46
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif dilandasi strategi pikir fenomenologis yang selalu bersifat lentur dan terbuka. Dalam penelitian ini menekankan analisis yang
meletakkan data penelitian bukan sebagai alat dasar pembuktian tetapi sebagai modal dasar bagi pemahaman, maka proses pengumpulan data
merupakan kegiatan yang lebih dinamis Sutopo, 1996: 47. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1.
Wawancara mendalam Menurut Lexy J. Moleong 2006: 186, wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancarainterviewer yang mengajukan pertanyaan
dan terawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Keuntungan mencari data dengan wawancaraSoehartono, 2002: 68;
pertama, dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis; kedua, jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara
dapat segera menjelaskannya; ketiga, wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan menggunakan pertanyaan
pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden. Wawancara yang akan digunakan nantinya adalah wawancara
mendalam. Menurut penggolongannya wawancara dibagi menjadi dua, yakni wawancara terstruktur wawancara baku dan wawancara tak
terstruktur. Wawancara mendalam sendiri bagian dari wawancara tak
47
terstruktur. Wawancara ini bersifat luwes, di mana susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat
wawancara sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Tidak seperti wawancara baku yang harus terstruktur dan pertanyaannya sudah
ditetapkan dengan pilihan jawaban yang telah disediakan. Keuntungan menggunakan wawancara mendalam, seperti
diungkapkan Denzin dalam Dedy Mulyana 2006:181 antara lain sebagai berikut:
a Wawancara terbuka memungkinkan responden menggunakan
cara-cara untuk mendefinisikan dunia. b
Wawancara terbuka mengasumsikan bahan tidak ada urutan tetap pertanyaan yang sesuai untuk semua responden.
c Wawancara terbuka memungkinkan responden membicarakan isu-
isu penting yang tidak terjadwal. Dengan wawancara mendalam pewawancara juga dapat
memberikan keleluasaan informan dalam memberikan penjelasan secara aman, tidak merasa ditekan, maka perlu diciptakan suasana
“kekeluargaan”. Kelonggaran ini akan mengorek kejujuran informasi, terutama yang berhubungan dengan sikap, pandangan, dan perasaan
informan sehingga pencari data tidak merasa asing dan dicurigai. Proses wawancara mendalam meliputi menanyakan pertanyaan
dengan format terbuka, mendengarkan dan merekamnya kemudian menidaklanjuti dengan pertanyaan tambahan yang terkait Patton,
48
2009:182. Dengan kata lain proses wawancara mendalam memerlukan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, maka masalah pelaksanaan
wawancara perlu dipilih “waktu yang tepat”, maksudnya para informan diwawancarai pada saat yang tidak sibuk dan dalam kondisi yang “santai”
sehingga keterangan yang diberikan memang benar-benar adanya. Kemudian, jika memang waktu yang diberikan oleh informan terbatas,
peneliti melakukan wawancara tambahan pada waktu yang disepakati. 2.
Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumen sebagai sumber data
dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan hasil penelitian Moleong, 2002:161.
Dokumen dapat berupa catatan pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain
sebagainya. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang berkaitan dengan Politik Kebijakan Pelarangan Buku Era
Reformasi di Indonesia dengan mengambil studi atas pelarangan buku Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian
Rakyat 1950-1965 karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan yang berupa database. Dari database yang dapat diketahui
mengenai data praktik kebijakan pelarangan buku di Indonesia era reformasi atas pelarangan Buku Lekra Tak Membakar Buku: Suara
49
Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakyat 1950-1965 karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan dan bentuk perlawanan yang
dilakukan terhadap kebijakan pelarangan buku atas Buku Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakyat 1950-
1965 karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan.
E. Validitas Data