HUBUNGAN WAKTU – KERJA
5.4. HUBUNGAN WAKTU – KERJA
Hubungan waktu-kerja umumnya digambarkan dalam kurva porfil konsentrasi plasma dilengkapi dengan informasi tingkat batas aksi / efek toksikan (lihat gambar 5.8). Hubungan waktu – kerja ini memegang peranan penting dalam toksikologi, yaitu: (a), untuk mengetahui: waktu awal efek toksik mulai, tingkat toksisitas, dan waktu efek berakhir; (b) untuk melakukan tindakan penanganan pertolongan dalam keracunan
waktu (min)
durasi efek
onset
Minimum Efect Concentration
Maximum Efect Concentration
Gambar 5.8. Kurva rajahan hubungan teoritis waktu-kerja dari suatu xenobiotika setelah pemberian oral.
Pada eksposisi zat yang terjadi satu kali misal pada keracunan akut, maka mula-mula efek akan naik yang tergantung pada laju absorbsi dan kemudian akan turun/ tereliminasi yang terdantung pada laju eliminasi. Jika Hal terjadi dibawah konsentrasi plasma tertentu yang dapat memberikan suatu efek toksik disebut konsentrasi sub efektif atau sub toksik. Bila terjadi dimulai dari kosentrasi tertentu yang dapat memberikan efek toksik maka dinamakan konsentrasi efektif / toksik. Bagian kurva yang terletak diatas konsentrasi mininimum maka memperlihatkan tentang lama dan besarnya efek.
Ada 3 (tiga) cara untuk mencegah atau menekan efek toksik:
a. Memperkecil absorbsi atau laju absorbsi sehingga konsentrasi plasma tetap dibawah daerah toksik.
Misal dengan penggunaan adsorbensia (seperti karbon aktif) yang dapat digunakan untuk meyerap senyawa yang dapat menimbukan keracunan pada tubuh, dapat dilihat di tabel 5.2 atau pembilasan lambung. Dengan ini fase eksposisi akan berubah.
Tabel 5.2 Daya serap karbon aktif ( 1 gram) logam yang toksik. Ini akan menyebabkan dalam suspensi air (dari A.H. Andersen:
perubahan fase farmakokinetika (Gambar 5.10) Acta Pharmacol. (Kbh) 2 (1946) 69)
l)
Senyawa Jumlah yang terserap (mg)
Daerah Tok sik
Morfina HCl
Atropina Sulfat
800
Daerah Sub tok sik
Nikotina 700 1 Barbital 700
0,5
k4
Asam Salisilat
Etanol 300 w aktu
Gambar 5.10. Kurva konsentrasi plasma setelah
45
l)
pemakaian dosis tertentu dari suatu
/m
40 C m ax
35 Maximum Efect Concentration
zat pada tetapan eliminasi yang
30 C max´
berbeda-beda (k). Dengan
25
lasm -p
memperbesar laju elminasi (k 1 <k 2 <
20
asi
k 3 <k 4 ) diperoleh penurunan C max ,
Minimum Efect Concentration
sehingga efek toksik dapat
10
ko
dihindarkan atau diminimalkan.
Pada kurva diatas,dapat dilihat bahwa kurva k 1
waktu (min)
dengan tetapan laju eliminasi yang paling besar. Tetapan laju eliminasi tersebut diperbesar pada
Gambar 5.9. Kurva konsentrasi plasma setelah tetapan laju absorsi tetap, maka konsentrasi pemberian oral suatu senyawa plasma maksimum akan turun yang diperlihatkan dengan dosis tertentu dalam bentuk dengan penurunan puncak dari kurva (k 2 ). sediaan.
Bentuk sediaan ini mempunyai kinetik pembebasan Tetapan laju eliminasi ditingkatkan (k 3 dan k 4 ),
dan dengan demikian kinetik invasi yang berbeda. akhirnya pada kurva 1 dapat dilihat bahwa puncak
Jika absorbsi lambat dan laju eliminasi tetap maka kurva berada dibawah daerah toksik, dengan konsentrasi plasma maksimum akan turun (Cmax´),
demikian maka efek toksik dapat dicegah atau dengan demikian efek toksik dapat dicegah atau
diperlemah.
diperlemah.
c. Memperkecil kepekaan obyek biologik terhadap Pada kurva diatas,dapat dilihat bahwa kurva 5.9
efek.
mempunyai tetapan absorbsi yang paling besar. Dalam hal ini konsentrasi plasma tidak Tetapan absorbsi tersebut diperlambat pada
dipengaruhi akan tetapi batas kritis, konsentrasi tetapan laju eliminasi tetap, maka konsentrasi
toksik minimum ditingkatkan atau bisa dikatakan plasma maksimum akan turun yang diperlihatkan
bahwa nilai ambang toksiknya dinaikkan dengan penurunan puncak dari kurva (C max ).
Contoh :
Tetapan absorbsi akan semakin diperlambat (C max´ ), akhirnya pada kurva tersebut dapat dilihat bahwa puncak kurva berada dibawah daerah toksik, dengan demikian maka efek toksik dapat dihindarkan atau diminimalkan.
b. Meningkatkan eliminasi zat toksik dan / atau pembentukan suatu kompleks yang tidak aktif
Eliminasi dapat ditingkatkan dengan mengubah Gambar 5.11. Terjadi penggeseran puncak ke pH urin, misalnya dengan pembasaan urin dan
atas atau menaikkan nilai ambang diuresis paksa pada keracunan barbiturat, sedang
toksik.
pembentukan khelat dipakai untuk inaktivasi ion
65
Hampir semua penanggulangan racun, berdasarkan prinsip ini. Contoh: Penggunaan atropin untuk keracunan fosfat organik (yang banyak digunakan pada insektisida).