Berdasarkan waktu Tinjauan Teoritis 1.

hutan kayu yang di sebabkan oleh perubahan-perubahan pengelolan sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan”. Sedangkan menurut Haryono Yusuf 2001 : 205 dikatakan bahwa : “Deplesi adalah penghapusan harga perolehan sumber alam secara sistematis”. 3 Amortisasi Menurut Henry Simamora 2002 ; 323 bahwa : “Alokasi sistematis biaya perolehan aktiva tak berwujud selam masa manfaatnya”. Amortisasi adalah istilah yang digunakan untuk menghapus aktiva tak berwujud. Berbeda dengan aktiva lancer amortisasi aktiva tak berwujud hanya mengenal satu metode yaitu metode garis lurus. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan metode penyusutan dapat dikelompokkan menurut kriteria PSAK No. 17 : paragraf 9 :

1. Berdasarkan waktu

a Metode garis lurus straight line method Metode garis lurus merupakan metode yang paling banyak digunakan karena sangat sederhana dalam penggunaannya. Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu artinya mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Beban penyusutan besarnya sama setiap periode kecuali ada penyesuaian-penyesuaian. Kelemahan metode ini adalah kapasitas produksi aktiva tetap semakin lama semakin menurun serta biaya pemeliharaan dan reperasi dari suatu peiode ke Universitas Sumatera Utara periode berikutnya akan semakin besar, seiring dengan semakin tuanya umur aktiva tetap tersebut. Menurut Zaki Baridwan 2001 : 309 depresiasi yang konstan setiap periode seolah-olah menunjukan bahwa kemampuan aktiva relatif sama dalam suatu periode padahal aktiva tetap semakin lama mempunyai kemampuan semakin menurun dan karenanya sangat tidak logis kalau beban penyusutan diperlakukan sama dengan peiode sebelumnya. Besarnya penyusutan tiap periode ditentukan dengan rumus berikut : Dimana : D = depreciation beban penyusutan C = cost harga perolehan S = salvage value nilai residu n = useful life taksiran masa manfaat Contoh : Pada awal tahun 2000 PT Nusa Citra Perdana membeli sebuah aktiva tetap dengan harga perolehan sebesar Rp 10.000.000,- Masa manfaat aktiva tersebut diestimasi selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp 500.000,- Dari data tersebut maka penyusutan setiap tahunnya dihitung sebagai berikut: Penyusutan = Rp 10.000.000 – 500.000 5 = Rp 1.900.000 D = C - S n Universitas Sumatera Utara Besarnya penyusutan aktiva tersebut sampai dengan akhir masa manfaatnya disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus Akhir Tahun Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Rp 10.000.000 2000 1.900.000 1.900.000 8.100.000 2001 1.900.000 3.800.000 6.200.000 2002 1.900.000 5.700.000 4.300.000 2003 1.900.000 7.600.000 2.400.000 2004 1.900.000 9.500.000 500.000 Sumber : Penulis, 2011 Metode ini lebih sesuai jika dipergunakan perusahaan yang produknya dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami fluktuasi. Bila produksi dari tahun ke tahun sangat bervariasi, maka penggunaan metode ini kurang sesuai, karena pengahapusan selalu sama setiap tahun. Pada periode dimana produksinya rendah, beban penyusutan per unit bisa menjadi lebih besar, demikian sebaliknya. Fluktuasi beban penyusutan mempengaruhi tingkat penjualan, pada saat pasar sedang sepi dimana produksi kecil, harga pokok produk tersebut bisa menjadi tinggi. Demikian sebaliknya pada saat pasar sedang ramai, harga pokok justru rendah. b Metode pembebanan menurun decreasing charge depreciation • Metode jumlah angka tahun sum of the year digit method Metode ini beban penyusutan akan menurun secara bertahap dari tahun ke tahun, karena angka pecahan dikalikan setiap tahunnya dengan harga perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa. Pecahan dihitung dalam periode umur aktiva tersebut. Pembilangannya adalah angka-angka tahun yang ikut menurun, Universitas Sumatera Utara sedangkan penyebutnya adalah hasil jumlah angka tahun dari awal sampai akhir. Misal suatu aktiva taksiran umurnya 5 tahun, maka penyebut pecahan penyusutan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : n n + 1 2 Contoh : Dari contoh sebelumnya, maka penyebut pecahannya adalah : 5 5 + 1 = 15 2 Besarnya penyusutan aktiva tersebut dengan menggunakan metode ini dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Angka Tahun Akhir Tahun Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 10.000.000 2000 515 x 9.500.000 = 3.166.667 3.166.667 6.833.333 2001 415 x 9.500.000 = 2.533.333 5.700.000 4.300.000 2002 315 x 9.500.000 = 1.900.000 7.600.000 2.400.000 2003 215 x 9.500.000 = 1.266.667 8.866.667 1.133.333 2004 115 x 9.500.000 = 633.333 9.500.000 500.000 Sumber : Penulis, 2011 • Metode saldo menurun saldo menurun ganda declining double declining balance method Metode Saldo menurun ganda adalah perhitungan beban penyusutan dalam satu periode dengan mengalikan suatu persentase tertentu yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap. Universitas Sumatera Utara Penetapan tarif penyusutan dalam metode ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: n S Dimana : r = 1 - C r = rate tarif penyusutan Contoh : Berdasarkan contoh sebelumnya, maka tarif penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode ini adalah : n S r = 1 - C 5 Rp 500.000 = 1 - 10.000.000 = 1 - 0.55 = 0,45 = 45 Besarnya beban penyusutan aktiva tersebut untuk setiap tahun dengan menggunakan metode ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.3 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Akhir Tahun Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 10.000.000 2000 45 x 10.000.000 = 4.500.000 4.500.000 5.500.000 2001 45 x 5.500.000 = 2.475.000 6.975.000 3.025.000 2002 45 x 3.025.000 = 1.361.250 8.336.250 1.663.750 2003 45 x 1.663.750 = 748.688 9.084.938 915.062 2004 45 x 915.062 = 411.778 9.496.716 503.284 Sumber : Penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara Metode saldo menurun ganda hampir sama dengan metode saldo menurun yang mengalokasikan harga perolehan dengan tarif tetap dengan nilai buku. Perbedaannya adalah pada penentuan tarif penyusutan. Tarif penyusutan pada metode ini adalah dua kali dari tarif metode garis lurus dengan tidak memperhitungkan nilai sisa. Keuntungan dari metode ini adalah apabila aktiva tersebut rusak atau dihentikan pemakaiannya sebelum masa manfaatnya habis, jumlah penyusutan yang telah dibebankan sudah cukup besar, sehingga kerugian yang diderita tidak terlalu besar dibandingkan dengan metode garis lurus. Contoh : Dari contoh sebelumnya, diketahui masa manfaat aktiva adalah 5 tahun, maka tarif penyusutan menurut metode garis lurus adalah : 100 x 5 = 20 . Untuk memperoleh tarif penyusutan saldo menurun ganda, tarif tersebut dikalikan dua. Maka, tarif penyusutannya adalah 20 x 2 = 40 Besarnya beban penyusutan aktiva tersebut untuk setiap tahun dengan menggunakan metode ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.4 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda Akhir Tahun Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 10.000.000 2000 40 x 10.000.000 = 4.000.000 4.000.000 6.000.000 2001 40 x 6.000.000 = 2.400.000 6.400.000 3.600.000 2002 40 x 3.600.000 = 1.440.000 7.840.000 2.160.000 2003 40 x 2.160.000 = 864.000 8.704.000 1.296.000 2004 40 x 1.296.000 = 518.400 9.222.400 777.600 Sumber : Penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara

1. Berdasarkan penggunaan