Target Langkah Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS Darah Donor diskrining terhadap HIV-AIDS

127 Persentase kasus filariasis yang di tangani Kab. X pada Tahun 2004 = 50 x 100 = 86,2 . 58 d. Sumber Data 1 Laporan kasus Filariasis Pedoman Penatalaksanaan kasus klinis filariasis 2 Laporan survey darah jari Pedoman Penemuan Daerah Endemis Filariasis

e. Rujukan

1 Pedoman Program Eliminasi Penyakit Kaki Gajah Filariasis di Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Dirjen PPM PL; 2 Epidemiologi Penyakit Kaki Gajah Filariasis di Indoesia, Departemen Kesehatan RI, Dirjen PPM PL; 3 Pedoman Penentuan Daerah Endemis Penyakit Kaki Gajah Filariasis di Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Dirjen PPM PL; 4 Pedoman Pengobatan Massal Penyakit Kaki Gajah Filariasis, Departemen Kesehatan RI, Dirjen PPM PL; 5 Pedoman Penatalaksanaan Kasus Klinis Penyakit Kaki Gajah Filariasis, Departemen Kesehatan RI, Dirjen PPM PL; 6 Pedoman Promosi Kesehatan Dalam Elimininasi Penyakit Kaki Gajah Filariasis, Departemen Kesehatan RI, Dirjen PPM PL; 7 Desaku Bebas Filariasis, Departemen Kesehatan RI, Dirjen PPM PL.

f. Target

f. Tahun 2005 : 50 g. Tahun 2010 : 90

g. Langkah Kegiatan

ƒ Penemuan Kasus : Penemuan kasus dapat diperoleh di Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Rumah Sakit, dll dan penemuan di masyarakat melalui survei. ƒ Tatalaksana kasus : a. Tatalaksana penderita klinis akut dan kronis dilakukan di unit pelayanan kesehatan dan perawatan dirumah. Untuk kasus yang baru ditemukan langsung diberikan DEC 3x100 mg 128 selama 10 hari, kemudian diikutkan dalam pengobatan massal. Penderita dengan serangan akut, diberi antibiotik dan obat simptomatik lain terlebih dulu sampai gejala klinis mereda, baru kemudian diberikan DEC. Perawatan meliputi pencucian, pemberian salep anti jamuranti bakteri, peninggian bagian tubuh yang mengalami lymphodema, gerakanexercise, dan pemakaian alas kaki yang tepat. Setiap penderita dianjurkan untuk menjaga personal hygiene. b. Pengobatan kasus non klinis dengan obat DEC 3x100 mg selama 10 hari, kemudian diikutkan dalam siklus pengobatan massal dengan obat DEC, Albendazole dan Paracetamol. 3 Peningkatan SDM Melalui kegiatan antara lain : Pelatihan tenaga pengelola filariasis Puskesmas dan Kabupaten, Pelatihan tenaga pengelola mikroskopis filariasis Puskesmas dan Kabupaten, dan Peningkatan SDM keluarga penderita dan kader di Puskesmas. 4 Monitoring dan Evaluasi Monev Melakukan supervisi secara berjenjang. Pelaksanaan surveilans kasus klinis dan survey darah jari. 5 Promosi Melaui kegiatan kegiatan advokasi, penyuluhan dan sosialisasi di Rumah Sakit, Puskesmas, Masyarakat, dan kader. 6 Survei darah jari Dilakukan untuk menentukan suatu daerah endemis filariasis atau tidak, dan untuk evaluasi setelah pengobatan massal. Persiapan yang dilakukan antara lain pelatihan tenaga puskesmas on the job training dan penyiapan masyarakat. Dalam penyiapan masyarakat diperlukan koordinasi dan penggerakan oleh perangkattokoh-tokoh agama, masyarakat, pemuda, dll di desa. 7 Pengobatan massal untuk 1 Kecamatan Implementation Unit IU : a. Untuk memutuskan rantai penularan filariasis melalui pengobatan massal setiap tahun selama minimal 5 tahun. b. Pelatihan kaderTPE Tenaga Pembantu Pengobatan. c. Diperlukan penyiapan masyarakat dengan penyuluhan, serta koordinasi dan penggerakan masyarakat oleh perangkat desa dan tokoh-tokoh masyarakat, agama, pemuda, dll. d. Pelaksanaan pengobatan massal. 129 KEPUSTAKAAN 1. Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di KabupatenKota, Jakarta, 2003.

2. Departemen Kesehatan RI, Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan, Jakarta, 2003.

3. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI, Nomor: SE.440572OTDA tanggal 14 April 2003, tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan. 4. Departemen Kesehatan RI, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten Sehat, Jakarta, 2003

5. Ahmad Sujudi et al, Perjalanan Menuju Indonesia Sehat 2010,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002

6. Departemen Kesehatan RI, Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan 2001-2004, Jakarta, 2001

7. Departemen Kesehatan RI, Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan,

Jakarta, 2001 8. Departemen Kesehatan RI, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta, 1999