Tata Cara Pembentukan Serikat pekerja/serikat buruh

b. Tata Cara Pembentukan Serikat pekerja/serikat buruh

Pekerja atau buruh memerlukan suatu wadah organisasi yang berfungsi sebagai alat pemersatu dan pembela kepentingan mereka sehingga dapat meningkatkan jiwa kebersamaan. Untuk itu yang dibutuhkan adalah suatu organisasi serikat pekerja/serikat buruh yang kuat, didirikan dan didukung oleh sebanyak-banyaknya pekerja agar dapat berperan secara optimal dalam membela kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja melalui peningkatan kesejahteraan pekerja dan keamanan serta menciptakan suasana kerja yang kondusif.

Organisasi serikat pekerja/serikat buruh menjadi sangat diperlukan kehadirannya dan akan dirasakan secara langsung oleh setiap pekerja. Organisasi serikat pekerja/serikat buruh dapat menampung dan menyalurkan aspirasi pekerja memperjuangkan kepentingan pekerja dan keluarganya, khususnya yang menyangkut hak dan kewajiban, membela pekerja dalam menghadapi masalah hubungan industrial. Selain itu juga sebagai wahana peningkatan profesionalisme pekerja dan menyusun kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban kepegawaian serta syarat-syarat yang dituangkan ke dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dibuat bersama-sama antara perusahaan yang diwakili oleh manajemen dan pekerja yang diwakili oleh serikat

commit to user

buruh akan dapat diciptakan suasana kerja yang kondusif, kenyamanan dan keamanan kerja serta terwujud suasana kerja yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Profesionalisme dan semangat kerja yang tinggi, jujur dan disiplin, pekerja dapat berperan memajukan perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan.

Diratifikasinya Konvensi ILO Nomor 87 tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat bagi Pekerja dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 tahun 1998 Tentang Pengesahan Convention (Number 87) Concerning Freedom Of Association And Protection Of The Right To Organise (Konvensi Nomor 87 Tentang Kebebasan Berserikat Dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi) pada masa pemerintahan Presiden BJ. Habibie, maka dalam penerapannya setiap pekerja/pegawai disetiap perusahaan, baik perusahaan swasta, BUMN, BUMD termasuk anak-anak perusahaannya dapat mendirikan atau masuk pada suatu organisasi serikat pekerja/serikat buru secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak lain. Organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang serikat pekerja/serikat buruh yang sifatnya mandirI (independen) dan tidak berafiliasi pada partai politik tertentu serta tidak diarahkan untuk mendukung pada suatu faham politik tertentu atau aliran suatu golongan tertentu melainkan bertujuan memperjuangkan/membela kepentingan pekerja dan keluarganya serta sebagai suatu wadah untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan pegawai dalam rangka mewujudkan suasana kerja yang kondusif dan berupaya meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja.

Berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat pekerja/serikat buruh, seorang pekerja /buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan. Dalam hal seorang pekerja/buruh dalam satu perusahaan ternyata tercatat pada lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh, yang bersangkutan harus menyatakan secara tertulis satu serikat pekerja/serikat buruh yang dipilihnya. Setiap pekerja berhak menjadi anggota serikat

commit to user

manager atau direktur ketika posisinya adalah pekerja, ia mempunyai hak untuk menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. Dalam hal pengaturan tentang posisi pengurus serikat pekerja/serikat buruh menurut Pasal 15 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat pekerja/serikat buruh, pada prinsipnya manajer boleh menduduki posisi pengurus serikat pekerja/serikat buruh, yang tidak boleh adalah pekerja/buruh yang menduduki jabatan tertentu di dalam satu perusahaan dan jabatan itu menimbulkan pertentangan kepentingan antara pihak pengusaha dan pekerja/buruh diperusahaan tersebut.

Berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat pekerja/serikat buruh, mekanisme pemberitahuan atau pencatatan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat untuk dicatat. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud, dengan dilampiri :

1) Daftar nama anggota pembentuk;

2) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;

3) Susunan dan nama pengurus.

Syarat pembentukan federasi serikat pekerja/serikat buruh adalah sebagai berikut:

1) Serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi

anggota federasi serikat pekerja/serikat buruh.

2) Federasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-

kurangnya 5 (lima) serikat pekerja/serikat buruh .

Syarat pembentukan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh adalah sebagai berikut :

1) Federasi serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi anggota konfederasi Serikat pekerja/serikat buruh;

commit to user

kurangnya 3 (tiga) federasi serikat pekerja/serikat buruh. Mekanisme pembentukan federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh sesuai dengan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat pekerja/serikat buruh, sebagai berikut.

1) Nama dan lambang serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang akan diberitahukan tidak boleh sama dengan nama dan lambang serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat terlebih dahulu;

2) Instansi pemerintah, sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat

(1), Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat pekerja/serikat buruh wajib mencatat dan memberikan nomor bukti pencatatan terhadap serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah memenuhi ketentuan selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima pemberitahuan;

3) Instansi pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat pekerja/serikat buruh dapat menangguhkan pencatatan dan pemberian nomor bukti pencatatan dalam hal serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh belum memenuhi ketentuan;

4) Penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dan alasan-

alasannya diberitahukan secara tertulis kepada serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima pemberitahuan. Saat ini ada beberapa federasi serikat pekerja/serikat buruh tingkat

nasional, walaupun mempunyai anggota, tetapi tidak diakui secara

commit to user

Indonesia, hal ini disebabkan karena anggotanya yang di daerah dimasing- masing provinsi belum dicatatkan ke dinas terkait. Kondisi ini terjadi pada Serikat pekerja/serikat buruh yang berbasis di BUMN atau perusahaan swasta dengan sistem holding company yang anggotanya ada di

http://rusdi123.wordpress.com/2009/09/15/dasar-hukum-tata-cara- pembentukan-serikat-pekerja/ ).

Dengan demikian untuk menjamin legalitas dari suatu serikat pekerja maka harus dipenuhi syarat pencatatan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi, yaitu :

1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh yang telah dibentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota berdasarkan domisili, untuk dicatat.

2) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-16/MEN/2001 tentang Tata Cara Pencatatan Serikat pekerja/serikat buruh dilampiri syarat-syarat sebagai berikut :

a) daftar nama anggota pembentuk;

b) anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;

c) susunan dan nama pengurus

Berdasarkan Pasal 2 ayat (3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-16/MEN/2001 tentang Tata Cara Pencatatan Serikat pekerja/serikat buruh dalam anggaran dasar, sekurang-kurangnya harus memuat :

1) nama dan lambang serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan

konfederasi serikat pekerja/serikat buruh;

2) asas dan tujuan yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945;

commit to user

4) tempat kedudukan;

5) persyaratan menjadi anggota dan persyaratan pemberhetiannya;

6) hak dan kewajiban anggota;

7) persyaratan menjadi pengurus dan persyaratan pemberhetiannya;

8) hak dan kewajiban pengurus;

9) sumber, tata cara penggunaan dan pertanggung jawaban keuangan;

10) ketentuan perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah

tangga. Tanggal pencatatan dan pemberian nomor bukti pencatatan

dilakukan selambat-lambatnya 21 (duapuluh satu) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya pemberitahuan dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri ini. Pengurus pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh setelah menerima nomor bukti pencatatan harus memberitahukan secara tertulis kepada mitra kerjanya sesuai dengan tingkatan organisasinya.

Dengan diterimanya pemberitahuan, dinas tenaga kerja wajib mencatat dan memberi nomor pencatatan terhadap serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh. Pencatatan dan pemberian nomor pencatatan dapat ditangguhkan, bahkan dapat ditolak apabila serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh tersebut (Zaeni Asyhadie, 2007 : 27-28) :

1) bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2) dibentuk oleh kurang dari sepuluh orang pekerja/buruh untuk

Serikat pekerja/serikat buruh, atau kurang dari lima serikat pekerja/serikat buruh untuk federasi serikat pekerja/serikat buruh, dan kurang dari tiga federasi serikat pekerja/serikat buruh untuk konfederasis pekerja/serikat buruh;

commit to user

pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang diberitahukan sama dengan nama dan lambang serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat. Berdasarkan ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2000 tentang Serikat pekerja/serikat buruh, dalam hal perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga, pengurus serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh memberitahukan kepada instansi pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga tersebut.

Verifikasi keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh bertujuan untuk memperoleh data anggota serikat pekerja/serikat buruh secara lengkap dan akurat. Pendataan dilakukan terhadap serikat pekerja/serikat buruh yang telah memiliki nomor bukti pencatatan sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER- 16/MEN/2001 tentang Tata Cara Pencatatan Serikat pekerja/serikat buruh. Adapun bentuk pelaporan hasil verifikasi serikat pekerja/serikat buruh adalah memalui mekanisme sebagai berikut :

1) Setelah menerima hasil rekapitulasi dari provinsi, Direktur Jenderal

melakukan rekapitulasi dari seluruh tingkat provinsi sebagai hasil rekapitulasi tingkat nasional.

2) Menteri menyampaikan hasil verifikasi kepada para pengurus

serikat pekerja/serikat buruh tingkat nasional dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).