Analisis Strategi Pemasaran Pada Coruca Coffee Shop

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

PADA CORUCA COFEE SHOP KISARAN

SKRIPSI

DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperolehGelarSarjana (S1) Pada Program StudiIlmuAdministrasiNiaga/ Bisnis

FakultasIlmuSosial Dan IlmuPolitik

100907084

AGUS SEPTIYAN KAMAL SITORUS

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA CORUCA COFEE SHOP KISARAN Nama : Agus Septiyan Kamal Sitorus NIM : 100907084

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Ir. Eddy Aswari, MM

Persaingan yang ketat dalam dunia usaha mengharuskan para pengusaha untuk menggunakan pendekatan-pendekatan (strategi) yang tepat dalam memasarkan produk agar dapat menjamin kelangsungan ataupun dapat mengembangkan usaha yang di jalaninya. Perumusan dan penerapan strategi pemasaran tidak hanya ditujukan bagi perusahaan besar, pada usaha berskala kecil ataupun mikro juga membutuhkannya agar dapat bersaing, tidak terkecuali Coruca Coffee Shop. Usaha yang baru berdiri di awal tahun 2013 ini belum dapat berkembang secara signifikan karena memiliki permasalahan seputar pendekatan yang dilakukan dalam pemasaran usahanya.

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan oleh Coruca Coffee Shop melalui analisis lingkungan internal dan eksternal, (2) Mengetahui alternative strategi pemasaran yang tepat untuk dapat digunakan dalam menjawab permasalahan Coruca Coffee Shop

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT, matrik IFAS, matrik EFAS, dan matrik SWOT.

Dari hasil analisis lingkungan internal diketahui nilai nilai strenght (kekuatan) lebih kecil dari nilai weakness (kelemahan) dengan selisih sebesar (-) 0,226. Sedangkan dari hasil analisis lingkungan eksternal diketahui nilai peluang lebih besar dari nilai ancaman dengan selisih sebesar (+) 0,031.Sehingga diketahui posisi Coruca Coffee berada pada kuadran 3. Pada kondisi ini, strategi yang dapat ditempuh adalah strategi turnaround dengan alternatif strategi pemasaran berdasarkan matrik SWOT, yaitu: (1) mengoptimalkan promosi dengan media-media yang dapat digunakan, (2) mengurus legalitas usaha untuk menghindari penertiban dari pemerintah daerah dan membuka kesempatan bagi usaha ini untuk menerima modal tambahan dari bank-bank yang ditunjuk untuk menyalurkan kredit bagi UKM, (3) mengelola manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan pencatatan arus kas

Kata Kunci: Persaingan Usaha, Strategi Pemasaran, Coruca Coffee shop, Analisis SWOT, Matrik IFAS, Matrik EFAS, Matrik SWOT


(3)

ANALYSIS OF MARKETING STRATEGY CORUCA COFFEE SHOP KISARAN Author : Agus Septiyan Kamal Sitorus NIM : 100907084

Faculty : Social and Political Science Departmen : Business Administration Advisor : Ir. Eddy Aswari, MM

Intense competition in the business, requires entrepreneurs to use approaches (strategies) that fit in the product marketing in order to ensure continuity of business or can develop in live it. Formulation and implementation of marketing strategies not only for companies with large scale, but also at the micro-and small-scale business need to be able to compete, as well as Coruca Coffee Shop. This new business established in early 2013 and have not been able to grow significantly as it has the problem of the approach taken in the marketing efforts.

The purpose of this study was to determine: (1) To identify the marketing strategies undertaken by Coruca Coffee Shop through the analysis of the internal and external environment, (2) Finding alternative marketing strategies that can be used in addressing the problems of Coruca Coffee Shop.

The method used in this study is a descriptive study with a qualitative approach. The data and information research consisted of primary and secondary data. The analytical is used a SWOT analysis, matrix IFAS, EFAS matrix, and SWOT matrix.

From the analysis of the internal environment is known values of strength (strength) is smaller than the value of weakness (weakness) with a difference of (-) 0.071. While the results of the analysis of the external environment is known the probability to grow is greater than the value of the threat to the difference of (+) 0.358. So known position Coruca coffee shop is in quadrant 3. In this condition, a strategy that can be taken is the turnaround strategy with alternative marketing strategies based on SWOT matrix among others: (1) optimize promotions with media that can be use, (2) obtain a business license in order to avoid enforcement of the local government and an opportunity for these businesses to receive additional capital from designated banks to channel credit to small scale businesses, (3) to manage business management, especially with regard to the recording of cash flows

Key word : Competition, Marketing Strategic, Coruca Coffee Shop, SWOT Analysis, Matrix IFAS, EFAS Matrix, SWOT Matrix


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Pada Coruca Coffee Shop”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1). Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta motivasi dari banyak pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku KetuaJurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4. BapakIr. Eddy Aswari, MM selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini.

5. Kak Siswati Saragih, S.Sos, M.Sp dan abang M. Farid SH selaku staff administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu


(5)

6. Bapak Rudi selaku pemilik usaha Coruca Coffee Shop yang telah banyak meluangkan waktu

7. Kedua orang tua, yaitu Bapak Ilham Sitorus dan Ibu Fauziah yang telah menjadi orang tua yang luar biasa selama ini.

8. Kelima kakak saya yaitu: Fachrina Irawati Sitorus, Fachrini Irmayani Sitorus, Suci Melia Sitorus, Adha Rizkika Sitorus dan Nurul Novianti Sitorus dan abang-abang saya yaitu: Jimi Panggabean, Rian Adriansyah dan Adi Chandra Manurung, tak lupa kedua keponakan Clarisa Aurelia Panggabean dan Athariz Ad zaki Panggabean

Akhirnya, penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dari segi teknik penulisan isi maupun penyajian, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Medan, Juni 2014


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Definisi Strategi ... 9

2.2. Definisi Pemasaran ... 8

2.2.1.Konsep pemasaran ... 10

2.2.2.Unsur-unsur utama pemasaran ... 11

2.2.3.Lingkungan Pemasaran ... 15

2.2.4.Proses Pemasaran ... 19

2.3. Bauran Pemasaran ... 21

2.4. Strategi pemasaran ... 23


(7)

2.6. Analisis Swot ... 27

2.7. Matrik IFAS ... 28

2.8. Matrik EFAS ... 30

2.9. Matriks SWOT ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bentuk Penelitian ... 35

3.2. Lokasi Penelitian ... 35

3.3. Informan Penelitian ... 36

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 36

3.5. Definisi konsep ... 37

3.6. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan ... 39

4.1.1.Sejarah Coruca Cofee Shop ... 39

4.1.2.Visi dan Misi dari coruca coffee shop ... 40

4.1.3.Lokasi coruca coffee shop ... 40

4.1.4.Struktur organisasi dan pembagian tugas ... 41

4.1.5.Sumber Daya Manusia ... 43

4.1.6.Sarana dan prasarana ... 43

4.1.7.Produk yang ditawarkan ... 44


(8)

4.2. Identitas Informan ... 47

4.3. 4.4. Bauran pemasaran ... 50

Segmentation, Targeting, Positioning... 48

4.5. Lingkungan Pemasaran ... 52

4.6. SWOT Corucca Coffee Shop ... 58

4.7. Matrik IFAS Coruca Coffee Shop ... 65

4.8. Matrik EFAS Coruca Coffee Shop ... 67

4.9. Analisa posisi Coruca Coffee Shop ... 68

4.10 Alternatif strategi pemasaran Coruca Coffee Shop ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pemasaran ... 20 Gambar4.1 Struktur Organisasi Corucca Coffe Shop ... 41 Gambar 4.2 Diagram SWOT ... 68


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 IFAS ... 30 Tabel 2.2 EFAS ... 32 Tabel 2.3 Matriks SWOT ... 33 Tabel 4.1 Identifikasi Strengths, Weaknesses, Opportunities,

Threaths ... 65 Tabel 4.2 Internal Factor Analysis Summary (IFAS) ... 66 Tabel 4.3 External Factor Analysis Summary (EFAS) ... 67


(11)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA CORUCA COFEE SHOP KISARAN Nama : Agus Septiyan Kamal Sitorus NIM : 100907084

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Ir. Eddy Aswari, MM

Persaingan yang ketat dalam dunia usaha mengharuskan para pengusaha untuk menggunakan pendekatan-pendekatan (strategi) yang tepat dalam memasarkan produk agar dapat menjamin kelangsungan ataupun dapat mengembangkan usaha yang di jalaninya. Perumusan dan penerapan strategi pemasaran tidak hanya ditujukan bagi perusahaan besar, pada usaha berskala kecil ataupun mikro juga membutuhkannya agar dapat bersaing, tidak terkecuali Coruca Coffee Shop. Usaha yang baru berdiri di awal tahun 2013 ini belum dapat berkembang secara signifikan karena memiliki permasalahan seputar pendekatan yang dilakukan dalam pemasaran usahanya.

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan oleh Coruca Coffee Shop melalui analisis lingkungan internal dan eksternal, (2) Mengetahui alternative strategi pemasaran yang tepat untuk dapat digunakan dalam menjawab permasalahan Coruca Coffee Shop

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT, matrik IFAS, matrik EFAS, dan matrik SWOT.

Dari hasil analisis lingkungan internal diketahui nilai nilai strenght (kekuatan) lebih kecil dari nilai weakness (kelemahan) dengan selisih sebesar (-) 0,226. Sedangkan dari hasil analisis lingkungan eksternal diketahui nilai peluang lebih besar dari nilai ancaman dengan selisih sebesar (+) 0,031.Sehingga diketahui posisi Coruca Coffee berada pada kuadran 3. Pada kondisi ini, strategi yang dapat ditempuh adalah strategi turnaround dengan alternatif strategi pemasaran berdasarkan matrik SWOT, yaitu: (1) mengoptimalkan promosi dengan media-media yang dapat digunakan, (2) mengurus legalitas usaha untuk menghindari penertiban dari pemerintah daerah dan membuka kesempatan bagi usaha ini untuk menerima modal tambahan dari bank-bank yang ditunjuk untuk menyalurkan kredit bagi UKM, (3) mengelola manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan pencatatan arus kas

Kata Kunci: Persaingan Usaha, Strategi Pemasaran, Coruca Coffee shop, Analisis SWOT, Matrik IFAS, Matrik EFAS, Matrik SWOT


(12)

ANALYSIS OF MARKETING STRATEGY CORUCA COFFEE SHOP KISARAN Author : Agus Septiyan Kamal Sitorus NIM : 100907084

Faculty : Social and Political Science Departmen : Business Administration Advisor : Ir. Eddy Aswari, MM

Intense competition in the business, requires entrepreneurs to use approaches (strategies) that fit in the product marketing in order to ensure continuity of business or can develop in live it. Formulation and implementation of marketing strategies not only for companies with large scale, but also at the micro-and small-scale business need to be able to compete, as well as Coruca Coffee Shop. This new business established in early 2013 and have not been able to grow significantly as it has the problem of the approach taken in the marketing efforts.

The purpose of this study was to determine: (1) To identify the marketing strategies undertaken by Coruca Coffee Shop through the analysis of the internal and external environment, (2) Finding alternative marketing strategies that can be used in addressing the problems of Coruca Coffee Shop.

The method used in this study is a descriptive study with a qualitative approach. The data and information research consisted of primary and secondary data. The analytical is used a SWOT analysis, matrix IFAS, EFAS matrix, and SWOT matrix.

From the analysis of the internal environment is known values of strength (strength) is smaller than the value of weakness (weakness) with a difference of (-) 0.071. While the results of the analysis of the external environment is known the probability to grow is greater than the value of the threat to the difference of (+) 0.358. So known position Coruca coffee shop is in quadrant 3. In this condition, a strategy that can be taken is the turnaround strategy with alternative marketing strategies based on SWOT matrix among others: (1) optimize promotions with media that can be use, (2) obtain a business license in order to avoid enforcement of the local government and an opportunity for these businesses to receive additional capital from designated banks to channel credit to small scale businesses, (3) to manage business management, especially with regard to the recording of cash flows

Key word : Competition, Marketing Strategic, Coruca Coffee Shop, SWOT Analysis, Matrix IFAS, EFAS Matrix, SWOT Matrix


(13)

BAB I PENDAHULIAN

1.1 Latar belakang

Era globalisasi berakibat pada perkembangan di dunia usaha yang semakin cepat dan juga ketat dalam konteks persaingan, hal ini menyebabkan organisasi yang bergerak di dunia usaha di tuntut untuk kompetitif agar dapat sekedar bertahan ataupun mengembangkan usaha yang di jalani, ini hanya dapat di lakukan jika seorang pengusaha dapat mengidentifikasi kebutuhan (Need) serta keinginan (Want) dari konsumen. Memasuki dunia usaha berarti harus siap dengan konsekuensi persaingan dalam merebut segmen pasar yang sangat kompleks, dunia usaha dewasa ini mengalami perubahan setiap saatnya, cenderung tidak ada yang pasti dalam usaha kecuali perubahan itu sendiri.

Keadaan yang kurang lebih sama terjadi pada bisnis kuliner, bisnis kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan persaingan yang ketat untuk di jalani, di karenakan banyaknya pengusaha khususnya di sektor usaha kecil menengah yang tertarik untuk menekuni bidang usaha ini. Namun peluang pada bisnis kuliner di sektor usaha kecil menengah masih sangat besar, pernyataan Menteri Koperasi dan UKM Sjarifudin Hasan pada harian Koran Jakarta pada oktober 2012 mengatakan bahwa Indonesia sebagai Negara besar dengan 17.504 pulau dan 240 juta penduduk merupakan pasar yang besar bagi makanan dan minuman, bapak Sjarifudin hasan menambahkan Sebagai Negara terbesar konsumen makanan di


(14)

asia tenggara sepantasnya lah kita, pemerintah, dan dunia usaha mampu menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang cukup, baik dalam bentuk makanan dan minuman yang segar maupun produk olahan yang di hasilkan oleh pelaku UKM dan Koperasi dalam negeri, hal tersebut mengisaratkan masih besarnya kesempatan untuk untuk menekuni usaha bidang kuliner.

Salah satu yang menjadi peluang untuk bisnis sektor UKM adalah bisnis pengolahan kopi, di beberapa kota di Indonesia sedang digalakkan industri kopi di sektor hilir sebagai salah satu upaya meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri (domestik), dari sebanyak 750.000 ton produksi kopi Indonesia pada tahun 2012, hanya 30% yang masih diserap untuk konsumsi lokal. Selebihnya, 70% diekspor ke sejumlah negara di belahan dunia. “Yang terbesar sampai saat ini masih ke Amerika,” kata Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), ada pun kenaikan konsumsi dalam negeri memang sudah mengalami kenaikan, meskipun belum sampai 1%. Padahal, pasar untuk dalam negeri sendiri masih sangat besar bila dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang pada tahun 2012 telah mencapai 230-an juta jiwa. Artinya, potensi bisnis untuk pasar domestik masih sangat besar. Selain dengan cara memproduksi kopi instan dalam kemasan sachet, membuka kafe merupakan satu bisnis yang kian menjanjikan.

Pada saat ini bisnis Warung Kopi sangat banyak di temui di berbagai daerah, hal ini menyebabkan konsumen mempunyai banyak opsi dalam hal


(15)

memilih tempat, baik untuk sekedar menikmati minuman kopi maupun untuk nongkrong atau melakukan aktifitas lainnya seperti melakukan pertemuan di warung kopi yang berkonsep café, pada akhirnya hal ini menimbulkan persaingan yang ketat bagi para entrepreneur yang menggeluti bidang tersebut, tentu hal ini menuntut para pengusaha Warung kopi untuk selalu tanggap dan dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi persaingan, mereka bersaing untuk dapat menguasai pasar, ini di tunjukkan dengan banyaknya gerai Cofee shop yang muncul baik yang bersifat lokal maupun internasional. Seperti yang terjadi di kota

medan. Jumlah kafe maupun

Di kota kisaran terdapat banyak warung kopi namun masih berkonsep warung pinggir jalan sedangkan untuk warung kopi dengan konsep café mulai bermunculan, ini membuat persaingan dalam merebut pasar penikmat kopi cukup ketat. Dengan adanya situasi persaingan tersebut menyebabkan pemilik atau pengusaha coffee shop tidak hanya harus mampu menjual produk dan jasanya, tapi juga harus memiliki kemampuan pemasaran yang mumpuni, agar dapat menguasai pangsa pasar penikmat kopi di kota ini.

bertambah drastis mengisi hampir tiap titik kota ini. Kalau dihitung, sedikitnya ada puluhan kafe baru berdiri. Dengan kata lain, bisnis ini tampaknya kian menjanjikan.

Coruca Cofee Shop yang di miliki oleh bapak Rudi dan di kelola bersama sang istri berlokasi di jalan HOS.Cokroaminoto kisaran, adalah sebuah café yang menyediakan kopi dan menu lainnya yang baru saja mulai berdiri pada awal tahun 2013, Cofee shop ini sendiri memiliki keunggulan yaitu selain harganya yang


(16)

relatif murah dan konsep café yang di usung untuk sebuah warung kopi yang belum banyak ada di kota kisaran, namun usaha ini bukan tanpa kendala, kurangnya kemampuan pemilik usaha dalam hal pemasaran menyebabkan usaha ini cenderung belum dapat bersaing dalam hal jumlah konsumen, berdasarkan hasil pra penelitian yang penulis lakukan, penulis mendapati bahwa jumlah pengunjung hanya berkisar 20-25 pengunjung/hari, selama ini upaya pemasaran yang di lakukan hanya dengan menyediakan kebutuhan bagi konsumen berupa makanan dan minuman dan hanya melakukan promosi yang bersifat pasif melalui Banner yang hanya di tempatkan di gerai Cofee Shop serta mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, hal ini tentu tidak efektif mengingat usaha ini masih terbilang baru sehingga perlu banyak publikasi melalui media yang bisa dimanfaatkan seperti situs jejaring sosial,brosur ataupun mengadakan event-event untuk menarik perhatian dari khalayak.

Penelitian Galih dammar kusmono (2012) dengan judul analisis strategi pemasaran café lampiri dalam memasuki persaingan pasar persaingan di Jakarta, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh “Café Lampiri” mencakup satu strategi agresif, yang berarti perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Kekuatan yang dimiliki oleh Café lampiri mencakup image yang baik, cita rasa makanan yang sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia, akses kendaraan menuju lokasi yang mudah dijangkau, namun masih banyak kekurangan dari café ini serta ancaman dari pesaing baru yang banyak bermunculan.


(17)

Penelitian yang dilakukan oleh Reni Maulidia Rahmat (2012) dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Pada PT.Koko Jaya Prima Makasar menyimpulkan bahwa strategi utama PT.Koko Jaya Prima adalah strategi growth (perkembangan) dimana PT.Koko Jaya prima dapat mengembangkan dealer dan bengkelnya dengan cara mengemban tenaga pekerja serta memanfaatkan promosi yang lebih baik, selain itu berdasarkan matriks SWOT maka dapat disimpulkan beberapa pengembangan melalui pertimbangan faktor internal dan eksternal perusahaan yang dapat bermanfaat bagi kemajuan PT.Koko Jaya Prima

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri Adhanareshawari Hamardika Ningrum (2010) yang berjudul Analisi strategi Pemasaran Usaha Jasa pembuatan Dan Perbaikan Furniture UD.Suryani Furniture Bogor,Jawa Barat menyimpulkan bahwa UD.Suryani Furniture menghasilkan alternative strategi pemasaran yang antara lain dapat memperluas pangsa pasar, mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, meningkatkan kualitas produk, memperbaiki system manajemen, memperkuat modal melalui bekerja sama dengan instansi pemerintahan,menetapkan strategi harga pasar untuk menghadapi persaingan, meningkatkan promosi, meningkatkan tekhnologi dan meningkatkan kreatifitas SDM, selain itu hasil matriks QSPM menunjukkan bahwa strategi harus dilakukan UD.Suryani Furniture adalah dengan menetapkan strategi harga pasar untuk menghadapi persaingan.

Sri Yati Prawitasari (2010) yang berjudul Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing Pada dealer Honda tunggul sakti di


(18)

Semarang, hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah strategi Investasi, dimana posisi perusahaan berada pada posisi aman dan jenis usaha ideal. Strategi Investasi ini berarti lingkungan perusahaan mendukung untuk melakukan investasi dan kemudain menuai hasil (Harvesting). Perusahaan dapat menggunakan strategi perusahaan sebelumnya dengan memperbaiki kelemahan perusahaan dan menghindari atau bertahan melawan ancaman perusahaan dengan menciptakan strategi yang lebih berdaya saing.

Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Farola Bram (2005) dengan judul Analisis Efektifitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT.Rambang Dengan Menggunakan Epic Model dengan hasil bahwa efektifitas iklan dari keempat faktor epic tersebut dinyatakan efektif karena berdasarkan analisa dan pembahasan di dapatkan hasil perhitungan dari masing-masing variabel yang menyimpulkan bahwa ternyata faktor Communication menjadi faktor yang paling dominan di antara faktor lainnya. Perusahaan dapat lebih menekankan pada peningkatan dan mempertahankan mempertahankan factor dominan ini dalam upaya mempertahankan efektifitas iklan. Analisis regresi yang dilakukan tehadap variabel biaya promosi sebagai variable independen/bebas dan Volume penjualan sebagai variabel Dependen/terikat juga menunjukkan efektifitas kegiatan promosi yang dilakukan secara signifikan. Hal ini terlihat dari analisis korelasi, uji F, uji T, dan parameter


(19)

regresi yang memberikan hasil yang signifikan terhadap efektifitas kegiatan promosi terhadap peningkatan volume penjualan.

Dari uraian di atas, peneliti ingin melihat upaya pemasaran apa yang selama ini dilakukan oleh Coruca Cofee Shop. Pada penelitian ini penulis mengambil judul : “ Analisis Strategi Pemasaran Pada Coruca Cofee Shop” Jalan HOS.Cokroaminoto Kisaran”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar Belakang Permasalahan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Dengan mengidentifikasi melalui analisis lingkungan internal dan eksternal Bagaimana strategi pemasaran Coruca Coffee Shop?

2. Bagaimana Alternatif Strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh Coruca Cofee Shop?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan oleh Coruca Cofee Shop melalui analisis lingkungan internal dan eksternal.

2. Mengetahui alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk dapat digunakan dalam menjawab permasalahan Corucca Cofee Shop

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi objek penelitian (Coruca Cofee Shop)


(20)

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memperbaiki strategi pemasaran Coruca Cofee Shop berdasarkan analisis SWOT

2. Bagi Penulis/peneliti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teori-teori yang di peroleh di bangku kuliah dengan realita yang terjadi di lapangan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan strategi pemasaran

3. Bagi peneliti lanjutan

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian dengan objek atau masalah yang sama di masa yang akan datang.


(21)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Definisi Strategi

Strategi di definisikan sebagai pola atau tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah di rumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan (Fandy Tjiptono,2008:3).

Sementara itu Steiner dan Miner dalam Rangkuti (2013:4) mengatakan bahwa strategi merupakan respon yang terus-menerus maupun adaptatif terhadap peluang dan ancaman eksternal perusahaan serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang akan mempengaruhi perusahaan.

Dari dua pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Strategi di definisikan sebagai pola atau tanggapan atau respon organisasi terhadap peluang dan ancaman eksternal perusahaan serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang akan mempengaruhi perusahaan.


(22)

2.2 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:6) definisi dari pemasaran adalah : “A social and managerial process whereby which individuals and groups obtain what they need and want throught creating and exchanging products and value with others”. Yang dalam hal ini dapat diartikan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial, dimana melalui proses tersebut individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan melalui penciptaan dan dan pertukaran produk serta nilai dengan individu yang lainnya.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:6) dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama, Bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi untuk melayani pasar sasaran.

Dari pengertian para ahli di atas dapat dilihat bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial dari individu atau kelompok dalam usahanya untuk mencapai kesesuaian dengan lingkungannya melalui penciptaan atau pertukaran produk.


(23)

2.2.1 Konsep pemasaran

Menurut Kotler dan keller (2009:12) konsep inti dari pemasaran antara lain ialah Kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Orang membutuhkan udara, makanan, air, pakaian, dan tempat tinggal untuk dapat bertahan hidup. Orang juga memiliki kebutuhan yang kuat akan rekreasi, pendidikan, dan hiburan. Kebutuhan-kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Banyak orang menginginkan Mercedes, tetapi hanya sedikit yang mau dan mampu untuk membayar. Perusahaan harus mengukur tidak hanya seberapa banyak orang yang menginkan produk mereka, namun juga berapa banyak orang yang mau dan mampu membelinya.

2.2.2 Unsur-unsur utama pemasaran

Unsur utama dalam pemasaran modern menurut fandy tjiptono ( 2008:69) dapat klasifikasikan ke dalam 3 unsur:

1. Segmenting (segmentasi pasar)

Pada dasarnya segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di


(24)

mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogeny dalam segala aspek, ada banyak cara untuk melakukan segmentasi pasar, namun agar dapat bermanfaat secara maksimal, maka segmen-segmen pasar harus memenuhi lima karakteristik berikut

a. Dapat diukur (measureable)

Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur. Variable segmentasi tertentu memang terlalu sulit untuk diukur.

b. Besar (substantial)

Segmen harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Suatu segmen harus merupakan nilai kelompok homogeny terbesar yang memungkinkan, yang dicari oleh program pemasaran yang dibuat khusus untuk mereka

c. Dapat dijangkau (accessible)

Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. Misalnya perusahaan parfum menemukan bahwa pengguna berat mereknya adalah wanita lajang yang bekerja sampai larut malam dan sering ke bar. Jika wanita-wanita ini tidak tinggal atau berbelanja pada tempat-tempat tertentu dan tidak dosorot oleh media tertentu, maka mereka sulit dijangkau.

d. Dapat dibedakan (differentiable)

Segmen-segmen dapat dipisah-pisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur-unsur dan program-program bauran pemasaran yang berlainan.


(25)

e. Dapat diambil tindakan (actionable)

Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. Misalnya sebuah perusahaan penerbangan mengidentifikasi delapan segmen pasar, maka sebagai konsekuensinya, perusahaan harus dapat menyediakan sumber daya yang memadai agar sanggup mengembangkan program pemasaran yang terpisah untuk setiap segmen tersebut.

2. Targeting (Penentuan pasar)

Targeting atau penentuan pasar adalah tinakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini tentu saja program pemasaran yang dilakukan harus sesuai dengan karakteristik pasar sasaran yang akan di masuki

3. Positioning

Positioning berkenaan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi berkeunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan produk dan jasabpara pesaing dalam benak pasar sasaran.

Dalam melakukan positioningM.Taufiq Amir (2005:126) mengemukakan ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk mendapat keunggulan bersaing, yang antara lain:


(26)

Aspek-aspek yang bisa membuat produk kita berbeda cukup banyak. Mulai dari bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian, hingga daya tahan, dan lain-lain. Misalkan pada bisnis restoran, kita meilhat banyak produk yang sama, tetapi dengan keunggulan berbeda-beda.

2. Pelayanan

Perusahaan bisa berbeda dalam hal kemudahan pemesanan, penyerahan barang. Mungkin bentuk pelayanan bisa memalui jasa instalasi, seperti perusahaan yang memasang jaringan computer di sebuah kantor.

3. Saluran

Ada pula perusahaan yang menonjolkan perbedaan lewat saluran, milanya, saluran yang peliputnya (coverage) sangat luas. Kita bisa temukan dari pojok gang-gang sempit hingga took-toko modern. Untuk itu perusahaan harus memiliki armada-armada distribusi yang banyak dan kuat.

4. Citra (image)

Perbedaan melalui citra mungkin bisa dianggap unsur penting dalam positioning karena aspek citra mempunyai peran penting dalam mendukung konsep positioning. Semakin sesuai citra yang dibangun dengan positioningyang ditetapkan, semakin mudah konsumen melihat perbedaan yang diharapkan pelanggan.


(27)

5. Karyawan

Perusahaan-perusahaan tertentu menganggap karyawan sebagai variable yang sangat penting sebagai pembeda. Misalkan di sebuah perusahaan menetapkan karyawan harus memiliki kualifikasi minimal tingkat SMA, atau dengan kriteria tertentu seperti memiliki soft skill tertentu.

2.2.3 Lingkungan Pemasaran

Keberhasilan pemasaran sangat ditentukan oleh banyak aspek, baik di luar (eksternal) maupun di dalam (internal) perusahaan,M.Taufiq Amir (2005:29) membaginya kedalam dua kelompok, yaitu lingkungan makro dan mikro.

A. Lingkungan Makro

Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan (forces) yang memengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Biasanya, ia memengaruhi lingkungan mikro terlebih dahulu. Dalam kelompok lingkungan makro sendiri terdapat faktor-faktor yans sebagai berikut:

1. Demografis

Aspek ini merupakan segala sesuatu yang terkait dengan populasi manusia, mulai dari jumlah, kepadatan, lokasi, usia dan kelompok usia, gender, ras ,pekerjaan, dan berbagai ukuran lainnya.

2. Perekonomian

Faktor ini memiliki pengaruh penting pada aktivitas pemasaran, seperti Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah Negara, yang pada akhirnya


(28)

memengaruhi pendapatan masyarakat. Di sisni, pendapatan menjadi factor kunci. Jika orang tidak mempunyai pendapatan yang cukup, ia tidak akan memiliki daya beli. Dan artinya produk yang kita tawarkan tidak akan dibeli.

3. Lingkungan Alam

Lingkungan alam juga menjadi penting. Citra perusahaan dan produk, bisa terpengaruh oleh sikap dan perhatian kita pada lingkungan alam. Selain itu, perhatian pemasar pada sumber daya alam, juga dapat terkait dengan jaminan pengadaan bahan baku.

4. Teknologi

Pemahaman terhadap pengaruh teknologi, baik terhadap prilaku konsumen, maupun terhadap proses bisnis yang kita jalani sangat menentukan. Dengan teknologi, kita dapat mengembangkan produk-produk baru, dan meraih peluang baru

5. Politik

Kondisi politik dapat memberikan pengaruh meski sering kali tidak begitu nyata dirasakan. Dengan kata lain, jika suasana pengelolaan Negara tidak penuh gejolak, perusahaan bisa memasarkan produknya dengan aman. Bentuk hukum, perundang-undangan, hingga badan-badan/instansi pemerintah lainnya yang mempengaruhi kelancaran organisasi merupakan aspek-aspek yang diperhatikan pemasar karena kurang lebih akan memberikan pengaruh pada aktivitas pemasaran.


(29)

6. Sosial Budaya

Budaya berkaitan dengan intuisi dan kekuatan yang mempengaruhi nilai-nilai dasar masyarakat, persepsi, preferensi, dan prilaku. Dengan demikian pengaruh yang diberikan pada kita sebagai pemasar sngat kuat dan luas. Pada prinsipnya, ada dua nilai budaya yang menjadi perhatian, yaitu nilai inti (core values). Nilai inti biasanya tidak terlalu banyak mengalami pergeseran. Kalaupun berubah biasanya tak terlalu banyak pergeseran. Selanjutnya adalah Secondary values, nilai ini relative sering berubah. Misalkan, kadang-kdang gaya hidup ada yang mendadak berubah. Bagi pemasar yang penciumannya kuat, perubahan ini selalu diantisipasi

7. Tren

Ini satu lagi yang dapat memengaruhi secara tidak langsung, tetapi dapat menentukan kelangsungan pemasaranperusahaan. Ada kecenderungan yangharus “dibaca” oleh orang pemasaran. Untuk itu, cara melihat yang kreatif dibutuhkan di sini. Kecenderungan-kecenderungan baru adalah tren yang anda lihat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Lingkungan Mikro

Berbeda dengan elemen lingkungan makro, elemen lingkungan mikro memberikan pengaruh langsung pada aktivitas pemasaran perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan mikro antara lain:


(30)

Dalam hal pemasaran, bagian lain seperti bagian keuangan, produksi, SDM, harus mendukung usaha pemasaran. Jika pemasaran produk tidak berhasil, artinya semua bagian-bagian tersebut tidak berkerja dengan baik. Setiap bagian harus saling mendukung pemasaran.

2. Pemasok

Pemasok mempunya peran tersendiri. Adakalanya kelangsungan hidup bagian pemasaran, bahkan perusaan kita, tergantung dari pemasok. Pemasok memegang peranan penting dalam menjamin suksesnya pemasaran. Keterlambatan pasokan barang akan member dampak atas pemenuhan pesanan perusahaan.

3. Perantara Pemasaran

Perantara pemasaran adalah rekanan kita yang membantu dalam mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan barang-barang kepada pembeli akhir.

4. Pelanggan

Pelanggan (konsumen) sangat berpengaruh dalam pemasaran produk perusahaan, konsumen dapat membuat perusahaan “sekarat”, atau bangkut maupun berkembang karena pengaruhnya terhadap perusahaan.


(31)

5. Pesaing

Dunia bisnis adalah dunia yang keras. Salah satu yang membuat dunia ini penuh intrik adalah karena persaingan. Jika kita memasarkan sesuatu, dan sukses, jangan berharap kita bisa melenggang dalam waktu yang lama.

6. Publik

Publik adalah khalayak ramai secara umum. Ada public yang terkait dengan urusan keuangan, media masa, dan masyarakat sekitar tempat produksi, masyarakat yang menjadi sasaran kita.

2.2.4 Proses Pemasaran

Menurut suharno dan yudi sutarso (2010:4) Proses pemasaran terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memahami kebutuhan dan keinginan pasar

Langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah memahami pasar dan mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan. Aspek ini penting dilakukan untuk menentukan penawaran produk apakah yang tepat dan memberikan nilai kepada pasar.

b. Merancang strategi pemasaran yang berorientasi pelanggan

Strategi pemasaran adalah kerangka kerja jangka panjang yang memandu seluruh aktivitas teknis dalam pemasaran dimana didasarkan kepada semangat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.


(32)

c. Mempersiapkan rencana dan program pemasaran terintegrasi

Program pemasaran terintegrasi merupakan seluruh aktivitas yang disusun dan dijalankan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang biasanya adalah terdiri dari empat elemen yaitu kegiatan terkait dengan produk, menentukan harga, distribusi dan promosi.

d. Membangun hubungan dengan pelanggan.

Membangun relasi dengan pelanggan adalah langkah paling penting dalam kegiatan pemasaran. Model kerelasian pelanggan telah popular dikembangkan yaitu hubungan pelanggan (Customer Relationship Management) atau CRM.

e. Mendapat nilai dari pelanggan

Tahap terkahir dalam kegiatan pemasaran adalah mengambil manfaat dari pelanggan, dalam bentuk penjualan saat ini dan yang akan dating, bagian pasar dan laba. Keluaran dari itu semua adalah loyalitas dan retensi pelanggan, bagian pasar dan pelanggan, dan ekuitas pelanggan.


(33)

Gambar 2.1 Proses Pemasaran

Sumber:Kotler dalam Suharno dan yudi Sutarso (2010:4)

2.3 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (1997:46) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan. Produk, harga, distribusi dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran

Menurut Sunarto (2004: 42) bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan-kemungkinan itu dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan “Empat P”. Product, price, place, dan promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi):

1. Product

Pemasaran tentu saja dimulai dengan suatu produk. Produk adalah suatu barang,jasa atau gagasan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Memahimi Kebutuhan

Merancan g Strategi Pemasara

n

Menyusu n Program Pemasar

an Membangu

n Hubungan Menciptakan


(34)

seorang konsumen. Menurut Sunarto (2004: 42) produk artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. 2. Price

Suatu produk memilih harga yang paling sesuai untuk dijual, kadang-kadang adalah suatu tindakan penyeimbang. Di satu sisi, harga harus mendukung beragam biaya. Di sisi lain harga tidak dapat terlalu tinggi karena konsumen dapat berpaling kepada produk-produk lain. Menurut Widiana (2010: 75) harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Peranan harga dalam keadaan persaingan yang makin ketat sangatlah penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.

3. Place

Dalam bauran pemasaran, penempatan berkaitan eengan distribusi. Distribusi adalah kajian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan cara menyampaikan produk-produk dari produsen ke konsumen. Menurut Fuad dkk. (2001: 129) saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen.


(35)

4. Promotion

Komponen yang paling nyata dalam bauran pemasaran adalah promosi yang berkaitan dengan tekhnik untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk. Menurut Widiana (2010: 70-71) Promotion adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

2.4 Strategi Pemasaran

Persaingan yang ketat dalam dunia usaha mengharuskan para pengusaha untuk menggunakan pendekatan-pendekatan (strategi) yang tepat dalam memasarkan produk agar dapat menjamin kelangsungan ataupun dapat mengembangkan usaha yang di jalaninya. Pelaksanaan strategi pemasaran membutuhkan adanya suatu formulasi strategi pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat terfokus. Perumusan dan penerapan strategi pemasaran tidak hanya ditujukan bagi perusahaan besar, pada usaha berskala kecil ataupun mikro juga membutuhkannya agar dapat bersaing.

Menurut bennet dalam buku strategi pemasaran Fandy Tjiptono (2008:6) strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.


(36)

Definisi strategi pemasaran yang dikemukakan oleh oleh Kotler dan Amstrong (2001:71) : “A marketing strategy is the marketing logic whereby the the company hopes to achieve its marketing objectives. it consists of specific strategies for target markets, positioning, the marketing mix, and marketing expenditure levels”. Yang dapat diartikan bahwa strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk mencapai tujuan pemasaran. terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, positioning, bauran pemasaran, dan biaya pemasaran yang diperlukan.

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa strategi pemasaran ialah pendekatan-pendekatan yang di lakukan oleh perusahaan baik secara eksplisit maupun implisit untuk mencapai tujuan pemasaran dan bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.

Tujuan strategi pemasaran menurut Orville C.Walker,jr dan kawan-kawan ( 1995:12) tujuan dari strategi pemasaran adalah : “The primary purpose of marketing is to effectively allocate and coordinate marketing resource and activities to accomplish the firm's objectives within a specific produck market”. Yang kurang lebih dapat diartikan bahwa tujuan utama pemasaran adalah untuk secara efektif mengalokasikan dan mengkoordinasikan sumber daya pemasaran dan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam pasar produk tertentu.

Dalam merumuskan strategi pemasaran di butuhkan pendekatan-pendekatan analitis. Menurut Fandy Tjiptono (2008:7) kemampuan strategi


(37)

pemasaran suatu perusahaan menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor berikut:

a. Faktor lingkungan

Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan tekhnologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan factor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.

b. Faktor pasar

Perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam system distribusi, pola prilaku konsumen, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.

c. Persaingan

Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing.


(38)

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat di dasarkan pada faktor-faktor seperti tekhnologi,sumber daya financial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki. e. Prilaku konsumen

Prilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis prilaku konsumen dapat dilakukan dengan riset pasar. Baik melalui observasi maupun metode Survai.

f. Analisis Ekonomi

Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapat laba. Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break event point), penilaian resiko/laba, dan analisis ekonomi pesaing.

2.5 Jenis-jenis strategi pemasaran

Menurut fandy tjiptono (2008:65) setiap perusahaan memiliki tiga kemungkinan pandangan terhadap strategi pemasaran dalam melayani pasarnya, yaitu


(39)

Strategi ini sering disebut pula stretegi agregasi pasar atau pemasaran tidak terdiferensiasi. Strategi ini didasarkan pada filosofi mass market, yang menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, tanpa ada segmen-segmen individual.

2. Product-variety (Differentiated Marketing)

Dalam strategi ini, perusahaan berusaha menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, misalnya kualitas, ukuran, model, warna, atau cirri-cirinya.

3. Target Marketing

Dalam target marketing, perusahaan melakukan segmentasi pasar, kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dianggap paling potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang khusus untuk segmen-segmen tersebut.

2.6 Analisis Swot

Menurut rangkuti (2013: 19) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Menurut Kotler &keller (2009: 51) keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman


(40)

perusahaan disebut analisis SWOT. Elemn-elemen dalam analisis SWOT antara lain ialah:

a. Kekuatan

Menurut situmorang (2009:240) kekuatan adalah segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang memiliki kapabilitas penting.

b. Kelemahan

Menurut Situmorang (2009:240) kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan.

c. Peluang

Menurut Kotler &keller (2009:52) Peluang pemasaran (marketing opportunity) adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli, di mana perusahaan mempunyai protabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan.

d. Ancaman

Menurut Kotler &keller (2009:55) Ancaman lingkungan (environmental threat) adalah tantangan yang ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disukai yang akan menghasilkan penurunan penjualan atau laba.


(41)

Menurut rangkuti (2013:26) setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu table IFAS (internal strategic factor analisis summary) di susun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kernagka Strength and weakness perusahaan. Tahapnya adalah:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posos strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (Poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk dalam kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya. Contohnya denganrata-rata industri, nilainya 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk


(42)

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 2.1 IFAS Faktor-faktor

Strategi internal

Bobot Rating Bobot x Rating

Komentar

Kekutan: 1.

2. 3. 4. 5.

Kelemahan: 1.

2. 3. 4.


(43)

5.

Total 1,00

Sumber: Rangkuti (2013:27)

2.8 Matrik EFAS (External Factor Analysis Summary)

Menurut rangkuti (2013:24) berikut cara menyusun Matrik EFAS: a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman). b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (paling

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (Poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1. Pemberian rating nilai ancaman adalah sebaliknya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar,ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika ancamannya sedikit ratingnya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).


(44)

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 2.2 EFAS Faktor-faktor

Strategi eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating

Komentar

Kekutan: 1.

2. 3. 4. 5.

Kelemahan: 1.

2. 3.


(45)

4. 5.

Total 1,00

Sumber: Rangkuti (2013:26 2.9 Matriks SWOT

Menurut Rangkuti (2013:83) Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan 4 set alternatif strategi.

Tabel 2.3 Matriks SWOT IFAS

EFAS

STRENGH (S)

Tentukan faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESS (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNIES (O)

Tentukan faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memenfaatkan peluang

STRATEGI WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang


(46)

Tentukan faktor ancaman eksternal

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghilangkan

ancaman Sumber: Rangkuti (2013:83)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini diterapkan berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Azuar juliandi (2013:14) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu variabel secara mandiri. Menurut Cresswel (2002:1) pendekatan kualitatif adalah proses sebagai penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan pada pencitraan gambaran holistic yang lengkap yang terbentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara rinci dan di susun dalam sebuah latar alamiah. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal sekaligus merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan sebagai rujukan oleh Coruca Cofee Shop berdasarkan analisis SWOT dan matrik SWOT.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Coruca Cofee Shop Jl. HOS.Cokroaminoto Kelurahan kisaran barat Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan.


(48)

3.3 Informan Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini maka peneliti menggali informasi melalui informan penelitian. Yang terdiri atas:

1. Informan kunci: Pemilik usaha Coruca Cofee Shop

2. Informan utama: Karyawan ataupun pegawai Coruca Cofee Shop

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data menurut sumber perolehannya. Data dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data mentah yang diambil peneliti sendiri (bukan dari orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitian, dan data tersebut sebelumnya tidak ada. Contoh data primer, adalah data yang dikumpulkan melalui instrument seperti wawancara, angket/kuisioner, pengamatan/observasi. Sedangkan data Sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitian. Data aslinya tidak di ambil oleh peneliti tetapi oleh pihak lain (Azuar juliandi, 2013:67)

Adapun sumber dari data penelitian ini di dapat melalui: a. Data primer

Data primer diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui observasi dan interview (wawancara) kepada pemilik, karyawan dan konsumen Coruca Coffee Shop.


(49)

Peneliti memperoleh data sekunder dari buku-buku ataupun literatur ilmiah, jurnal ilmiah dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Definisi konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social (Singarimbun, 1995:33). Berdasarkan definisi di atas maka peneliti menetukan definisi konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Strategi di definisikan sebagai pola atau tanggapan atau respon organisasi terhadap peluang dan ancaman eksternal perusahaan serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang akan mempengaruhi perusahaan.

Pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial dari individu atau kelompok dalam usahanya untuk mencapai kesesuaian dengan lingkungannya melalui bisnis yang digeluti dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi.

Strategi pemasaran ialah pendekatan-pendekatan yang di lakukan oleh perusahaan baik secara eksplisit maupun implisit untuk mencapai tujuan pemasaran dan bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2006:333) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam


(50)

pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain. Menurut I Made wirartha (2006:261) analisis kualitatif pada dasarnya menggunakan pemikiran logis analisis dengan logika, induksi,deduksi, analogi, komparasi dan sejenisnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat analisis berupa analisis SWOT untuk merumuskan strategi pemasaran dengan pertimbangan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Selanjutnya adalah merumuskan strategi dengan menggunakan matrik SWOT. Sehingga akan didapat 4 set kemungkinan alternatif strategi berupa Strategi SO,strategi ST, Strategi WO dan strategi WT.


(51)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum usaha 4.1.1 Sejarah Coruca Cofee Shop

Coruca coffee shop berdiri pada 5 januari tahun 2013, yang mana hal ini menambah deretan warung kopi terutama coffee shop yang saat ini banyak digemari oleh anak muda dan beberapa kalangan umur lain tanpa terkecuali masyarakat kisaran, ini menjadi pilihan tersendiri bagi warga kisaran yang saat itu hanya baru terdapat beberapa usaha warung kopi yang berkonsep Cofee shop namun dengan variasi harga yang hampir sama dengan warung pinggir jalan.

Usaha ini sendiri lahir melalui gagasan dari saudara laki-laki bapak rudi yang pada saat itu memutuskan untuk berhenti bekerja dari sebuah Hotel berbintang di kota Medan dan ingin mencoba peruntungan dengan membuka sebuah usaha yang bergerak di bidang kuliner, secara spesifik sebuah coffee shop yang mana beliau merasa sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk memulai bisnis tersebut.

Dengan harapan coffee shop ini dapat menjadi tempat yang nyaman bagi pengunjung untuk santai berlama-lama sambil sekedar menikmati menu makanan dan minuman khususnya minuman kopi maupun bagi pengunjung yang ingin melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas sekolah maupun kantor, maka coffee shop ini di desain dengan senyaman mungkin, Nama coruca sendiri


(52)

berasal dari ketiga anak pemilik yaitu riko,ruri dan caca yang di singkat menjadi koruca, dan menurut bapak rudi agar terlihat lebih menarik singkatan koruca tersebut diganti dengan coruca.

Coruca coffee shop awalnya beroperasi mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB setiap harinya dengan hanya seorang karyawan, namun pengelola melihat bahwa pengunjung kebanyakan datang untuk sambil melihat pertandingan sepak bola, maka jam tutup pun di kondisikan sampai dengan selelsainya pertandingan sepak bola pada hari-hari tertentu.

4.1.2 Visi dan Misi dari coruca coffee shop a. Visi

Visi dari coruca coffee shop adalah dapat menjadi yang terbaik persaingan warung kopi di kota kisaran dan bisa diterima oleh warga kisaran,selain itu coruca coffee shop diharapkan agar bisa menjadi inovatif dan up to date.

b. Misi

Untuk mencapai visi di atas maka Corucca Coffee shop menetapkan misi yaitu:

1. Mempertahankan dan meningkat kwalitas produk dan pelayanan 2. Selalu belajar dalam dunia usaha yang ditekuni serta terbuka


(53)

4.1.3 Lokasi coruca coffee shop

Coruca coffee shop terletak di jalan HOS.Cokroaminoto simpang bunut no 38 yang merupakan wilayah kelurahan kisaran barat kecamatan kisaran barat kota kisaran, berdekatan dengan kantor Bupati Kabupaten Asahan, di sepanjang jalan ini terdapat mini market, sekolah, pemukiman masyarakat dan lokasinya juga dekat dengan stasiun kereta api kisaran, selain itu juga jalan ini merupakan salah satu pintu masuk kota kisaran yang menghubungkan dengan bagian kota lainnya.

4.1.4 Struktur organisasi dan pembagian tugas a.Struktur organisasi

Dalam kegiatan usahanya coruca coffee shop menggunakan struktur organisai sederhanayakni hanya memiliki dua tingkatan, yaitu pemilik dan pekerja. usaha kecil dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling berhubungan, biasanya menggunakan struktur organisasi ini. usaha yang menggunakan struktur organisasi sederhana ini biasanya dikelola oleh pemiliknya sendiri yang sekaligus menangani pekerjaan lain yang berhubungan dengan sebuah produk. Artinya, dalam struktur sederhana ini, pemilik usaha cenderung mengambil semua keputusan penting secara sendiri, dan terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan usaha.


(54)

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Corucca Coffe Shop

Sumber: Coruca Cofee Shop (2014)

b.Pembagian tugas

Karyawan coruca cofee shop memiliki tugas masing-masing sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan, namun dalam prakteknya tidak jarang saling membantu dikarenakan alasan tekhnis yaitu masih kurangnya tenaga kerja dalam operasional coruca cofee shop, adapun pembagian tugasnya ialah:

1. Pemilik Usaha

Pemilik usaha bertindak sebagai penanggung jawab setiap kegiatan yang dilaksanakan pada Coruca coffee shop. Kegiatan tersebut mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pemilik usaha terkadang juga ikut membantu dalam operasional.

2. Koki

Karyawan ini bertugas mulai dari mempersiapkan bahan baku yang akan digunakan untuk makanan dan minuman juga memproses

Pemilik

Koki (Karyawan)

Pelayan (Karyawan)


(55)

makanan atau minuman yang di pesan oleh pengunjung serta juga memjamin kebersihan dari alat-alat yang digunakan untuk memasak. 3. Pelayan

Karyawan ini bertugas mulai dari melayani pengunjung yang datang serta memakukan tugas kebersihan, kerapian seluruh properti yang digunakan dalam operasional coruca coffee shop.

4.1.5 Sumber Daya Manusia

Dalam operasionalnya sehari-hari Coruca coffee shop mempekerjakan sebanyak dua orang sebagai karyawan, hal ini didasarkan dari berbagai pertimbangan diantaranya pertimbangan tekhnis dan terutama pertimbangan biaya, yang mana ini diharapkan agar operasional dari usaha ini dapat berjalan efektif dan efisien, untuk masalah perekrutan di bagian pelayan tidak harus memiliki keahlian khusus (spesifik) yang harus dimiliki oleh karyawan dikarenakan hal ini bisa didapatkan di lapangan sedangkan untuk perekrutan koki tentunya ada criteria khusus yang diantaranya harus memililiki keterampilan memasak dan membuat minuman, ini dimaksudkan agar kwalitas makanan dan minuman yang disajikan dapat terjaga mutunya.


(56)

4.1.6 Sarana dan prasarana a. Bangunan

Coruca coffee shop beroperasi di sebuah ruko tiga lantai dengan luas 80 m2

b. TV kabel

. Dengan ruang operasional terletak pada lantai dasar dan lantai ketiga,dan lantai dua digunakan sebagai dapur, untuk tata ruangan sendiri di lantai dasar ditata agar dapat menampung banyak pelanggan terutama yang ingin menonton pertandingan sepak bola, selain itu terdapat toilet di lantai ini sebagai sarana tambahan, sedangkan untuk lantai tiga berkonsep outdoor yang dimana pengunjung dapat melihat pemandangan kota dari lantai ini.

Tv kabel disediakan di tempat ini dan diletakkan di lantai dasar agar pengunjung yang datang dapat menonton acara televisi berlangganan, terutama bagi pengunjung yang sengaja datang ke tempat ini untuk menonton pertandingan sepak bola.

c. Jaringan internet

Tempat ini juga dilengkapi jaringan internet hotspot yang dimana ini berguna bagi pelanggan yang ingin santai di tempat ini sambil berselancar di dunia maya, selain itu jaringan internet juga berguna untuk memperbaharui informasi bagi pemilik usaha dalam hal inovasi pelayanan dan produk.


(57)

d. Peralatan

Dalam operasionalnya coffee shop ini menggunakan peralatan konvensional untuk pembuatan makanan dan minuman, tidak seperti coffee shop lainnya yang pada perkembangannya menggunkan mesin pembuat kopi sebagai alat untuk meracik minuman tersebut, coffee shop membuat kopi racikan tangan dengan alasan keterbatasan modal dan masih kurang pengetahuan tentang mesin pembuat kopi otomatis tersebut, selain itu ada mixer yang digunakan untuk membuat minuman lainnya seperti aneka jus buah, dan untuk memasak makanan menggunakan kompor gas dan alat masak lainnya.

4.1.7 Produk yang ditawarkan

Produk atau menu yang ditawarkan pada coffee shop ini hampir sama dengan coffee shop atau warung kopi pada umumnya, ditambah dengan beberapa menu tambahan yang tidak di dapat di usaha yang sejenis di kota kisaran. Adapun makana dan minuman yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

1. Makanan

a. Nasi goreng b. Mie Goreng

c. Mie instan rebus &goreng d. Sandwich coklat

e. Sandwich blueberry f. Roti bakar coklat g. Roti bakar blueberry


(58)

h. Nugget goreng i. Kentang goreng

2. Minuman

a. Kopi tubruk b. Kopi mix c. Kopi latte d. Kopi moca e. Vanilla kopi f. Hazelnut kopi g. Capuccino kopi h. Lemon teh i. Teh susu telur j. Aneka Jus buah

4.1.8 Operasional coruca coffee shop

Curoca coffee shop buka setiap hari mulanya pada pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB, hal ini mengingat bahwa mulanya usaha ini ingin ditujukan untuk para pekerja kantoran atau pelajar yang selesai beraktifitas pada sore hari dan diharapkan berkunjung ke usaha ini, selin itu untuk menarik minat pelanggan tersebut disediakan fasilitas hotspot agar juga dapat digunakan bagi mereka untuk internetan baik itu yang hanya ingin berselancar di dunia maya maupun yang ingin sambil mengerjakan tugas sekolah maupun kantor, pada awalnya usaha ini dikelola oleh adik dari pemilik yang mengundurkan diri dari


(59)

pekerjaannya dan seorang karyawan, namun setelah sepuluh bulan berjalan adik beliau tersebut menerima tawaran pekerjaan yang menurutnya lebih baik.

Selanjutnya bapak rudi memutuskan untuk mengelola usaha ini bersama istrinya dan menambah seorang karyawan lagi, pada perjalanan dari usaha ini bapak rudi melihat bahwa pengunjung yang datang kebanyakan untuk menonton pertandingan bola, maka beliau pun mengakomodasi keinginan dari banyak pelanggan tersebut dengan memundurkan jam operasional menjadi pukul 17.00 WIB dan untuk jam tutup dikondisikan dengan jam pertandingan sepak bola yang disiarkan di televise, selain itu juga disediakan sarana tambahan berupa TV kabel untuk menyiarkan pertandingan-pertandingan sepak bola, pada perkembangannya Cofee shop ini sempat menjadi basecampbagi penggemar klub sepak bola Real Madrid yang menamakan diri mereka Pena Real Madrid Kisaran, mereka menjadikan coruca coffee shop sebagai tempat berkumpul baik saat ada pertandingan klub real Madrid yang disiarkan di televisi ataupun menonton secara streaming internet juga mereka melakukan aktifitas lainnya seperti gathering atau berkumpul di tempat ini, namun akhirnya mereka memutuskan untuk tidak menggunakan coruca coffee shop sebagai basecamp karena suatu alasan dan selanjutnya tempat ini dijadikan oleh kelompok penggemar klub sepak bola lainnya yaitu penggemar klub sepak bola Inter Milan yang bernama interisti kisaran.


(60)

4.2 Identitas Informan 1. Informan Kunci

Nama :Rudi

Umur : 44

Pendidikan terakhir : SMA

2. Informan Utama

Nama : Rizky

Umur : 24

Pendidikan terakhir : SMA

3. Informan Utama

Nama : Fauzi

Umur : 22

Pendidikan terakhir : SMA

4.3 Segmentation, Targeting, Positioning a. Segmentation

Segmentasi pasar penting untuk sebuah pemasaran, pemasaran untuk sebuah produk atau jasa yang baik diawali dengan segmentasi pasar yang harus benar yaitu dengan mengidentifikasi segmen-segmen pasar dengan akurat, untuk


(61)

segmentasi yang dibagi berdasarkan usia dari para konsumen, yang mana ini dibagii menjadi Rremaja dan dewasa yang ingin layanan konsep café untuk sebuah tempat ngopi.

Sedangkan untuk segmentasi geografis, coruca coffee shop membagi pasar segmentasi produk menjadi segmen dalam kota kisaran dan segmen pasar di luar kota kisaran namun yang masih dalam wilayah dari kabupaten asahan yang juga merupakan penikmat kuliner ataupun minuman kopi.

b. Targeting

Dari pembagian segmen pasar diatas, couca coffee shop membagi target pasar menjadi target utama (primary target market),target kedua (secondary target market) dan target tambahan,maka target pasar utama (primary target market) dari Coruca coffee Shop ialah berfokus kepada kelompok usia reamaja yang ingin menonton pertandingan sepak bola, hal ini dikarenakan menurut pemilik target pasar inilah yang potensial untuk di dituju dilihat dari segi jumlah pengunjung yang datang, selanjutnya target pasar kedua (Secondary Target Market) dari usaha ini adalh kelompok usia dewasa yang mana ini ditujukan untuk pelanggan usia dewasa yang ingin datang ketempat ini menikmati minuman kopi atau hidangan lainnya yang disuguhkan sambil sekedar bersantai, adapun target selanjutnya ataupun tareget ialah pelanggan yang datang ke tempat ini bersama keluarga untuk berkumpul, target ini terbilang yang paling kecil karena masih jarang ditemui pelanggan yang seperti ini dan biasanya pelanggan seperti ini


(62)

masih relasi dari bapak rudi sebagai pemilik, baik itu teman maupun keluarga beliau.

c. Positioning

Untuk mencapai target pasar yang telah ditentukan perlu sebuah positioning atau proses dimana seorang pemasar dapat memposisikan barang atau jasa yang dipasarkannya agar sesuai atau mendekati kesesuaian dengan target pasar tersebut, maka bapak rudi mengkonsep coruca coffee shop sebagai café yang sesuai bagi para penonton pertandingan sepak bola baik itu kelompok penggemar sepak bola maupun individu yang sengaja datang untuk menyaksikan acara Televisi pertandingan sepak bola dengan menyediakan TV berlangganan dan membuat jam tutup dapat disesuaikan dengan jadwal pertandingan sepak bola namun tanpa meninggalkan kesan bahwa coffee shop ini adalah tempat yang nyaman untuk dikunjungi, hal ini terlihat dari dekorasi ruangannya yang bernuansa café dengan pendingin ruangan di lantai bawah, selain itu tempat ini juga member kesan enak dikunjungi bersama keluarga karena di lantai atas di konsep outdoor atau ruangan terbuka sehingga akan nyaman untuk berkumpul bersama keluarga.

Terkait upayanya menggapai keunggulan dalam persaingan pasar, perlu ada pendekatan-pendekatan yang dilakukan untuk pemasaran usaha ini, baik itu pendekatan yang diformulasikan sebelumnya maupun pendekatan-pendekatan


(63)

(strategi) pemasaran yang bersifat reaktif, yaitu melihat keadaan lingkungan pemasaran, maka dari itu curoca coffee shop melakukan upaya bauran pemasaran yang diantaranya:

a. Produk

Adapun produk yang ditawarkan oleh coruca coffee shop ialah adalah menu makanan dan minuman yang bervariasi dengan sedikit memfokuskan ke minuman kopi, untuk minuman ini memiliki beberapa variant rasa yang diantaranya kopi hitam, kopi hazelnut, kopi latte, kopi vanilla, kopi moka serta kopi kemasan yang banyak di jual di pasaran seperti kopi mix dan kopi capucino. Selain itu ada juga variant menu makanan yang ditawarkan seperti nasi goreng, mie goreng, mie instan rebus dan goreng, dan sebagai sajian makanan teman minum kopi disediakan beberapa menu makanan ringan yaitu sandwich, roti bakar, kentang goreng dan nugget, kesemua makanan dan minuman itu cukup dijaga kwalitasnya oleh pemilik dengan cara memberikan perhatian khusus bagi karyawan yang bertugas mengolah makanan dan minuman, dalam hal ini koki.

b. Harga

Strategi penetapan harga yang dilakukan ialah penetapan harga berdasarkan biaya operasional baik biaya untuk membeli bahan baku makanan dan minuman maupun biaya-biaya lain seperti gaji pegawai dan biaya operasional pendukung seperti biaya TV berlangganan, namun


(64)

selain itu coruca coffee shop juga mempertimbangkan aspek persaingan dalam menentukan harga yang dimana umumnya usaha-usaha sejenis yang ada dikota kisaran masih berkonsep warung pinggir jalan yang tentu memiliki keunggulan dalam hal peneteapan harga, maka usaha ini menetapkan harga-harga produknya tidak jauh berbeda atau relatif sama dengan usaha-usaha tersebut.Untuk harga produk-produk yang ditetapkan oleh coruca coffee shop dapat dikatakan cukup terjangkau dan sesuai dengan pelayanan yang diberikan, untuk harga makanan berkisar antara Rp 8.000 sampai dengan Rp 13.000 per porsinya, dan untuk menu minuman berkisar antara Rp 7.000 sampai dengan Rp 10.000 per porsinya, untuk egi penetapan harga dapat dikatakan murah, penulis mencoba membandingkan dengan warung kopi lainnya yang juga mengusung konsep café yang umumnya dari segi penetapan harga produk lebih tinggi di banding coruca coffee shop walapun tidak begitu signifikan namun dengan pelayanan dan kwalitas produk menu makanan dan minuman yang relatif sama

c. Saluran distribusi

Untuk segi tempat atau saluran distribusi, selama ini coruca coffee shop hanya memanfaatkan satu saluran distribusi saja sebagai cara agar produk sampai atau dikenal oleh pelanggan yaitu saluran produksi langsung, yang mana coruca coffee shop langsung berinteraksi dengan pelanggan dalam memberikan pelayanan


(65)

d. Promosi

Dalam hal mengkomunikasikan produknya, pendekatan-pendekatan atau strategi yang ditempuh juga selama ini terbilang cukup konvensional dan terkesan kurang aktif, coruca coffee shop mengkomunikasikan produknya hanya melalui banner yang ditempatkan di depan rukonya, dan untuk promosi yang lebih menyebar hanya mengandalkan komunikasi dari mulut ke mulut yang terutama ini dilakukan melalui komunitas yang menjadi pelanggan.

4.5 Lingkungan pemasaran

Keberhasilan pemasaran dipengaruhi pula oleh banyak aspek yang diantaranya aspek eksternal maupun internal dari usaha itu sendiri, adapun aspek-aspek tersebut M.Taufiq Amir (2005:29) membaginya kedalam dua kelompok, yaitu lingkungan makro dan mikro.

a. Lingkungan makro

Adapun lingkungan mikro pemasaran ini terbagi atas beberapa faktor-faktor yang diantara lain:

1. Demografis

Menurut data Badan Pusat Statistika Jumlah penduduk Asahan keadaan Bulan Juni Tahun 2012 diperkirakan sebesar 677.876 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 178,42 jiwa per km2. Sebagian besar penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 61,29 persen dan sisanya 38,71 persen tinggal di daerah perkotaan.


(66)

Jumlah rumah tangga sebanyak 160.477 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh sekitar 4 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2011-2012 sebesar 0,50 persen. 2. Perekonomian

Menurut badan pusat statistika Sampai dengan tahun 2012 terdapat 638 perusahaan yang sebagian besar (64,11 persen) berbadan hukum PO dan yang bergerak di sektor rumah makan, hotel dan penginapan sebesar 48,28 persen, Secara Umum, selama Januari sampai Desember 2012, di Kabupaten Asahan (dalam hal ini diwakili oleh Kotamadya Pematang Siantar sebagai salah satu kota inflasi yang terdekat dengan Kabupaten Asahan) terjadi 12 kali inflasi. Besarnya inflasi bulanan yang terjadi di Kabupaten Asahan cukup relatif stabil berkisar antara 1,60 persen (Maret) sampai 4,73 persen (Desember).

3. Lingkungan alam

Menurut data Badan koordinasi penanaman modal, tahun 2010 kabupaten asahan mampu menghasilkan 10 ton kopi(regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php? ia=1208&ic=62), hal ini menandakan bahwa kabupaten asahan mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengolahan kopi, tentunya ini berpengaruh pada ketersediaan bahan baku kopi, dan untuk bahan baku lainnya yang berhubungan dengan usaha ini untuk


(67)

membuat makanan dan minuman lainnya mudah didapatkan di pasar perbelanjaan tradisional.

4. Tekhnologi

Dalam proses pembuatan makanan dan minuman, coruca coffee shop menggunakan peralatan dengan tekhnologi yang konvensional, alat-alat seperti pembuat kopi hanya dengan racikan tangan tanpa menggunakan mesin pembuat kopi yang banyak ditemui di coffee shop yang terbilang modern.

5. Politik

Peraturan daerah pemerintah asahan nomor 32 tahun 2008 tentang retribusi perizinan usaha pariwisata yang salah satunya mengatur tentang perizinan rumah makan yang berarti tempat menjual makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya, hal ini mengatur setiap usaha yang bergerak di bidang tersebut untuk memiliki izin, namun pada prakteknya masih banyak yang ditemui rumah makan tau usaha yang menyediakan makanan dan minuman, karena pada peraturan daerah tersebut juga tercantum bahwa pemerintah wajib melakukan pembinaan terhadap usaha yang telah memiliki izin, dan pemerintah kabupaten asahan mengabaikan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perda ini tidak berjalan dengan baik karena


(68)

banyak usaha seperti ini yang belum memiliki izin usaha dan termasuk coruca coffe shop sendiri, selain itu kebijakan pemerintah tidak ada yang mempengaruhi usaha ini baik secara positif maupun negatif. 6. Sosial budaya

Kota kisaran yang merupakan ibu kota administratif kabupaten asahan merupakan daerah dengan suku bangsa asli rumpun melayu deli, seperti yang diketahui minum kopi merupakan salah satu kebiasaan dari orang melayu deli, namun pada perkembangannya kabupaten asahan di duduki oleh mayoritas orang dengan suku bangsa jawa dan batak, namun minum kopi masih jadi kebiasaan masyarakat asahan terutama bagi kalangan dewasa.

7. Tren

Saat ini tren minum kopi sangat menjamur di Indonesia, terutama di kota-kota besar, ini dilihat dari banyaknya usaha-usaha yang bergerak di bidang warung kopi baik pinggir jalan maupun yang berkonsep café dan tren ini juga terjadi di kota kisaran, kota ini juga tidak luput dari penyebaran tren minum kopi, ini dilihat dari banyaknya konsumen warung-warung kopi di kota ini.

b. Lingkungan mikro

Adapun lingkungan mikro pemasaran dari usaha ini terdiri dari nenerapa faktor yang diantaranya:


(69)

Usaha ini menggunakan manarerial yang masih bersifat sederhana, dan dalam pengelolaannya masih menjunjung asas kekeluargaan,untuk penegelolaan keuangan usaha ini dapat dikatakan masih perlu perbaikan karena belum keuangannya belum dicatat dengan prinsip-prinsip akuntansi,untuk tenaga karyawan dari usahan ini tidak terlalu harus memiliki keterampilan khusus tentang kuliner untuk bagian pelayan, namun koki atau juru masaknya tetap harus punya keterampilan khusus di bidang kuliner terutama untuk membuat makanan dan minuman.

2. Pemasok

Bahan baku dari makanan dan minuman yang di jual semuanya di dapat di pasar belanja tradisional maupun swalayan yang ada di kota kisaran, dan selama ini coruca coffee shop tidak mengalami masalah terkait dengan ketersediaan bahan-bahan baku tersebut.

3. Perantara Pemasaran

Untuk perantara pemasran saluran distribusi, selama ini coruca coffee shop hanya memanfaatkan satu saluran distribusi saja sebagai cara agar produk sampai atau dikenal oleh pelanggan yaitu saluran produksi langsung, yang mana coruca coffee shop langsung berinteraksi dengan pelanggan dalam memberikan pelayanan, dan dalam hal mengkomunikasikan atau mempromosikan usaha ini hanya


(1)

Penilaian Bobot Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Berdasarkan Median Responden 1, 2, dan 3

No Faktor Penentu Bobot Median Nilai

Bobot R1 R2 R3

Kekuatan:

1 Menu yang beragam 4 4 4 4 0,085

2 Kondisi lingkungan yang nyaman 5 4 4 4 0,085

3 Harga produk yang cukup bersaing 5 5 4 5 0,106

4

Terdapat komunitas yang menjadi

pelanggan tetap 5 4 5 5 0,106

5 Fasilitas yang memadai 4 3 4 4 0,085

Kelemahan:

1 Kurangnya promosi 4 5 5 5 0,106

2 Kurangnya ketersedian lahan parkir 4 4 4 4 0,085

3 Belum memiliki legalitas 3 4 3 3 0,063

4

Tidak memiliki laporan keuangan

yang sistematis 3 4 3 3 0,063

5

Peralatan yang digunakan terbilang

sederhana 5 4 5 5 0,106

6

Memerlukan modal yang besar untuk

pengembangan usaha 5 4 5 5 0,106

Total 47 1,0

Keterangan:

Nilai bobot = Median Total median

Adapun skala ordinal yang digunakan: 1 = tidak berpengaruh

2 = pengaruh kecil 3 = pengaruh sedang 4 = pengaruh besar 5 = pengaruh sangat besar


(2)

Lampiran 3

Penilaian Bobot External Factor Analysis Summary (EFAS) Berdasarkan Median Responden 1, 2, dan 3

No Faktor Penentu Bobot Median Nilai

Bobot R1 R2 R3

Peluang: 1

Mendapat konsumen baru yang

menjadi pelanggan loyal 5 5 4 5 0,147

2

Mendapatkan tambahan modal dari

bank 5 5 4 5 0,147

3 Mendiversifikasi produk 5 3 4 4 0,117

4

Jumlah penduduk yang banyak di daerah tersebut dapat meningkatkan

penjualan 4 4 3 4 0,117

Ancaman: 1

Adanya pesaing usaha sejenis yang

sudah lebih mapan 5 5 4 5 0,147

2 Ancaman penertiban usaha 4 4 4 4 0,117

3 Strategi bisnis yang mudah ditiru 3 4 3 3 0,088 4

Hadirnya pendatang baru berupa usaha

yang sejenis 5 4 3 4 0,117

Total 34 1,0

Keterangan:

Nilai bobot = Median Total median

Adapun skala ordinal yang digunakan: 1 = tidak berpengaruh

2 = pengaruh kecil 3 = pengaruh sedang 4 = pengaruh besar 5 = pengaruh sangat besar


(3)

Matrik SWOT

Strengths (Kekuatan) S

6. Menu makanan dan minuman yang beragam 7. Kondisi lingkungan yang aman dan nyaman 8. Harga produk yang cukup terjangkau

9. Terdapat komunitas yang menjadi pelanggan tetap

10. Fasilitas yang memadai

Weaknesses (Kelemahan) W 7. Kurangnya promosi pada usaha ini 8. Lahan parkir yang kurang luas 9. Belum memiliki legalitas

10.Tidak memiliki laporan keuangan yang sistematis

11.Peralatan yang terbilang sederhana

12.Memerlukan modal besar untuk pengembangan Opportunities (Peluang) O

5. Mendapatkan konsumen baru yang potensial dijadikan pelanggan loyal

6. Mendapatkan tambahan modal dari bank 7. Mendiversifikasi produk

8. Jumlah penduduk yang banyak didaerah tersebut dapat meningkatkan penjualan

Strategi SO

1. Menambah variant makanan dan minuman 2. Memberikan potongan harga kepada

konsumen

3. Membina hubungan baik dengan komunitas yang menjadi pelanggan

Strategi WO

1. Mengoptimalkan promosi dengan media-media yang dapat digunakan

2. Mengurus legalitas usaha untuk membuka kesempatan mendapatkan kredit usaha

3. Mengelola manajemen keuangan

4. Bekerja sama dengan pengelola parkir setempat

Threats (Ancaman) T

5. Adanya pesaing usaha sejenis yang sudah lebih mapan

6. Ancaman penertiban usaha 7. Strategi bisnis yang mudah ditiru

8. Hadirnya pesaing berupa usaha baru yang sejenis

Strategi ST

1. Menghadirkan menu yang belum ada pada pesaing di kota kisaran

2. Mengoptimalkan penetapan harga produk 3. Selalu memperbaharui pengetahuan dalam

menjalankan usaha

Strategi WT

1. Memilih sarana promosi yang efektif 2. Memperbaharui peralatan usaha

3. Mengurus Izin usaha untuk menghindari penertiban


(4)

Lampiran 5. Dokumentasi usaha Coruca Coffee Shop


(5)

Lampiran 6

Produk Coruca Coffee Shop


(6)

Lampiran 7.

Data Jumlah Penduduk Kabupaten asahanTahun 2012

KECAMATAN District

Penduduk (orang) Laki-laki

Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

010 Bandar Pasir Mandoge 17 063 16 253 33 316

020 Bandar Pulau 10 631 10 172 20 803

021 AekSongsongan 8 412 8 310 16 722

022 Rahuning 8 984 8 777 17 761

030 Pulau Rakyat 16 036 15 951 31 987

031 AekKuasan 11 678 11 498 23 176

032 AekLedong 10 103 9 874 19 977

040 SeiKepayang 8 615 8 737 17 352

041 SeiKepayang Barat 6 554 6 455 13 009

042 SeiKepayangTimur 4 493 4 231 8 724

050 TanjungBalai 17 984 17 417 35 401

060 SimpangEmpat 20 187 19 824 40 011

061 TelukDalam 8 831 8 697 17 528

070 Air Batu 19 951 19 762 39 713

071 SeiDadap 15 865 15 450 31 315

080 Buntu Pane 11 392 11 471 22 863

081 Tinggi Raja 9 182 9 178 18 360

082 SetiaJanji 5 803 5 804 11 607

090 Meranti 9 737 9 923 19 660

091 PuloBandring 14 148 13 994 28 142

092 RawangPancaArga 8 990 8 795 17 785

100 Air Joman 23 391 23 077 46 468

101 Silo Laut 10 234 10 222 20 456

160 Kisaran Barat 27 586 28 383 55 969

170 KisaranTimur 34 452 35 319 69 771

A s a h a n 340 302 337 574 677 876