formulasi matriks, b formulasi matematis, c
formulasi grafik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Steel 2. Copper
3. Bronze
1. 5 m Diameter ≤ 10 m
2. 10 m Diameter ≤ 15 m
3. 15 m Diameter ≤ 20 m
1. center tidak punya lubang
2. center tidak punya lubang
1. center memiliki satu lubang
2. center memiliki dua lubang
1. center tidak punya lubang
2. center memiliki 3 lubang
1. 5 m Diameter ≤ 10 m
2. 10 m Diameter ≤ 15 m
3. 15 m Diameter ≤ 20 m
4. 20 m Diameter ≤ 25 m
Gambar 3.6. Sistem Hybrid
Dalam formulasi matriks dihasilkan matriks mesin-part matriks insiden, aij yang berisi elemen bernilai 1 dan 0, yang diartikan sebagai berikut:
1 : bila mesin i digunakan untuk mengerjakan part j. 0 : bila mesin i tidak digunakan untuk menghasilkan part j.
Hasil analisis cluster memberi dua kemungkinan, di antaranya: a. Cluster yang terpisah sempurna atau mutually separable cluster MSC
MSC merupakan hasil pengelompokan yang ideal. Analisis cluster yang dilakukan menghasilkan blok MC machine cell dan PF part family yang
benar-benar terpisah. Artinya, sebuah sel mesin benar-benar hanya dipakai untuk mengerjakan satu part family, seperti pada Gambar 3.7. Demikian juga
sebuah part family hanya dikerjakan di dalam satu sel mesin. Part family merupakan kelompok part-part yang sejenis, dikarenakan kemiripan
ukurannya, bentuk geometrisnya atau juga karena langkah-langkah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
produksinya. Sedangkan machine cell merupakan kelompok mesin-mesin yang dilalui part-part yang sama. Namun hal ini sangat jarang bisa didapat, karena
keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
Gambar 3.7. Mutually Separable Cluster MSC
b. Cluster yang terpisah sebagian atau partially separable cluster PSC PSC menandakan bahwa sistem produksi yang akan diterapkan group
technology tidak dapat didekomposisikan secara murni, seperti pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Partially Separable Cluster PSC
Dari gambar di atas terlihat bahwa part 5 membutuhkan pengerjaan di mesin 1 dan mesin 3 yang terletak di mesin yang berbeda, yaitu MC-1 dan MC-2. Part
4 disebut dengan exceptional part, yaitu part yang dikerjakan lebih dari satu sel. Mesin 1 disebut sebagai bottleneck machine, yaitu mesin yang dibutuhkan
untuk pengerjaan part yang terletak di sel yang lain atau mesin yang dibutuhkan untuk pengerjaan lebih dari satu part family.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5.4. Rank Order Clustering ROC