Pengertian Ciri – Ciri keluarga Tugas perkembangan keluarga berkaitan dengan lansia

menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk di dengarkan, pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat, inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok, pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai, pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota keluarganya.

2.2 Keluarga

2.2.1 Pengertian

Menurut Friedman 1998, keluarga merupakan kesatuan dari orang – orang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah.

2.2.2 Ciri – Ciri keluarga

Ciri – ciri keluarga menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton yaitu Keluarga merupakan hubungan perkawinan yang berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara dan mempunyai suatu sistem tata nama Nomen Clatur termasuk perhitungan garis keturunan serta mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota – anggotanya dan berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak, keluarga juga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga. Sedangakan ciri keluarga Indonesia menurut Setiadi 2008 yaitu, keluarga Indonesia mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong, dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran dan umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah.

2.2.3 Fungsi Keluarga

Lima fungsi keluarga menurut Marilyn M. Friedman 1998 adalah : 1. Fungsi afektif The Affective Function Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososisal. Keberhasilan fungsi ini tampak melalui keluarga yang gembira dan bahagia. Komponen yang perlu dipenuhi keluarga untuk fungsi afektif antara lain: a. Memelihara saling asuh mutual nurturance Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima dan saling mendukung antar anggota keluarga b. Keseimbangan saling menghargai Universitas Sumatera Utara Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang positif dimana tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun anak, sehingga fungsi afektif akan tercapai. Keseimbangan saling menghormati dapat dicapai apabila setiap anggota keluarga menghormati hak, kebutuhan, dan tanggung jawab anggota keluarga lain. c. Pertalian dan identifikasi Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan – kebutuhan individu dalam keluarga adalah pertalian bonding atau kasih sayang attachment digunakan secara bergantian. Proses identifikasi perlu diciptakan,dimana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi mereka. d. Keterpisahan dan kepaduan Anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap keluarga menghadapi isu – isu keterpisahan dan keterpaduan dengan cara yang unik, beberapa keluarga lebih memberikan penekanan pada satu sisi daripada sisi lain. Hal ini dirasakan keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikologis keluarga.

2. Fungsi Sosialisasi The Socialization Function

Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Pada setiap tahap perkembangan keluarga dan individu dicapai melalui Universitas Sumatera Utara interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma – norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di masyarakat.

3. Fungsi reproduksi The Reproductive Function

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya progaram keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol. Disisi lain, banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirlah keluarga baru dengan satu orang tua.

4. Fungsi ekonomi The Economic Function

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah. Fungsi ini sukar dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan.

5. Fungsi perawatan pemeliharaan kesehatan The health care

function Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan mempengaruhi status kesehatan Universitas Sumatera Utara keluarga. Untuk menempatkannya dalam perspektif, fungsi ini merupakan salah satu fungsi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan – kebutuhan fisik seperti makan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan kesehatan.

2.2.4 Tugas perkembangan keluarga berkaitan dengan lansia

Adapun tugas perkembangan keluarga dengan lansia yaitu keluarga harus dapat mengenal masalah kesehatan lansia dan mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatan lansia. Selanjutnya keluarga juga harus merawat anggota keluarga lansia dan memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis sehingga lansia dapat beradaptasi terhadap proses penuaan. Keluarga juga harus mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial dengan tepat sesuai dengan kebutuhan lansia Mubarak dkk, 2009. 2.3 Lansia 2.3.1 Pengertian Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sementara itu WHO menyatakan bahwa lanjut usia meliputi usia pertengahan yaitu kelompok usia 45-59 tahun. Menua manjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dirimengganti dan Universitas Sumatera Utara mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita Nugroho, 2008. 2.3.2 Batasan Umur Lanjut Usia 1. Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, ada empat tahap : a. Usia pertengahan middle age : 45 – 59 tahun b. Lanjut usia elderly : 60 – 74 tahun c. Lanjut usia tua old : 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua very old : diatas 90 tahun 2. Menurut Prof DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad Alm, Guru Besar Universitas Gajah Mada Fakultas kedokteran, periodesasi biologis perkembangan manusia dibagi sebagai berikut : a. Usia 0 – 1 tahun masa bayi b. Usia 1-6 tahun masa prasekolah c. Usia 6 – 10 tahun masa sekolah d. Usia 10 – 20 tahun masa pubertas e. Usia 40 – 65 tahun masa setengah umur, prasenium f. Usia 65 tahun keatas masa lanjut usia, senium Universitas Sumatera Utara 3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani psikolog dari Universitas Indonesia, lanjut usia merupakan kelanjutan usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu : a. Fase iuventus, antara usia 25 – 40 tahun b. Fase verillitas, antara usia 40 – 50 tahun c. Fase prasenium, antara usia 55 – 65 tahun d. Fase senium, antara usia 65 tahun hingga tutup usia 4. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, SpKJ, lanjut usia dikelompokkan sebagai berikut : a. Usia dewasa muda elderly adulthood : usia 1820 – 25 tahun b. Usia dewasa penuh middle years atau maturitas : usia 25 – 6065 tahun c. Lanjut usia geriatric age : usia lebih dari 6570 tahun. Terbagi menjadi : - Usia 70 – 75 tahun young old - Usia 75 – 80 tahun old - Usia lebih dari 80 tahun very old Effendi, 2009 Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Tipe lansia