Analisis Citra Secara Visual Visual Image Interpretation

= { | | = | | } × dimana, = 4 Ι̅ Keterangan : K = normalization constant Ī = local mean = local variance =image coefficient of variation value = √ | | = | − | + | − | X, Y = posisi koordinat piksel ke-i terhadap piksel tujuan pusat kernel X , Y = piksel tujuan pusat kernel n = ukuran kernel Lopes et al. 1990

3.4.2 Analisis Citra

3.4.2.1 Analisis Citra Secara Visual Visual Image Interpretation

Klasifikasi visual atau kualitatif merupakan suatu kegiatan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi objek-objek permukaan bumi yang tampak pada citra, dengan cara mengenalinya atas dasar karakteristik spasial, spektral, dan temporal. Unsur-unsur interpretasi yang digunakan yaitu: a. Tone dan warna Tone derajat keabu-abuan grayscale dan warna adalah elemen dasar dari sebuah objek. Variasi tone warna sangat bergantung pada karakteristik dari setiap objek, karena warna merupakan hasil reflektansi, transmisi dan atau radiasi panjang gelombang yang dihasilkan dari objek yang bersangkutan. Tone atau warna sangat bergantung pada panjang gelombang atau band yang digunakan saat perekaman. Tingkat kecerahan dari objek sangat bergantung pada sifat dasar dari objek yang bersangkutan. Tone pada citra radar dapat didefinisikan sebagai intensitas rata-rata dari sinyal backscatter. Backscatter yang tinggi akan menghasilkan kecerahan yang tinggi tone terang, sebaliknya backscatter yang rendah akan menghasilkan tingkat kecerahan yang rendah tone gelap. Intensitas tersebut dipengaruhi oleh karakteristik obyek, diantaranya berupa kekasaran permukaan, complex dielectric constant, kelerengan dan arah obyek. Selain itu untuk citra radar dipengaruhi juga oleh sistem sensor radar yang digunakan. b. Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur merupakan hasil gabungan dari unsur bentuk, ukuran, pola dan rona obyek. Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, sedang atau halus. Tekstur kasar umumnya dibentuk oleh rona dengan variasi tinggi belang-belang dimana terjadi perubahan tone yang besar, sedangkan tekstur halus terbentuk dari variasi yang relatif kecil. c. Pola Pola adalah hubungan susunan spasial obyek. Pengulangan bentuk umum tertentu merupakan karakteristik dari banyak obyek alamiah atau bangunan dan akan memberikan suatu pola yang membantu penafsiran untuk mengenali obyek yang bersangkutan. Pola yang digunakan pada interpretasi visual umumnya mengacu pada tata ruang atau tata letak objek dalam suatu ruang. Pola sebaran objek dengan jarak yang teratur, tone yang sama akan menghasilkan tampilan pola yang berbeda dengan objek yang tersebar secara acak random dan tone yang relatif berbeda. d. Lokasi Lokasi adalah letak obyek dalam hubungannya dengan obyek yang lain. Lokasi sangat berguna untuk membantu pengenalan obyek. e. Asosiasi Asosiasi dapat diartikan sebagau keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Karena keterkaitan inilah, maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain. f. Bentuk Bentuk ialah konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas, sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya. Secara umum bentuk sebuah objek mengacu pada bentuk-bentuk umum bagian luar eksternal, struktur, konfigurasi atau garis besar dari individu objek. Bentuk-bentuk umum yang digunakan adalah variasi bentuk polygon dan atau garis, seperti segi empat panjang, segitiga, lingkaran, garis lurus, garis melengkung, dan sebagainya. Bentuk-bentuk objek buatan manusia umumnya lebih teratur dibandingkan dengan bentukbentuk alam. Pada citra radar, bentuk objek merupakan hasil rekaman dari posisi miring obliqueside looking, jarak slant dari radar. g. Ukuran Ukuran adalah atribut obyek yang merupakan fungsi dari skala, oleh sebab itu dalam interpretasi citra harus selalu memperhatikan skala yang digunakan. Ukuran suatu objek atau yang tampak dalam citra atau foto sangat bergantung pada skala, resolusi dan ukuran objek yang sebenarnya ada di alam. h. Bayangan Pada citra radar, bayangan topografi adalah bagian yang tidak ada informasi backscatter. Bayangan itu juga berguna untuk meningkatkan atau mengidentifikasi topografi dan bentang alam, khususnya dalam citra radar. Bayangan pada radar sangat terkait dengan sudut miring dari radiasi gelombang mikro yang dipancarkan sistem sensor dan bukan oleh geometri dari iluminasi matahari. Unsur interpretasi berdasarkan tingkat kerumitan dibedakan menjadi empat tingkat yaitu : a. Kunci interpretasi primer, yaitu : tone dan warna. b. Kunci interpretasi sekunder, yaitu : bentuk, ukuran, dan tekstur. c. Kunci interpretasi tersier, yaitu : pola dan bayangan. d. Kunci interpretasi lebih tinggi, yaitu : lokasi atau asosiasi. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal dalam mengidentifikasi pola sebaran, penentuan jumlah kelas tutupan lahan dan macam kelas tutupan lahan yang ada di daerah penelitian.

3.4.2.2 Pengolahan Citra Digital Image Processing