Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

7 kilogram. Sementara itu untuk cabai merah besar harga terendah berada pada titik Rp 3000 dan harga tertinggi Rp 25000. Cabai besar merupakan produk hortikultura yang memiliki karakteristik perishable mudah rusak. Oleh karena itu, komoditi ini tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Cabai besar yang sudah dipanen harus sesegera mungkin sampai ke tangan konsumen agar langsung diolah sesuai dengan kebutuhan. Cabai besar juga sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan hama penyakit yang berakibat pada ketidakpastian hasil produksi. Selain itu disisi lain permintaan cabai juga bergantung pada waktu-waktu tertentu seperti hari-hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan tahun baru, pendapatan serta daya beli masyarakat. Hal inilah yang pada umumnya menjadi faktor-faktor penentu fluktuasi harga cabai besar di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia? 2. Bagaimana alternatif strategi dalam mengurangi risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah: 1. Menganalisis risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia 2. Menganalisis alternatif strategi terkait dengan adanya risiko harga komoditi cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia 8

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Petani dan pedagang, sebagai bahan masukan dalam memperoleh hasil atau profit yang optimal 2. Penulis, sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh serta melatih kemampuan analisis dalam pemecahan masalah 3. Pembaca, agar dapat mengembangkan dan mengaplikasikan hasil penelitian

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis risiko harga cabai merah besar dan cabai merah keriting sebagai komoditi hortikultura nasional yang penting. Analisis risiko dilakukan melalui pengamatan terhadap fluktuasi harga masing-masing komoditi dengan menggunakan model ARCH dan GARCH dan perhitungan nilai VAR Value at Risk. Analisis risiko yang dilakukan akan dilanjutkan pada analisis terhadap strategi pengurangan risiko yang dapat dilakukan melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Analisis risiko dilakukan berdasarkan pada fluktuasi harga dan pasokan cabai merah keriting dan cabai merah besar di Pasar Induk Kramat Jati yang ditinjau dari data harga dan pasokan harian kedua komoditi tersebut selama bulan Januari 2006 sampai dengan Februari 2009. Data harga yang diperlukan tersebut diperoleh dari kantor Pasar Induk Kramat Jati . 9 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Cabai Menurut Topan 2008 cabai merupakan komoditi hortikultura yang termasuk dalam tanaman terna tahunan. Tanaman ini tumbuh tegak dengan batang berkayu, bercabang banyak, ukuran tinggi mencapai 120 cm dan lebar tajuk tanaman hingga 90 cm. Cabai memiliki akar tunggang yang terdiri atas akar utama dan akar lateral yang mengeluarkan serabut dan mampu menenbus ke dalam tanah hingga 50 cm dan melebar sampai 45 cm. Terdapat berbagai macam jenis cabai dengan ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Diantara jenis cabai tersebut adalah cabai besar, cabai keriting, cabai hijau, cabai rawit, cabai paprika dan cabai hias. Masing-masing cabai memiliki tingkat kepedasan yang berbeda-beda. Dalam perdagangan internasional, cabai dibedakan menjadi tiga kelompok. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan tingkat kepedasan yang dimilikinya, yaitu : 1. Cabai yang sangat pedas 2. Cabai dengan kepedasan pertengahan 3. Cabai dengan tingkat kepedasan kurang 4. Cabai tidak pedas Kelompok cabai yang sangat pedas diklasifikasikan kembali dalam dua kelompok yaitu kelompok cabai yang sangat pedas yang digunakan sebagai ekstraksi oleoresin cabai dan cabai dengan tingkat kepedasan pertengahan. Secara botanis, cabai yang sangat pedas memiliki ukuran kecil. Beberapa spesies yang tergolong ke dalam kelompok cabai sangat pedas ini adalah Capsicum frutescens, Capsicum baccatum, Capsicum chinense, dan Capsicum annum var. Glabiriusculum. Kelompok kedua yang merupakan cabai dengan tingkat kepedasan pertengahan sampai kurang pedas merupakan jenis cabai yang memiliki tingkat kepedasan yang kurang dibandingkan dengan cabai jenis pertama. Cabai jenis ini biasanya berukuran lebih besar dan digunakan sebagai cabai bubuk yang memberi 10 rasa pedas dan warna pada makanan. Spesies cabai yang umumnya masuk ke dalam kelompok ini adalah Capsicum annum. Kelompok paprika adalah jenis cabai banyak digunakan sebagai bahan pewarna dan penambah cita rasa makanan. Paprika berukuran besar, berukuran besar, berbentuk lonjong atau bulat dan daging buahnya relatif tebal. Pada umumnya paprika termasuk ke dalam spesies Capsicum annum.

2.2 Jenis-Jenis Cabai Komersial