LISTRIK untuk SMP
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
KELOMPOK KOMPETENSI G
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Mata Pelajaran Biologi SMA
59
a. Gangguan dan Kelainan Organ Reproduksi
Seperti halnya organ lain, organ reproduksi manusia juga dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan atau kelainan pada organ reproduksi dapat
mempengaruhi kesuburan fertilitas seseorang. Apabila gangguan kesuburan seseorang menyebabkan terjadinya ketidakhamilan walau tanpa alat kontrasepsi
selama satu tahun, maka kondisi ini dapat disebut sebagai kemandulan sterilitas.
Sterilitas pada seorang pria dapat disebabkan oleh terjadinya kelainan struktur dan fungsi organ reproduksi, kelainan sistem hormonal, gangguan peredaran
darah pada alat reproduksi, infeksi pada saluran reproduksi serta faktor imunologi. Sementara itu, sterilitas pada seorang wanita dapat disebabkan oleh
kegagalan pelepasan sel telur, infeksi, atau kelainan pada saluran telur, serta faktor-faktor lain.
Selain sterilitas, gangguan maupun kelainan organ reproduksi dapat juga ditunjukkan dengan terjadinya keguguran yang berulang kali. Apabila kedua hal
tersebut terjadi, maka seorang pria dan wanita perlu melakukan pemeriksaan ACA Anti Cardiolipin Antibody Syndrome dan infeksi TORCH Toksoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus CMV dan Herpes simplex virus II HSV-II. Pemeriksaan ACA yaitu pemeriksaan kadar antikardiolipin antibodi dalam darah.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar ACA, karena kadar ACA yang tinggi dapat menyulitkan perlekatan hasil pembuahan sel telur di dinding rahim serta
mengganggu perkembangan janin sehingga sering terjadi keguguran. Sementara itu, infeksi TORCH merupakan infeksi multiorganisme parasit
Toxoplasma gondii, virus Rubella, Sitomegalo, Herpes simplex, dan bakteri Clamidia. Infeksi ini bisa menyebabkan kematian janin maupun cacat bawaan
pada bayi.
b. Teknologi Reproduksi pada Manusia
Kemandulan dapat disebabkan oleh tersumbatnya saluran fallopii oleh suatu penyakit atau hal lain sehingga menghambat proses pembuahan. Melihat kondisi
ini, muncullah teknik operasi atau pembedahan saluran fallopii tubal plastic surgery. Namun, persentase keberhasilan teknik ini sangat kecil. Kemudian
muncullah teknik bayi tabung yang lebih dikenal dengan ”in vitro fertilization”.