5.2 Pembahasan
5.2.1 Peran Keluarga Dalam Perawatan Lansia
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam perawatan lansia sebagian besar termasuk ke dalam kategori baik yaitu
sebanyak 55 keluarga 74,3 dan kepuasan lansia pada keluarga sebagian besar termasuk ke dalam kategori puas yaitu sebanyak 58 lansia 78,4. Hal
ini menunjukkan bahwa peran keluarga dalam perawatan lansia di Kelurahan Padang Matinggi Rantauprapat sudah baik dan lansia juga sudah merasa puas
pada keluarganya. Peneliti berasumsi bahwa peran keluarga dalam perawatan lansia baik dapat dipengaruhi oleh hubungan responden keluarga dengan
lansia dan jenis kelamin keluarga yang merawat lansia, karena dari data yang diperoleh sebagian besar keluarga berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 60
orang 81,1, dan sebagian besar keluarga yang mempunyai hubungan dengan lansia adalah sebagai anak yaitu sebanyak 39 orang 52,7. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Efiani 2010 tentang perawatan keluarga terhadap lansia di Desa Sukajadi Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat yang menyatakan bahwa perawatan keluarga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin dan hubungan responden dengan lansia lansia
tinggal bersama anak perempuannya. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fatimah 2010, yang mengemukakan bahwa keluarga
merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya, 80 keluarga akan mendukung lansia dan biasanya anak sudah
dewasa yang menjadi sumber support lansia. Dan hal ini juga sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
ungkapan Darmojo 2008, yaitu bahwa umumnya keluarga yang merawat lansia di rumah, terutama dilakukan oleh anak perempuan.
Keluarga berperan penting memberikan perawatan terhadap lansia meliputi perawatan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peran keluarga dalam perawatan fisik pada lansia yaitu sebagian besar keluarga menyatakan selalu menyiapkan makanan yang
bergizi untuk lansia, yakni sebesar 66,2. Peneiliti berasumsi hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan keluarga, dalam
hal ini mayoritas keluarga berpendidikan perguruan tinggi dan sebagian besar keluarga memiliki penghasilan Rp 1.000.000. Sebagian besar 56,8
keluarga juga selalu membersihkan lantai kamar mandi agar lansia tidak terjatuh dan sebagian besar 36,5 keluarga juga sering mengingatkan lansia
untuk tidur serta sebagian besar keluarga 64,9 juga selalu mencuci pakaian lansia. Hasil penelitian terkait dengan peran keluarga dalam perawatan fisik
pada lansia ini sesuai dengan teori fungsi keluarga terkait dengan fungsi perawatanpemeliharaan kesehatan yang dikemukakan oleh Friedman 1998
dalam hal pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti makan, pakaian, kebersihan tempat tinggal serta perawatan kesehatan.
Hasil penelitian peran keluarga dalam perawatan psikologis pada lansia menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga 62,2 sering menemani
lansia untuk mengobrol. Sebagian besar keluarga 52,7 juga selalu mendengarkan keluhan dan memberikan respon terhadap keluhannya tersebut.
Dan sebagian besar 73,0 keluarga juga selalu menjaga perasaan lansia,
Universitas Sumatera Utara
baik dalam berbicara atau bertingkah laku terhadap lansia, sebagian besar 77,0 keluarga juga selalu mendengar nasehat lansia. dan sebagian besar
55,4 keluarga juga sering melibatkan lansia dalam musyawarah keluarga. Hal ini sesuai dengan teori fungsi keluarga terkait fungsi afektif keluarga yang
dikemukakan oleh Friedman 1998 yang menyatakan keluarga harus saling mengasihi, saling menerima dan saling mendukung dan menjaga kehangatan
antar anggota keluarga serta saling menghargai dan menghormati hak, kebutuhan dan tanggung jawab anggota keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Hasil penelitian peran keluarga dalam perawatan sosial pada lansia
menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga 48,6 memberikan kesempatan lansia melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi
yang dimilikinya. Sebagian besar keluarga 54,1 juga sering memfasilitasi lansia untuk mengikuti kegiatan kelompoknya seperti yasinan, arisan dan lain-
lain. Dan sebagian besar 44,6 keluarga juga sering memfasilitasi lansia berkumpul dengan teman sebayanya untuk mengobrol. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Setiti 2007, yang menyebutkan bahwa keluarga berusaha memberikan kabar orang di lingkungannya dan berita secara umum. Pada sisi
lain, lanjut usia diantar cucu atau anggota keluarga lain untuk bertemu dengan teman sebaya, juga dengan teman sekelompok. Lanjut usia juga diberikan
kegiatan bersama kelompoknya yaitu kelompok keagamaan, olahraga, pengajian, yasinan, arisan, kelompok silaturahmi, kelompok adat dan lain-lain.
sedangkan sebagian besar 47,3 keluarga kadang-kadang mengantar lansia
Universitas Sumatera Utara
berkunjung kerumah kerabat yang lain. Peneliti berasumsi hal ini dikarenakan kesibukan keluarga dengan pekerjaan mereka di luar rumah. Sebagian
keluarga 52,7 juga sering memfasilitasi lansia untuk berekreasi misal jalan-jalan, nonton televisi, mendengarkan radio atau hiburan-hiburan yang
lain. Dan hal ini sesuai dengan pendapat Nugroho 2008, yang menyebutkan bahwa keluarga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para
lansia untuk melakukan rekreasi, misal; jalan-jalan pagi, menonton film, atau hiburan-hiburan lain. Hasil penelitian tentang peran keluarga dalam
perawatan sosial terhadap lansia juga sejalan dengan pendapat Fitriani 2009, yang menyatakan bahwa lansia sangat dianjurkan melakukan integrasi sosial
ke lingkungan sekitarnya karena dari jenis dukungan sosial ini lansia akan memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya
untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama, adanya kepedulian dari lingkungan
masyarakat akan memberikan kenyamanan lansia dalam melakukan kegiatan bersama tanpa pamrih, merasa bahagia mendengarkan ceramah ringan yang
tentunya sesuai dengan kebutuhan lansia. Hasil penelitian peran keluarga dalam perawatan spiritual terhadap
lansia menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga 56,7 sering mengingatkan lansia untuk beribadah, dan 50,0 keluarga juga sering
memfasilitasi lansia dalam beribadah. Sebagian besar 56,7 keluarga juga selalu membersihkan perlengkapan ibadah lansia. Sebagian besar keluarga
74,3 selalu menjaga lingkungan saat lansia mengerjakan ibadah. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
sejalan dengan pendapat Nugroho 2008 yang menyebutkan bahwa keluarga harus dapat memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya. Jika dilihat dari kondisi di Kelurahan tersebut, karena sebagian besar lansia sudah rutin mengerjakan
ibadah sehingga keluarga harus selalu membersihkan perlengkapan ibadah lansia jika sudah terlihat kotor atau bau. Namun sebagian besar juga 47,3
keluarga kadang-kadang menemani lansia pada saat mengerjakan ibadah. Peneliti berasumsi bahwa dalam mengerjakan ibadah sebagian besar lansia
hanya kadang-kadang ditemani oleh keluarga karena keluarga sendiri sering sibuk dengan urusannya masing-masing dan sebagian besar memang tidak
ada kebiasaan mengerjakan ibadah bersama-sama.
5.2.2 Kepuasan Lansia Pada Keluarga