Uraian Proses Produksi 1.Proses Pengolahan Minyak Sawit

2.4.2. Uraian Proses Produksi 2.4.2.1.Proses Pengolahan Minyak Sawit Proses produksi yang terjadi pada PT. Perkebunan Nusantara IV persero unit Kebun Pabatu memakai bahan baku utama adalah buah sawit yang masih segar. Proses CPO adalah sebagai berikut : 1. Stasiun penerimaan buah Fruit Reception Station Stasiun ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah Segar yang berasal dari kebun petani sekitar dan kebun milik sendiri. 2. Penimbangan Buah Fruit Weighting Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari kebun petani sekitar dan kebun milik sendiri diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Setelah sampai lalu ditimbang pada jembatan timbang Weighting Bridge. Penimbangan dilakukan dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan pada saat berisi muatan tandan buah segar bruto. Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan pada keadaan kosong atau tanpa muatan tarra. 3. Penumpukan dan pemindahan buah transfer and loading ramp Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk langsung ke loading ramp guna melakukan bongkar muatan berupa TBS. Buah sawit yang sudah di sortasi kemudian dituang ke penampungan buah fruit hoppers yang dibuat kemiringan 135 terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal turun naik oleh tenaga elektris. Fungsi loading ramp adalah sebagai berikut : a. Tempat penampungan dan penumpukan TBS Sementara, sebelum diolah Universitas Sumatera Utara b. Tempat melakukan sortasi terhadap TBS yang masuk ke pabrik c. Memudahkan pengisian TBS Ke dalam lory d. Menjamin penyediaan bahan baku untuk kontinitas proses 4. Stasiun Perebusan Tandan buah segar yang berada dalam lory rebusan diangkut dari Stasiun Penerimaan Buah dengan bantuan transfer carier yang bergerak pada jaringan rel. Lory rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar luang 5 cm. Dengan adanya lubang pada lory, uap steam lebih mudah masuk dan dapat memasak secara merata. Lory rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata 2,5 tonlory. Tujuan perebusan ini adalah sebagai berikut : a. Menghentikan aktivitas enzim Tandan buah segar yang dipanen terdapat enzim oksidase dan lipase yang bersifat merugikan dan akan tetap bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan, enzim tersebut dapat dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan cara pemanasana pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkan kembali menjadi asam lemak bebas ALB Aktivitas enzim semakin tinggia apabila buah mengalami kememaran luka. Untuk mengurangi aktivitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran buah dalam persentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 C, oleh sebab itu perebusan pada suhu 120 C akan menghentikan kegiatan enzim. b. Melepaskan buah dari Spiklet Universitas Sumatera Utara Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyan dan inti sawit, buah perlu dilepaskan dari spiklet. Buah dapat terlepas dari Spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat pangkal buah. Hidrolisa dengan reaksi biokimia telah terjadi sebagian di lapangan yaitu pada proses pemasakan buah yang ditandai dengan buah yang berondol. Reaksi hidrolisis dan hemiselulosa dan pektin terdapat dalam ketel rebusan yang dipercepat oleh pemanasan. Panas uap tersebut dapat meresap ke dalam buah karena adanya tekanan c. Menurunkan Kadar Air Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong yang mempermudah proses pengempaan. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit antara sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan berlangsung. d. Pemecahan emulsi Minyak dalam perichartp berbentuk emulsi dapat lebih mudah keluar dari sel jika berubah dari fase emulsi menjadi minyak. Perubahan ini terjadi dengan bantuan pemanasan, yang mengakibatkan pengabungan fraksi yang memiliki polaritas yang sama dan berdekatan, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah. Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari perikart. Penetrasi uap yang sempurna pada perikart, terutama pada buah yang paling dalam, akan mempertinggi efisiensi ekstraksi minyak. e. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang Universitas Sumatera Utara Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15. Kadar air biji yang turun hingga 15 akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap, maka inti terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu permentase di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik,demikian juga pemisahan inti dan cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil. 5. Stasiun Penebah Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke automatic feeder dengan menggunakan hosting crane, automatic fider ini berfungsi untuk menampung serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah threserstripper drum dalam threser, buah yang masih melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan.Alat penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna dan keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan. 6. Stasiun Pengempaan screw press Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainnya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini dilakukan 2 tahap pengolahan yaitu : a. Pengadukan digesting Universitas Sumatera Utara b. Pengempaan pressing 2. Pengadukan digesting Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah,dialirkan ke dalam digester peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah pericrape terpisah dari biji noten dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan. Alat ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang,dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak. Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan di dasar digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi, dan pemecahan kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat lain semakin sempurna. Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut: a. Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal ¾ dari volumenya. b. Temperatur pemanasan uap 90-95 c. Waktu pengadukan 15-20 menit d. Tekanan uap steam 2-3 kgcm 2 e. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada saat pengempaan,akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat. 3. Pengempaan pressing Universitas Sumatera Utara Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk digester dialirkan ke dalam alat pengempa screo press yang berfungsi untuk mengempa massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat biji, serat dan kotoran dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara memompa pada tekanan tertentu, tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kgcm 2 . Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda double screw press alat ini terdiri dari sebuah silinder press cylinder yang berlubang-lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir feet screw dan main screw yang berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme pengempaan adalah masukya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung as screw volume semakin kecil, sehingga pepindahan massa akan menyebabkan minyak terperas. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: a. Kapasitas olah alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika dibandigkan dengan hidrolic press. b. Karena kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah. c. Kebutuhan operator untuk mengoperasikan lebih sedikit dibandingkan dengan hidrolic press. d. Kebutuhan tenaga power yang rendah untuk memeras buah. 7. Stasiun Pemurnian Minyak Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah crude palm oilCPO yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah CPO. Universitas Sumatera Utara Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya Nos yang berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat. Pada stasiun pemurnianklarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan proses: a. Pengenceran Pengenceran bertujuan untuk pengenceran minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik. Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengenceran 80-90 C. Suhu ini kadang-kadang tidak mendapat perhatian yang serius karena tangki air panas berada di tempat yang lebih tinggi dari digester sehingga pengamatannya lebih sulit. Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit diketahui jika tidak menggunakan flow meter. Jumlah air pengencer yang dihancurkan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press, pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kualitas unit pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi. Hal ini diatasi dengan memperpendek retention time pada setiap alat pengolahan yang dapat berakibatkan penurunan efisiensi ekstraksi. Air pengencer yang diberikan bermanfaat untuk: − Untuk menurunkan viskositas cairan sehingga zat yang memiliki BC 1,0 akan mudah mengendap sedangkan zat yang memiliki dari 1,0 akan mengapung. − Untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak berdasarkan folaritas. − Untuk memecahkan emulsi minyak yang dalam bentuk butiran halus. Universitas Sumatera Utara b. Sand Trap Tank Keberhasilan proses pengendapan tergantung pada retention time bentuk sand trap tank adalah silinder sedangkan mekanisme kerjanya adalah memberikan aliran sirkulasi yang dapat mempercepat proses pengendapan pasir atau padatan yang BC nya lebih besar dari minyak. c. Ayakan Getar Pemakaian ayakan getar bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang berukuran besar, sehingga pada proses selanjutnya di dapatkan minyak yang memenuhi standar. Ayakan getar dikenal dengan tipe vibro yang mempunyai mekanisme pemisahan yang bekerja dengan cara getaran melingkar dan atas bawah, yang terdiri dari 2 tingkat ayakan dengan ukuran 30 dan 40 mesh. d. Crude Oil tank Crude oil tank COT Berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Karena tangki ini ukuran kecil dapat dikatakan bahwa retention time nya relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendapakan pasir atau lumpur partikel besar. Fungsi utama oil tank adalah menampung minyak dan ayakan sebelum dipompakan pada oil settling tank,yang ditempatkan tepat di bawah ayakan getar sehingga minyak dan ayakan getar langsung ditampung. e. Oil Setling Tank Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil setling tank untuk diendapkan. Fungsi dari setling tank adalah mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam minyak. Proses pegendapan ini dapat berlangsung secara sempurna Universitas Sumatera Utara apabila suhu minyak dapat dipertahantakan pada suhu 80 C. Pada suhu ini kekentalan lebih rendah sehingga fraksi-fraksi yang BC atau = 1 akan berada di bagian bawah tangki dan mengendap. Campuran minyak yang terdapat dalam oil setling tank terdiri dari 3 lapisan dimana: lapisan minyak,lapisan sludge, dan lapisan lumpur. Makin lama cairan minyak berada dalam oil setling tank maka pemisahan akan semakin sempurna dan lumpur pun akan mengendap di bagian dasar tangki. Kemudian diteruskan ke continious setling tank yaitu tipe bak bersambung yang dapat memisahkan lumpur sambil mengalir dari satu bak ke bak lain. Pemisahan dapat berlangsung baik jika kecepatan alir lebih lambat dari kecepatan mengendap. Pemisahan sludge berjalan dengan baik yaitu pada bak pertama cairan memisah menjadi dua fase yaitu fase ringan dan fase berat. Fase berat mengalir dari bak yang satu ke bak lainnya melalui dasar tangki sedangkan fase ringan mengalir dari bagian atas. 8. Pemisahan pasir Pemisahan pasir dilakukan melalui 3 tahap yaitu: a. Sand cyclone Alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara setling tank dengan sludge separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan peralatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi dengan bantuan pompa. Universitas Sumatera Utara b.strainer Alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam sludge operator. Alat ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring terdiri dari fibre yang jarang- jarang sehingga pasir dan lumpur akan tersaring. 9. Sludge Tank Sludge yang berasal dari oil setling tank dipompakan pada sludge tank dengan melalui desander, untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada sludge. Keberhasilan cairan minyak dalam sludge tank dipengaruhi pengoperasian desander, karena alat ini dapat berfungsi apabila pembuangan pasir dilaksanakan secara kontinu sludge yang berasal dalam sludge tank mendapatkan pemanasan dengan mengguanakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang. Untuk mempercepat pemecahan gumpalan minyak dengan sludge dapat dilengkapi dengan alat stirrer dengan catatan tidak boleh terjadi pembentukan emulsi kembali. 10. Sludge Sparator Sludge yang masuk ke dalam sludge centifuge terdiri dari bahan mudah menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya 1. Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar minyak 7 - 10. Fraksi ringan dikembalikan ke oil setling tank. Suhu minyak dalam sludge sparator dipertahankan diatas 90 C yang dapat dibantu dengan pemberian uap gas. Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke oil setling tank. 11. Oil Tank Universitas Sumatera Utara Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil tank. Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat COT dilengkapi dengan pipa coil pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga 90 C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, yaitu zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan vacum dryer. 12. Oil Purifier Alat purifier ini sering disebut oli centrifuge, yang berfungsi memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi yang BJ atau = 1 artinya FM dan minyak berada dalam ng1 fraksi sedangkan kotoran tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan minyak. 13. Sludge sparator Kesulitan yang dialami dalam pengolahan sludge terutama dalam mekanisme peroperasian sludge sparator dan pengantian nozzle maka dipikirkan cara pemisahan lumpur. Keberhasilan dalam pengoperasian sludge sparator dipengaruhi oleh : − Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah terhadap alat tersebut − Fungsi alat sludge sparator tersebut − Penimbangan kapasitas alat dengan jumlah sudut gaya yang diolah Universitas Sumatera Utara 14. Pengeringan Minyak Minyak yang masih mengandung air 0,6 - 1,0 perlu dikeringkan agar air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka untuk menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka, pemanasan dalam ruangan tertutup dan dalam ruangan hampa. Mekanisme pemanasan minyak dapat mempengaruhi mutu minyak dan dapat diketahui dari hasil pengeringan. 2.4.2.2.Proses Pengolahan Inti Sawit 1. Cake Breaker Conveyor CBC Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan cake breaker Conveyor CBC. Alat ini berperan memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya ke kolom fibre cyclone. Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan mempersiapkan ampas yang sesuai dengan persyaratan bahan bakar maka dilakukan pemanasan CBC sehingga kadar air ampas menurun dan mudah diproses lebih lanjut. Pemecahan gumpalan ampas pres yang sempurna dapat mendukung proses pemisahan serat dengan biji dalam depericarper yang merupakan penentu dalam efisiensi pemecahan biji dalam alat pemecah biji. Untuk mempercepat penguapan air pada CBC dilakukan pemanasan ampas di sepanjang mantel CBC, akan tetapi pengeringan ini kurang sempurna karena panjang CBC terlalu pendek dan hisapan fibre cyclone kurang kuat sehingga kelembaban udara di atas permukaan ampas tetap tinggi yang tidak Universitas Sumatera Utara mendukung terhadap proses evaporasi uap, dan akan menghasilkan serap basah yang dapat menurunkan kalor bakar serat. 2. Polishing Drum Ampas presan yang terdiri dari serat, biji dan inti dipecah oleh cekbreaker sehingga lebih mudah blower untuk memisahakan fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah halus, pecahan tempurung tipis dan debu. Fraksi berat adalah biji utuh,biji pecah, inti utuh dan inti pecah. Pemisahan fraksi ini bergantung dari efesiensi penggunaan blower. Fraksi berat diolah oleh dalam depericarper, yang bertujuan untuk menghilangkan serat-serat yang masih melekat pada biji dan menggangu jalannya proses pemecahan biji pada nut cracker, yaitu daya pentalnya collsion berkurang yang berakibat pada proses pemecahan biji lebih lama, yang sekaligus mengurangi kapasitas olah unit. 3. Fermentasi Biji Biji mengandung pektin, yang terdapat antara tempurung dengan inti. Untuk mempermudah pemecahan biji dalam cracker, maka pektin yang berfungsi sebagai perekat inti pada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia seperti fermentasi. Fermentasi adalah salah satu proses biokimia yang dikembangkan pada pegolahan biji sawit. Pemeraman biji sering dialiri dengan udara panas hingga suhu silo berkisar antara 40-60 C. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisa, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit dihidrolisa, sehingga pemecahan biji di cracker kurang berhasil yaitu meningkatnya inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapat menurunkan kualitas. Universitas Sumatera Utara 4. Nut Grading Alat pemecah biji disebut dengan Nut cracker. Biji yang telah diperam dalam Nut silo akan dipecahakan dalam Nut cracker. Sebelum pemecahan biji terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran biji dengan menggunakan alat Nut grading yaitu drum berputar terdiri dari ukuran lobang yang berbeda- beda. Biji yang telah diseleksi terdiri dari 3 fraksi kecil yaitu kecil 8 - 14 mm, sedang 15 - 17 mm, dan besar 18 mm. 5. Pemecahan biji Ripple Mil Mekanisme pemecahan biji adalah dengan menggunakan Ripple Mil, yaitu dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Ripple Mil terdiri dari 2 unit yaitu Pengolahan Fraksi Tenera dan Fraksi Dura, Fraksi Dura merupakan fraksi yang memiliki tempurung yang tebal sedangkan tenera merupakan hasil persilangan Dura deengan Psifera menghasilkan buah bertumpurung tipis dan inti yang besar. Efesiensi pemecahan biji dipengaruhi kecepatan putaran rotor sebagai resultan gaya, jarak antara rotor dengan pilar bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Biji yang berada dalam alat mengalami frekuensi benturan yang cukup tinggi baik dengan plat bergerigi maupun antar rotor. Sehingga frekuensi pukulan ini dapat menembakkan biji lebih mudah lekang. Untuk mempermudah kontiniutas biji yang masuk dan tetap seimbang dengan kapasitas olah maka alat ini dilengkapi dengan penangkap logam. Alat ini dapat memecah biji tanpa melalui pemeramam dengan nut silo Universitas Sumatera Utara asalkan dalam proses perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3 kgcm 2 dengan sistem 3 puncak selama 90 menit, yang setara dengan kadar air 15. Efesiensi pemecahan biji dipengaruhi oleh : a. Kondisi Ripple Mil. Keadaan Plat yang bergerigi tumpul dam rop yang bengkok akan menyebabkan pemecahan tidak efektif. b. Jarak rotor dengan plat. Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan persentase biji yang remuk cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang, maka pemecahan biji tidak sempurna. c. Putaran rotor. Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan biji yang hancur dan terlalu rendah menyebabkan banyak biji yang tidak pecah. 6. Pemisahan inti dengan tempurung Hasil olahan cracker sebelum memasuki hidrosiklon mengalami pemisahan fraksi halus oleh winnowing. Sampah halus akan terpisah dan fraksi berat akan dicampur dengan air yang kemudian inti dipisahkan dari tempurung berdasarkan berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat jenis inti dengan tempurung maka campuran dilewatkan melalui siklon, sehingga inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan tempurung dari bagian bawah yang kemudian masing-masing fraksi diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut. 7. Pengeringan Inti Air merupakan media untuk proses reaksi biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas, pemecahan protein dan hidrolisa karbohidrat yang cukup banyak terkandung terutama dalam inti sawit yang dihasilkan dengan pemisah secara basah alat pengeringan inti yang dipakai adalah tipe rectangulair. Alat ini mengeringkan inti dengan Universitas Sumatera Utara udara panas, yaitu mengalirkan udara melalui heater yang terdiri dari spiral berisi uap panas dengan suhu 130 C heater panas, 85 C heater tengah, dan 60 C heater bawah. Untuk memperoleh mutu inti yang sesuai dengan keinginan konsumen maka pemanasan pada ketiga tingkat tersebut dibuat suhu yang berbeda-beda yaitu suhu atas, tengah, dan bawah untuk pengeringan inti basah berturut-turut 70, 80, dan 60 C dan untuk pengeringan inti kering berturut-turut 70, 70, dan 60 C. Udara panas dihembuskan dan keluar dari lobang yang sudah ada, sehingga pengeringan inti setiap lapisan dapat terjadi dengan baik. Masa pengeringan tergantung dari kadar air dalam inti, yang dipengaruhi oleh sistem perebusan bua, fermentasi bijidan sistem pemisahan inti dengan cangkang. 8. Pola Pengolahan Inti Efesiensi pengutipan inti ditijau dari segi teknis dan ekonomis pengutipan inti yang tinggi jika rendeman inti yang diperoleh mendekati rendeman teoritis umumnya lebih besar dari 90. Oleh sebab itu, pengolahan biji sawit dilakukan dengan pola sistem basah. Pada pola ini pemeraman biji dengan silo biji yag dialiri dengan udara panas diatur suhu silo berkisar antara 50 – 70 C. Suhu Nut Silo bagian atas 70 C, bagian tengah 60 C, dan bagian bawah 50 C. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisis, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit dihidrolisa, sehingga pemecahan di cracker kurang berhasil, yaitu meningkatkan inti pecah, inti lekat dalam tempurung yag dapat menurunkan kualitas. Flow Process Chart FPC pembuatan minyak kelapa sawit dan pengolahan inti sawit dapat dilihat pada lampiran, sedangkan blok diagram dapat dilihat pada Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara Bahan baku Ditimbang Disortir Direbus Diputar Diaduk Ditekan di press Disaring Diendapkan Dipisahkan minyak dengan lumpur melalui keran spui pada CST Disimpan dalam tangki timbun Dipisahkan dalam cake break conveyor Dipisahkan ampas kering Dipisahkan inti yang pecah Dipisahkan biji kasar Dipanaskan Dipecah Dipisahkan inti biji utuh Dipisahkan campuran pecahan cangkang Dipisahkan cangkang halus Dikeringkan Dipisahkan serat halus Pengepakan Disimpan dalam tangki timbun inti Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Produksi CPO dan Inti Sawit Universitas Sumatera Utara 2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1.Mesin Produksi