Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA A.

Larasita dibangun dan dikembangkan untuk mewujudkan amanat Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan Undang-undang Pokok Agraria, yang kemudian pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Kepala BPN RI No. 18 Tahun 2009 tentang Larasita BPN RI. Rencana strategis ini diuraikan lagi menjadi 11 Agenda Kebijakan BPN RI dengan dua diantaranya adalah membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional SIMTANAS dan pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia, serta membangun database pemilikan dan penguasaan tanah skala besar. Munculah Larasita yang sekiranya mampu memenuhi dua di antara 11 Agenda Kebijakan tersebut. Rintisan awal pelaksanaan program Larasita adalah di Kabupaten Karanganyar. Nama Larasita diberikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Bapak DR. Ir. Joyo Winoto yang sekaligus meresmikan sistem pelayanan ini bersama Bupati Karanganyar Ibu Hj. Rina Iriani SR, S. Pd., M. Hum pada tanggal 19 Desember 2006 di Karanganyar. Larasita adalah layanan kantor berjalan dengan menggunakan sistem komputerisasi untuk mempercepat pelayanan dan pembuatan sertifikat tanah masyarakat dengan mendatangi langsung rumah-rumah masyarakat diseluruh pelosok Indonesia. Pengembangan Larasita berangkat dari kehendak dan motivasi untuk mendekatkan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia BPN RI dengan masyarakat, sekaligus merubah paradigma pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPN RI dari menunggu atau pasif menjadi aktif dan pro aktif, mendatangi masyarakat secara langsung. Tujuan utama diluncurkannya program Larasita adalah percepatan sertifikasi tanah sehingga akan mampu mencegah dan menanggulangi konflik-konflik pertanahan yang acapkali bergulir di masyarakat. Lewat Larasita, pengurusan sertifikasi tanah lebih mudah dijangkau, murah, dan bebas dari usaha-usaha makelar atau percaloan yang selama ini selalu mewarnai proses pengurusan tanah di Indonesia. Karena sistemnya yang “jemput bola” atau mendatangi warga, tentunya akan lebih banyak warga yang dapat dilayani terutama yang berada di pedalaman dan jauh dari perkotaan. Bahkan, untuk mereka dengan keterjangkauan daerah yang sulit, BPN menyediakan pula Larasita menggunakan mobilmotor. Inilah komitmen BPN RI yang memang ingin berubah dari kantor yang pasif menjadi pro aktif melayani masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang efektifitas program Larasita yang ada di Kabupaten Lampung Utara. Efektifitas dari program Larasita ini akan peneliti ketahui melalui penelusuran beberapa hal yang menjadi persyaratan untuk tercapainya efektifitas suatu program. Dalam peneletian ini ada 5 lima poin yang akan menjadi tolak ukur dari program Larasita, diantaranya: 1. Kompetensi sumber daya manusia SDM aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara pelaksana program Larasita, meliputi: kecerdasan, keterampilan, kecakapan dan sikap aparatur pemberi pelayanan. 2. Sarana pra sarana yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara untuk melaksanakan program Larasita, seperti: kendaraan, komputer dan peralatan modern yang berkenaan dengan kegiatan sertifikasi tanah. 3. Prosedur dan sosialisasi pelaksanaan program Larasita di Kabupaten Lampung Utara. 4. Kesesuaian hasil dengan tujuan program Larasita: Prosedur pelayanan yang cepat, waktu penyelesaian cepat dan tepat, biaya pelayanan murah, dan sistem pelayanan “jemput bola”. 5. Output hasil dari pelaksanaan program Larasita di Kabupaten Lampung Utara. Indikator ini akan dilihat dari jumlah wargamasyarakat yang telah mendapatkan sertifikat tanah melalui program Larasita dan jumlah masyarakat yang belum memiliki sertifikat tanah. Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Peraturan Kepala BPN RI No. 18 Tahun 2009 tentang Larasita BPN RI. Pelaksanaan Program Larasita di Kabupaten Lampung Utara. 1. Kompetensi SDM 2. Sarana pra Sarana 3. Prosedur dan Sosialisasi 4. Kesesuaian hasil dan tujuan progra, 5. Output Efektivitas Program Larasita

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari program Larasita dalam rangka mewujudkan tertib administrasi pertanahan. Tipe penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif menggambarkan, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya Moleong, 2006:5, hal tersebut didasarkan karena penelitian ini menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati, adapun tujuannya adalah untuk menggambarkan secara tepat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat individu atau gejala kelompok tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data-data yang dikumpulkan di lapangan adalah data-data yang berbentuk kata dan perilaku, kalimat, skema, dan gambar dengan latar belakang alamiah, manusia sebagai instrumen. Kemudian data-data tersebut digunakan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan fenomena sosial yang diteliti. Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2005:4, mendefinisikan metodelogi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini dtekankan pada metode kualitatif deskriptif yang menekankan proses penelitian daripada hasil penelitian, sehingga bukan kebenaran mutlak yang dicari tetapi pemahaman menyeluruh dan mendalam tentang objek yang diteliti. Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai efektifitas program Larasita dalam rangka mewujudkan tertib administrasi pertanahan. Melalui proses wawancara mendalam indeptherview kepada aktor-aktor yang terkait serta data- data lainnya yang peneliti dapatkan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pedoman untuk mengambil data apa saja yang relevan dengan permasalahan penelitian. Fokus harus konsisten dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang ditetapkan telebih dahulu. Fokus penelitian juga berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah ditetapkan Moleong, 2006: 92. Penelitian ini akan menggunakan fokus yaitu pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran program Larasita di Kabupaten Lampung Utara dengan memperhatikan bagaimana penggunaan sumber daya dan sarana pra sarana untuk melaksanakan program tersebut, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kompetensi sumber daya manusia SDM aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara pelaksana program Larasita, meliputi: kecerdasan, keterampilan, kecakapan dan sikap aparatur pemberi pelayanan.