Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data Proses dan Teknik Pengumpulan

permasalahan utama penelitian. Selain itu data –data seperti dokumentasi dan arsip –arsip juga sangat peneliti butuhkan guna sebagai bukti dari kegiatan ini. 2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian Getting Along dan Pengumpulan Data Logging Data Pada tahap ini peneliti mencoba untuk mengenali karakteristik informan – informan penelitian ini dengan harapan peneliti mudah mengetahui apa yang menjadi maksud informasi yang diberikan informan terhadap peneliti. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Interview atau Wawancara Mendalam Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2006: 186. Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Dengan metode wawancara mendalam, peniliti dapat menghasilkan data yang lebih mendalam, terperinci dan gambaran jelas mengenai pelaksanaan program Larasita di Kabupaten Lampung Utara. b. Studi Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan sumber –sumber data sekunder yang behubungan dengan masalah penelitian yang ada di lokasi penelitian. Dokumen ini dapat berupa data – data penting termasuk gambar atau foto yang berkaitan pelaksanaan program Larasita di Kabupaten Lampung Utara. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui proses pengamatan. Pengamatan difokuskan pada jenis kegiatan dan peristiwa tertentu yang memberikan informasi dan pandangan benar-benar berguna Moleong, 2006: 173. Observasi atau pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperan serta dan tidak berperan serta. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi berperan serta, dimana peran peneliti sebagai pengamat diketahui oleh para subjek. G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif, yaitu menganalisa data dengan cara menjelaskan dalam bentuk kalimat logis. Patton dalam Moleong 2006: 287, menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur ukuran data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satu untaian dasar. Kemudian analisa data dilakukan secara bersama dengan jalan penelitian, analisa data akan dilakukan melalui tiga kegiatan analisa data: 1. Reduksi data Reduksi data mencakup kegiatan mengihktiarkan adil pengumpulan data selengkap mungkin, memilah-milahnya ke dalam suatu konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu. Reduksi data merupakan suatu analisa yang menajamkan, menggolongkan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik. Pada penelitian kali ini peneliti melakukan pereduksian data seperti ketika penulis melakukan interview dengan informan, banyak informasi yang diperoleh yang tidak berkaitan dengan proses penelitian sepertii ketika informan menceritakan masa-masa ketika mereka menjadi mahasiswa, dalam reduksi data, hasil wawancara yang tidak mengena dengan fokus penelitian seperti tersebut dibuang, untuk selanjutnya data diklasifikasikan. 2. Penyajian Data Alur kedua dari kegiatan analisa data penelitian adalah penyajian data. Penyajian sering digunakan pada analisa data kualitatif adalah bentuk teks naratif peristiwa –peristiwa ditampilkan secara berurutan. Data yang diperoleh dari hasil wawanara mendalam dikumpulkan untuk diambil kesimpulan –kesimpulan sehingga bisa disajikan dalam bentuk teks deskriptif. 3. Menarik Kesimpulan Kegiatan analisa ketiga menarik kesimpulan dan verifikasi. Setelah proses pengumpulan, dan penyajian data dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menarik kesimpulan dan verifikasi data. Yang dimaksud verifikasi dalam kegiatan ini yaitu kegiatan peninjauan ulang pada catatan –catatan lapangan, dengan kata lain menguji ulang kebenaran –kebenaran data yang ada uji validitas. Hasil wawancara dari informan kemudian ditarik kesimpulannya sesuai dengan masalah dan tujuan peneliti. H. Teknik Keabsahan Data Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus memenuhi beberapa persyaratan sebagaimana dikemukakan oleh Moleong 2006: 324 yang dalam pemeriksaan data menggunakan empat kriteria: 1. Derajat Kepercayaan Credibilty Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inquri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai dan mempertunjukkan hasil –hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kriteria ini menggunakan tehnik pemeriksaan, ketekunan, pengamatan, triangulasi, pengecakan dengan pihak –pihak yang terlibat, memperbanyak referensi dan juga menganalisis kasus negatif sebagai pembanding. Adapaun kegiatan –kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya antara lain. a Triangulasi Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Denzim dalam Moleong 2006: 330 mengatakan triangulasi data berarti menggunakan data dari sumber, metode penyidik, dan teori. Triangulasi ini digunakan, karena merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagi kejadian dan hubungan dari berbagai hubungan dan dari berbagai pandangan. Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti melakukan pengecekan dalam berbagai sumber yaitu dengan cara melakukan wawancara lebih dari satu pihak informan yang berasal dari unsur-unsur yang berbeda. b Perpanjangan Waktu Pengamatan Perpanjangan waktu pengamatan dilakukan guna meningkatkan kepercayaan. Dengan perpanjangan pengamatan seperti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lain dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab tidak ada jarak lagi 0, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada hal yang disembunyikan lagi. 2. Keteralihan Tranferability Keteralihan sebagai persoalan empiris tergantung antara kesamaan antara konteks pengirim dan penerima peneliti. Untuk melakukan keteralihan tersebut maka peneliti mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya. 3. Ketergantungan Dependality Merupakan subtitusi istilah reabilitas dalam penelitian non kualitatif. Pada acara non kualitatif, reabilitas ditunjukkan dengan jalan, mengadakan replikasi studi. Kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama maka dapat dikatakan reabilitasnya tercapai. Dalam penelitian kualitatif konsep kebergantungan lebih luas dari reabilitas. Hal tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan segalanya, yaitu yang ada pada rehabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor yang terkait. Untuk mengetahui, mengecek hasil penelitian benar atau salah, peneliti mendiskusikannya dengan dosen pembimbing secara bertahap. Mengenai konsep yang dihasilkan di lapangan. Setelah penelitian ini dianggap benar baru diadakan terbuka dengan mengundang teman mahasiswa, pembimbing dan pembahas dosen. 4. Kepastian Confirmability Kepastian berasal dari konsep objektifitas menurut non kualitatif. Pemastian objektivitas atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Jika sesuatu itu objektif berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Pada penelitian ini ditekankan pada data kepastian, melalui suatu audit kepastian.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang telah

didapat pada saat penelitian berlangsung. Kemudian hasil temuan-temuan di lapangan yang berhasil diperoleh dari hasil penelitian akan disesuaikan dengan rumusan masalah dan fokus penelitian. Pencapaian hasil dari pelaksanaan program Larasita oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara pada periode 2010 yang dapat dilihat dari perbedaan pada masyarakat dalam hal kepemilikan sertifikat hak atas tanah sesudah dilaksanakan program Larasita. Menurut Siagian 2001: 24 memberikan definisi bahwa efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan pra sarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya. Maka dalam sub bab ini peneliti juga akan memaparkan mengenai ketersedian sumber daya dan sarana prasarana yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara dalam rangka untuk melaksanakan program Larasita. Sumber daya tersebut yaitu sumber daya manusia pelaksana program, yang akan peneliti lihat dari segi kecerdasan, keterampilan dan kecakapan dan sikap aparatur melayani masyarakat. Selain itu dalam hal sarana dan prasarana yang dimiliki untuk melaksanakan program meliputi kendaraan, komputer dan peralatan yang berkenaan dengan kegiatan sertifikasi tanah.

1. Kompetensi Sumber Daya Manusia SDM

Sumber daya manusia adalah salah satu hal yang pertama perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan program pada setiap lembaga atau instansi. Kualitas sumber daya manusia pelaksana juga menentukan sekali terlaksana atau tidaknya suatu kebijakan tertentu. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan efektifitas dari suatu program maka manajemen sumber daya manusia yang berkompeten wajib dilaksanakan. Dalam rangka untuk melaksanakan program Larasita di Kabupaten Lampung Utara maka pada tanggal 01 Maret berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara No. 2472.18.0300III2011 tentang Penunjukan Pelaksana Program Larasita Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara ditetapkan nama-nama berikut sebagai Tim Larasita Kabupaten Lampung Utara. Tabel. 5.1 Daftar Nama Tim Larasita Kabupaten Lampung Utara No. NamaNIP PangkatGol Ditugaskan Sebagai 1 Ir. Hendra Imron NIP.196002151989101001 Penata Tk.IIII d Penanggung Jawab dan Pengendali Kegiatan Larasita 2 Nirwanda, S.H NIP. 196805051989031002 PenataIII c Koordinator Pelayanan 3 Maryoni NIP. 195812181986031001 Penata Muda Tk. I III b Petugas Pelayanan 4 Fuad Hasyim,S.H NIP. 198106232003121002 Penata MudaIII b Koordinator Pelayanan 5 Muhammad Rifai Pinrua,S.H NIP. 198206132008041003 Penata MudaIII a Petugas Pelayanan 6 Ridho Gunarsa Ali S,S.T NIP. 198206022001122001 Penata MudaIII a Administrasi Grafikal 7 Sahmuni NIP. 197312232000031002 Penata MudaIII a Petugas Pelayanan 8 Natalian Anggalena Sipangkar,A.Md. NIP. 198801072009122002 PengaturII c Pembantu Bendara Penerima Sumber: Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara tahun 2001 No. 1962.18.03.100III2011 Data-data di atas adalah nama-nama dari Tim Larasita Kabupaten Lampung Utara, sebagai sebuah tim sudah selayaknya mereka memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada. Menurut keterangan dari Kepala Kantor Pertanahan Nasional Lampung Utara, Drs. Merodi Sugarda, terkait dengan pembentukan tim pelaksana maka beliau menyatakan bahwa: “pembentukan tim Larasita ini berdasarkan pengalaman dan kemampuan. Saya menyatukan antara pegawai yang sudah lama berkecimpung dalam masalah pertanahan di Lampung Utara dan pegawai-pegawai yang masih muda tapi memiliki kemampuan kerja. Diharapkan kombinasi antara tenaga berpengalaman dan tenaga muda akan lebih efektif. Karena kalau tidak digabungkan dengan tenaga pengalaman saya khawatir tim ini nantinya malah gugup dilapangan. Lampung Utara itu luas sekali dan tipe masyarakatnya juga sangat beragam”. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa dasar pemilihan sumber daya manusia dalam rangka pembentukan Tim Larasita terdapat penggabungan antara aparatur pemerintah yang sudah memiliki masa kerja yang lama dan aparatur pemerintah yang tergolong masih muda. Tujuan dari keputusan tersebut diharapkan aparatur yang sudah lama masa kerjanya dibidang pertanahan dapat memberikan masukan-masukan dalam tim berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Mengingat kondisi geografi dan tipe masyarakat di Kabupaten Lampung Utara yang sangat beragam.