Tata Cara Analisis Ekonomis

2. Tata Cara Analisis Ekonomis

2.1. Pedoman Penyusunan Data Ekonomis.

2.1.1. Data Umum

a. Organisasi dan Manajemen

a.1. Nama alamat dan nomor tilpon.

a.2. Copy akta pendirian serta akta perobahan yang terakhir.

a.3. Jumlah personalia dari perusahaan yang meliputi :  Jumlah tenaga staf/tenaga ahli.  Jumlah tenaga administrasi/karyawan.  Jumlah anggota Pengurus/Direksi/Manajemen.

a.4. Daftar riwayat hidup dari para anggota manajemen dan tenaga ahli/staf perusahaan.

a.5. Berikan bagan/struktur organisasi perusahaan.

b. Pemasaran

b.1. Jelaskan jenis produk/barang yang dipasarkan.

b.2. Realisasi penjualan minimal 6 bulan terakhir.

b.3. Jelaskan daerah pemasaran/wilayah pemasarannya.

b.4. Syarat-syarat dalam penjualan.

b.5. Jelaskan saluran distribusi yang digunakan serta kebijakan harga untuk setiap jenis saluran tersebut. b.6.Jelaskan sifat pemasaran barang/produk tersebut berdasarkan permintaan/order atau dengan pemasaran biasa.

c. Pembelian/Pengadaan Barang/Bahan Baku

c.1. Sumber serta daerah pembelian barang/bahan baku.

c.2. Daftar nama supplier barang/bahan baku.

c.3. Realisasi pembelian barang/bahan baku selama 6 bulan terakhir.

c.4. Syarat-syarat pembayaran dalam pembelian.

c.5. Besarnya cadangan persediaan ( safety stock) yang minimal diperlukan /harus ada.

d. Keuangan

d.1. Neraca/posisi keuangan yang terakhir.

d.2. Perhitungan laba/rugi yang terakhir.

d.3. Pengeluaran-pengeluaran rata-rata perbulan yang dikelompokkan atas :  Biaya personalia.  Biaya umum dan administrasi.  Biaya Penghapusan Aktiva Tetap.  Biaya-biaya penjualan.  Biaya-biaya perusahaan lainnya.

e. Jaminan

e.1. Jenis dan lokasi barang jaminan.

e.2. Surat-surat serta bentuk hak dari barang jaminan.

e.3. Nilai barang jaminan menurut penilaian nasabah.

f. Proposal Pembiayaan

f.1. Estimasi peningkatan kegiatan usaha/penjualan yang direncanakan.

f.2. Estimasi kenaikan biaya-biaya perusahaan sehubungan dengan peningkatan kegiatan usaha.

f.3. Estimasi peningkatan penerimaan perusahaan sehubungan dengan peningkatan kegiatan usaha.

f.4. Proyeksi kebutuhan dana untuk peningkatan kegiatan usaha tersebut.

f.5. Proyeksi perhitungan rugi/laba usaha.

f.6. Proyeksi neraca perusahaan.

f.7. Rencana dan sumber dana untuk pengambilan Pembiayaan.

2.1.2. Data Khusus

2.1.2.1. Industri

a. Organisasi dan Manajemen

a.1. Surat Ijin Usaha dari departemen/Kantor Perindustrian setempat.

a.2. Surat-surat referensi dari Instansi Pemerintah lainnya yang masih ada hubungannya dengan kegiatan usaha.

b. Mesin-mesin

b.1. Daftar mesin yang digunakan didalam produksi.

b.2. Kondisi mesin-mesin tersebut.

b.3. Perawatan/Suku Cadang mudah diperoleh atau tidak.

b.4. Kapasitas produksi mesin-mesin , baik kapasitas normal maupun

penuh per periode seperti per-jam per-hari.

c. Produksi

c.1. Uraian proses produksi.

c.2. Bahan-bahan yang digunakan dalam produksi serta komposisi penggunaan bahan-bahan tersebut guna menghasilkan satu unit produk tersebut.

c.3. Realisasi produksi selama 3 bulan terakhir.

c.4. Jam kerja yang digunakan untuk memproduksi barang :  Satu shift.  Dua shift atau lebih

c.5. Kalkulasi biaya produksi yang terdiri atas :

 Biaya bahan baku Rp……  Upah buruh langsung

Rp……  Biaya-biaya tidak langsung

2.1.3. Data Khusus Perdagangan Umum

a. Organisasi dan Manajemen

a.1. Surat ijin usaha yang diberikan oleh Departemen/Kantor Perdagangan.

a.2. Surat ijin untuk menggunakan tempat usaha.

a.3. Fasilitas serta sarana yang tersedia pada tempat usaha serta lingkungan sekitarnya.

b. Pemasaran

b.1. Sifat jenis usaha/perdagangan sebagai pedagang besar atau sebagai retailer/pengecer.

b.2. Sasaran konsumen yang diharapkan sebagai pembeli barang/produk.

b.3. Daftar nama langganan tetap/nasabah sebagai penyalur/pembeli barang tersebut

2.1.4. Data Khusus Jasa Lainnya

a. Organisasi dan Manajemen

a.1. Surat ijin usaha dari instansi Pemerintah yang berwenang untuk memberikannya.

a.2. Fasilitas yang tersedia baik yang dimiliki sendiri maupun yang

disewa/kontrak untuk memberikan jasa tersebut.

a.3. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sebagaiu tenaga part timer untuk memberikan jasa tersebut.

b. Pemasaran

b.1. Sifat pemasaran jasa ini berdasarkan kontrak atau tidak.

b.2. Bila berdasarkan kontrak jelaskan biaya-biaya yang diperlukan untuk memberikan jasa tersebut.

b.3. Syarat-syarat pembayaran yang ditetapkan dan apakah mutasi keuangan/pembayaran

disalurkan melalui LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS)

tersebut

dapat

b.4. Hal-hal lain yang masih berhubungan dengan kegiatan pemasaran.

2.2. Pedoman Penyusunan Siklus Anggaran

a. Kelompok Usaha Industri

a.1. Unsur-unsur Anggaran

Pada kelompok usaha ini yang menjadi unsur/komponen utama adalah :

 Anggaran penjualan.  Anggaran produksi.  Anmggaran Barang Modal.  Anggaran Kas.  Proyeksi laba/rugi.  Proyeksi Neraca.

Dari unsur /komponen utama ini masih mungkin untuk di-pecah-pecah lagi sebagai sub atau bagiannya didalam rangka penyusunannya nanti.

a.2. Prosedur Penyusunan

a.2.1. Anggaran Penjualan

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun siklus anggaran ini adalah membuat anggaran penjualan atau dengan kata lain perencanaan penjualan.

Yang dimaksud dengan anggaran penjualan adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya penjualan yang akan direalisir pada satu jangka waktu tertentu untuk masa yang akan datang.

Anggaran penjualan ini dibuat dalam satu jangka waktu tertentu misalnya untuk satu tahun ataupun 3 bulan kemudian ini dapat dialokasikan secara per triwulan/per bulan.

Dalam menyusun anggaran penjualan ini ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dengan secermat/seteliti mungkin, sebelum mwengambil keputusan untuk menentukan berapa besarnya volume penjualan tersebut.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :  Jumlah/volume penjualan 3 bulan lalu.  Kemampuan salesman/tenaga penjual.  Kondisi persaingan dengan perusahaan lainnya.  Kemungkinan adanya penambahan daerah pemasaran.  Tingkat pertumbuhan/perkembangan perekonomian.

Berkaitan dengan anggaran ini, maka dapat dibuat anggaran- anggaran lainnya yang masih berhubungan dengan anggaran ini.

 Anggaran Penjualan : Dengan adanya rencana kenaikan penjualan, maka sudah pasti biaya-biaya penjualan ini akan berobah pula. Dengan kata lain pengertian anggaran penjualan ini adalah “angka yang menunjukkan bertapa besarnya biaya penjualan yang direncanbakan didalam satu periode tertentu, dimana penentuan besarnya ini bertitik tolak pada anggaran penjualan” yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sama halnya dengan anggaran penjualan, jangka waktu anggaran ini dapat dibuat untuk 3 bulan kemudian dialokasikan perbulan.

 Anggaran Penerimaan Uang Tunai

Dengan adanya penjualan, maka sudah pasti akan ada penerimaan uang dari hasil penjualan tersebut. Dalam hal menentukan besarnya penerimaan yang diharapkan dalam satu jangka waktu tertentu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Besarnya penerimaan piutang tahun yang lalu.  Besarnya piutang ragu-ragu pada tahun yang akan datang.  Syarat-syarat penjualan barang.  Pendapatan-pendapatan lain yang diharapkan diterima yang

berasal dari hasil diluar kegiatan perusahaan.

a.2.2. Anggaran Produksi :

Didalam anggaran ini dijelaskan berapa besar produksi yang harus dilaksanakan sehubungan dengan adanya anggaran penjualan tersebut diatas. Dengan kata lain anggaran produksi ini adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya produksi yang direncanakan sehubungan dengan adanya anggaran penjualan yang telah ditetapkan untuk satu periode tertentu dimasa yang akan datang. Sebagaimana dengan anggaran lainnya, maka anggaran produksi ini biasanya dibuat dalam jangka waktu 3 bulan bergantung kepada akebutuhan perusahaan itu sendiri, kemudian dapat dialokasikan kedalam jangka waktu perbulan, Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan didalam menentukan besarnya anggaran produksi antara lain adalah :

 Kapasitas produksi yang tersedia.  Jumlah bahan baku yang tersedia.  Kondisi mesin-mesin/alat produksi.  Jumlah tenaga kerja yang tersedia.

Sehubungan dengan penyusunan anggaran produksi ini, maka ada anggaran lainnya yang sangat erat hubungannya dengan anggaran produksi yang terdiri atas :

a.2.2.1. Anggaran material/Bahan Baku :

Untuk mendukung pelaksanaan dari anggaran produksi yang telah ditetapkan sebelumnya maka perlu dilakukan pula penyusunan anggaran material, sebagai salah satu unsur yang penting didalam produksi. Didalam penyusunan anggaran material ini yang perlu diperhatikan antara lain adalah:

 Rencana produksi yang telah ditetapkan.  Jenis dan macam material/bahan baku yang digunakan.  Komposisi penggunaan tiap bahan baku untuk setiap

unit produk.  Syarat-syarat dalam pembelian bahan baku.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka dapat ditentukan berapa besarnya bahan baku yang dipergunakan didalam produksi nantinya. Perlu pula dijelaskan bahwa satuan angka yang digunakan pada anggaran ini adalah satuan unit ataupun satuan rupiah. Perhitungan dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan jumlah unit bahan baku tersebut dengan harga pembelian per unit.

Selanjutnya sehubungan dengan pembelian bahan baku ini, dapat juga dibuat berapa besarnya pembayaran yang harus dilakukan oleh pwerusahaaan dalam suatu jangka waktu tertentu terhadap pembelian bahan baku tersebut.

Disamping itu juga diperhitungkan jumlah sisa utang 3 bulan lalu yang harus diselesaikan dalam periode yang akan datang.

Didalam penyusunan ini data yang diperlukan adalah :

 Besarnya saldo utang 3 bulan lalu dan syarat

pembayarannya;  Rencana dan syarat-syarat pembayaran pembelian

bahan baku.

a.2.2.2. Anggaran Buruh Langsung ( Upah Buruh )

Unsur produksi lainnya adalah upah buruh untuk memproduksikan barang tersebut. Jumlah biaya /upah buruh yang akan dibayarkan itu diperoleh dengan mengalikan jumlah produk/barang yanmg diproduksi dengan upah Unsur produksi lainnya adalah upah buruh untuk memproduksikan barang tersebut. Jumlah biaya /upah buruh yang akan dibayarkan itu diperoleh dengan mengalikan jumlah produk/barang yanmg diproduksi dengan upah

a.2.2.3. Anggaran Overhead.

Anggaran overhead ini menggambarkan berapa besarnya biaya-biaya tak langsung yang harus dibayar perusahaan dalam satu periode tertentu sehubungan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi titik tolak dalam menentukan besarnya biaya ini adalah berdasarkan pada volume produksi yang akan dicapai.

Anggaran overhead ini dikalsifikasikan atas :

 Biaya Tetap

Yang dimaksud dengan Biaya Tetap ini adalah biaya- biaya tidak langsung yang tetap dibayar oleh perusahaan walaupun produksi tidak berjalan ataupun tetap berada dalam batas kapasitas yang telah ditetapkan/ direncanakan semula.

 Biaya Variable

Merupakan biaya-biaya tidak langsung yang bersifat tidak tetap jumlahnya, dimana jumlah ini bergantung kepada produksi yang sebenarnya dilakukan oleh perusahaan pada satu periode tertentu.

Pada umumnya baik biaya tetap maupun variable inmi diperhitungkan secara per bulan atau pun per triwulan.

Pada biaya tetap biaya penyusutan merupakan non out of pocket dimana tidak ada pengeluaran tunai terhadap biaya tersebut. Sehingga biaya penyusutan ini tidak diperhitungkan diodalam Anggaran Kas. Sedangkan unsur biaya-biaya lainnya baik yang terdapat pada biaya tetap maupun biaya variable merupakan pengeluaran tunai setiap periodenya diperhitungkan didalam Anggaran Kas.

Dari Anggaran Produksi diperoleh kesimpulan yang merupakan biaya-biaya tetap serta tunai yang harus dikeluarkan dalam rangka produksi, anggaran ini terdiri dari :

 Pembayaran atas pembelian bahan-bahan baku.  Pembayaran atas upah buruh langsung.  Pembayaran atas biaya tidak langsung baik yang

tetap maupun yang tidak tetap.

a.2.3. Anggaran Barang Modal

Yang dimaksud dengan Anggaran ini adalah recana pembelian barang modal yang baru akibat adanya rencana produksi dimasa yang akan datang. Maksud ataupun tujuan pembelian barang modal ini adalah untuk menambah kemampuan kapasitas pabrikdalam rangka untuk merealisir rencana produksi. Pertimbangan- pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembelian barang modal ini antara lain :

 Cost dan benefit dari mesin;  Syarat-syarat pembayaran dalam pembelian;  Kapasitas produksi mesin;  Volume produksi yang akan dicapai.

a.2.4. Anggaran Biaya Umum dan administrasi :

Pada anggaran ini diperkirakan berapa besarnya biaya umum dan administrasi untuk masa yang akan datang dalam satu jangka waktu tertentu, dimana hal ini diakibatkan oleh karena adanya rencana peningkatan penjualan dan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.

Biaya umum dan administrasi ini dapat dikelompokkan atas tiga kelompok sebagai berikut :

 Biaya personalia dan tenaga kerja.  Biaya umum dan administrasi.  Biaya penyusutan Harta Tetap.

Biaya Personalia dan Tenaga Kerja

Yang dimaksud dengan biaya personalia dan tenaga kerja, adalah seluruh biaya yang dikeluarkan ataupun dibayarkan oleh perusahaan kepada setiap personalia/tenaga lkerja kecuali upah buruh pabrik.

Biaya Umum dan Administrasi

Biaya ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mendukung kelancaran jalannya operasi perusahaan dari segi administrasi perusahjaan tersebut.

Biaya Penyusutan Harta Tetap

Yang jadi masalah dalam penyusutan adalah metoda apa yang digunakan dalam menghitung penyusutan tersebut, dan metoda tersebut harus konsisten digunakan setiap tahunnya. Tujuan penyusutan adalah menyisihkan sebagian daripada biaya mesin secara tetap dalam satu batas waktu terytentu untuk digunakan sebagai cadangan, unmtuk penggantian mesin baru.

Sifat biaya administrasi dan umum pada batas-batas tertentu adalah tetap, yaitu bila perusahaan masih beroperasi pada kapasitas normalnya maka relatif biaya-biaya inbi tidak akan berobah. Kecuali untuk penyusutan biaya-biaya administrasi dan umum merupalan pengeluaran yang bersifat tunai setiap periodiknya jadi biaya ini merupaklan salah satu unsur penting didalam menghitung /menyusun anggaran kas. Seluruh biaya umum dan adminstrasi dapat disusun dalam satu bentuk/formulasi yang baik . Dan unsur-unsur biaya yang terdapat dalam tabel ini masih mungkin akan bertambah sesuai dengan kondisi ataupun kebutuhan masing- masing jenius perusahaan. Pada tabel hanya dicantumkan hal-hal yang lajimnya terdapat didalam setiap usaha industri.

a.2.5. Anggaran Kas

Dari tabel A.9. halaman …. Tampak bahwa jumlah dana ( Pembiayaan ) yang dibutuhkan itu akan terlihat pada butir D. Demikian juga kemampuan unrtuk melunaskannya akan terlihat pada butir D juga. Pada tabel tersebut belum diperhitungkan kewajiban atau biaya LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) seperti Mark Up/Bagi Hasil Pembiayaan, provisi Pembiayaan dan biaya meterai Pembiayaan.

Untuk lebih tepatnya seharusnya unsur-unsur biaya / kewajiban pada LEMBAGA

SYARIAH (LKMS) diperhitungkan juga agar jumlah yang dibutuhkan serta kemampuan untuk mengembalikan Pembiayaan dapat diperhitungkan dengan lebih tepat.

KEUANGAN

MIKRO

a.2.6. Proyeksi Laba/Rugi

Setelah prosedur penyusunan anggaran tersebut dilaksanakan, maka selanjutnya dapat dibuat proyeksi laba/rugi selama jangka waktu anggaran. Proyeksi laba/rugi bersumber pada sewluruh data yang diperoleh dari anggaran-anggaran yang telah disusun sebelumnya.

Dari hasil proyeksi laba/rugi akan diketahui bagaimana hasil ataupun sampai sejauh mana hasil yang ajkan diperoleh perusahaan ini untuk masa yanbg akan dartang. Menunjuk tingkat laba yang menaik atau tidak.

a.2.7. Proyeksi Neraca

Merupakan langkah terakhir daripada siklus anggaran, dengan menggabungkan neraca awal dengan hasil-hasil dari anggaran yang telah disusun sebelumnya dapat diproyeksikan neraca perusahaan yang akan datang.

Catatan :

Sumber angka proyeksi neraca adalah :

 Kas : dari angka terakhir pada anggaran kas.  Piutang : dari saldo piutang/penjualan barang yang masih

harus diterima.

 Persediaan : Barang jadi, dari angka anggaran produksi. Barang ½ jadi, dari perkiraan proses produksi

yang masih berjalan.

Bahan baku, dari anggaran material/bahan baku.  Harta Tetap

: dari capital expenditur.

 Utang Dagang : dari rencana pembayaran utang dagang.  Saldo Laba

: dari laba yang direncanakan / akan diperoleh ditambah dengan saldo laba yang lalu.

b. Kelompok Jenis Usaha Perdagangan Umum

b.1. Komponen anggaran

Untuk jenis usaha perdagangan umum siklus anggarannya terdiri dari :

 Anggaran penjualan.  Anggaran persediaan barang/pengadaan barang.  Anggaran Kas.  Proyeksi laba/rugi.  Proyeksi Neraca.

Dalam menyusun siklus angaran jenis usaha perdagangan/pertokoan, langkah-langkah nya harus disesuaikan dengan urutan anggaran tersebut diatas. Pada hakekatnya penyusunan anggaran ini tidak banyak berbeda dengan kelompok usajha inmdustri yang telah diuraikan sebelumnya.

b.2. Prosedur Penyusunan

b.2.1. Anggaran Penjualan.

Sebagaimana halnya dengan kelompok usaha industri, maka yang pertama sekali harus direncanakan adalah penjualan untuk tahun yang akan datang. Dalam penentuan rencana penjualan tidak banyak berbeda dengan penyusunan anggaran penjualan pada kelompok usaha industri. Disamping itu sehubungan dengan rencana, maka perlu dibuat juga anggaran-anggaran biaya penjualan serta jadwal penerimaan hasil penjualan. Kesemuanya ini cara dan metodenya sama dengan apa yang telah dilakukan pada kelompok jenis usaha industri,

b.2.2. Anggaran Persediaan/Pengadaan Barang.

Pengertian anggaran ini sama dengan pengertian anggaran produksi pada kelompok industri, anggaran ini menunjukkan berapa jumlah barang yang harus disediakan dalam satu jangka waktu untuk mendukung rencana penjualan dimasa yang akan datang.

Formulasi untuk menghitung besarnya jumlah ini adalah sebagai berikut :

 Rencana penjualan

Rp……………

 Stock akhir diinginkan

Rp……………+  Jumlah Persediaan Barang

Rp……………

 Stock awal yang tersedia

Rp……………-

 Rencana Pembelian Barang

Rp……………

Anggaran ini biasanya dibuat dalam jangka waktu 3 bulan, yang kemudian dapat dialokasikan dalam bentuk bulanan, pertriwulan atau bahkan perminggu.

Sehubungan dengan anggaran ini, maka yamng perlu dipertimbangka adalah kebijaksanaan dalam menentukan persediaan. Dari hasil anggaran pengadaan barang/pembelian barang, maka dengan sendirinya menimbulkan pengeluaran untuk pembayaran atas pembelian barang tersebut. Dalam menentukan anggaran pembayaran ini yang perlu dipertimbangkan adalah syarat pembayarannya. Berdasarkan syarat-syarat pembayaran dapat dibuat daftar rencana pembayaran.

b.2.3. Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

Pengertian dari pada anggaran ini tidak jauh berbeda seperti pada Biaya Umum & administrasi untuk menunjang kelancaran jalannya kegiatan usaha untuk ini diperlukan perkiraan berapa kebutuhan dana untuk biaya umum dan administrasi yang diperlukan. Sama halnya dengan anggaran biaya umum dan administrasi pada kelompok jenis usaha industri, maka unsur-unsur biauya ini dibagi atas tiga kelompok yang terdiri dari :

 Kelompok Biaya Personalia.  Kelompok Biaya Umum dan adminsitrasi.  Kelompok Biaya penyusurtan/penghapusan.

b.2.4. Anggaran Kas ( Proyeksi Arus Kas ).

Tujuan daripada anggaran kas antara lain adalah untuk melihat :

- Berapa besarnya dana yang diperlukan. - Bagaimana cara penggunaan dana. - Berapa lama dana tersebut diperlukan. - Bagaimana cara pelunasannya. - Berapa besar setiap pencicilan pelnasan tersebut.

Dalam menyusun anggaran kas diperlukan data sebagai berikut:

- Proyeksi daripada penerimaan uang tunai. - Proyeksi pengeluaran uang tunai yang meliputi :

* Besarnya pembayaran utang dagang * Besarnya pembelian barang secara tunai * Biaya-biaya penjualan * Biaya-biaya umum dan administrasi * Biaya-biaya lain seperti ; pembayaran pajak perusahaan /

perseroan, sumbangan, dan lain-lain.

- Kas awal bulan yang tersedia - Rencana kas minimum yang tersedia setiap akhir bulan

Dalam perhitungan anggaran kas yang diperhatikan hanyalah penerimaan dan pengeluaran yang tunai, penerimaan/pengeluaran yang bukan tunai tidak diperhitungkan dalam anggaran kas. Segala unsur-unsur tersebut kemudian diformulasikan kedalam satu tabel tertentu, dimana nantinya akan diperoleh anggaran kas yang diinginkan.

b.2.5. Proyeksi Laba Rugi

Dengan bertitik tolak pada anggaran-anggaran yang telah disusun sebelumnya, maka dapat dibuat proyeksi rugi/laba.

b.2.6. Proyeksi Neraca

Langkah yang paling akhir dari penyusunan siklus anggaran ini adalah membuat proyeksi neraca berdasarkan pada anggaran-anggaran yang telah disusun sebelumnya. Pada prinsipnya neraca perusahaan dagang ini tidak jauh berbeda dengan neraca usaha industri, hanya saja

perdagangan ini tidak menghasilkan/memproduksikan barang , tidak ada persediaan bahan baku dan barang setengah jadi (Work Inprocess) serta mesin-mesin produksi. Tanpa memasukan unsur-unsur/pos-pos tersebut diatas, maka bentuk neraca akan sama dengan neraca usaha industri.

Kelompok Usaha Jasa Konstruksi

c.1. Komponen dari siklus anggaran

Pada jenis usaha konstruksi yang menjadi unsur dari siklus anggaran Pada jenis usaha konstruksi yang menjadi unsur dari siklus anggaran

- Anggaran pelaksanaan pekerjaan proyek - Anggaran biaya umum dan administrasi - Anggaran penerimaan termin pembayaran - Anggaran kas ( Projected Cash flow) - Proyeksi rugi/laba - Proyeksi neraca

Dalam penyusunan siklus anggaran usaha konstruksi, disamping anggaran-anggaran tersebut diatas masih ada kemungkinan terdapatnya komponen anggaran lainnya yang dapat dikelompokan kepada salah satu komponen anggaran tersebut diatas. Dengan pnyusunan siklus angaran ini akan diperoleh gambaran dari kondisi dan potensi usaha dimasa yang akan datang.

c.2. Prosedur penyusunannya

Didalam prosedur penyusunannya ditempuh urutan pekerjaan sebagai berikut :

c.2.1.Anggaran pelaksanaan pekerjaan proyek

Anggaran ini menggambarkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan didalam pelaksanaan pekerjaan proyek. Angka biaya-biaya ini ditentukan secara periodik (minggu, bulan, triwulan) dan jangka waktunya sesuai dengan network planing proyek yang bersangkutan. Pada anggaran ini juga disusun rencana tahap-tahap penyelasaian pekerjaan. Anggaran ini dapat dikelompokan atas :

▪ Anggaran pembelian material dan peralatan ▪ Anggaran upah buruh

Anggaran pembelian material dan peralatan

Setelah anggaran biaya proyek tersebut diatas disusun, maka perlu disusun pula anggaran pembelian bahan-bahan proyek/material serta peralatan yang diangsurkan secara periodik. Perhitungan kebutuhan material ini dapat dilihat pada tabel C.1 halaman 111.

Anggaran upah buruh

Anggaran ini menggambarkan besarnya biaya yang dileluarkan secara periode (minggu, bulan) selama masa jangka waktu penyelesaian proyek tersebut. Perkiraan dari biaya ini dapat dilihat pada tabel C.2 halaman 112. Dengan menggabungkan dua anggaran ini diatas, maka dapat dibuat schedule pengeluaran biaya- biaya proyek sebagai terlihat pada tabel C.3 halaman 113 setelah didalamnya diperhitungkan juga kebutuhan untuk peralatan.

c.2.2. Anggaran biaya umum dan administrasi

Perincian biaya umum dan administrasi ini tidak jauh berbeda dengan kelompok-kelompok usaha lainnya. Perlu dijelaskan biaya ini merupakan biaya tetap dari suatu perusahaan dalam satu periode tertentu. Dan biaya- biaya ini adalah biaya-biaya yang bersifat route dan diluar biaya proyek.

c.2.3. Anggaran penerimaan termin

Dalam menyusun anggaran penerimaan termin bertitik tolak kepada:

▪ Syarat-syarat pembayaran yang tercantum dalam kontrak. ▪ Persentase dari penyelesaian pekerjaan yang direncanakan.

Bentuk/metode perhitungan anggaran penerimaan dapat dilihat pada tabel

c.4 halaman 114.

c.2.4. Anggaran Kas

Unsur-unsur daripada anggaran kas ini pada prinsipnya sama dengan proses penyusunan anggaran kas dengan kelompok usaha-usaha lainnya. Bentuk dari aggaran kas ini dapat dilihat pada tabel C.5 halaman 115.

c.2.5. Proyeksi Rugi/Laba

Perhitungan rugi/laba dari hasil pekerjaan satu proyek dapat dilihat pada tabel C.6 halaman 116.

c.2.6. Proyeksi Neraca

Bentuk dari proyeksi neraca dapar dilihat pada tabel C.7 halaman 117.

c. Kelompok Usaha Jasa-Jasa Lainnya

d.1. Komponen Siklus Anggaran

Pada jenis usaha yang bersifat jasa, pada umumnya komponen anggaran yang diperlukan untuk menyusun anggaran siklus terdiri dari :

▪ Perencanaan/anggaran penjualan jasa ▪ Perencanaan penyediaan fasilitas jasa ▪ Perencanaan biaya umum dan administrasi ▪ Perencanaan biaya-biaya penjualan jasa ▪ Perencanaan kas (anggaran kas) ▪ Proyeksi rugi/laba ▪ Proyeksi neraca

d.2. Prosedur Penyusunan :

d.2.1. Anggaran Penjualan Jasa.

Didalam anggaran ini diperkirakan berapa besarnya penjualan jasa yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Penentuan besarnya jasa yang dapat dijual tergantung dari hasil-hasil penjualan jasa yang dilakukan pada tahun sebelumnya serta perkembangan kondisi dimasa yang akan datang.

d.2.2. Perencanaan Fasilitas Jasa.

Sehubungan dengan adanya peningkatan volume pemberian jasa yang diperlukan pula adanya penambahan sarana/fasilitas jasa, dimana jumlahnya bergantung dan sangat erat hubungannya dengan kenaikan daripada volume pemberian jasa tersebut diatas.

Pada umumnya yang termasuk pada pengadaan fasilitas/sarana jasa ini antara lain :

 Penambahan alat transport/kendaraan.  Penambahan alat komunikasi seperti tilpon dll.  Penambahan ruangan kantor dan tenaga kerja.

Jumlah ini akan sangat tergantung dari volume pemberian jasa dan juga kemampuan financial daripada perusahaan serta syarat-syarat pembayarannya. Dalam pengadaan/penambahan fasilitas/sarana pemberian jasa beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah :

 Besarnya volume pemberian jasa yang akan dilakukan.  Syarat-syarat pembayarannya.  Kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan.

Sehubungan dengan anggaran ini, akan ada pengeluaran perusahaan pada periode tersebut, untuk itu perlu dibuat suatu jadwal pembayaran/pengeluaran, dengan memperhatikan syarat-syarat pembayarannya.

d.2.3. Perencanaan Biaya Umum dan administrasi.

Pada anggaran ini biaya-biaya dapat dikelompokkan pada tiga bagian seperti boiaya-biaya dalam bidang usaha industri, yang terdiri atas :

 Biaya personalia.  Biaya Umum dan Administrasi.  Biaya-biaya penyusutan aktiva tetap.

Bentuk dan formulasi sama dengan anggaran pada bidang usaha industri ( tabel A.8 ).

d.2.4. Anggaran Biaya Penjualan :

Yang dimaksud dengan biaya penjualan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapat order/permintaan ataupun pesanan untuk mendapatkan jasa, biaya-biaya penjualan itu antara lain :

 Biaya iklan dan promosi.  Biaya entertaiment.  Biaya Perjalanan.  Biaya Representasi dll.

Biaya ini besarnya tergantung dari volume penjualan jasa yang direncanakan. Pada umumnya dihitung secara prosentase dari jumlah penjualan jasa tersebut, dan biasanya dapat dihitung perbulan.

d.2.5. Perencanaan Kas

Tujuan daripada anggaran kas pada prinsipnya sama dengan tujuan yang hendak dicapai dari anggaran kas jenis usaha yang lainnya yakni untk mengetahui berapa besarnya jumlah dana/Pembiayaan yang diperlukannya, disamping hal-hal lain yang diinginkan pada anggaran kas ini. Prosedur penyusunan sama dengan anggaran kas usaha industri perdagngan yang terdiri atas :

 Proyeksi penerimaan uang tunai.  Proyeksi pengeluaran uang tunai, terdiri dari :

a. Proyeksi pembayaran tunai.

b. Proyeksi biaya-biaya penjualan.

c. Proyeksi biaya umum & adminsitrasi.

d. Proyeksi pembayaran pajak perseroan/sumbangan dan lain- lain.

 Saldo kas awal bulan  Saldo kas minimum akhir bulan

Bentuk dan formulasi dari anggaran kas dapat dilihat pada tabel A.9 ( kelompok Usaha Industri).

d.2.6. Proyeksi Perhitungan Laba/Rugi

Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemungkinan rencana ini akan memberikan hasil bagi perusahaan, maka perlu dibuat proyeksi perhitungan laba/rugi. Dalam penyusunan perhitungan proyeksi laba/rugi digunakan data anggaran-anggaran yang telah disusun sebelumnya. Formulasi daripada perhitungan laba/rugi ini dapat dilihat pada tabel D.1. halaman 118.

2.3. Pedoman Penyusunan Jaminan 2.3. Pedoman Penyusunan Jaminan

Data yang diperlukan dalam rangka menilai barang jaminan adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel E.1. halaman 120.

b. Pedoman Survey Lokasi

 Kegunaan Survey Lokasi

Kegunaan survey lokasi ini adalah untuk mengecek kebenaran data tentang barang jaminan dan melengkapi data tersebut agar dapat memberikan penilaian terhadap barang jaminan yang bersangkutan.

 Teknik Pelaksanaan Survey Lokasi.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dan ditinjau dalam melaksanakan survey lokasi barang jaminan adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel

E.2. halaman 121.

c. Metode Penilaian Barang Jaminan.

 Dalam melaksanakan penilaian dengan memperhatikan hal-hal yang termuat pada tabel I halaman :

 Penilaian terhadap tabel E.1 dilakukan dengan memperhatikan terlebih dahulu tabel E.2

 Penilaian tersebut dilaksanakan dengan harga kondisi sekarang dan kondisi pada saat penyelesaian Pembiayaan.

 Harga yang diputuskan untuk barang jaminan adalah harga yang terendah antara harga taksiran dengan harga pasar untuk masing-masing dimensi waktu.

d. Catatan

Pengumpulan data ekonomis barang jaminan, survey lokasi penilaian barang jaminan tersebut dilakukan setelah adanya kepastian tentang hal-hal sebagai berikut :

 Barang jaminan tersebut dapat diikat.  Barang jaminan trsebut telah memenuhi syarat-syarat/ketentuan umum

yang berlaku.  Barang jaminan tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan Manajemen

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS).

2.4. Pedoman Penyusunan Analisis Ekonomis

a. Pendahuluan.

a.1. Tujuan Analisis.

Pada bagian ini dijelaskan maksud dan tujuan daripada Analisis ini dilakukan oleh LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS).

a.2. Dasar Analisis

Dijelaskan dasar daripada Analisis ekonomis ini dilakukan oleh Analisis Pembiayaan.

a.3. Data Calon Nasabah

Bagian ini memberikan penjelasan mengenai data daripada calon nasabah tersebut yang meliputi nama, alamat, bidang usaha, surat-surat izin usaha, akte pendirian dan permohonan akte terakhir serta susunan anggota Direksi.

a.4. Data Permohonan Pembiayaan

Penjelasan yang diberikan dalam bagian ini antara lain terdiri dari: ▪ Jumlah permohonan Pembiayaan ▪ Jangka waktu Pembiayaan yang diajukan ▪ Tujuan dari penggunaan Pembiayaan ▪ Jaminan yang diberikan dalam permohonan Pembiayaan ini

a.5. Aktivitas Di LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS)

Aktivitas LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) yang harus diteliti meliputi hal-hal sebagai berikut: ▪ Sudah berapa lama menjadi nasabah ▪ Mutasi rekening aktif atau tidak, dan perputaran rekening :

Kredit - Terendah

Debet

Rp - Tertinggi

Rp

Rp - Total Mutasi

Rp

Rp - Saldo Terakhir

- Sudah, belum, atau sedang mendapat fasilitas Pembiayaan dan bagai mana kondisi saat ini.

b. Masalah yang dihadapi

Bagian ini menjelaskan masalah dan rencana daripada calon nasabah untuk mengatasi masalah tersebut. Dan pada umumnya rencana tersebut telah disusun dalam bentuk yang sistematis dan teratu r yang dinamakan “Project Proposal” yang dibuat oleh calon Nasabah.

c. Data Processing (Pengolahan Data)

c.1. Tinjauan Aspek Usaha

Pada umumnya ada beberapa aspek yang ditinjau antara lain :

c.1.1.Aspek Organisasi & Management

Tinjauan terhadap aspek ini terdiri atas tinjauan terhadap:

- Personalia (tabel F.1 halaman: 122) - Sarana (tabel F.2 halaman: 123) - Komposisi permodalan (tabel F.3 halaman: 124)

c.1.2.Aspek pemasaran

Analisis Kwalitatif

c.1.2.1.Masa Product

- Posisi product dalam persaingan - Memperluas daerah pemasaran (market share) - Timing daripada peningkatan penjualan - Sifat pokok daripada product:

- musiman - continuitas

- Chanel of Distribution, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu:

* Produsen  Whole seller  Distributor  Leveransir Retailer 

Konsumen

* Produsen  Distributor  Leveransir  Retailer  Konsumen * Produsen  Leveransir  Retailer  Konsumen * Produsen  Retailer  Konsumen * Produsen  Konsumen

- Syarat-syarat Penjualan : * Tunai * Sebagian tunai ( …..%), sebagian kredit (……%)

* Kredit * Pembayaran : 1.Seluruhnya

2.sebagian (…..%) * Apakah ada discount policy - Usaha merebut pasaran.

Dalam rangka merealisir rencana peningkatan volume penjualan, media apa yang digunakan untuk sales promotion.

- sales Forces/Salesmanship, bagaimana kwalitas reputasi dan pengalaman salesman

- Pengaruh Pembiayaan ini terhadap kemungkinan pengembangan nasabah atau pengembangan Pembiayaan LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS).

c.1.2.2.Job Order Product

- Bagaimana bonafiditas, reputasi/goodwill pemesan. - Kontraknya bagaimana, apa cukup jelas, kuat dan

menguntungkan pelaksana. - Sumber dan pemesan - Termin dan cara merealisir pembayaran - Hal-hal yang mungkin menghambat realisasi pembayaran

Analisis kwantitatif

Anggaran Sales, diuraikan anggaran penjualan yang direncanakan oleh pemohon seperti tergambar pada tabel F.4 halaman : 125

Biaya Penjualan

Diuraikan berapa besarnya biaya penjualan untuk merealisir rencana Tersebut, yaitu :

- Promosi - Transportasi - Discount - Insentive/komisi-komisi dll. - Kebijaksanaan stock akhir yang direncanakan tabel F.5 halaman :

c.1.3. Aspek Produksi

- Kondisi mesin (tabel F.6 halaman : 127) - Pelaksana (tabel F.7 halaman : 128) - Kebijaksanaan Persediaan (tabel F.8 halaman : 129) - Quality Control (tabel F.9 halaman : 130)

c.1.4. Aspek Keuangan

Kwantitatif

c.1.4.1. Anggaran Kas

Data yang diperlukan : - Proyeksi daripada penerimaan uang tunai - Proyeksi daripada pengeluaran uang tunai

* Pengeluaran bahan baku * Upah buruh * Pembayaran hutang dagang * Biaya umum dan administrasi

* Biaya penjualan * Biaya lain-lain seperti pajak perseroan, sumbangan- * sumbangan.

- Kas awal bulan yang tersedia - Rencana minimum kas akhir

Gambaran anggaran kas (tabel F.10 halaman … )

Dari tabel tersebut diatas, tampak bahwa jumlah dana (Pembiayaan) yang dibutuhkan itu terlihat pada punt. D.

Demikian juga kemampuan untuk melunaskannya akan terlihat pada punt D juga.

Pada tabel tersebut diatas belum diperhitungkan lagi biaya LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) seperti Mark Up/Bagi Hasil Pembiayaan, provisi Pembiayaan dan biaya materai. Jadi untuk lebih tepatnya seharusnya diperhitungkan juga unsur biaya-biaya LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) tersebut sehingga akan lebih tepat nanti jumlah yang dibutuhkannya serta kemampuannya untuk mengembalikan Pembiayaan tersebut.

LAPORAN RUGI LABA

Penjualan Rp…………… Harga pokok penjualan : - Persediaan awal (lihat neraca)

Rp………….. - Harga pokok produksi

………………+ - Barang tersedia untuk dijual

Rp………….. - Persediaan akhir

Jumlah harga pokok penjualan Rp…………..

Laba kotor Rp…………..

Biaya operasional : - Biaya penjualan

Rp………….. - Biaya umum dan administrasi

Rp…………. Laba kotor usaha Rp………….

- Biaya penghapusan Rp………….

Laba bersih usaha Rp………….

Biaya non operasional

- Seluruh pendapatan/pengeluaran lainnya yang diperoleh/ dikeluarkan diluar fungsi perusahaan yang normal

Rp………… +/-

Pendapatan kotor Rp…………

- Mark Up/Bagi Hasil Pembiayaan/kredit Rp…………

Pendapatan bersih sebelum pajak (EBIT) Rp…………

- Pajak pendapatan perseroan Rp…………

Pendapatan bersih setelah pajak (EAT) Rp…………

NERACA

Aktiva Pasiva Harta lancar :

Kewajiban lancar :

1. Hutang dagang Rp……………

1. Kas

Rp……………..

2. Hutang pajak Rp……………

3. Hutang lainnya Rp……………

jangka panjang -

Harta tetap :

1. Modal saham

2. Saldo laba

2. Gedung/pabrik

hutang & modal

- Sampai sejauh mana improvisasi dari pada rencana penerimaan dan pengeluaran. - Sampai sejauh mana kebenaran realisasi pengeluaran dan penerimaan, hal ini dapat

dimintakan bantuan jasa pihak Pembiayaan Investigator. - Hambatan-hambatan yang mungkin timbul sehingga menimbulkan ketidaksesuaian antara penerimaan dan pengeluaran yang telah direncanakan.

c.1.5. Aspek jaminan

Dalam bagian ini diuraikan hal-hal yang menyangkut jaminan yang disediakan oleh pemohon Pembiayaan sebagai berikut:

 Apakah barang jaminan tersebut telah memenuhi syarat-syarat/ketentuan ketentuan Bank Indonesia tentang barang jaminan.

 Apakah barang jaminan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan- ketentuan Direksi LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS).

 Nilai jaminan apakah telah dapat mengcover seluruh kewajiban yang mungkin timbul, yang antara lain dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

o Bila nilai jaminan akan susut, (nj1), maka jangka waktu

maksimal adalah OTL

o Bila nilai jaminan selalu tetap , (nj2), maka jangka waktu maksimal Pembiayaan bergeser ke OT2 dan seterusnya.

Besarnya nilai jaminan pada waktu Pembiayaan selesai harus dapat mengcover total kewajiban yang mungkin timbul, dimana pencairan jaminan adalah satu- satunya sumber untuk penyelesaian. Untuk Pembiayaan yang bersifat roll-over sebaiknya dipilih jenis jaminan yang nilainya semakin meningkat.

Dimensi waktu yang digunakan :

 Masa lalu, sekarang dan masa akan datang, ataukah;  Masa lalu dan sekarang saja ataukah;  Sekarang dan masa depan saja.

 Penelaahan sampai sejauh mana kebenaran data dapat dipercaya dengan berpedoman kepada:

o Analisa sensifitas. (Sensitifity analysis) o Tingkat signifikansi (Level of significant)

Sehingga dapat ditentukan grade daripada pemohon.

d. Analisis Ratio

Aspek Kuantitatif

Dengan menggunakan Laporan Rugi Laba dan Neraca dapat dibuat ratio sebagai berikut:

d.1. Financial Ratio

Sebelum Setelah JENIS RASIO

FORMULA RASIO

Dapat

Dapat Evaluasi

Pemby

Pemby

A LIKUIDITAS RATIO

A.1. Current Ratio …. % …. %

Current Asset /

Current Liability (Current Asset +

A.2. Quick Ratio

Inventory) / Current

Liability

Inventory to

Inventory / (Current

…. % …. % Capital

A.3. Working

Asset – Current

Liability)

B LEVERAGE RATIO

(Current Liability +

B.1. Debt to Equity Long Term Debt) / …. % …. %

Equity (Current Liability +

Debt to Total

…. % …. % Asset

Long Term Debt) /

Asset Earning Before

…. % …. % Carned

Time Interest

Interest & Tax /

Interest Charge

Fixed Asset to

Equity …. %

Fixeed Asset / Equity

C ACTIVITY RATIO

Over …. x

C.1. Inventory Turn

Sales / Inventory

…. x

C.2. Avarege

…. x …. x Period Total Asset

Account Recedivable

Collection

/ Sales per day

…. x …. x Turn Over

Sales / Total Asset

D PROFITABILITY RATIO

Sales Margin …. % …. %

D.1. Net Profit Alternatif /

Sales

D.2. Return On

Investment / …. % …. %

Gross Profit / Total

Asset

ROI

d.2. Break Event Analysis

Data yang perlu diketahui:

- Volume penjualan/produksi - Biaya-biaya yang terbagi dalam :

* Variable : biaya yang dipengaruhi oleh perubahan volume * Fixed : biaya yang bersifat tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan

volume sepanjang masih berada dalam satu range kapasit

tertentu.

- Kapasitas produksi

Makin cepat suatu perusahaan mencapai Break Even Point nya, makin profitable perusahaan tersebut, karena makin cepat perusahaan itu mendapatkan keuntungannya.

Catatan:

Perlu diperhatikan bahwa dalam data processing untuk kelima aspek diatas tidak terlepas dari dimensi waktu yaitu saat sekarang (present), saat lampau (past), dan saat yang akan datang (future).

- Pembiayaan untuk usaha baru dibutuhkan dimensi waktu present dan future - Pembiayaan untuk usaha yang sedang berjalan dibutuhkan dimensi waktu past, present, dan future dan yang dihubungkan dengan besarnya plafond yang diajukan oleh pemohon/calon nasabah.

- ReAnalisis membutuhkan dimensi waktu present dan past tanpa mengabaikan faktor future.

d.3. Return on Investment

Analisis dengan menggunakan R.O.I ini adalah untuk mengetahui apakah dana yang tertanam dalam total Asset telah digunakan dengan seefisien mungkin. Dengan menbandingkan R.O.I yang akan dicapai oleh suatu perusahaan pada masa yang akan datang dengan yang telah dicapainya pada waktu yang lampau, dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan tersebut tambah maju atau mundur.

Aspek Kualitatif

 Dari projected ratio ini apakah angka-angka ratio setelah selesainya Pembiayaan akan lebih baik daripada ratio sebelum mendapatkan Pembiayaan.

 Apakah rencana kapasitas perusahaan memungkinkan perusahaan merealisir usaha yang direncanakan.

 Apakah keuntungan makin besar sehingga memungkinkan perusahaan bisa memenuhi kewajibannya.

 Standard/kriteria yang digunakan untuk masing-masing angka sebagai  pembanding adalah sebagai berikut:

o Ratio-ratio financial statement, yang diukur adalah ratio-ratio

setelah selesainya fasilitas Pembiayaan.

o Apakah untuk mencapai Break Even bagi peusahaan merupakan hal yang terlampau sulit atau cukup mudah.

o R.O.I harus lebih besar dari kewajiban-kewajiban seperti:

 Pembayaran deviden  Pembayaran pajak  Pembayaran cost of money

 Opini

Pada bagian ini diuraikan pandangan analis berikut alasannya tentang hal-hal yang antara lain sebagai berikut :

- Apakah fasilitas usaha pemohon cukup, meyakinkan, atau masih meragukan.

- Pemberian Pembiayaan apakah membawa efek positif terhadap pengembangan usaha nasabah tersebut dan pengembangan Pembiayaan LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS).

 Diuraikan aspek ekonomis dan non ekonomis seperti :

- Kondisi Moneter - Policy Pemerintah - Peraturan-peraturan Bank - Catatan-catatan dari Account Officer dan Pembiayaan Investigator

Yang akan memberikan pengaruh langsung kepada usaha pemohon.

 Penilaian aspek yuridis berdasarkan memo Analis Yuridis.

2.5. Pedoman Penyusunan Kesimpulan Hasil Analisis