Metode Klasifikasi Tidak Terbimbing Citra TerraSAR-X

5.3.2.4 Metode Klasifikasi Tidak Terbimbing Citra TerraSAR-X

Klasifikasi tidak terbimbing adalah klasifikasi yang proses pembentukan kelas-kelasnya sebagian besar dikerjakan oleh komputer. Kelas-kelas atau klaster yang terbentuk dalam klasifikasi ini sangat bergantung kepada data itu sendiri. Metode klasifikasi tidak terbimbing yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode k-means. Pada metode ini, menurut Henry 2011 klaster yang harus disediakan agar algoritma ini dapat mengelompokkan data adalah k. Pengelompokan dilakukan berdasarkan centroid atau titik pusat massanya. Titik pusat massa ini berupa rerata mean dari sekumpulan data yang telah dikelompokkan ke beberapa klaster. Sehingga nilai pusat titik massa ini akan berubah-ubah hingga mencapai titik dimana pusat titik massa tidak lagi mengalami perubahan. Kelas awal yang dibentuk pada klasifikasi k-means dalam penelitian ini sebanyak 4 kelas. Gambar 18 Hasil klasifikasi k-means dengan 4 kelas tutupan lahan. Berdasarkan hasil klasifikasi k-means dengan menggunakan 4 kelas, seperti yang tampak pada Gambar 18, nilai overall accuracy didapatkan sebesar 45,09 dan kappa coefficient sebesar 0,27. Nilai akurasi ini lebih kecil jika dibandingkan dengan proses klasifikasi terbimbing. Hal ini disebabkan dengan banyaknya kesalahan yang terjadi baik pada kesalahan komisi maupun keslahan omisi. Besarnya nilai kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Confusion matrix ground truth pada metode k-means No Kelas Tambak dan sungai piksel Padang rumput piksel Tanah lapang piksel Vegetasi mangrove piksel Total piksel 1 Tambak dan sungai piksel 253464 1918 648 4467 260497 2 Padang rumput piksel 319870 17098 7561 30522 375051 3 Tanah lapang piksel 78531 23226 8528 84870 195155 4 Vegetasi mangrove piksel 12409 25745 18475 220286 276915 Total piksel 664274 67987 35212 340145 1107618 Producer’s accuracy 38,16 25,15 24,22 64,76 User’s accuracy 97,30 4,56 4,37 79,55 Overall accuracy 45,09 Kappa accuracy 27,34 Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa pada tanah lapang memiliki nilai akurasi yang terkecil dengan akurasi pengguna hanya sebesar 4,37 . Sedangkan untuk akurasi pembuatnya, tanah lapang memiliki akurasi hanya sebesar 24,22 . Besarnya nilai kedua akurasi ini rata-rata kecil. Hanya pada objek tambak dan sungai yang mempunyai nilai akurasi yang besar, yaitu sebesar 97,30 pada akurasi penggunanya. Sedangkan untuk akurasi pembuatnya objek tambak dan sungai masih memiliki akurasi yang kecil yaitu hanya 38,16 . Dengan besarnya nilai-nilai akurasi tersebut menghasilkan akurasi secara keseluruhan hanya sebesar 45,09 . Hasil ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan klasifikasi terbimbing. Kecilnya akurasi klasifikasi tidak terbimbing ini disebabkan karena dalam proses klasifikasi tidak mempertimbangkan kehomogenan dari piksel-piksel yang diklasifikasi. Pada area badan air seperti tambak dan sungai masih banyak terdapat piksel yang teridentifikasi rumput. Sedangkan dalam proses penafsiran visual, adanya rumput atau gulma yang terdapat di tengah tambak diabaikan. Hal ini karena jumlah rumput atau gulmanya berbentuk kecil-kecil dan menyebar merata, sehingga sangat menyulitkan dalam proses digitasi poligon.

5.4 Klasifikasi dan Identifikasi Spesies Hutan Mangrove