Peran BPD Dalam Menyusun RKP Desa.

2. Peran BPD Dalam Menyusun RKP Desa.

Rencana kerja pemerintah desa (RKP Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari RPJM desa, memuat rancangan kerangka ekonomi desa angan mempertimbangkan kerang pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa dengan mendorong partisipasi masyarakat, maupun yang diusulkan kepada pemerintah atau kerja sama dengan pihak ketiga, ditetapkan dengan peraturan desa.

RKP Desa menjadi landasan bagi semua dokumen perencanaan, baik rencana pembangunan desa, kecamatan maupun SKPD tingkat kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat karena RKP Desa merupakan hasil perencanaan dari bawah (Bottom Up planing) sebagai suatu sistem perencanaan berjenjang melalui musyawarah dusun, musyawarah desa hingga musyawarah perencanaan pembangunan desa yang tidak terlepas dari keikut sertaan masyarakat baik secara RKP Desa menjadi landasan bagi semua dokumen perencanaan, baik rencana pembangunan desa, kecamatan maupun SKPD tingkat kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat karena RKP Desa merupakan hasil perencanaan dari bawah (Bottom Up planing) sebagai suatu sistem perencanaan berjenjang melalui musyawarah dusun, musyawarah desa hingga musyawarah perencanaan pembangunan desa yang tidak terlepas dari keikut sertaan masyarakat baik secara

Tabel. 4.25 Pengetahuan Informan Tentang RKP Desa.

Informan

Unsur Masyarakat Kategori

Perangkat Desa

BPD

F % Sangat Tahu

9 4 7 9 6 5 Tahu

12 1 4 4 6 5 Kurang tahu

6 6 3 5 8 4 Tidak Tahu

4 7 Jumlah

24 100 (sumber: hasil angket,2016)

Dari tabel 4.25 tentang tingkat pengetahuan informan tentang RKP Desa, untuk perangkat desa dengan persentase 31% cukup tahu sedangkan hanya 16% kurang tahu dan untuk BPD dengan persentase 59% sangat tahu sedangkan hanya 25% persen kurang tahun adapun untuk unsur masyarakat dengan persentase 34% kurang tahu dan hanya 25% sangat tahu. Jadi hal tersebut menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan pemerintah desa tentang RKP Desa cukup baik sedangkan Dari tabel 4.25 tentang tingkat pengetahuan informan tentang RKP Desa, untuk perangkat desa dengan persentase 31% cukup tahu sedangkan hanya 16% kurang tahu dan untuk BPD dengan persentase 59% sangat tahu sedangkan hanya 25% persen kurang tahun adapun untuk unsur masyarakat dengan persentase 34% kurang tahu dan hanya 25% sangat tahu. Jadi hal tersebut menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan pemerintah desa tentang RKP Desa cukup baik sedangkan

Dari uraian tersebut di atas, menjadi suatu tanggung jawab pemerintah desa dalam rangka selalu menyelenggarakan sosialisasi kepada masyarakat tentang proses perencanaan pembangunan desa agar masyarakat di berdayakan dan tidak hanya menjadi penonton melainkan menjadi subjek dalam pembangunan. Maka dengan demikian BPD sebagai lembaga yang berkewenangan dalam desa untuk berkewajiban dalam mendorong masyarakat luas dalam membahas penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) yang merupakan dokumen perencanaan prioritas pembangunan dalam jangka 1 (satu) tahun. Peran di Kecamatan Buntumalangka dalam mendorong masyarakat luas dalam membahas penyusunan RKP Desa berdasarkan dengan jawaban informan ialah sebagai berikut:

Grafik 4.5. Peran BPD Dalam Mendorong Masyarakat Membahas Penyusunan RKP Desa

sangat mendorong mendorong kurang mendorong tidak mendorong

(Sumber: Hasil Angket,2016) Dari hasil angket tersebut pada Grafik 4.5. mendeskripsikan bahwa perang BPD dalam mendorong masyarakat luas dalam membahas penyusunan RKP Desa di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 39% kurang mendorong (Sumber: Hasil Angket,2016) Dari hasil angket tersebut pada Grafik 4.5. mendeskripsikan bahwa perang BPD dalam mendorong masyarakat luas dalam membahas penyusunan RKP Desa di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 39% kurang mendorong

Grafik.4.6. Manfaat Penyusunan RKP Desa DI Kecamatan Buntumalangka

63% Pemerintah Desa

man Bermanfaat Infor

Unsur Masyarakat

Tidak Bermanfaat

(Sumber: Hasil Angket,2016) Pada grafik 4.6 tersebut diatas telah memberi gambaran bahwa manfaat penyusunan RKP Desa untuk pemerintah Desa dengan persentase 63% sangat bermanfaat dan hanya 2% kurang bermanfaat, sedangkan untuk unsur masyarakat dengan persentase 42% kurang bermanfaat dan hanya 20% bermanfaat. Dengan keterangan jawaban informan adalah RKP Desa “bermanfaat untuk menjadi acuan

yang jelas dalam prioritas pembangunan tahunan”. Sedangkan manfaat penyusunan RKP Desa dalam RKP Desa Ranteberang adalah a) Lebih menjamin kesinambungan pembangunan di tingkat desa; b) sebagai pedoman dan acuan pembangunan desa; c) memberi arah kegiatan pembangunan tahunan desa; d) menampung aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan dipadukan dengan program pembangunan supra desa; e) dapat mendorong partisipasi dan swadaya masyarakat. Jadi manfaat RKP Desa untuk masyarakat kurang bermanfaat dalam menampung aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat serta mendorong masyarakat berpartisipasi dan berswadaya. Maka dengan demikian peran BPD dalam memberikan ruang yang efektif bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya, dengan melalui Musyawarah Desa yang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi dengan mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai stakeholder pembangunan untuk menanggapi rancangan RKP Desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tabel.4.26 Efektivitas Masyarakat Dalam Menanggapi Pembahasan Rancangan RKP Desa Dalam Musyawarah Desa Di Kecamatan Buntumalangka

kategori

Persentase (%) Sangat efektif

Frekuensi (f)

12 16 Efektif

23 31 Kurang efektif

40 54 Tidak efektif

- Jumlah

75 100 (Sumber: hasil angket,2016)

Dari tabel 4.26 tersebut diatas menggambarkan bahwa efektivitas masyarakat dalam menanggapi pembahasan penyusunan RKP Desa dalam

Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD dengan persentase 54% kurang efektif dan hanya 31% efektif, jadi peran BPD di kecamatan Buntumalangka dalam menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam rangka perencanaan pembangunan desa melalui Musyawarah Desa masih dengan kategori kurang efektif. Hal ini pun menyebabkan rendahnya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa sehingga secara politik posisi tawar masyarakat sebagai subjek pembangunan masih sangat lemah sehingga adanya sikap apatis masyarakat dalam mengawal keberhasilan program pembangunan.

Pembahasan penyusunan RKP Desa yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Desember dalam musyawarah desa sehingga terkadang masyarakat maupun unsur masyarakat tidak semua dapat hadir. Dalam pola pembangunan yang transparansi dan akuntabilitas, desa adalah badan publik yang wajib membuka informasi kepada masyarakat untuk menghindari adanya praktek- praktek KKN, sehingga BPD sebagai lembaga pengawasan yang bekerja sama dengan masyarakat, maka BPD juga berkewajiban dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tercapainya kerja sama yang legitimate. Peran BPD dalam melakukan sosialisasi di kecamatan Buntumalangka ialah sebagai berikut:

Tabel.4.27 Peran BPD Dalam Melakukan Sosialisasi Di Kecamatan Buntumalangka

Kategori

Persentase Sangat sering sosialisasi

frekuensi

9 12 Sering sosialisasi

20 27 Kurang sosialisasi

28 38 Tidak pernah sosialisasi

18 24 Jumlah

75 100 (Sumber: Hasil Angket,2016)

Dari hasil angket tersebut pada tabel 4.27 menggambarkan peran BPD dalam melakukan sosialisasi di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 38% kurang melakukan sosialisasi sedangkan hanya 27% sering melakukan sosialisasi dengan rata- rata keterangan jawaban informan bahwa “BPD bersama dengan perangkat desa menginformasikan melalui papan informasi dan menyampaikan dalam acara keluarga”. Dari hal tersebut menjelaskan kalau ternyata lembaga BPD di Kecamatan Buntumalangka belum benar-benar merupakan lembaga yang mandiri dan masih ketergantungan dengan perangkat desa padahal BPD adalah lembaga yang independen yang punya pimpinan tersendiri, tata tertib sendiri dan kegiatan tersendiri. jadi ketika lembaga BPD masih monoton dengan kepala desa secara politik dan fungsional mengakibatkan tidak punya daya kebijakan sendiri dan mudah dikendalikan oleh kepala desa. tetapi hubungan kepala desa dengan BPD yang terlalu renggang mengakibatkan kebijakan kedua lembaga tersebut tidak sinergis, keseimbangan dan keselarasan maka musyawarah desa adalah forum yang efektif dalam atau sering juga disebut dengan sidang paripurna ditingkat desa dalam membahasa perencanaan dan penyelesaian yang bersifat strategis.

Tujuan BPD dalam melakukan sosialisasi atas hasil kesepakatan dalam musyawarah desa yang diprioritaskan dalam pembangunan 1 (satu) tahun yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat adalah agar BPD punya bahan tanggapan yang bersumber dari kebutuhan baru yang diselarasakan dengan hasil keputusan rancangan RKP Desa dalam Musyawarah Desa dalam menanggapi isi rancangan RKP Desa sebelum di tetapkan dalam peraturan desa. kepala desa menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembang Tujuan BPD dalam melakukan sosialisasi atas hasil kesepakatan dalam musyawarah desa yang diprioritaskan dalam pembangunan 1 (satu) tahun yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat adalah agar BPD punya bahan tanggapan yang bersumber dari kebutuhan baru yang diselarasakan dengan hasil keputusan rancangan RKP Desa dalam Musyawarah Desa dalam menanggapi isi rancangan RKP Desa sebelum di tetapkan dalam peraturan desa. kepala desa menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembang

Diagram 4.7. Peran BPD Dalam Menaggapi Isi Rancangan RKP Desa Jika Tidak Sesuai Dengan Hasil Kesepakatan dalam Musdes.

Tidak Pernah

y Kadang-Kadang

egor at