Pengaruh Permodalan Dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri Di Kabupaten Solok Sumatera Barat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
PENGARUH PERMODALAN DAN VOLUME USAHA
TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI
NEGERI DI KABUPATEN SOLOK
SUMATERA BARAT
DRAFT SKRIPSI
OLEH:
DIAN SUKMALEGA 050502132 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
ABSTRAK
Dian sukmalega (2009), Pengaruh Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat. (Pembimbing: Bapak. Drs. Raja Bongsu Hutagalung, SE. Msi, Ketua Departemen Manajemen: Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I: Ibu Dra. Marhaini, MS, dan Penguji II: Dra. Ibu Setrihiyanti Siregar. MSi).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh permodalan dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha Koperasi Koperasi Pegawai Negeri Kabupaten Solok Sumatera Barat pada tahun 2008.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis linear berganda, dan koefisien determinasi (R2), dilakukan dengan bantuan program SPSS 14.00 for windows.
Hasil yang diperoleh adalah permodalan dan volume usaha berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha, dengan determinasi determinan (R2) 56,7% dan
sisanya 43,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
(3)
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan rahmat kesehatan, keselamatan lahir bathin dan juga kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini mengangkat judul ” Pengaruh Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat”.
Tujuan dari skripsi ini, tidak lain juga untuk berbagi pengetahuan terutama untuk mahasiswa Universitas Sumatera Utara, khususnya bagi Departemen Manajemen.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan masukan dari mahasiswa dan juga dosen yang Insya Allah dapat membangun kreatifitas penulis untuk melakukan penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang.
Usaha dan kerja yang telah dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan rasa tulus dan ikhlas penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga. M.E.c selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
2. Ibu Prof. Dr. Ritha. F Dalimunthe, SE, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Drs. Raja Bongsu Hutagalung, SE. Msi, , selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan ilmu, perhatian, bimbingan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Marhaini, MS, selaku Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu dan perhatiannya dalam penulisan skripsi ini.
6.Ibu Dra. Setrihiyanti Siregar, Msi, selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu dan perhatiannya dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara.
8. Papa Yonnizon, SP.d dan Mama tercinta Marneli yang telah memberikanku cinta, kasih yang berlimpah, doa yang tiada henti, serta semangat juang untuk masa depanku, dan materil yang tak ternilai harganya.
9. Pak etek dan etek terimakasih atas moril dan materilnya, angku dan eyang ku, amak, (cucumu wisuda), semoga angku, eyang, amak, diberi umur yang panjang. 10. Saudara-saudaraku tersayang, fuji, dan Versa, terima kasih atas rasa sayangnya
dirumah So teringat pulkam terus..
11.Sobat-sobatku di Manajemen ’05, terutama buat mba Wulan thanks baNget atas partisipasi dan sumbang sarannya, Jeng dewi, Jeng Rika akhirnya kita Merdeka
(5)
juga. Dan buat teman-teman lainnya yang tidak bisa ditulis satu persatu namanya disini, thanks guys...
12.Sepupu dian, yang di Solok (kak ria, kak reren) yang selalu memberi motivasi dan semangat.
13.Buat adek kost yang di Sofyan 52 dan 96, yang slalu ngisi hari-hari ku dengan canda tawa, makasi atas dukunganya juga ya dek....
14.Special to aBaN9 130131 ”My beloved boyfriend” thanks for your love, your attention, your fury, you are my best friend, my best brother, your honesty has open my eyes, my ear and my heart to be succes.
Penulis memohon kehadirat Allah SWT agar senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.
Medan, Juni 2009 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 4
C. Kerangka Konseptual ... 4
D. Hipotesis... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 5
F. Metode Penelitian ... 6
1. Batasan Operasional... 6
2. Definisi Operasional ... 6
3. Populasi dan Sampel ... 7
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10
5. Jenis Data ... 10
6. Metode Pengumpulan Data... 10
7. Metode Analisis Data... 11
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 16
B. Koperasi ... 17
C. Sebab-Sebab Koperasi Tidak Berkembang Di Indonesia ... 18
D. Sisa Hasil Usaha Koperasi ... 19
E. Modal Koperasi ... 25
F. Sumber Modal Koperasi ... 26
G. Volume Usaha Koperasi ... 29
H. Anggota Koperasi ... 30
BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33
B. Sejarah Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan ... 34
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Permodalan Dan Volume Usaha... 42
1. Permodalan ... 42
(7)
3. Sisa Hasil Usaha ... 46
B. Uji Asumsi Klasik ... 48
1. Pengujian Normalitas... 48
2. Pengujian Heteroskedastisitas... 49
2. Pengujian Autokorelasi ... 50
3. Pengujian Multikoleniaritas ... 51
C. Analisis Regresi Beganda ... 51
D. Analisis Hipotesis ... 53
1. Uji F (Uji Secara Serentak)... 53
2. Uji T (Uji Secara Parsial)... 53
E. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)... 54
F. Pembahasan... 55
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 58
B. SARAN ... 58
DAFTAR PUSTAKA... viii LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Koperasi Pegawai Negeri Yang Terdaftar Di Dinas Koperasi
Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Solok 2008 ... 8
Tabel 1.2 Data permodalan, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha Pada Tahun 2008... 9
Tabel 1.3 Permodalan (X1) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok pada tahu2008...42
Tabel 1.4 Volume usaha (X2) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok pada tahun 2008 ... 44
Tabel 1.5 Sisa Hasil Usaha (Y) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok pada tahun 2008 ... 46
Tabel 1.6 Uji normalitas Data (Analisis Statistik) ... 48
Tabel 1.7 Uji Heteroskedastisitas Dengan Pendekatan Statistik... 50
Tabel 1.8 Uji Autokorelasi... 50
Tabel 1.9 Uji Multikoleniaritas ... 51
Tabel 1.10 Analisis Regresi Linear Berganda... 52
Tabel 1.11 Hasil Uji F hitung... 53
Tabel 1.12 Hasil Uji Thitung... 53
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Konseptual... 5 Gambar 2: Stuktur Organisasi Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan di
Kabupaten Solok Tahun 2008... 41 Gambar 3: Uji Normalitas... 48 Gambar 4: Uji Heteroskedastisitas... 49
(10)
ABSTRAK
Dian sukmalega (2009), Pengaruh Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat. (Pembimbing: Bapak. Drs. Raja Bongsu Hutagalung, SE. Msi, Ketua Departemen Manajemen: Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I: Ibu Dra. Marhaini, MS, dan Penguji II: Dra. Ibu Setrihiyanti Siregar. MSi).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh permodalan dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha Koperasi Koperasi Pegawai Negeri Kabupaten Solok Sumatera Barat pada tahun 2008.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis linear berganda, dan koefisien determinasi (R2), dilakukan dengan bantuan program SPSS 14.00 for windows.
Hasil yang diperoleh adalah permodalan dan volume usaha berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha, dengan determinasi determinan (R2) 56,7% dan
sisanya 43,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijaksanaan pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan UUD 1945 tersebut diungkapkan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah koperasi. Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya.
Perwujudan kedudukan sentral koperasi dilaksanakan fungsi secara nyata sebagai satu-satunya kunci bagi kesuksesan koperasi di dalam perekonomian nasional. Salah satu fungsi dan peran penting koperasi di dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. (Sinaga, 2008:10).
(12)
Koperasi merupakan suatu bentuk badan usaha harus menjalankan usahanya, yang dapat mendatangkan keuntungan ekonomis, meskipun koperasi bukan merupakan bentuk akumulasi modal.
Adam Smith penulis The Wealth of Nations dalam (Hadhikusuma, 2000: 70), modal (capital) diartikan sebagai bagian dari nilai kekayaan yang dapat mendatangkan penghasilan.
Koperasi sangat memerlukan modal sebagai pembiayaan dari usahanya untuk memperoleh penghasilan tersebut. Besar kecilnya nilai modal yang ada pada koperasi sangat menentukan besar kecilnya usaha yang akan dijalankan koperasi tersebut. Sehingga dengan demikian faktor modal dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal, sesuatu usaha yang bersifat ekonomis tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Koperasi sebagai ujung tombak perekonomian masyarakat dan anggota pada khususnya, dan untuk mewujudkannya maka banyak permasalahan yang ditemukan pada koperasi itu sendiri.
Pertama, permasalahan yang muncul dari segi anggota, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap keuntungan dan kemudahan yang diperoleh jika menjadi anggota koperasi. Masyarakat mengira kalau keuntungan yang diperoleh dari usaha berkoperasi sangatlah kecil dan dinilai kurang memuaskan. Akibatnya perkembangan anggota tidak mengalami peningkatan, bahkan tidak hanya itu, akan terjadi pengunduran dirinya sebagai anggota koperasi.
(13)
Kedua, permasalahan yang muncul dari segi permodalan, yaitu lambatnya pertumbuhan modal, dikarenakan kurangnya partisipasi anggota terhadap penanaman modal di koperasi.
Ketiga, permasalahan yang muncul dari segi volume usaha, yaitu kurangnya pemanfaatan modal yang baik untuk mngembangkan unit-unit usaha yang dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan anggotanya. Hal ini dialami oleh beberapa unit koperasi yang ada di Sumatera Barat. Jadi, tidak heran jika ada sekitar 862 dari 3.095 unit koperasi yang tidak aktif lagi di Sumatera Barat.(http://padang-today.com/
diakses pada tanggal 11 maret 2009, jam 11.20).
Koperasi di Kabupaten Solok sebanyak 156 unit, namun yang aktif hanya 85 unit. Koperasi yang aktif juga banyak yang dilanda masalah, seperti Rapat Anggota Tahunan yang tidak tepat waktu dan lain sebagainya.
H. Yunasman (Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Solok) menyatakan, nasib dan perkembangan koperasi ditentukan oleh pengurus dan kedisiplinan anggota. Pengurus tidak menjalankan manajemen dengan baik mengakibatkan krisis kepercayaan dari anggota itu sendiri, sehingga koperasi menjadi pasif.(http://hajiyunasman.wordpress.com/, diakses pada tanggal 12 maret 2009 jam 11.00).
Banyaknya faktor yang mempengaruhi perkembangan koperasi sebagai wadah untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan serta terbatasnya kemampuan dan wawasan peneliti, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini dengan judul “Pengaruh
(14)
Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat”.
B. Perumusan Masalah
Apakah permodalan, dan volume usaha mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat?
C. Kerangka Konseptual
Keberhasilan usaha pada sebuah koperasi sangat membutuhkan berbagai unsur pendukung agar usaha koperasi dapat berjalan dengan baik. Unsur pendukung tersebut adalah modal yang memadai, adanya sumber daya manusia yang berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai.
Fungsi dan peran utama koperasi sangat dipengaruhi oleh modal. Walaupun koperasi bukan kumpulan modal namun tanpa modal koperasi tidak akan jalan. Selain dari modal sendiri (simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela) dalam pengembangan usaha koperasi modal dari luar juga dibutuhkan baik itu dari anggota maupun non anggota. Modal inilah yang akan digunakan untuk pengembangan berbagai usaha sehingga akan menghasilkan pendapatan, semakin meningkat pendapatan maka semakin meningkat juga sisa hasil usaha (SHU).
Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, sehingga aspek volume usaha yang dijalankan oleh koperasi akan sangat menentukan pendapatannya. Volume usaha yang harus ditingkatkan koperasi akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang mencukupi, baik yang berasal dari simpanan para anggota maupun modal yang digali dari luar
(15)
(hutang) (Sumarsono 2003:183). Besarnya modal yang ada pada koperasi maka juga akan berpengaruh terhadap volume usaha koperasi. Jadi dengan peningkatan modal dan volume usaha secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha.
Volume Usaha (X2) Permodalan
(X1)
SHU (Y)
Sumber : Lestari, 2005 Diolah (2009)
Gambar 1: Kerangka Konseptual D. Hipotesis
Permodalan dan volume usaha memiliki pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat.
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh permodalan dan volume usaha terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat.
(16)
b. Menganalisis variabel yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap sisa hasil usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan.
Sebagai sumber informasi untuk dapat memberikan daya tarik kepada anggota agar berpartisipasi lagi terhadap usaha yang ada pada koperasi. Dan juga dapat sebagai bahan pertimbangan untuk dapat memanfaatkan modal koperasi sebagai salah satu aspek penentu dalam menjalankan usaha, agar perolehan sisa hasil usaha juga mengalami peningkatan.
b. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha dalam sebuah koperasi demi terwujudnya peningkatan perekonomian Indonesia melalui koperasi.
c. Bagi pihak lain
Sebagai referensi, terutama bagi mahasiswa Manajemen yang mengambil konsentrasi Manajemen Usaha Kecil untuk penelitian selanjutnya.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi pada data-data Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok dan terdaftar di Dinas Koperasi Perindustrian dan
(17)
Perdagangan Kabupaten Solok. Penelitian ini juga dibatasi hanya pada analisis variabel independent yaitu permodalan (X1), dan volume usaha (X2) yang berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (Y) sebagai variabel dependent pada tahun 2008.
2. Definisi Operasional a. Permodalan (X1)
Permodalan adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan seperti bahan baku, tenaga kerja, dan lain-lain pada tiap-tiap koperasi pegawai negeri pada tahun 2008 di Kabupaten Solok.
b. Volume usaha (X2)
Volume usaha adalah total nilai penjualan/pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan pada tiap-tiap koperasi pegawai negeri pada tahun 2008 di Kabupaten Solok.
c. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa hasil usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
(18)
3. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Koperasi Pegawai Negeri Di Kabupaten Solok dan terdaftar di Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Solok tahun 2008.
b. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian adalah sampel jenuh. Dimana semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini (Ginting, 2008:148). Yaitu sebanyak 33 unit koperasi.
(19)
Tabel 1.1
Koperasi Pegawai Negeri Yang Terdaftar Di Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Solok 2008
No Nama Koperasi Pegawai Negeri (KPN) 1 KPN Guru SD Pantai Cermin
2 KPN Guru SD Lembah Gumanti 3 KPN SMU Alahan Panjang 4 KPN SMP Koto Anau
5 KPN Guru Kec. Payung Sekaki 6 KPN Cemara KLK Lubuk Selasih 7 KPN Balitan Sukarami
8 KPN SMU Gn. Talang 9 KPN Guru SD Gn Talang 10 KPN Kantor Bupati 11 KPN Kandep Agama 12 KPN Kandepdikbud 13 KPN Kandep Penerangan 14 KPN Kantor Statistik 15 KPN Pengayoman 16 KPN Kantor Pertanahan 17 KPN Kencana BKKBN 18 KPN Guru Solok Selatan 19 KPN Dinas Kesehatan
20 KPN Dinas Pertanian Tan. Pangan 21 KPN Dinas Perikanan
22 KPN SMP Koto Baru 23 KPN Pengadilan Agama 24 KPN Guru Bukit Sundi 25 KPN Muara Panas
26 KPN Guru SD Sungai Lasi
27 KPN Guru SD Kec X Koto Diatas 28 KPN SMP Paninjauan
29 KPN SMU 2 X 10 Koto Diatas 30 KPN Bina Karya
(20)
32 KPN Balitbu
33 KPN Dinas Kehutanan
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Solok (2009)
Tabel 1.2
Data permodalan, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha Pada Tahun 2008 Modal
(Rp)
Volume Usaha (Rp)
SHU (Rp) No Nama Koperasi Pegawai Negeri
(KPN)
2008 2008 2008
1 KPN Guru SD Pantai Cermin 655.170.000 1.040.200.000 61,521,600 2 KPN Guru SD Lembah Gumanti 75.387.400 76.546.000 84,57,000 3 KPN SMU Alahan Panjang 4.000.530 19.042.000 12,354,000 4 KPN SMP Koto Anau 142.623.530 132.124.630 15,546,752 5 KPN Guru Kec. Payung Sekaki 501.877.663 576.900.000 78,222,071 6 KPN Cemara KLK Lubuk Selasih 200.830.314 256.721.000 35,639,085 7 KPN Balitan Sukarami 381.976.304 328.950.000 512,982,884 8 KPN SMU Gn. Talang 441.210.073 728.195.500 69,376,000 9 KPN Guru SD Gn. Talang 1.369.450.337 1.560.313.000 1,177,115,465 10 KPN Kantor Bupati 4.939.304.390 2.788.433.501 4,103,930,520 11 KPN Kandep Agama 994.913.021 1.165.283.900 106,851,134 12 KPN Kadepdikbud 466.329.244 502.355.000 53,486,020 13 KPN Kandep Penerangan 539.763.332 473.855.000 554,683,050 14 KPN Kantor Statistik 108.542.012 65.066.000 105,684,000 15 KPN Pengayoman 209.929.179 340.000.000 332,497,135 16 KPN Kantor Pertahanan 26.453.321 84.540.000 74,658,000 17 KPN Kencana BKKBN 100.945.239 1.292.445.650 43,180,000 18 KPN Guru Solok Selatan 3.577.694.791 4.524.882.000 3,110,488,800 19 KPN Dinas Kesehatan 4.128.766.168 2.222.500.000 215,519,778 20 KPN Dinas Pertanian Tan. Pangan 679.466.241 949.405.924 116,980,913 21 KPN Dinas Perikanan 679.466.241 63.307.000 5,684,000 22 KPN SMP Koto Baru 399.218.314 109.657.500 228,163,000 23 KPN Pengadilan Agama 86.503.273 65.150.000 65,653,424
(21)
24 KPN Guru Bukit Sundi 1.592.679.077 1.582.900.000 525,051,541 25 KPN Muara Panas 947.075.809 946.005.500 953,131,931 26 KPN Guru SD Sungai Lasi 446.180.018 575.202.500 444,907,526 27 KPN Guru SD Kec X Koto Diatas 762.581.698 1.181.610.000 176,137,506 28 KPN SMP Paninjauan 157.081.126 220.000.000 207,802,500 29 KPN SMU 2 X 10 Koto Diatas 176.813.716 262.500.000 304,323,600 30 KPN Bina Karya 5.374.844.511 4.687.607.000 1,129,824,148 31 KPN SMU Singkarak 735.280.688 597.872.642 117,894,458
32 KPN Balitbu 651.458.600 861.092.975 85,876,300
33 KPN Dinas Kehutanan 170.430.070 270.056.050 21,997,725 Sumber: Dinas Koperasi perindustrian dan Perdagangan
Data diolah (2009)
4. Tempat Dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Solok dan Badan Pusat Stastistik Sumatera Barat.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari Januari 2009 sampai dengan Mei 2009.
5. Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah (Ruslan, 2003:28):
a. Berdasarkan cara memperolehnya data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui instansi pemerintahan yang bersangkutan, yaitu Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Solok dan Badan Statistik Sumatera Barat.
b. Berdasarkan sifatnya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif karena data yang diperoleh berbentuk angka-angka yang
(22)
menggambarkan permodalan, volume usaha dan sisa hasil usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok.
6. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, dimana penulis mengumpulkan data-data tertulis, dokumen-dokumen, arsip-arsip yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu data tentang sisa hasil usaha, permodalan dan volume usaha Koperasi Pegawai Negeri Kabupaten Solok.
7. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif. Kemudian dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu sisa hasil usaha (dependent) dan permodalan dan volume usaha (independent) (Emzir, 2008 : 133).
b. Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel yang diamati dipergunakan model analisis regresi berganda, dimana yang menjadi variabel bebas adalah permodalan (X1) dan volume usaha (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah sisa hasil usaha (Y). untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan persamaan:
(23)
Di mana:
Y = Sisa hasil usaha X1 = Modal
X2 = Volume Usaha
a = Konstanta
b1,2 = koefisien regresi X1,2
e = Standart error
c. Uji Asumís Klasik
Sebelum peneliti melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yaitu:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independent, variabel dependent atau keduanya mempunyai distribusi normal apa tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji dilakukan melalui analisis Kalmogorov Smirnov. Apabila diperoleh nilai signifikan, uji Kalmogorov Smirnov lebih besar dari (>) 0,05 maka dinyatakan normal.
2) Multikoleniaritas
Multikoleniaritas adalah suatu keadaan dimana variabel independent yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance < 0,5 dan
(24)
VIF (Variance Inflation Factor) > 5 untuk setiap variabel bebas. Hubungan linear antar variabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independent.
3) Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) . Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson dengan melihat koefisien korelasi Durbin Watson test.
4) Heteroskedastisitas
Artinya varians variabel independent adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independent (homokedastisitas). Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Gletser dengan pengambilan keputusan jika variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka terjadi gejala heteroskedastisitas.
(25)
d. Pengujian Hipotesis
1). Uji – F ( Uji pengaruh serempak)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian:
Ho : bi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 = minimal satu dari b ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang
signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada
tingkat signifikan (α) = 5 %. Kriteria penilaian hipotesis pada uji- F ini adalah:
Terima H0 bila Fhitung ≤ Ftabel,
Tolak H0 (terima Hi) bila Fhitung > Ftabel
2). Uji – T ( Uji pengaruh parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dilakukan menggunakan uji statistik t (2 sisi).
Bentuk pengujian:
Ho : bi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
(26)
H1 : bi ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada
tingkat singnifikan (α) = 5 %.
Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah: H0 diterima bila t tabel ≤thitung ≤ t tabel
Hi diterima bila thitung < t tabel atau thitung > t tabel .
3). Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian Koefisien Determinasi (R2), dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel bebas yaitu variabel permodalan (X1), volume usaha (X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitu sisa hasil usaha pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Solok.
Koefisien Determinasi (R2) berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2≤ 1). Bila R2 mendekati 0, maka pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat adalah kecil, dan bila R2 mendekati 1, maka pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat adalah besar. Hasil pengujian koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan program software SPSS versi 14.00 for windows.
(27)
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Lestari (2005:47) meneliti tentang: “Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang”. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif, dengan koefisien regresi 0,242. Bentuk pengaruh modal asing (X2) terhadap SHU (Y) adalah positif dengan koefisien regresinya 0,03071. Dengan hipotesis sebagai berikut: a) Hipotesis pertama penelitian ini adalah secara bersama-sama terdapat pengaruh yang berarti antara modal sendiri dan modal asing terhadap SHU di mana Fhitung besar dari Ftabel pada a 1% (44,397 > 8,65). b) Hipotesis kedua terdapat
pengaruh yang berarti antara modal sendiri terhadap SHU, diperoleh thitung (5,397 >
3,355) akibatnya H0 ditolak dan Ha diterima pada a1%. c) Hipotesis yang ketiga
terdapat pengaruh yang berarti modal asing terhadap SHU, dari tabel diperoleh thitung
sebesar 3,567 dan ttabel sebesar 3,3555 akibatnya H0 ditolak dan harga diterima pada
a1%.
Suryaningrum L. Novi, (2007) meneliti tentang :” Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI Di Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha. Hal ini dibuktikan oleh hasil perhitungan dimana F hitung > F tabel yaitu
(28)
sebesar 51,5% (koefisien determinasi) dan sebesar 48,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah Koperasi merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan bertujuan mensejahterakan para anggota koperasi tersebut. Selain itu, koperasi juga memberikan kebebasan untuk masuk atau keluar sebagai anggota sesuai dengan peraturan yang ada (Hadhikusuma, 2000:1).
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan, berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang”(Hatta dalam Sitio, 2001:17).
Koperasi Indonesia menurut UU No.25/1995 tentang perkoperasian adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan asaz kekeluargaan.
Fungsi koperasi untuk Indonesia tertuang dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 dalam (Sumarsono, 2003:10) tentang perkoperasian yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
(29)
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
C. Sebab-sebab koperasi di Indonesia tidak berkembang
Pengembangan koperasi yang direncanakan dan dilaksanakan dengan bantuan teknik internasional dan bilateral dimasa lampau, disebabkan karena tidak adanya suatu kebijaksanaan yang realistis. Strategi yang dilaksanakan dalam praktek untuk membangun koperasi sering menyimpang jauh dari konsepsi yang direncanakan semula, dan kebanyakan tidak memberi cukup perhatian pada syarat-syarat pendirian organisasi-organisasi swadaya koperasi. Tujuan utama organisasi koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi para anggota dan berorientasi kepada pelayanan para anggotanya.
Kegagalan usaha pengembangan koperasi yang disponsori pemerintah sebab utamanya karena adanya kenyataan bahwa banyak proyek dilaksanakan tanpa memperhatikan apakah persyaratan-persyaratan minimum bagi pertumbuhan koperasi tersebut sudah dipenuhi atau belum. Kebijaksanaan itu didasarkan pada anggapan, bahwa jika persyaratan-persyaratan minimum itu tidak dipenuhi, maka kekurangan
(30)
itu selama jangka waktu tertentu dapat diganti dengan bantuan-bantuan pemerintah sebagai berikut:
1. Prakarsa untuk membentuk koperasi diganti dengan aktivitas-aktivitas dari pegawai dinas pengembangan koperasi.
2. Kemampuan untuk memberikan kontribusi terhadap modal koperasi diganti dengan donasi-donasi pemerintah dan pinjaman-pinjaman lunak. 3. Keterampilan manajemen untuk menjalankan perusahaan koperasi diganti
oleh pegawai-pegawai pemerintah.
4. Efisiensi ekonomis perusahaan koperasi dalam hubungan dengan dan untuk kepentingan anggota diciptakan secara semu melalui pemberian hak-hak istimewa, seperti pengecualian pajak, monopoli untuk mengusahakan produk-produk tertentu, audit tanpa pembayaran imbalan jasa dan sebagainya.
5. Setelah jangka waktu tertentu diharapkan, bahwa koperasi-koperasi yang didukung dengan bantuan pemerintah itu dapat merubah dirinya sendiri melalui suatu proses yang berlangsung secara otomatis menjadi organisasi-organisasi yang benar-benar dapat berdiri-sendiri.
D. Sisa Hasil Usaha Koperasi
Pengertian sisa hasil usaha koperasi menurut ketentuan Pasal 45 UU No.25 Tahun 1992 dalam Hadhikusuma (2000:105) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
(31)
Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (Total Cost) dalam satu tahun buku”(Sitio, 2001: 87).
Pengertian SHU menurut UU No. 25/ 1992 dalam Sitio (2001: 87), tentang perkoperasian, Bab IX Pasal 45 adalah sebagai berikut:
1. Sisa hasil usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang barsangkutan.
2. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.
Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sisa hasil usaha adalah pendapatan yang diperoleh koperasi dikurangi dengan biaya-biaya serta kewajiban finansial lainnya. Setelah sisa hasil usaha dikurangi dengan cadangan dahulu, dan selanjutnya dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
(32)
Sitio (2001: 89), SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1. SHU atas modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari anggota koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menjelaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.
Sisa Hasil Usaha bersumber dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri yaitu sisa hasil usaha atas jasa modal dan sisa hasil usaha atas jasa anggota. Maksud sisa hasil usaha atas jasa modal adalah anggota sebagai pemilik atau investor dari koperasi karena anggota adanya jasa anggota atas modal yang berupa simpanan, jadi sepanjang koperasi tersebut menghasilkan sisa hasil usaha, maka anggota dari koperasi itu akan menerimanya. Dan sisa hasil usaha atas jasa usaha adalah anggota selain menjadi pemilik juga merupakan sebagai pelanggan dan pemakai. Jadi dari jasa yang dilakukan oleh anggota terhadap usaha yang ada pada koperasi tersebut juga akan memperoleh sisa hasil usaha.
Pengertian sisa hasil usaha (SHU) dalam UU No. 25 / 1992 , Bab IX Pasal 45 menyatakan bahwa besarnya sisa hasil usaha (SHU) yang diterima oleh setiap
(33)
anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dengan pengertian ini, juga dijelaskan bahwa adanya hubungan linear antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dan koperasinya, maka semakin besar pula sisa hasil usaha (SHU) yang akan diterima (Sitio, 2001:87).
Perolehan sisa hasil usaha oleh masing-masing anggota tergantung besar kecilnya partisipasi modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota tersebut terhadap usaha-usaha yang ada pada koperasi. Dengan artian semakin besar partisipasi modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota terhadap koperasi, maka semakin besar pula sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota tersebut, dan juga sebaliknya.
Prinsip-prinsip pembagian SHU ( Sitio, 2001:91) sebagai berikut: 1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. 4. SHU anggota dibayar secara tunai.
Partomo, dkk (2002:84), perhitungan akhir tahun yang menggambarkan penerimaan pendapatan koperasi dan alokasi penggunaanya untuk biaya-biaya koperasi berdasarkan pasal 45 ayat (1) UU No. 25 / 1992 dapat dirumuskan sebagai berikut:
(34)
Sisa hasil usaha = pendapatan – (biaya + penyusutan + kewajiban lain + pajak). Rumus diatas dapat disederhanakan menjadi:
SHU = TR – TC
Sisa hasil usaha (SHU) merupakan pendapatan total koperasi dari seluruh usaha yang diperoleh dengan biaya- biaya operasional yang dikeluarkan dalam satu tahun yang sama. Dengan demikian sisa hasil usaha (SHU) tergantung pada dua hal, yaitu volume usaha yang dicapai dan biaya – biaya perasional yang dikeluarkan.
Persamaan (SHU=TR – TC) tersebut, maka akan ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar dari jumlah biaya – biaya koperasi sehingga terdapat selisih yng disebut SHU positif.
SHU positif berarti konstribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi. Kelebihan terebut dikembalikan oleh koperasi kepada para anggotanya (pasal 45 ayat 2 UU No. 25 / 1992).
2. Jumlah pendapatan anggota koperasi lebih kecil dari pada jumlah biaya– biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negatif atau SHU minus.
SHU negatif berarti konstribusi anggota koperasi terhadap pengeluaran untuk biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi. Kekurangan konstribusi anggota tersebut ditutup dengan dana cadangan. Dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang digunakan untuk
(35)
memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan (pasal 21 ayat 2 UU No. 25 1992).
3. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya – biaya koperasi sehingga terjadi SHU nihil atau berimbang.
SHU nihil atau berimbangan, di mana pengeluaran biaya dan pendapatan koperasi seimbang. Dalam hal ini koperasi harus memperbaiki kinerjanya agar dapat meningkatkan pendapatannya untuk memperoleh SHU positif. Koperasi harus bekerja dan melaksanakan kegiatannya secara efisien baik internal maupun alokasi sumber dayanya.
Sisa hasil usaha yang selalu berkembang adalah sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Sisa hasil usaha pada koperasi bersumber dari anggota dan non anggota, maka sisa hasil usaha ini juga akan dibagikan kembali.
Pembagian sisa hasil usaha untuk anggota sesuai dangan jasa masing – masing anggota. Jadi pembagian sisa hasil usaha harus sesuai dengan partisipasi anggota, baik itu terhadap modal, transaksi dan usaha koperasi yang lainnya.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi SHU (Yanti, dalam Suryaningrum 2007):
Faktor dari dalam yaitu : a. Partisipasi Anggota
Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar.
(36)
b. Jumlah Modal Sendiri
SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok,dana cadangan dan hibah.
c. Kinerja Pengurus
Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta Undang-Undang perkoperasian maka hasil yang dicapai juga akan baik.
d. Jumlah unit usaha yang dimiliki
Setiap koperasi pasti memiliki unit usa, hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut.
e. Kinerja Manajer
Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern.
f. Kinerja Karyawan
Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi.
Faktor dari luar yaitu : a. Modal pinjaman dari luar
Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian.
(37)
b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi c. Pemerintah
Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.
E. Modal Koperasi
Modal usaha koperasi diutamakan berasal dari anggota, modal anggota bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini mencerminkan bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri sendiri dengan kekuatan sendiri. Maka kegiatan usaha tersebut akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU).
Perkembangan usaha koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnya dana atau modal yang digunakan (Partomo, dkk, 2002:76). Semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi dewasa ini serta semakin besarnya dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi, baik yang berasal dari dana intern (modal sendiri) modal ekstern (modal luar atau pinjaman) maka semakin berarti pula tanggungjawab manajemennya.
Faktor modal dalam koperasi adalah suatu hal yang digunakan untuk kegiatan usaha koperasi yang datang dari dalam koperasi (intern) maupun dari luar koperasi sendiri (ekstern), modal inilah yang digunakan untuk kegiatan usaha koperasi. Jadi dapat disimpulkan tanpa adanya modal maka tidak akan bisa suatu usaha pada koperasi dijalankan. Modal dalam koperasi dibutuhkan bukan hanya untuk
(38)
menjalankan usaha yang telah direncanakan koperasi oleh koperasi namun juga untuk keperluan lainnya.
Modal usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Modal investasi adalah jumlah uang yang ditanamkan atau digunakan untuk pengadaan secara operasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan (Inliquid) seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain. Sedangkan Modal kerja adalah sejumlah uang yang ditanamkan dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain (Sitio, 2001:52).
F. Sumber Modal Koperasi
Undang-Undang No. 25 / 1992 tentang perkoperasian yang menyatakan bahwa koperasi itu sendiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal sendiri
Modal sendiri tidak selalu tetap, juga terjadi perubahan baik naik maupun turun, tergantung dari jumlah anggota yang ada.
Modal sendiri pada koperasi terdiri atas: a. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan pada saat masuk menjadi anggota oleh setiap anggota kepada koperasi, yang besarnya untuk masing-masing anggota adalah sama (Hadhikusuma, 2000:96).
(39)
Simpanan pokok ini tidak bisa diambil oleh anggotanya selama anggota tersebut menjadi anggota koperasi. Mengenai jumlah simpanan pokok yang dibayarkan oleh anggota tergantung pada anggaran dasar koperasi yang telah ditetapkan. Simpanan pokok ini ikut menanggung resiko.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh setiap anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang nilainya untuk masing-masing anggota tidak harus sama (Hadhikusuma, 2000:97)
Simpanan wajib ini sama halnya dengan simpanan pokok, yaitu tidak dapat diambil kembali oleh anggota selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Namun simpanan wajib ini tidak ikut menanggung kerugian.
c. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian jika diperlukan (Hadhikusuma, 2000:97)
Dana cadangan ini tidak boleh dibagikan kepada anggota koperasi, walaupun terjadi pembubaran koperasi. Karena dana ini digunakan untuk
(40)
membayar hutang-hutang koperasi, menutup kerugian koperasi dan yang lainnya.
Dana cadangan diperoleh dengan cara menambah Net Margin dari usaha yang dilakukan oleh koperasi dan melalui penahanan modal, dengan cara itulah dana cadangan itu didapat. Sedangkan dalam penggunaannya adalah untuk melalui penahanan modal, meningkatkan jumlah operating capital koperasi sebagai perluasan usaha dan sebagai jaminan untuk kemungkinan-kemungkinan rugi dikemudian hari dan dana cadangan ini tidak untuk dibagi-bagikan kepada anggotanya.
d. Hibah/donasi
Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya orang tersebut. Hibah ini dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut diucapkan / di tulis oleh seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak terakhir sebelum dia meninggal dunia, dan baru berlaku setelah dia meninggal dunia (Hadhikusuma (2000:97)
Modal donasi ini merupakan bantuan yang diberikan tanpa ada perjanjian atau syarat apapun, dan modal ini digunakan untuk operasional koperasi yang tidak bisa dipindah tangankan.
2. Modal pinjaman atau modal luar
Modal yang terbaik adalah modal sendiri tanpa adanya pinjaman modal dari yang lainnya. Namun karena modal sendiri kurang mencukupi untuk pengembangan usaha yang dilakukan koperasi, maka diperlukanlah
(41)
bantuan dari luar sebagai pinjaman modal. Pinjaman ini diperoleh dari bantuan atau pinjaman pemerintah dan lain-lain.
G. Volume Usaha
Faktor utama yang mendasari untuk mendirikan suatu perusahaan koperasi adalah adanya kesamaan kebutuhan ekonomi baik itu anggota-anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga. Oleh karena itu koperasi melakukan kegiatan usaha koperasi yang mengutamakan pelayanan atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan usaha ini tentu diharapkan menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan koperasi.
Lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 25/1992, pasal 43 dalam Sitio (2001: 82) yaitu:
1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan. Pada hal ini, konsep ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama dengan ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan.
2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.
3. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang kehidupan ekonomi rakyat.
(42)
Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio, 2001:141). Dengan demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku (Januari) sampai dengan akhir tahun buku (Desember).
Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi (Sitio, 2001:142).
H. Anggota Koperasi
Anggota koperasi merupakan individu-individu atau koperasi-koperasi yang menjadi bagian dari koperasi tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai anggota koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk simpanan pokok dan simpanan wajib (www.ekonomirakyat.org, diakses pada tanggal 12 februari 2009 jam 10.40)
Ketentuan yang terdapat dalam UU No. 25/1992, salah satu syarat pendirian koperasi di Indonesia adalah tersedianya 20 orang anggotanya. Artinya jumlah minimal anggota pada saat pendirian koperasi adalah 20 orang.
Setiap koperasi didirikan dengan tujuan untuk dapat terus menambah jumlah anggotanya, yaitu dengan cara memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita koperasi itu untuk mendaftar sebagai anggota. Calon anggota
(43)
koperasi juga harus dapat memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi. Semakin berkembang sebuah koperasi, akan semakin banyak jumlah anggotanya, dan semakin banyak pula jumlah anggota masyarakat yang dapat dilayani oleh koperasi itu (Baswir, 2000: 87).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian dalam ketentuan pasal 19 ayat (1) UU No. 25 tahun 1992 dalam Baswir, (2000:235), dinyatakan bahwa keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkungan hidup usaha koperasi.
Ketentuan pasal 18 ayat (1) UU No. 25 tahun 1992 dinyatakan bahwa yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum, atau koperasi yang memenuhi persyaratan seperti ditetapkan dalam anggaran dasar.
Kewajiban dari setiap anggota koperasi yang tercantum dalam pasal 20 ayat (1) UU No. 25 tahun 1992, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Memenuhi anggaran dasar koperasi.
2. Mematuhi anggaran rumah tangga koperasi.
3. Mematuhi hasil keputusan-keputusan rapat anggota koperasi. 4. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi. 5. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
6. Menghadiri rapat anggota.
Hak dari setiap anggota koperasi seperti tercantum didalam ketentuan pasal 20 ayat (2) UU No. 25 Tahun 1992, dapat disimpulkan sebagai berikut:
(44)
2. Menyatakan pendapat di dalam rapat anggota 3. Memberikan suara di dalam rapat anggota.
4. Memilih dan atau dipilih di dalam kepengurusan (sebagai pengurus atau sebagai pengawas)
5. Meminta dinyatakan diadakannya rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
6. Mengemukakan pendapat dan atau saran kepada pengurus diluar rapat anggota, baik diminta maupun tidak.
7. Memanfaatkan koperasi dan dapat pelayanan yang sama antara sesama anggota dala koperasi.
8. Mendapatkan keuntungan atau sisa hasil usaha
9. Memberikan pengembalian uang simpanan sebagai anggota.
10.Menerima bonus dan atau bunga atas modal saham, obligasi, dan sebagainya.
11.Menerima kembali modal saham, obligasi jika anggota tersebut mengundurkan diri sebagai anggota atau koperasi tersebut.
12.Mengundurkan diri sebagai anggota koperasi 13.Mengawasi jalannya organisasi koperasi
14.Mendapatkan keterangan-keterangan tentang perkembangan dari koperasi.
Setiap anggota koperasi mempunyai kewajiban dan hak yang sama. Pada koperasi tidak ada unsur paksaan, setiap anggota bebas mengeluarkan pendapat, serta memberikan masukan terhadap koperasi untuk kemajuan koperasi tersebut. Maka sebagai anggota harus bisa memenuhi kewajibannya sebagai anggota kemudian mereka boleh menuntut haknya sebagai anggota koperasi.
Peran utama suatu koperasi tergantung pada peranan anggota atau kesadaran anggota untuk berpartisipasi pada koperasi. Jadi koperasi juga bisa menumbuhkan
(45)
kesadaran dan keyakinan anggota terhadap cita – cita dari perkumpulan koperasi. Dalam hal ini koperasi juga bisa memberikan keunggulan – keunggulan yang membuat anggota tertarik untuk berpartisipasi, seperti pada usaha penjualan koperasi menawarkan harga yang lebih murah dari pasar.
(46)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten solok merupakan salah satu dari tiga kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Luas wilayah kabupaten Solok adalah 708.402 Ha. Letak Kabupaten Solok secara geografis berada antara 010 20’ 27” dan 010 21’39” Lintang Selatan dan 1000 33’ 43” Bujur Timur. Topografi daerah sangat bervariasi antara dataran, lembah dan bukit-bukit, dengan ketinggian antara 329 meter – 1.458 meter di atas permukaan air laut.
Posisi Kabupaten Solok di nilai sangat strategis, karena disamping dilewati jalur lintas Sumatera, daerah ini juga berbatasan langsung dengan Kota Padang selaku ibukota Provinsi Sumatera Barat. Secara lengkap daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Solok sebagai berikut:
Sebelah Barat: Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan Sebelah Utara: Kabupaten Tanah Datar
Sebelah Timur: Kabupaten Sawah Lunto / Sijunjung Sebelah Selatan: Kabupaten Solok Selatan
Keadaan iklim di daerah Kabupaten Solok pada umumnya termasuk tipe iklim tropis dengan udara berkisar antara 370c – 340c. Sedangkan curah hujan mempunyai rata-rata 3550 mm/tahun.
(47)
Mata pencaharian penduduk yang berada di daerah Kabupaten Solok pada umumnya hidup dengan bercocok tanam/pertanian. Disamping itu juga penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil, karyawan perusahaan, buruh kasar, pedagang, peternak dan buruh tani.
B. Sejarah Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang koperasi, usaha kecil dan menengah industri dan perdagangan yang sesuai dengan mata kuliah Konsentrasi Manajemen Usaha Kecil. Pada awalnya Dinas Koperindag terdiri dari 3 (tiga) bagian kantor :
1. Kantor Koperasi
2. Kantor Perindustrian berdiri tahun 1987 3. Kantor Perdagangan
Tahun 2001 dengan adanya otonomi daerah, ketiga kantor tersebut digabungkan menjadi suatu dinas yang dinamakan “Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan” yang terdiri dari 4 (empat) bagian subdin :
1. Tata Usaha 2. Koperasi 3. Perdagangan 4. Perindustrian
Namun pada tahun 2003 sesuai dengan PP No. 8 Dinas Koperindag mempunyai 5 (lima) bagian bidang yang terdiri dari :
1. Bidang Tata Usaha
2. Bidang Pembinaan dan Kelembagaan dan Usaha Kecil 3. Bidang Pembinaan, Permodalan dan Pengawasan KUKM 4. Bidang Pembinaan Industri
(48)
5. Bidang Pembinaan Usaha Perdagangan dan Perlindungan Consumen
Visi Dan Misi Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Solok
VISI
Terwujudnya usaha kecil dan menengah di sektor industri dan perdagangan yang mandiri, tangguh dalam wadah koperasi yang sehat serta mampu bersaing.
MISI
1. Meningkatnya peran koperasi yang berorientasi bisnis dalam mewadahi usaha kecil dan menengah.
2. Meningkatnya sistem pembinaan industri kecil dan menengah dalam meningkatkan mutu serta kualitas agar mampu bersaing di pasar global. 3. Meningkatnya akses pasar yang lebih luas serta perlindungan terhadap
konsumen dan dunia usaha.
Pembagian Bidang Pada Dinas Koperasi ,Perindustrian dan Perdagangan beserta Tugas Pokok dan Fungsinya :
1. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh organisasi di lingkungan Dinas
(49)
Koperasi, Perindustrian dan perdagangan yang meliputi urusan umum dan kepegawaian serta urusan perencanaan keuangan dan evaluasi.
Bagian Tata Usaha melaksanakan fungsi :
a. Pengelola Tata Usaha dan rumah tangga dinas
b. Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan evaluasi serta laporan.
c. Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian
d. Pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Sub. Bagian umum dan kepegawaian
Mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan rumah tangga, pemeliharan barang inventaris, pengelolaan perlengkapan kantor, hubungan masyarakat, pengelolaan administrasi, dan pembinaan kepegawaian, pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan.
b. Sub. Bagian, Perencanaan, Keuangan.
Mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan program dan kegiatan, pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data statistik. Evaluasi dan pelaporan, pengolahan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, pembukuan, pertanggungjawaban. 2. Bidang pembinaan kelembagaan atau usaha KUKM.
Bidang pembinaan dan kelembagaan dan usaha KUKM mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas Koperasi, Perindustrian dan
(50)
Perdagangan dibidang Pembinaan Kelembagaan dan usaha Koperasi, Usaha kecil dan Menengah.
Bidang Kelembagaan dan Usaha KUKM melaksanakan fungsi:
a. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
b. Menyusun petunjuk teknis dan melaksanakan pengelolaan, pendaftaran, perizinan dan pedoman pembinaan kegiatan usaha koperasi, usaha kecil dan menengah.
c. Pelaksanaan bimbingan dan pembinaan usaha Koperasi, usaha kecil dan menengah.
3. Bidang Pembinaan Permodalan dan Pengawasan KUKM
Bidang Pembinaan dan Permodalan dan Pengawasan KUKM mempunyai tugas menyelenggarakan tugas Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan dibidang Pembinaan permodalan dan pengawasan Koperasi, usaha kecil dan menengah.
Bidang Pembinaan Permodalan dan Pengawasan KUKM melaksanakan fungsi :
a. Penyusunan, perumusan dan penjabaran pelaksanaan teknis pemberian bimbingan dan pembinaan dibidang permodalan dan pengawasan koperasi, usaha kecil dan menengah
b. Pelaksanaan teknis, pemberian bimbingan kepada koperasi, pengusaha kecil dan menengah serta menfasilitasi permodalan atau pembiayaan dan simpa pinjam.
(51)
c. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap koperasi dan menengah.
d. Pengelolaan data dan informasi koperasi, usaha kecil dan menengah di bidang permodalan dan KUKM.
Bidang pembinaan permodalan pengawasan KUKM terdiri dari : a. Seksi permodalan KUKM simpan pinjam
Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, kebijakan teknis, pemberian bimbingan permodalan KUKM dan simpan pinjam
b. Seksi pembinaan dan pengawasan KUKM
Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, kebijakan teknis dan pengawasan kepada koperasi, usaha kecil dan menengah
4. Bidang Pembinaan Industri
Bidang Pembinaan Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, pemberian bimbingan teknis, pelaksanaan pembinaan pengembangan sarana usaha, pengawasan, pendaftaran dan perizinan industri sandang, pangan, kerajinan dan industri, bahan bangunan perbengkelan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang pelaksanaan industri melaksanakan fungsi:
a. Perumusan, penyusunan petunjuk teknis, pembinaan kegiatan usaha industri sandang, pangan dan kerajinan, industri bangunan dan perbengkelan.
(52)
b. Analisis iklim usaha dan peningkatan kerja sama dengan dunia usaha c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis
d. Pelaksanaan pengelolaan pendaftaran perizinan dan pedoman pembinaan kegiatan usaha industri.
Bidang pembinaan industri terdiri dari:
a. Seksi industri sandang, pangan dan kerajinan mempunyai tugas melaksanakan penerapan, pemberian bimbingan teknis, pelaksanaan kebijakan pembinaan, pengembangan usaha, sarana produksi, penyiapan dan pengawasan, pendaftaran dan perizinan industri sandang, pangan dan kerajinan.
b. Seksi industri bahan bangunan dan perbengkelan mempunyai tugas melaksanakan penerapan, pemberian bimbingan teknis, pelaksanaan kebijakan pembinaan, pengembangan usaha, sarana produksi, penyiapan dan pengawasan, pendaftaran dan perizinan industri bahan bangunan dan industri.
5. Bidang Pembinaan Usaha Perdagangan dan Perlindungan Konsumen
Bidang ini mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan pemberian bimbingan teknis, pelaksanaan pembinaan, pengembangan usaha, pemberian izin, promosi, pemasaran, pengawasan dan perlindungan konsumen.
Bidang ini melaksanakan fungsi:
a. Penyiapan bahan bimbingan teknis, pembinaan sarana Promosi, pemasaran dan kerja sama dengan dunia usaha, baik dalam maupun luar negeri
(53)
b. Penyiapan bahan bimbingan teknis, pembinaan sarana koperasi dan perlindungan konsumen
c. Pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan analisis iklim usaha
d. Pelaksanaan pengelolaan pendaftaran, perizinan pembinaan kegiatan usaha perdagangan, pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen
e. Pengelolaan data dan informasi dibidang perdagangan
Bidang pembinaan usaha perdagangan dan perlindungan konsumen terdiri dari:
a. Seksi pengawasan dan perlindungan konsumen yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan bimbingan teknis, pembinaan, pemberian perizinan dan perlindungan konsumen.
b. Seksi promosi, pemasaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemilihan teknis, pembinaan dan pengembangan, permodalan, promosi, didalam dan diluar negeri.
6. Unit Pelaksana Unit Dinas (UPTD)
a. Unit pelaksana teknis dinas melaksanakan sebagian tugas dinas diwilayah kerjanya.
b. UPTD koperasi, perindustrian dan perdagangan, dipimpin oleh seorang kepala UPTD yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, sedangkan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat.
(54)
c. UPTD koperasi, perindustrian dan perdagangan mempunyai kedudukan dan wilayah kerja dalam 1 atau beberapa kecamatan yang diatur lebih lanjut oleh Bupati
7. Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugasnya.
a. Kepala Dinas Koperindag melaksanakan tugasnya berdasarkan kewenangan yang dimilikinya dan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati
b. Kepala Dinas Koperindag wajib memberi petunjuk, membina, membimbing, dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada dalam lingkungan dinasnya.
(55)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Permodalan Dan Volume usaha 1. Permodalan (X1)
Tabel 1.3
Permodalan (X1) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok pada tahun 2008
Modal (Rp) No Nama Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
2008
1 KPN Guru SD Pantai Cermin
655,170,000 2 KPN Guru SD Lembah Gumanti
75,387,400
3 KPN SMU Alahan Panjang 4,000,530
4 KPN SMP Koto Anau 142,623,530
5 KPN Guru Kec. Payung Sekaki 501,877,663 6 KPN Cemara KLK Lubuk Selasih 200,830,314 7 KPN Balitan Sukarami
381,976,304 8 KPN SMU Gn. Talang
441,210,073 9 KPN Guru SD Gn. Talang
1,369,450,337 10 KPN Kantor Bupati
4,939,304,390 11 KPN Kandep Agama
994,913,021 12 KPN Kadepdikbud
466,329,244 13 KPN Kandep Penerangan
539,763,332 14 KPN Kantor Statistik 108,542,012 15 KPN Pengayoman
209,929,179 16 KPN Kantor Pertahanan
26,453,321 17 KPN Kencana BKKBN
100,945,239 18 KPN Guru Solok Selatan 3,577,694,791 19 KPN Dinas Kesehatan 4,128,766,168 20 KPN Dinas Pertanian Tan. Pangan
679,466,241
21 KPN Dinas Perikanan 912,212,111
22 KPN SMP Koto Baru
(56)
23 KPN Pengadilan Agama 86,503,273 24 KPN Guru Bukit Sundi
1,592,679,077
25 KPN Muara Panas 947,075,809
26 KPN Guru SD Sungai Lasi
446,180,018 27 KPN Guru SD Kec X Koto Diatas
762,581,698 28 KPN SMP Paninjauan
157,081,126 29 KPN SMU 2 X 10 Koto Diatas
176,813,716 30 KPN Bina Karya
5,374,844,511 31 KPN SMU Singkarak
735,280,688 32 KPN Balitbu
651,458,600 33 KPN Dinas Kehutanan
170,430,070
Jumlah 31,956,992,100
Maksimum 5,374,844,511
Minimum 4,000,530
Mean 968,393,700
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Solok
Data diolah (2009)
Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah modal (X1) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok dengan mean Rp. 968.393.700. Disamping itu Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok memiliki modal yang tertinggi sebesar 5.374.844.511 pada KPN Bina Karya dan modal terendah sebesar 4.000.530 pada KPN SMU Alahan Panjang. Dengan mean Rp 968,393,700 untuk tahun 2008.
(57)
2. Volume Usaha (X2)
Tabel 1.4
Volume Usaha (X2) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok pada tahun 2008
Volume Usaha (X2) (Rp) No Nama Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
2008
1 KPN Guru SD Pantai Cermin 1,040,200,000 2 KPN Guru SD Lembah Gumanti 76,546,000 3 KPN SMU Alahan Panjang 19,042,000 4 KPN SMP Koto Anau
132,124,630 5 KPN Guru Kec. Payung Sekaki 576,900,000 6 KPN Cemara KLK Lubuk Selasih 256,721,000 7 KPN Balitan Sukarami 328,950,000 8 KPN SMU Gn. Talang
728,195,500 9 KPN Guru SD Gn. Talang 1,560,313,000 10 KPN Kantor Bupati 2,788,433,501
11 KPN Kandep Agama 1,165,283,900
12 KPN Kadepdikbud
502,355,000 13 KPN Kandep Penerangan 473,855,000 14 KPN Kantor Statistik 65,066,000
15 KPN Pengayoman 340,000,000
16 KPN Kantor Pertahanan
84,540,000 17 KPN Kencana BKKBN 1,292,445,650 18 KPN Guru Solok Selatan 4,524,882,000 19 KPN Dinas Kesehatan 2,222,500,000 20 KPN Dinas Pertanian
949,405,924
21 KPN Dinas Perikanan 63,307,000
22 KPN SMP Koto Baru 109,657,500
23 KPN Pengadilan Agama 65,150,000 24 KPN Guru Bukit Sundi
(58)
25 KPN Muara Panas
946,005,500 26 KPN Guru SD Sungai Lasi 575,202,500 27 KPN Guru SD Kec X Koto Diatas 1,181,610,000
28 KPN SMP Paninjauan 220,000,000
29 KPN SMU 2 X 10 Koto Diatas 262,500,000
30 KPN Bina Karya 4,687,607,000
31 KPN SMU Singkarak 597,872,642
32 KPN Balitbu 861,092,975
33 KPN Dinas Kehutanan 270,056,050
Jumlah 30,550,720,272
Maksimum 4,687,607,000
Minimum
19,042,000 Mean
925,779,402
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Solok
Data diolah (2009)
Berdasarkan tabel 1.4 di atas, dapat dilihat bahwa Volume Usaha (X2) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok dengan mean Rp. 925.779.402. Disamping itu Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok memiliki volume usaha yang tertinggi sebesar Rp. 4,687,607,000 pada KPN Bina Karya dan modal terendah sebesar Rp. 19,042,000 pada KPN SMU Alahan Panjang. Dengan mean Rp 925,779,402 untuk tahun 2008.
(59)
3. Sisa Hasil Usaha (Y)
Tabel 1.5
Sisa Hasil Usaha (Y) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok pada tahun 2008
Sisa Hasil Usaha (Y)
(Rp) No Nama Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
2008
1 KPN Guru SD Pantai Cermin 61,521,600 2 KPN Guru SD Lembah Gumanti 84,57,000 3 KPN SMU Alahan Panjang 12,354,000 4 KPN SMP Koto Anau
15,546,752 5 KPN Guru Kec. Payung Sekaki 78,222,071 6 KPN Cemara KLK Lubuk Selasih 35,639,085 7 KPN Balitan Sukarami 512,982,884 8 KPN SMU Gn. Talang
69,376,000 9 KPN Guru SD Gn. Talang 1,177,115,465 10 KPN Kantor Bupati 4,103,930,520
11 KPN Kandep Agama 106,851,134
12 KPN Kadepdikbud
53,486,020 13 KPN Kandep Penerangan 554,683,050 14 KPN Kantor Statistik 105,684,000
15 KPN Pengayoman 332,497,135
16 KPN Kantor Pertahanan
74,658,000
17 KPN Kencana BKKBN 43,180,000
18 KPN Guru Solok Selatan 3,110,488,800 19 KPN Dinas Kesehatan 215,519,778 20 KPN Dinas Pertanian
116,980,913
21 KPN Dinas Perikanan 5,684,000
22 KPN SMP Koto Baru 228,163,000
(60)
24 KPN Guru Bukit Sundi
525,051,541
25 KPN Muara Panas 953,131,931
26 KPN Guru SD Sungai Lasi 444,907,526 27 KPN Guru SD Kec X Koto Diatas 176,137,506
28 KPN SMP Paninjauan 207,802,500
29 KPN SMU 2 X 10 Koto Diatas 304,323,600
30 KPN Bina Karya 1,129,824,148
31 KPN SMU Singkarak 117,894,458
32 KPN Balitbu 85,876,300
33 KPN Dinas Kehutanan 21,997,725
Banyak data 33
Jumlah
15,155,085,866 Maksimum
4,103,930,520
Minimum 5,648,000
Mean 4,592,450,262
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Solok
Data diolah (2009)
Berdasarkan tabel 1.5 di atas, bahwa sisa hasil usaha (Y) Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok dengan mean Rp. 15,155,085,866. Disamping itu Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok memiliki sisa hasil usaha tertinggi sebesar Rp
4,103,930,520 pada KPN Kantor Bupati dan sisa hasil usaha terendah sebesar Rp
5,648,000 pada KPN Dinas Perikanan. Dengan mean Rp. 4.592.450.262 untuk tahun
(61)
B. Uji Asumsi Klasik
1. Pengujian Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal.
a. Analisis Grafik
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Ex
pe
ct
ed
Cu
m
P
rob
Dependent Variable: SHU
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : Hasil Penelitian SPSS,
Diolah (2009)
Gambar 3: Uji Normalitas
Apabila data menyebar disepanjang garis maka dikatakan normal. pada gambar terlihat bahwa data menyebar disepanjang garis maka data tersebut dikatakan normal.
(62)
b. Analisis Statistik
Tabel 1.6
Uji normalitas Data (Analisis Statistik)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
33 .0000000 576344786.5 .178 .157 -.178 1.021 .248 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah (2009)
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji one simple kolmogorov smirnov test. Dari hasil pengujian terlihat besarnya nilai kolmogorov-smirnov adalah 1,021 dan signifikan pada 0,248 (nilai sig harus diatas 0,05). Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi
normal.
2. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain.
(63)
a. Pendekatan Grafik
-1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-3 -2 -1 0 1 2 3
Re
gre
ssion Stude
ntized R
esidual
Dependent Variable: Sisa_HAsil_Usaha Scatterplot
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah (2009) Gambar 4: Uji Heteroskedastisitas
Apabila data menyebar maka tidak terkena Heteroskedastisitas. pada gambar 1.8 terlihat bahwa data menyebar maka data tersebut dinyatakan tidak terkena heteroskedastisitas.
b. Pendekatan Statistik
Tabel 1.7
(64)
Coefficientsa
6E+007 6E+007 1.056 .299
.133 .037 .471 3.562 .001 .607 1.649
.173 .051 .445 3.367 .002 .607 1.649
(Constant) modal volume_usah Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: absut a.
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah (2009)
Jika variabel independent signifikan terjadi secara statistik mempengaruhi variabel dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari hasil pengujian terlihat terjadi heteroskedastisitas, karena permodalan dan volume usaha < 0,05 (Ghozali, 2005).
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series). Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji DW (Durbin Watson) dengan melihat koefisien korelasi DW test.
Tabel 1.8 Uji autokorelasi
Model Summaryb
1,418a Model
1
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Volume_Usaha, Moda a.
Dependent Variable: Sisa_HAsil_Usaha b.
(65)
Pada umumnya suatu model regresi tidak terkena autokorelasi jika nilai Durbin-Watson berada pada rentang -2 ≤ X ≤ 2. Berdasarkan hasil output SPSS bagian model Summary menunjukkan bahwa nilai Durban-Watson adalah 1,418 maka model ini tidak terkena autokorelasi
4. Pengujian Multikoleniaritas
Tabel 1.9 Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
-8E+007 1E+008 -.575 .569
.138 .087 .245 1.587 .123 .607 1.649
.444 .119 .575 3.722 .001 .607 1.649
(Constant) modal volume_usah Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: SHU a.
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah (2009)
Pengujian multikoleniaritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikoleniaritas dengan variabel bebas lainnya. Pada output SPSS bagian Coefficient, semua angka VIF jauh di bawah 5, hal ini menunjukkan tidak terjadi multikoleniaritas. Sedangkan hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independent yang nilainya lebih dari 95%. Hal ini berarti tidak terkena multikoleniaritas.
(66)
C.Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependent bila dua atau lebih variabel independent dimanipulasi (Sugiyono, 2003: 210). Dengan memperhitungkan variabel peran orang tua sebagai pendiri (X1), peran saudara (X2) dan peran pasangan dari
wirausaha (X3) dapat diketahui berapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
bisnis. Adapun model regresi yang digunakan adalah: Y = b0 + b1X1 + b2X2
Analisis regresi linier berganda menggunakan program SPSS versi 14, dapat dilihat pada Tabel 1.11 berikut:
Tabel 1.10
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
-8E+007 1E+008 -.575 .569
.138 .087 .245 1.587 .123 .607 1.649
.444 .119 .575 3.722 .001 .607 1.649
(Constant) modal volume_usaha Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: SHU a.
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah 2009
Berdasarkan hasil perhitungan data terlihat pada tabel 1.9 kolom (Unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh persamaan regresi linier berganda:
Y= 8E+007 + 0,138 X1 + 0.444 X2. Persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
(67)
1. Konstanta (b0) =8E+007, menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel
X1, X2 dan X3 = 0, maka keberhasilan bisnis (Y)= 8E+007.
2. Koefisien X1 (b1) = 0,138, Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh permodalan
adalah searah dengan sisa hasil usaha. Dengan kata lain, permodalan mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil usaha. Bila dilakukan peningkatan permodalan akan memberi dampak positif terhadap sisa hasil usaha.
3. Koefisien X2 (b2) = 0,444, tanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
volume usaha adalah searah dengan sisa hasil usaha. Dengan kata lain volume usaha mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil usaha. Bila dilakukan peningkatan volume usaha akan memberi dampak positif terhadap sisa hasil usaha.
D. Analisis Hipotesis
1. UJI F (Uji secara serentak)
Tabel 1.11 Hasil Uji Fhitung
ANOVAb
1E+019 2 6.947E+018 19.607 .000a
1E+019 30 3.543E+017
2E+019 32
Regression Residual Total Model 1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), volume_usaha, modal a.
Dependent Variable: SHU b.
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah (2009)
Tabel 1.10 diatas mengungkapkan bahwa nilai Fhitung adalah 19,607dengan
tingkat signifikansi 0.000. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05)
(68)
signifikansinya (0,002) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent permodalan dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha secara keseluruhan signifikan.
2. UJI T (Uji secara parsial)
Tabel 1.12 Hasil Uji T Coefficientsa
-8E+007 1E+008 -.575 .569
.138 .087 .245 1.587 .123
.444 .119 .575 3.722 .001
(Constant) modal
volume_usaha Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: SHU a.
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah (2009)
Nilai thitung diperoleh dengan bantuan program SPSS versi 14.0 seperti yang
terlihat pada Tabel 1.11 nilai thitung untuk variabel permodalan (X1), volume usaha
(X2) adalah 1,587 dan 3.722. Nilai ttabel pada α = 5% adalah 1,645.
Berdasarkan nilai tersebut diperoleh variabel permodalan (X1) thitung (1,587)<tabel
(1,645), hal ini berarti variabel permodalan (X1) berpengaruh positif dan signifikan
pada tingkat kesalahan α = 5%. Pada variabel volume usaha (X2) thitung (3,722) >ttabel
(1,645), hal ini berarti variabel volume usaha (X2) berpengaruh positif pada tingkat
kesalahan α = 5%. Perbandingan nilai kontribusi setiap variabel (X1, dan X2)
menunjukkan bahwa variabel volume usaha (X2) merupakan yang paling dominan
berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (Y).
E. Pengujian Koefisien Determinan (R2) Tabel 1.13
(69)
Variabel-variabel Uji Model Summary b
.753a .567 .538 595246336
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), volume_usaha, modal
a.
Dependent Variable: SHU b.
Sumber: Hasil Penelitian SPSS, diolah (2009)
Nilai Adjusted R Square (R2) pada tabel 1.12 sebesar 0,567 hal ini menunjukkan bahwa 56,7% variabel sisa hasil usaha dapat dijelaskan oleh permodalan dan volume usaha sedangkan sisanya 43,3 % dipengaruhi oleh variabel lain.
F. Pembahasan
1. Pengaruh Permodalan (X1) Terhadap Sisa Hasil Usaha KPN di Kabupaten Solok.
Hipotesis yang diajukan penelitian ini terbukti diterima, dengan demikian terdapatnya pengaruh yang signifikan antara jumlah modal dengan sisa hasil usaha. Terdapatnya pengaruh yang signifikan antara modal dengan SHU mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya SHU KPN di Kabupate Solok, salah satunya ditentukan oleh modal.
Semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi, semakin besarnya dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi, baik yang berasal dari dana intern (modal sendiri) maupun modal ekstern (modal luar/pinjaman) (Partomo, dkk (2002:76). Meningkatnya modal pada
(1)
SKRIPSI:
Lestari, Novi. 2005
. Pengaruh Modal Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi
Pegawai Telkom Padang.
(Skripsi). Padang. FE UNP.
Suryaningrum L. Novi, 2007.
Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa
Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI Di Kota Semarang.
(Skripsi). Semarang.
FE. UNES.
INTERNET:
Erlangga, heru. 2008.
Koperasi di Sumatera Barat.
http://padang-today.com/
,
diakses pada tanggal 12 Maret 2009, Jam 11.15
Krisnamurthi, Bayu. 2003
. Membangun Koperasi Berbasis Anggota Dalam
Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat.
www.Ekonomirakyat.org
. diakses
pada tanggal
12 februari 2009 jam 10.40
Yunasman. 2008.
Nasib Koperasi Tak Seindah Cita-cita.
http://hajiyunasman.wordpress.com/
,
diakses pada tanggal
12 maret 2009 jam
11.00
(2)
(3)
Pengujian Normalitas
1.0 0.8
0.6 0.4 0.2
0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Ex
pec
ted C
um
Pr
ob
Dependent Variable: SHU
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Uji normalitas Data (Analisis Statistik)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
33 .0000000 576344786.5 .178 .157 -.178 1.021 .248 N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(4)
-1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regres
sion Studentiz
ed Resi
dual
Dependent Variable: Sisa_HAsil_Usaha
Scatterplot
Uji Heteroskedastisitas dengan Pendekatan Statistik
Coefficientsa
6E+007 6E+007 1.056 .299
.133 .037 .471 3.562 .001 .607 1.649
.173 .051 .445 3.367 .002 .607 1.649
(Constant) modal
volume_usaha Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: absut a.
Tabel 1.8
Uji autokorelasi
(5)
Model Summaryb 1,418a Model 1 Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Volume_Usaha, Moda a.
Dependent Variable: Sisa_HAsil_Usaha b.
Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
-8E+007 1E+008 -.575 .569
.138 .087 .245 1.587 .123 .607 1.649
.444 .119 .575 3.722 .001 .607 1.649
(Constant) modal volume_usah Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: SHU a.
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
-8E+007 1E+008 -.575 .569
.138 .087 .245 1.587 .123 .607 1.649
.444 .119 .575 3.722 .001 .607 1.649
(Constant) modal volume_usaha Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: SHU a.
Hasil Uji F
hitung ANOVAb1E+019 2 6.947E+018 19.607 .000a
1E+019 30 3.543E+017
2E+019 32 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), volume_usaha, modal a.
Dependent Variable: SHU b.
(6)
Hasil Uji T
Coefficientsa
-8E+007 1E+008 -.575 .569
.138 .087 .245 1.587 .123
.444 .119 .575 3.722 .001
(Constant) modal
volume_usaha Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: SHU a.
Variabel-variabel Uji
Model Summaryb
.753a .567 .538 595246336
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), volume_usaha, modal a.
Dependent Variable: SHU b.