Utilitas. Analisa Bangunan. 1 Bentuk.

82 By: WILCEN 070406033

IV.3.5 Utilitas.

Suatu bangunan yang dirancang pada akhirnya harus dapat dipakai dengan nyaman dan dinikmati. Hal kenyamanan ini akan dikaitkan dengan sistem utilitas suatu bangunan. Sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, pencegah dan penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan sistem akustik yang baik.

A. Keamanan

Faktor keamanan yang dimaksud adalah pengamanan dan perlindungan objek pameran bangunan Institut Musik Medan terhadap kebakaran , pencurian , faktor alam , dan biologis . Suatu institut ataupun gedung pendidikan harus memiliki standard sistem pengamanan dan perlindungan . Lima prinsip dasar pengamanan dan perlindungan koleksi :  Pelingkup luar bangunan yang cukup kuat , seperti : pintu , jendela , dinding , dsb.  Sistem alarm pencurian . Terdiri dari tiga bagian utama , yakni : sensor yang mendeteksi , panel kontrol yang mengakifkan mematikan alarm ,dan penghubung langsung kepada aparat yang terkait.  Sistem pengendalian kebakaran . meliputi sensor pendeteksi asap ,nyala api atau panas yang mengaktifkan alarm dan sistem pemadaman kebakaran secara otomatis maupun manual.  Kewaspadaan dan kesigapan pengelola.  Peraturan kunjungan bagi pengunjung.

B. Penghawaan

Di dalam penghawaan memiliki dua sistem penghawaan, yaitu : 1. Penghawaan Alami Penghawaan yang menggunakan udara secara langsung dari alam tanpa bantuan sistem mekanik Kelebihan : a. Kelancaran dan kebersihan sirkulasi udara b. Kesejukan udara yang alami c. Hemat energi dan ekonomis Kelemahan : a. Ruangan cepat kotor oleh debu-debu yang masuk Universitas Sumatera Utara 83 By: WILCEN 070406033 b. Temperatur dan kelembaban udara tidak dapat dikontrol c. Memiliki banyak bukaan 2. Penghawaan Buatan Penghawaan yang menggunakan bantuan sistem mekanik chiller dan AHU. Umumnya disebut sebagai AC Air Conditioner Kelebihan : a. Setiap saat dapat dilakukan pengontrolan udara b. Tidak memerlukan bukaan yang banyak c. Ruangan tidak mudah kotor oleh debu-debu d. Karena ruangan harus tertutup, sehingga dapat menghalangi gangguan akustik ke dalam ruangan. Kelemahan : a. Udara yang dihasilkan tidak sesegar udara alami b. Tidak adanya sirkulasi udara yang bergerak c. Menggunakan banyak energi dan biaya AC Air Conditioner terdiri dari beberapa jenis, yaitu : a. Unit AC setempat yang terdiri dari : AC Split dan AC Window b. Unit AC semi sentral split duct, pendingin ruangan setempat yang menggunakan sistem ducting yang dihubungkan dengan ruang ACU Air Condensing Unit c. Unit AC sentral, merupakan pendingin ruangan yang dikontrol di pusat dan dapat melayani seluruh ruangan melalui sistem ducting, dilengkapi dengan ruang pendingin utama chiller dan ruang AHU Air Handling Unit untuk mengatur pengkondisian udara pada daerah yang dilayani. Untuk kasus proyek Institut Musik Medan dimana ruang-ruang kelas tidak setiap kali dipakai dan waktu pemakaian yang bisa berbeda-beda, maka AC yang dipakai pada proyek ini adalah AC tipe Split. Universitas Sumatera Utara 84 By: WILCEN 070406033

C. Pencahayaan

Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi atas tiga jenis, yaitu : 1. Sistem pencahayaan alami Day light Sistem ini memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber cahaya Kelebihan : a. Hemat energi dan ekonomis b. Ketika pagi, sinarnya menyehatkan c. Terlihat alami dan membantu tanaman tetap hidup Kelemahan : a. Tidak bisa menerangi daerah yang terlindungi b. Hanya bisa dimanfaatkan di pagi hari c. Cahaya tidak dapat dikontrol lebih 2. Sistem pencahayaan buatan Artificial light Sistem ini memanfaatkan energi listrik sebagai tenaga sumber cahaya. Kelebihan : a. Dapat menerangi daerah yang tidak dapat dijangkau sinar matahari b. Kekuatan cahaya dapat dikontrol dengan mudah c. Dapat dipergunakan di saat malam hari Kelemahan : a. Memerlukan banyak sumber penerangan b. Banyak menggunakan energi listrik dan biaya c. Krisis listrik pada kota

D. Pencegah dan penanggulangan kebakaran

Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm. Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu : Universitas Sumatera Utara 85 By: WILCEN 070406033 1. Alat deteksi asap Smoke Detector Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang. 2. Alat deteksi nyala api Flame Detector Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut. Penanggulangan pada saat kebakaran dapat dilakukan dengan cara : 1. Sprinkler Untuk memadamkan api sedini mungkin secara otomatis. Setiap sprinkler melayani area seluas 10-25 m 2 2. Fire hydrant Merupakan suatu sistem pipa air bertekanan tinggi atau tangki di bagian atas. Pada tiap lantai sistem ini mempunyai penghubunga yang dapat disambungkan dengan selang- selang hydrant di sampingnya. 3. Fire extinguisher Terdiri dari : a. Padat, alat pemadam yang berisi bubuk kimia b. Gas, yang berisi gas asam arang CO 2 c. Busa, lebih bersifat efektif untuk menanggulangi kebakaran yang disebabkan benda cair atau arus listrik. 4. Tangga darurat Dengan persyaratan antara lain : a. Mempunyai lebar yang cukup b. Konstruksi harus tahan api c. Perletakannya dalam bangunan jelas terlihat d. Jarak pencapaiannya ke tangga maksimum 25 meter Gambar 33. Bagan Sistem Deteksi Kebakaran Universitas Sumatera Utara 86 By: WILCEN 070406033

E. Sanitasi

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur bor. Distribusi air bersih terdiri dari dua cara, yaitu : 1. Tangki Tekan Air ditampung di reservoir bawah yang tertutup dan langsung dipompa ke ruang-ruang. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu pemakaian listrik dan tenaga pompa yang besar dan bila aliran listrik mati maka distribusi air tidak berjalan. 2. Tangki Atap Air ditampung di reservoir atas dan setelah itu baru didistribusikan ke ruang-ruang. Dengan adanya gravitasi bumi, sistem ini tidak memerlukan energi listrik. Maka keuntungannya adalah pada saat listrik mati air masih dapat dialirkan. Sumber air kotor dalam bangunan berasal dari : 1. Air hujan Drainase Disalurkan dari atap bangunan ke pipa-pipa pembuangan air hujan secara vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota 2. Air kotor cair Disalurkan melalui pipa pembuangan secara vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota. Khusus pembuangan dari dapur, air kotor disaring dalam bak penampungan lemak. 3. Air kotor pada Disalurkan melalui pipa pembuangan air kotor padat secara vertikal dan dibuang ke bak septictank dan kemudian diresapkan ke dalam tanah melalui bak resapan.

F. Elektrikal

Sumber listrik berasal dari : 1. PLN Untuk kebutuhan sehari-hari dalam keadaan normal 2. Generator Set Genset Untuk kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Minimal genset ini dapat menyuplai listrik 50 dari listrik yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan umum, AC, pompa, dan lift. 3. UPS Uninteruped Power Supply Universitas Sumatera Utara 87 By: WILCEN 070406033 Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara. UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini berguna untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan fan-fan pada saat kebakaran.

G. Penangkal Petir

Sistem penangkal petir adalah suatu sistem dengna komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Sistem penangkal petir terdiri dari : 1. Penghantar di atas atap, terdiri dari elektroda logam tegak dan mendatar 2. Penghantar di dinding, berupa kawat tembaga atau baja 3. Penghantar di tanah, berupa elektroda pita atau batang maupun pelat. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan : 1. Keamanan, tanpa mengurangi nilai arsitektur, perhatian harus ditujukan pada nilai perlindungan terhadap sambaran petir yang efektif 2. Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan. 3. Ketahanan mekanis 4. Ketahanan terhadap korosi 5. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi 6. Faktor ekonomis Gambar 34. Bagan Sistem Listrik UPS Genset Panel Utama Sub panel Sub panel Penerangan AC Pompa Trafo PLN Universitas Sumatera Utara 88 By: WILCEN 070406033 Objek Kelebihan Kelemahan Franklin  Biaya murah  Lebih praktis dibandingkan Sangkar Faraday  Merupakan sistem penangkal petir non radioaktif sehingga tidak membahayakan lingkungan  Daya jangkau terbatas untuk bangunan yang makin memanjang  Membutuhkan antena yang lebih tinggi Sangkar Faraday  Cocok untuk bangunan tinggi  Jarak jangkau lebih besar  Baik untuk bangunan yang memanjang  Biaya mahal  Kurang efisien dibandingkan Franklin  Segi penampilan estetis bangunan kurang Radioaktif  Memiliki jarak jangkau yang luas  Panjang tiang tidak terlalu tinggi  Lebih praktis dan estetis lebih tinggi  Biaya mahal  Bersifat menolak petir sehingga membahayakan lingkungan sekitar Tabel 24. Analisa sistem penangkal petir Tempat-tempat yang menjadi sasaran sambaran petir : 1. Tempat yang basah dan berair 2. Tempat terbuka seperti lapangan 3. Pohon-pohon tinggi dengan tinggi yang berbeda 4. Daerah pinggiran hutan Universitas Sumatera Utara 89 By: WILCEN 070406033 5. Bangunan tinggi yang tidak dilengkapi sistem penangkal petir 6. Transformator pada gardu induk listrik di jalan KELUARAN : Lokasi site proyek berada di kawasan yang memiliki gedung tinggi seperti Hotel J.W Marriot dan Hotel Grand Angkasa yang sudah dilengkapi dengan system penangkal petir. Dan juga bangunan Institut ini nantinya bukan merupakan bangunan tinggi sehingga untuk system penangkal petir tidak perlu mendapat perlakuan yang khusus.

H. Pembuangan Sampah

Sumber-sumber utama sampah berasal dari beberapa area dalam Institut Musik seperti : 1. Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas 2. Area pengunjung berupa bungkusan-bungkusan bekas makanan dan minuman. 3. Area logistik yaitu dapur Sampah-sampah dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering, sampah basah, dan sampah-sampah berbahaya lainnya yang mengandung zat-zat racun. Kemudian sampah dibuang ke tempat sampah utama untuk diangkut oleh truk pembuang sampah. Di tempat – tempat publik seperti hall penerima, kantin, perpustakaan dan ruang terbuka, perlu disediakan tempat sampah namun dengan desain yang tidak merusak nilai estetika interior ruangan.

I. Sistem akustik.

Perambatan Kebisingan ke Dalam Bangunan Menurut asalnya, kebisingan yang terjadi dalam bangunan dapat berasal dari berbagai titik, namun demikian kebisingan yang berasal dari site atau dari dalam bangunan sendiri lebih dapat dikontrol ketimbang kebisingan yang berasal dari luar site. Kebisingan dari jalan adalah kebisingan yang berada di luar kontrol pemilik bangunan. Jenis perambatan kebisingan dapat dibedakan menurut medium yang dilalui gelombang bunyi, yaitu: 1. Airborne sound, adalah perambatan gelombang bunyi melalui medium udara. Oleh karena ruang di sekeliling kita umumnya dilingkupi udara, demikian pula kebisingan yang muncul di jalan umumnya merambat mendekati bangunan melalui medium udara. Model perambatan semacam ini akan sangat mudah masuk ke dalam bangunan jika terdapat lubang, celah, atau retak pada elemen bangunan, terutama pada elemen vertikal seperti Universitas Sumatera Utara 90 By: WILCEN 070406033 dinding. Perambatan juga dapat terjadi melalui elemen vertikal atas, yaitu atap ataudan plafon. Peletakan jendela dan lubang ventilasi, atau pemakaian elemen penutup atap dari material yang tidak rapat seperti rumbia atau genteng dengan kait yang tidak presisi, juga akan merambatkan kebisingan. 2. Structureborne sound, adalah istilah yang secara umum dipakai untuk proses perambatan bunyi melalui benda padat. Dalam konteks ini benda padat diasosiasikan dengan elemen bangunan sendiri, sehingga disebut structureborne sound. Perambatan melalui elemen bangunan umumnya terjadi ketika sumber kebisingan menempel atau sangat berdekatan dengan elemen tersebut, misalnya menempel pada atau sangat berdekatan dengan dinding. Namun, karena umumnya tetap ada jarak yang cukup antara bangunan dengan jalan, maka perambatan melalui dinding secara langsung amat jarang terjadi. Dalam keadaan tertentu, kita bisa saja mendengar getaran Gambar 35. Penyaluran suaran secara airbone dan structurebone Penyelesaian : Pencegahan penyaluran suara secara airbone dengan menggunakan dinding partisi. Pencegahan penyaluran suara secara structurebone dengan menggunakan material berbeda pada pertemuan dinding Gambar 36. Pencegahan Penyaluran suara secara airbone dan structurebone Universitas Sumatera Utara 91 By: WILCEN 070406033 Akustika Luar Ruangan . Prinsip perancangan akustik secara eksterior meliputi :  Usaha untuk menjauhkan bangunan dari sumber kebisingan.  Pembangunan barrier untuk meredam kebisingan.  Pemilihan bahan konstruksi dengan tingkat insulasi tinggi dan penggunaan model bukaan yang mampu mengurangi masuknya kebisingan kedalam bangunan .  pemanfaatan dinding ganda akan mampu mengurangi insulasi suara ke ruang dalam . Gambar 37. Sistem dinding ganda pada auditorium Akustika Dalam Ruangan . Ruang Auditorium. Akustika pada ruang auditorium terbagi atas penerapan akustik pada areal panggung , dan penonton . berikut ini beberapa penyelesaian akustika pada auditorium :  Penyelesaian akustik pada lantai panggung, Tinggi panggung disarankan hanya berkisar antara 80 cm hingga 90 cm . Penggunaan material pada panggung tergantung pada jenis acara yang disajikan . untuk acara kolosal, disarankan menggunakan lantai karpet tebal untuk meredam suara . Tetapi untuk acara yang menonjolkan hentakan kaki disarankan menggunakan bahan keras seperti parquet kayu.  Penyelesaian pada plafon panggung , Penggunaan bahan untuk plafon panggung disarankan menggunakan bahan yang memantulkan agar membantu penyampaian suara kepada penonton tanpa bantuan alat elektronik .  Penyelesaian akustik dinding panggung , dinding bagian panggung disarankan menggunakan bahan penyerap suara . Panggung yang dinding samping terbuka ke arah penonton disarankan memanfaatkan bahan pemantul suara. Universitas Sumatera Utara 92 By: WILCEN 070406033 Gambar 38. Sistem dinding belakang panggung  Penyelesaian akustik lantai area penonton , lantai diharapkan dapat ditata miring slope maupun bertrap inclined agar mendukung visual penonton . Lantai penonton sebaiknya dilapisi bahan lunak untuk eredam suara kaki penonton .  Penyelesaian akustik plafon area penonton , Bahan yang digunakan diharapkan dapat memantulkan suara . Peletakan model gerigi pada plafon dapat membantu penyebaran suara hingga merata pada semua penonton tanpa bantuan alat elektronik . Gambar 39. Sistem plafon bertrap  Penyelesaian akustik dinding areal penonton , sebaiknya didesain dengan dinding ganda . Sebaiknya hanya sebagian dinding saja yang memantulkan bunyi . Pada dinding di area penonton bagian belakang sebaiknya meredam bunyi . Pemakaian dinding gerigi dapat membantu pantulan suara kepada penonton .  Penyelesaian akustik lantai balkon , plafon dibawah balkon didesain agar dapat memantulkan suara untuk penonton dibawahnya . oleh karena itu dibutuhkan kedalaman balkon yang bervariasi sesuai aktivitas pada auditorium . D H dihindari . Gambar 40. skema kedalaman balkon Universitas Sumatera Utara 93 By: WILCEN 070406033 Ruang Kantor Penyelesaian dapat dilakukan dengan pengelompokan zona , pintu yang tidak saling berhadapan , dan sebagainya . Ruang Perpustakaan Penyelesaian akustik dapat dilakukan dengan mengunakan bahan lunak dalam melapisi bagian dalam dinding, plafon dan lantai ruangan . Ruang Praktek Musik Standar material yang baik untuk akustik ruang praktek musik pada tingkat universitassekolah tinggi sumber : Detail Akustik. Hal 16. Gambar 41. Ruang Praktek Musik Beberapa alternatif pemilihan material untuk menghasilkan kualiltas akustik ruang yang baik untuk ruang praktek musik adalah sebagai berikut :  Dinding: - Blok beton padat setebal 100 mm diplester pada kedua sisinya - blok beton berongga minimal 150 mm rongga blok beton diisi serat dari bahan mineral.  Lantai: - Lantai papan chipboard setebal 25 mm dengan rangka lantai yang kokoh dan cukup lentur - lantai semen setebal 50 mm sebagai lapisan permukaan lantai yang lentur di atas dasar lantai beton cor di tempat dengan ketebalan 200 - 300 mm.  Plafon yang diplester setebal 25 mm, atau menggunakan 2 lapis langit-langit plasterboard. Universitas Sumatera Utara 94 By: WILCEN 070406033 IV.4. Analisa Fungsional.

IV.4. 1. Pola Kegiatan a.