Domain Afektif atau Sikap
2. Domain Afektif atau Sikap
Arikunto S. (2009) menyatakan bahwa pengukuran afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku peserta didik memerlukan waktu yang sama dan tidak berubah dalam waktu yang relatif singkat. Tujuan penilaian sikap ini, yaitu mendapatkan umpan balik, mengetahui perubahan tingkah laku, menempatkan peserta didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat pencapaian, kemampuan, dan karakteristik peserta didik, untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku peserta didik.
Sebelum melakukan penilaian atau pengukuran terhadap sikap peserta didik, guru diharapkan mendaftar sikap apa yang dapat muncul atau dikembangkan dari materi yang dicakup dalam KI-KD. Kemudian, sikap yang terlihat dan dapat dikembangkan dibuat indikator ketercapaiannya dan dibuat skala untuk mengukurnya.
Ada beberapa bentuk skala yang digunakan untuk mengukur skala sikap, antara lain:
a. Skala Likert
Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respons yang menunjukkan tingkatan.
b. Skala Pilihan Ganda
Skala ini bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda yaitu suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.
c. Skala Thurstone
Skala thurstone merupakan skala mirip skala likert karena merupakan suatu instrumen yang menunjukkan tingkatan.
d. Skala Guttman
Skala ini terdiri atas tiga atau empat buah pernyataan yang masing-masing harus dijawab “ya” atau “tidak”. Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan tingkatan yang berurutan sehingga bila peserta didik setuju dengan pernyataan nomor 2, diasumsikan setuju juga dengan pernyataan nomor 1. Selanjutnya jika setuju dengan pernyataan nomor 3, berarti setuju juga dengan pernyataan nomor 1 dan 2.
e. Semantic Differential
Instrumen ini digunakan untuk mengukur konsep-konsep tiga dimensi. Dimensi yang ada diukur dalam kategori baik-tidak baik, kuat-lemah, dan cepat-lambat atau aktif-pasif, atau juga berguna-tidak berguna. Dalam buku Osgood dikemukakan adanya
4 faktor untuk menganalisis skalanya yaitu sebagai berikut.
1) Evaluation (baik-buruk)
2) Potency (kuat-lemah)
3) Activity (cepat-lambat)
4) Familiarity (tambahan/Nunnally)
Petunjuk Umum
Jenis-jenis skala sikap tersebut hanya sebagai panduan dan dasar teori saja. Sebaiknya dalam penentuan skala sikap disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan guru dalam menilai peserta didik secara autentik. Bisa jadi jenis-jenis skala di atas dapat diambil keuntungan dan kemudahannya untuk keperluan pembuatan skala yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tuntutan kurikulum, proses pembelajaran, peserta didik, sarana dan prasarana di sekolah.
Berikut adalah contoh kisi-kisi format penilaian sikap dalam suatu pembelajaran berbentuk praktikum.
Aspek yang dinilai
No. Jumlah skor
Kerja sama
Kejujuran
Tanggung jawab
Rubrik:
Aspek yang
Skors dinilai
Indikator
Kriteria
Kerja sama Bekerja sama dalam
Semua anggota kelompok aktif bekerja sama
melakukan percobaan Hanya beberapa orang yang bekerja sama
Hanya satu orang yang bekerja
Semua anggota kelompok tidak bekerja sama
Kejujuran
Jujur dalam mengo-
Peserta didik menuliskan seluruh data
munikasikan data
sesuai dengan hasil percobaan Peserta didik menuliskan seluruh data,
tetapi sebagian data didapat berdasarkan hasil interpretasi beberapa data
Peserta didik sama sekali tidak menuliskan
data yang sesuai Peserta didik tidak melakukan percobaan
tapi mendapatkan data.
Tanggung
3 jawab
Bertanggung jawab
Peserta didik mengerjakan LKS seperti
atas semua tugas
prosedur yang telah disediakan
yang diberikan
Peserta didik hanya mengerjakan 2/3
pertanyaan yang ada dalam LKS Peserta didik hanya mengerjakan 1/3
pertanyaan yang ada dalam LKS Peserta didik tidak mengerjakan LKS
Sebaiknya penilaian ini dilakukan saat peserta didik sibuk beraktivitas dan guru mengamati jalannya aktivitas tersebut.
Tuntutan kurikulum 2013 untuk penilaian sikap tidak hanya pada penilaian autentik yang dilakukan oleh guru, akan tetapi, peserta didik harus mampu untuk melakukan penilaian sikap pada diri sendiri dan lingkungannya. Penilaian terhadap diri sendiri bisa menggunakan
Buku Guru Fisika untuk SMA/MA Kelas XI
self evaluation yang berisi beberapa indikator yang disesuaikan dengan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru. Skor evaluasi yang dilakukan oleh peserta didik ini kemudian digabung dengan skor yang diperoleh dari penilaian autentik. Kemudian, gabungan dari skor penilaian tersebut digunakan sebagai nilai akhir untuk buku rapor. Berikut adalah contoh rubrik self evaluation.
Nama : .................................. Kelas : .................................. Untuk setiap item, berilah tanda centang ( ) pada kolom skor yang mereleksikan usaha dan sikap Anda pada saat pembelajaran tadi! Jika Anda merasa:
• Selalu melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 3 • Sering melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 2 • Kadang-kadang melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 1 • Sama sekali tidak pernah melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 0
Sikap
Bekerja sama dalam setiap proses atau langkah-langkah percobaan
Menuliskan data apa adanya dan sesuai dengan data yang diperoleh dari percobaan
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik Nilai akhir yang peserta didik dapatkan diperoleh dari gabungan penilaian autentik guru
dan penilaian diri sendiri oleh peserta didik, nilai akhir dapat diperoleh dengan persamaan:
Nilai = + ×100 T
Keterangan:
G : skor yang diperoleh peserta didik dari penilaian autentik oleh guru S : skor yang diperoleh peserta didik dari self evaluation T : jumlah skor total sempurna dari penilaian autentik oleh guru dengan penilaian self
evaluation peserta didik. Penilaian di dalam rapot untuk domain afektif atau sikap dituliskan dalam bentuk
keterangan melalui huruf SB (sangat baik), B (baik), C (cukup), K (kurang) maka nilai yang diperoleh dalam bentuk angka sebaiknya diubah dalam bentuk huruf yang telah ditentukan. Misalnya,
Rentang Nilai
Huruf
Petunjuk Umum