Inflasi Bulanan Sistem Pembayaran

BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 40

2.2. Inflasi Bulanan

Kot a Palembang pada bulan Sept ember 2010 t ercatat mengalami inf lasi sebesar 1,01 mt m, meningk at dibandingk an bulan Juni 2010 dimana t erjadi inf lasi sebesar 0,95 . Hal in i d isebabk an oleh k enaikan harga volatile f oods yang cuk up t ajam pada saat hari raya Idul Fit ri bersamaan dengan respon pelak u ek onomi at as k enaik an biaya list rik yang t erjadi pada Agust us 2010. Permint aan beberapa k omodit as bahan mak anan yang inelast is memberik an tekanan sehingga peningk at an inf lasi k embali t erjadi w alaupun sempat rendah pada bulan Agust us 2010. Inf lasi bulanan yang t ert inggi pada bulan Sept ember 2010 t erjadi pada kelompok bahan mak anan dan kelompok perumahan masing-masing sebesar 2,29 dan 0,84 . Kenaikan harga kelompok bahan mak anan disumbang antara lain oleh k enaikan harga daging ayam ras dan beras. Harga-harga di k elompok tersebut secara umum mengalami peningk at an didorong oleh gangguan d istribusi dan spek ulasi excess demand pangan berkenaan dengan musim k emarau basah sert a lonjakan permint aan pada Idul Fitri. Kelompok perumahan mengalami k enaikan harga yang disebabk an antara lain oleh meningk at nya tarif list rik . Kelompok sandang mengalami inf lasi yang moderat seiring k enaikan harga emas di pasar int ernasional, k elompok makanan jadi juga menunjuk kan t endensi peningk at an yang moderat sejak bulan Juli. Kelomp ok k esehat an mengalami peningk at an sek it ar 0,5 pada bulan Juli, k elompok pendid ik an mengalami peningk atan harga hampir 2 pada bulan Agust us. Sementara it u, kelompok transport asi juga mengalami peningk at an harga pada bulan Juli dan Sept ember bersamaan dengan meningk at nya permint aan angk utan ant ar kota pada saat Idul Fit ri. Grafik 2.8 Perk embang an Inflasi Bulanan Pa lembang Sum ber: BPS Provinsi Sum atera Selat an BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 4 1 Bahan makanan tercat at mempunyai k ont ribusi yang sangat besar pada inf lasi bulanan Sept ember 2010 yait u sebesar 71 . Kemudian, k ont ribusi yang juga t ingg i juga dicat at oleh k elompok perumahan dan kelompok t ransportasi, yaitu masing-masing sebesar 14 dan 9 . Di ant ara k elompok bahan mak anan, subk elompok daging dan hasilnya merupakan subkelompok yang berk ont ribusi t erbesar terhadap inf lasi bulanan, yait u sebesar 23 , yang diik ut i o leh subk elompok ikan segar dan subk elompok bumbu- bumbuan, yaitu masing-masing sebesar 15 dan 12 . Grafik 2.9 Perk embang an Infl asi Bulanan Pa lembang per Ke lompok Ba rang dan Jasa Sum ber: BPS Provinsi Sum at era Selat an BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 42 Grafik 2.1 0 Kontribusi Inflasi Bulanan Sum ber: BPS Provinsi Sum atera Selat an BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 4 3 MEM ANTAU INFLASI SECARA M INGGUAN M ELALUI SURVEI PEM ANTAUAN HARGA Survei Pemantauan Harga SPH yang dilak ukan KBI Palembang secara mingguan mencakup sek it ar 35 bobot komodit as yang diperhit ungkan dalam inf lasi BPS berdasarkan Survei Biaya Hidup SBH 200 7. SPH diint erpretasikan lebih lanjut unt uk menganalisa perubahan harga di dalam perek onomian secara lebih dini. Saat ini, KBI Palembang memperbarui perhit ungan inf lasi berdasark an SPH dengan mempert imbangkan bobot masing-masing k elompok barang dan jasa menurut SBH 2007 yang dikeluark an BPS, serta menyertakan sebagian besar k omodit i yang disurvei. Pada inf lasi secara umum, korelasi ant ara inf lasi BPS dengan inflasi SPH dengan met ode rata-rata adalah sebesar 0,41. Korelasi t ert inggi diperoleh melalui met ode minggu 3 yait u mencapai 0,50. Selain it u, met ode ini juga menghasilk an k orelasi yang cuk up baik pada inf lasi volat ile f oods dan core , yaitu masing-masing sebesar 0,77 dan 0,42. M esk ipun demik ian, SPH belum cuk up baik dalam menjelaskan perubahan harga pada administ ered prices . Berdasark an hal tersebut , perk iraan inf lasi melalui SPH dilak ukan dengan menggunak an met ode minggu 3. Perk embangan harga yang dipantau dari SPH secara umum cuk up baik dalam menjelask an perk embangan inf lasi bulanan BPS, w alaupun pergerak an inf lasi SPH secara relat if lebih t inggi dibandingk an inf lasi BPS sehingga melalui SPH dapat diperoleh inf ormasi d ini dalam mendetek si arah pergerakan inflasi. Melalui regresi sederhana dengan mengasumsikan adanya hubungan linier, diperoleh in dik asi bahw a pergerakan 1 inf lasi SPH secara signif ik an ak an berk esesuaian dengan pergerak an inf lasi BPS sebesar 0,18 . Model regresi t ersebut sudah t erbebas dari masalah aut ok orelasi, mult ik olinearit as dan heteroskedast isit as sert a mampu menjelask an 24,9 variasi pada sampel Suplemen 4 Graf ik 1. Inflasi SPH dan BPS Sum ber: BPS Provinsi Sum at era Selat an, SPH KBI Palem ba ng Tabel 2. Regresi Inf lasi SPH t erhadap Inf lasi BPS signifik an pada nilai k ritis 5 Tabel 1. Korelasi Inflasi SPH dan Inflasi BPS Bulanan men urut Met ode BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 44 Melalui disagregasi inf lasi bulanan, dapat diket ahui bahwa inf lasi pada t riw ulan III 2010 lebih banyak dipengaruhi oleh k omponen core inf lation. core inf lat ion bulanan mulai menunjuk k an t endensi peningk atan yang gradual set elah sebelumnya bergerak di k isaran sangat rendah. Komponen volat ile f oods mengalami perubahan harga yang semakin bergejolak dibandingkan t ren pada dua tahun t erakhir, mengalami inf lasi hampir 3 mt m pada bulan Sept ember 2010. Di sisi lain, inf lasi administ ered prices mulai mengalami peningk at an pada bulan Agust us, yang ant ara lain dipengaruhi oleh k enaikan harga list rik. Bulan puasa dan Idu l Fit ri t ahun ini relat if memberikan t ekanan inf lasi yang lebih rendah dibandingk an pada t ahun sebelumnya, yang t erlihat dari inf lasi bulanan Sept ember 2010 yang lebih rendah dibandingk an inf lasi bulanan pada September 2009. Inf lasi bulanan pada bulan Sept ember 2010 just ru t erlihat melambat dibandingkan bulan Agust us 2010, dimana t erjadi kenaikan t arif list rik dan biaya pendidik an. Grafik 2.1 1 Disagregasi Infl asi Bulanan: Core, Vola tile Foods, Administered Prices BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 4 5 Grafik 2.1 2 Event Analysis Infl asi Kot a Palemb ang Septemb er 200 9 – Sept ember 20 10 Sum ber: Diolah dari BPS Pr ovinsi Sum at era Selat an Grafik 2.1 3 Perbanding an Infl asi Bulanan d an Ekspekt asi Harga Konsumen 3 Bulan YAD Sum ber: BPS dan Survei Konsum e n BI Grafik 2.1 4 Perbanding an Infl asi Bulanan Pal embang dan N asional Sum ber: Ba dan Pusat Stat ist ik Secara umum inf lasi kot a Palembang memilik i pola pergerakan yang searah dengan inf lasi nasional, mesk ipun relat if lebih f luk t uat if dibandingk an dengan inf lasi nasional. Sejak ak hir tahun 2009, Kota Palembang mengalami inf lasi yang secara umum lebih rendah BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 46 dibandingk an nasional. Pada bulan Sept ember 2010, inf lasi Palembang meningk at menjadi lebih t ingg i dibandingk an inf lasi nasional. Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang dilak sanak an set iap bulan oleh Bank Indonesia Palembang dengan responden yang berdomisili di Palembang, t erdapat pergerakan yang searah antara laju inf lasi bu lanan at au laju inf lasi bu lanan pada bulan sebelumnya dengan jumlah konsumen yang mempredik sik an k enaik an harga pada 3 bulan yang akan datang ek spek tasi harga t dengan laju inf lasi bulanan. BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 4 7 HARGA-HARGA VOLATILE FOODS SEM AKIN BERGEJOLAK Dari hasil Survei Pemant auan Harga SPH yang dilak uk an KBI Palembang secara mingguan pada dua pasar modern dan dua pasar tradisional di Palembang, secara umum terjadi t endensi peningk at an harga barangk omodit as sebesar 2,89 dibandingkan posisi t riw ulan sebelumnya. . Grafik 1. Perg erakan Harga Bulan an Berd asark an SPH Sumber : SPH K BI Palemban g Suplemen 5 Grafik 2. Perg erakan Harga M ingguan Berd asark an SPH Sum ber : SPH K BI Palem ban g BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 48 Sesuai dengan disagregasi inf lasi sepert i yang dijelask an sebelumnya, perubahan harga k omodit as-k omodit as yang termasuk pada volat ile foods pada t riwulan III 2010 ini semakin bergejolak . Harga volat ile f oods meningk at t ajam di sek it ar 3 dalam sat u minggu pada minggu pert ama Juni dan menurun drast is sek it ar 2 pada minggu k eempat Juni. Hanya dalam t empo dua minggu sesudahnya harga volat ile f oods meningk at k embali sek it ar 3 dan menurun kembali 1,5-2,5 pada akhir Agust us. Kemudian harga volat ile f oods meningk at kembali sebesar 3,8 pada hari raya Idul Fit ri, yait u pada minggu k edua September, namun k emudian mengalami penyesuaian moderat sebesar 0,5-1 pada akhir September. Di sisi lain, core Inf lat ion mengalami t endensi k enaik an yang k onsisten dilihat dari nilainya yang selalu posit if sejak minggu k edua Agust us. Grafik 3. Perg era kan Harg a Ber as Sum ber : SPH K BI Palemban g Grafik 4. Perg era kan Harg a M iny ak Goreng Sum ber : SPH K BI Palemban g Grafik 5. Perg era kan Harg a Daging Ayam Sum ber : SPH K BI Palemban g Grafik 6. Perg era kan Harg a Cab e M erah Sum ber : SPH K BI Palemban g BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 4 9 Pola pergerakan harga ant ara beberapa komoditas cuk up bervariasi. Unt uk komponen volat ile f oods , harga beras mengalami tendensi peningk atan sebesar 6,8 qt q. Daging ayam mengalami peningk atan harga sebesar 11,6 qt q. Di sisi lain, cabe merah dan minyak goreng mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 19,0 dan 0,8 . Berbeda dengan volatile f oods , harga beberapa k omodit as yang termasuk k omponen core inf lat ion mengalami peningkatan. Harga nasi dan mie mengalami peningk atan masing- masing sebesar 5,7 dan 2,3 qt q. Selain it u, harga emas perhiasan mengalami inf lasi sebesar 0,6 qt q. Grafik 7. Perg era kan Harg a Nasi Sumber : SPH K BI Palemban g Grafik 8. Pergera kan Harg a M ie Sum ber : SPH K BI Palem ban g Grafik 9. Perg era kan Harg a Emas Perhiasan Sumber : SPH K BI Palemban g BAB 2 - Perk embangan Inflasi Palembang 50 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank PERKEM BANGAN PERBANKAN DAERAH • Baik nya prospek perek onomian domest ik mendorong k inerja perbankan menjadi lebih ek spansif. • Dibandingk an periode sebelumnya, w ilayah selain Palembang cenderung lebih ek spansif dalam menyalurkan k redit , sehingga dapat mendukung k onvergensi perek onomian ant ar wilayah

3.1. Kondisi Umum