METODE PENELITIAN
B. Obyek dan Informan penelitian
Ada pun obyek sekaligus sebagai informan pada penelitian ini ialah :
1. Perangkat pemerintah Desa, yang terdiri dari Kepala Desa, sekretaris desa, kepala Urusan, Kepala Seksi dan Kepala dusun
2. BPD (Badan permusyawaratan Desa) yang terdiri dari Ketua BPD dan anggota BPD
3. Unsur masyarakat yang terdiri dari Toko masyarakat, Tokoh agama, Toko Adat, Toko Orang tua, perwakilan kelompok tani, kelompok perajin, kelompok perempuan dan kelompok masyarakat miskin.
C. Tempat dan waktu Penelitian
d. Tempat Penelitian Penelitian ini akan di laksanakan di Kecamatan Buntumalangka kabupaten Mamasa. Dengan fokus pengamatan tertuju pada tiga desa yaitu Desa Buntumalangka, Desa Salurindu dan Desa Penatangan mengingat ke
3 desa tersebut mudah dijangkau.
e. Waktu penelitian Tabel. 3.1. Waktu dan jenis kegiatan
Bulan
No. Kegiatan
Agustus September Oktober
1. Persiapan penelitian
- Penyusunan proposal XX
XX
- Revisi proposal
- Pengajuan proposal
- Perijinan
2. Pelaksanaan - Observasi
X - Perijinan
X - Penyebaran kosioner
XX - Analisis Data
XX
3. Penyusunan lapoan
XXX
XX XXX
X Keterangan : X: jumlah minggu bulan tersebut
4. Penyerahan laporan
D. Fokus penelitian.
Tidak ada satupun penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya fokus, Adapun fokus pada penelitian ini adalah. Efektivitas peran BPD dalam mengoptimalkan pengelolaan pembangunan di Desa Kecamatan Buntumalangka, Kabupaten Mamasa, baik
a. Dalam menyusun RPJM Desa;
b. Dalam menyusun RKP Desa; b. Dalam menyusun RKP Desa;
d. Dalam menyerap aspirasi Masyarakat
E. Populasi Dan Sampel
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2010: 117). Adapun populasi pada penelitian ialah Kecamatan Buntumalangka, kabupaten Mamasa yang terdiri dari 11 desa dengan jumlah penduduk keseluruhan 7175 Jiwa. Dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.3.2. Desa dan jumlah penduduk Kecamatan Buntualangka
No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Aralle Timur
2. Salutambun Timur
5. Salutambun Barat
6. Kabae
7. Salurindu
8. Penatangan
9. Buntumalangka
10. Ranteberang
11. Taora
Jumlah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Buntumalangka 2016.
2. Sampel, menurut Sugiono,(2010: 124) ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti) jadi sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili (representatif) dari seluruh populasi.
Adapun teknik penentuan sampel pada penelitian ini ialah secara purporsive, penentuan sample secara purporsive dilakukan memiih subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat yang sesui dengan tujuan penelitian. (Kuswana, 2011: 130-140).
Untuk besarnya jumlah sampel yang diambil, pada prinsipnya tidak ada peraturan yang ketat dalam menentukan besarnya sampel yang diambil dari populasi. Namun Arikunto, (1984: 134) mengatakan, “Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%- 25% atau lebih”.
Berdasarkan dengan pertimbangan dari uraian tersebut diatas maka peneliti dapat menentukan pengambilan sampel berdasarkan dengan Ciri- ciri, karakteristik dan keterwakilan dari 11 desa di Kecamatan Buntumalangka Kabupaten Mamasa ialah mengambil sampel 10% dari jumlah populasi. Jadi sampel yang diambil adalah: 7175 jiwa penduduk /10% = 75 Jiwa sampel yang berada di Desa Buntumalangka, Desa
Salurindu dan Desa Penatangan. Dengan pengambilan informan pada masing-masing desa ialah sebagai berikut :
Tabel.3.3. Informan penelitian
No. Informan Jumlah
1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) : 4 Orang
2. Kepala Desa : 1 Orang
3. Sekretaris Desa : 1 Orang
4. Kaur keuangan : 1 Orang
5. Kaur Umum : 1 Orang
6. Kaur Perencanaan : 1 Orang
7. Kepala Dusun : 4 Orang
8. Kasi pemerintah : 1 Orang
9. Kasi kesejahteraan : 1 Orang
10. Kasi pelayanan : 1 Orang
11 Ibu PKK : 1 Orang Unsur masyarakat (Toko masyarakat, Tokoh agama, Toko Adat, Toko Orang tua, perwakilan kelompok
12. : 8 Orang tani, kelompok perajin, kelompok perempuan dan
kelompok masyarakat miskin)
Jumlah : 25 Orang
Berdasarkan kriteria pengambilan informan tersebut maka jumlah yang dibutuhkan ialah 25 (dua puluh lima) responden dikali 3 (tiga) Desa
Sama dengan 75 ( tuju puluh lima) responden untuk mendapatkan informasi yang akurat.
F. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sumber data primer, diperoleh dari hasil penelitian di lapangan secara langsung dari sebenarnya, dan pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah yang akan dibahas dalam hal ini adalah dari Badan Permusyawaratan Daerah (BPD), pemerintah desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa, dan masyarakat yang terdiri dari tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh wanita. Untuk memperoleh sumber data primer digunakan teknik wawancara dan observasi.
2. Sumber data sekunder, untuk memperoleh sumber data sekunder penulis menggunakan teknik dokumentasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informan secara tertulis ataupun gambar-gambar yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian.
G. Teknik pengumpulan data.
Adapun metode pengumpulan data yang gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Angket (kuesioner), dengan Angket tertutup yaitu merupakan suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden yang didalamnya terapat alternatif jawaban yang telah ditentukan oleh sipembuat angket. Jawaban tertulis bisa berupa iya atau tidak atau pilihan ganda (Tiro,2010:93)
Teknik angket dimaksudkan untuk mendapatkan data yang berupa jawaban tertulis yang diajukan peneliti untuk mengetahui persepsi informan terhadap peran BPD dalam menyusun RPJM Desa, RKP Desa, APBD Desa dan menyerap aspirasi masyarakat, Dilihat berdasarkan tingkat efektivitas (sangat efektif, efektif, kurang efektif dan tidak efektif).
2. Metode Wawancara Bertahap. wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatapmuka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Wawancara bertahap dilaksanakan secara bebas dan juga mendalam, tetapi tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan pada responden dan telah dipersiapkan oleh pewawancara (Bungin,2009:108-110).
Teknik Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui penjelasan dari informan tentang jawaban dari hasil angket
3. Metode Dokumentasi,. Dengan pengumpulan dicumen resmi interen dan eksteren. Dokumen interen dapat berupa memo, pemgumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi yaitu kebiasaan-kabiasaan yang berlangsung disuatu lembaga dan sebagainya. Documen eksteren berupa bahan-bahan informasi yang keluarkan suatu lembaga, seperti majalah, buletin, berita –berita yang disiarkan kemedia massa, pengumuman, atau pemberitahuan (Bungin,2009:123).
Teknik dokumentasi dimaksudkan sebagai bukti dari hasil peran BPD yaitu berupa Peraturan Desa, Berita Acara, pengumuman- pengumuman, Tatatertib dan Arsip Desa.
H. Keabsahan Data
Untuk mengebsahkan data diperlukan tekhnik pemeriksaan sebagai berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan peneliti bersama informan di lapangan akan membantu peneliti memahami budaya dan tradisi informan, memahami makna-makna budaya, makna simbol, dan berbagai makna lainnya yang hidup dan tumbuh dimasyarakat dimana informan hidup bersama peneliti. Peneliti dilapangan lebih lama, berarti pula ia dapat menghindari distorsi ynga kemungkinan terjadi selama pengumpulan data. Bahkan peneliti dapa melakukan cek ulang setiap informasi yang didapatannya berkali-kali (Bungin,2009:255).
2. Triangulasi ialah salah satu cara paling penting dan mudah dalam menguju keabsahan hasil penelitian. Pelaksanaan teknis dan langkah pengujian keabsahan ini akan memanfaatkan; peneliti, sumber, metode, dan teori (Bungin,2009: 256-258).
a. Triangulasi dengan Kejujuran peneliti, perlu diketahui bahwa sebagai manusia, peneliti seringkali sadar atau tidak sadar melakukan tindakan yang merusak keabsahan data. Maka yang perlu dilakukan ialah meminta peneliti lain malakukan pengecekan langsung, wawancara ualang, serta merekam data yang sama dilapangan. Hal ini adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti.
b. Triangulasi dengan Sumber data, yaitu dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi dengan cara : (1) hasil pengematan dengan hasil wawancara, (2) apa yang diakatakan orang didepan umu dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) keadaan dan perspektif sesorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu documen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan (Melong, 2006: 330, Burdiansyah, 2006: 145)
I. Teknik Pengolahan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket, maka dibutuhkan teknik pengolahan angket untuk dapat mengkalrifikasikan dari hasil wawancara dan dokumentasi. Pengolahan kuesioner pada penelitian ini ialah Metode deskriptif Persentase yang hasilnya akan dianalisis kedalam data yang bersifat deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui tingkat peran BPD dalam mengoptimalkan pengelolaan pembangunan di desa, tinggi, sedang atau rendah. Deksriptif persentase ini akan diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali seratus (100) persen, seperti yang Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket, maka dibutuhkan teknik pengolahan angket untuk dapat mengkalrifikasikan dari hasil wawancara dan dokumentasi. Pengolahan kuesioner pada penelitian ini ialah Metode deskriptif Persentase yang hasilnya akan dianalisis kedalam data yang bersifat deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui tingkat peran BPD dalam mengoptimalkan pengelolaan pembangunan di desa, tinggi, sedang atau rendah. Deksriptif persentase ini akan diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali seratus (100) persen, seperti yang
P=
Keterangan : P
: persentase
F : Frekuensi N
: jumlah responden 100% : bilangan tetap Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langka-langka sebagai berikut :
a. Mengkoreksi jawaban kuesioner dari responden
b. Menghitung Frekuensi jawaban responden
c. Jumlah responden keseluruhan dalah 75
d. Masukkan kedalam rumus Persentase dari tiap-tiap kategori
a.
jumlah responden dengan kategori sangat
X 100 %
jumlah seluruh responden
b.
jumlah responden dengan kategori sering
X 100 %
jumlah seluruh responden
jumlah responden dengan kategori netral
c. X 100 %
jumlah seluruh responden jumlah responden dengan kategori tidak
d.
X 100 %
jumlah seluruh responden
J. Teknik Analisis Data.
Setelah pongolahan kuesioner menjadi sebuah makana kata untuk selanjutnya peneliti mengumpulkan semua data dari hasil pengolahan angket, hasil wawancara dan dokumentasi untuk mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Teknik analisis deskriptif-kualitatif adalah analisi secara induktif yaitu menganalisis permukaan data, hanya memperhatikan proses proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data atau makna data: (bungin, 2009:146 - 147)
Skema Analisis Data
Kesimpulan DATA kategorisasi
DATA Kesimpulan
Klasifikasi data
cirri-ciri umum DATA Dalil
DATA Hukum
Induktif Analitis
teori