Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Employee Engagement Pada Karyawan PT. Perkebunan X

36

D. Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Employee Engagement Pada Karyawan PT. Perkebunan X

Employee engagement pertama kali dikemukakan oleh kelompok peneliti Gallup Endres Smoak, 2008. Mereka mengklaim bahwa employee engagement dapat memprediksi peningkatan kinerja pada karyawan, profitabilitas, mempertahankan karyawan, menghasilkan kepuasan konsumen, serta keberhasilan untuk organisasi Bates, 2004; Baumruk, 2004; Richman, 2006. Penelitian mengenai employee engagement yang dilakukan oleh Desai, Majumdar Prabhu 2010 menemukan bahwa tingkat engagement karyawan akan meningkat jika karyawan merasa perusahaan memiliki keperdulian terhadap mereka, menghargai mereka, memberi kebebasan dan adanya komunikasi yang baik dengan para atasan, sikap empati atasan mereka, penghargaan atas usaha mereka dalam mencapai tujuan perusahaan serta kebebasan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penyataan Paradise 2008 yang menyatakan bahwa employee engagement adalah hasil dari kondisi pekerjaan yang mendukung seperti reputasi organisasi sebagai perusahaan yang baik, ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas kinerja yang tinggi serta penyampaian visi yang jelas dari top management mengenai keberhasilan yang diraih untuk jangka panjang. Crabtree 2011 menyatakan bahwa employee engagement berhubungan dengan kesejahteraan pribadi. Rath 2011 menyatakan bahwa kesejahteraan menciptakan keterikatan dan meningkatkan produktivitas. Penelitian lain juga menemukan hasil yang positif dari engagement terhadap karyawan seperti kepuasan terhadap karir Koyuncu, Burke Fiksenbaum, 2006, mengurangi keinginan untuk Universitas Sumatera Utara 37 berpindah kerja Hallberg Schaufeli, 2006; Schaufeli Bakker, 2004 dan mengurangi masalah kesehatan serta burnout pada karyawan Bakker, Emmeric Euwama, 2005; Koyuncu, Burke Fiksenbaum, 2006. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Llorens, Bakker, Schaufeli Salanova 2006 menemukan bahwa engagement sebagai prediktor signifikan dari komitmen organisasi. Robinson dan Hayday dalam Rastogi, 2012 menyatakan bahwa posisi keterikatan sebagai kombinasi dari aspek-aspek yang dihadapi perusahaan berupa komitmen, organizational citizenship behavior dan motivasi. Karyawan yang memiliki keterikatan akan termotivasi untuk memberikan usaha terbaiknya Marciano, 2010. Sebaliknya hasil dari rendahnya keterikatan karyawan tidak hanya berdampak pada kinerja tetapi juga meningkatkan keinginan berpindah, menurunkan kepuasan pelayanan pelanggan dan meningkatkan ketidakhadiran Cataldo 2011. Lebih jauh Bowles Cooper 2009 yang menyatakan bahwa engagement merupakan hasil dari semangat kerja yang tinggi, lebih jauh dikatakan bahwa ketika kondisi lingkungan dipersepsikan positif baik secara fisik maupun psikososial maka karyawan akan mengalami perasaan sejahtera yang membangkitkan semangat kerja, ia akan bekerja dengan penuh antusias untuk menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik. Ketika semangat kerja pada level yang tinggi, maka akan memicu perilaku karyawan yang memiliki engagement yaitu advocacy, going to the extra mile, menolong orang lain, komitmen dsb. Dengan kata lain, engagement pada karyawan akan muncul ketika karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi. Mcknight, Ahmad Schroeder 2001 menyatakan bahwa semangat kerja merupakan derajat dimana karyawan merasa senang dengan lingkungan kerjanya. Semangat kerja yang dimiliki oleh setiap karyawan merupakan sikap mental yang Universitas Sumatera Utara 38 mampu memberikan dorongan bagi seseorang untuk dapat bekerja lebih giat, cepat, dan baik. Semangat kerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas kerja. Semangat kerja adalah kesinambungan dari situasi yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang akan mempengaruhi sikap dan keinginan seseorang untuk bekerja dengan giat dan kemudian akan mempengaruhi orang lain di lingkungan kerjanya Halsey, 2003. PT. Perkebunan X masih mengalami hambatan dalam memperoleh karyawan yang memiliki semangat kerja yang tinggi, hal ini dikarenakan masih banyaknya karyawan yang belum bekerja secara optimal bahkan cenderung bekerja seadanya. Permasalahan mengenai rendahnya semangat kerja karyawan haruslah diatasi sedini mungkin untuk meningkatkan employee engagement dan mencegah terjadinya penurunan kinerja.

E. Hipotesis Penelitian