Kebijakan Pengumpulan Piutang Teknik Pengumpulan Piutang

20 perusahaan memberikan potongan sebesar 2 apabila pembeli membayar dalam jangka waktu 10 hari atau kurang dan diharuskan membayar dalam jangka waktu 30 hari. Bila perusahaan memberikan potongan tunai dalam penjualan kredit yang dilakukan dapat diperkirakan akan terjadinya perubahan–perubahan seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Pengaruh pemberian Potongan Tunai Pada Penjualan Keterangan Perubahan Naik N atau Turun T Pengaruh Atas Keuntungan Positif + atau Negatif - Volume Penjualan N + Rata-rata Pengumpulan Piutang T + Kerugian Piutang T + Keuntungan Per Unit T - Sumber: Syamsuddin, 2000: 266 Volume penjualan akan meningkat karena adanya potongan tunai untuk pembayaran yang dilakukan dalam waktu sepuluh hari, maka harga produk yang dibeli perusahaan pembeli akan lebih murah dan juga diharapkan rata-rata pengumpulan piutang akan turun pembeli-pembeli tadinya tidak mengambil atau tidak mendapatkan potongan tunai, sekarang dapat mengambil potongan tunai tersebut. Aspek negatif dari adanya potongan tunai adalah menurunnya keuntungan perunit dari produk yang dijual bilamana semakin banyak pembeli yang mengambil potongan tunai yang ditawarkan tersebut berarti menurunnya keuntungan dari produk yang dijual.

2. Kebijakan Pengumpulan Piutang

Kebijakan pengumpulan piutang suatu perusahaan adalah merupakan prosedur yang harus diikuti dalam piutang-piutangnya bila sudah jatuh tempo. Sebagian dari Universitas Sumatera Utara 21 keefektipan perusahaan dalam menerapkan kebijakan pengumpulan piutang dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang bad debt expenses, karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak hanya tergantung pada kebijakan pengumpulan piutang tetapi juga kebijakan-kebijakan penjualan kredit yang diterapkan. Perusahaan harus teliti dalam melakukan penagihan piutang kepada para debitur karena berhubungan dengan biaya-biaya pengeluaran untuk penagihan sehingga dikhawatirkan biaya tersebut akan lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah piutang yang akan ditagih. Perusahaan dalam melakukan kegiatan pengumpulan piutang harus bertindak hati-hati dan tidak agresif terhadap langganan sehubungan dengan usaha pengumpulan piutang. Bila langganan tidak dapat membayar tepat pada waktunya sebaiknya perusahaan menunggu sampai jangka waktu tertentu yang dianggap wajar sebelum menerapkan prosedur-prosedur pengumpulan piutang yang diterapkan.

3. Teknik Pengumpulan Piutang

Adapun teknik pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan menurut Syamsuddin 2000: 273 antara lain adalah: 1. Melalui surat Apabila pembayaran utang langganan sudah lewat beberapa hari tetapi belum juga dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirim surat dengan nada mengingatkan atau menegur langganan yang belum membayar tersebut bahwa utangnya telah jatuh tempo. 2. Melalui telepon Universitas Sumatera Utara 22 Bila telah dikirim surat teguran ternyata utang-utang tersebut belum juga dibayar, maka bagian kredit dapat menelepon langganan secara pribadi untuk segera melakukan pembayaran. 3. Kunjungan pribadi Dengan cara melakukan kunjungan secara pribadi ketempat langganan merupakan cara yang efektif dalam usaha pengumpulan piutang. 4. Tindakan yuridis hukum Jika ternyata langganan tidak mau membayar utang-utangnya maka perusahaan dapat melakukan tindakan yuridis yaitu mengajukan gugatan perdata kepada pengadilan. Usaha pengumpulan piutang yang terlalu agresif juga harus dihindarkan karena akan mengurangi penjualan di masa mendatang dan keuntungan , langganan akan berpindah ke pesaing perusahaan yang lebih mudah. Pada saat perusahaan akan menentukan usaha yang mana yang akan dijalankan juga harus memperhatikan dana yang tersedia untuk pengumpulan piutang itu.Perusahaan yang telah memjalankan kebijakan kredit dan pengumpulan piutang, dapat melakukan evaluasi calon langgananyang baru dengan mendasarkan diri pada cara-cara yang telah digunakan.Menurut Sartono ada beberapa langkah dalam evaluasi calon langganan: 1. Mengumpulkan informasi yang relevan tentang calon pelanggan. 2. Menganalisis kondisi calon atas dasr informasi yang diperolehnya. 3. Mengambil keputusan apakah calon langganan akan diberikan kredit atau tidak, dan berapa jumlahnya. Informasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit bisa diperoleh dari beberapa sumber: Universitas Sumatera Utara 23 1. Laporan keuangan. Perusahaan bisa meminta pelanggan untuk mengirimkan laporan keuangannya. laporan tersebut bisa dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan ekonomis kemampuan menghasilkan kas dan juga stabilitas aliran kas yang dihasilkan. Perhitungan rasio bisa dilakukan untuk mendukung analisis terhadap pelanggan. 2. Bank. Bank biasanya menyimpan informasi mengenai pelanggannya. Bank bisa diminta membantu menentukan apakah suatu perusahaan layak diberi pinjaman kredit atau tidak. 3. Asosiasi perdagangan. Banyak asosiasi yang mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai perusahaan yang menjadi anggotanya. 4. Pengalaman perusahaan. Jika calon penerima kredit sudah terbiasa melakukan transaksi dengan perusahaan, maka perusahaan dapat mengevaluasi pengalaman historis melakukan transaksi bisnis dengan calon debitur tersebut. 5. Informasi lainnya. Banyak cara lain untuk memperoleh informasi apakah suatu perusahaan layak diberi kredit atau tidak. Perusahaan bisa memperoleh informasi melalui laporan credit rating.Hanafi, 2004: 561 Menurut Syahyunan 2004: 62 dalam memberikan piutang kepada nasabah pihak perusahaan harus memperhatikan kelima aspek penting dari nasabah yang dikenal dengan ”5C”.

1. Character Karakter Pribadi