Pencegahan Tersier Pencegahan Bronkitis 1. Pencegahan Primer

2.10.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita bronkitis dengan terapi-terapi yang dapat membantu pernapasan. 30 Pencegahan tersier untuk penderita bronkitis dapat ditolong dengan terapi farmakologi dan terapi non- farmakologi yaitu: a. Terapi Farmakologi 35 a.1. Bronkodilatori Bronkodilator mempunyai aksi merelaksasi otot-otot polos pada saluran pernapasan. Ada tiga jenis bronkodilator yaitu : Simpatomimetika, metilsantin, dan antikolinergik. a.1.1. Beta-2 agonis Simpatomimetika Obat-obat simpatomimetika merupakan obat yang mempunyai aksi serupa dengan aktifitas simpatis. Sistem saraf simaptis memgang peranan penting dalam menentukan ukuran diameter bronkus. Ujung saraf simpatis yang menghasilkan norephinepherin, epinefrin dan isoproterenol disebut adrenergik Dipiro, et al., 2008. Adrenergik memiliki dua reseptor yaitu alfa dan beta. Reseptor beta terdiri beta 1 dan beta 2. Beta 1 adrenergik terdapat pada jantung, beta 2 adrenergik terdapat pada kelenjar dan otot halus bronkus. Adrenergik menstimulasi reseptor beta 2 sehingga terjadi bronkodilatasi. 35 a.1.2. Metilxantin Teofilin merupakan golongan metil santin yang banyak digunakan, disamping kafein dan dyphylline. Kafein dan dyphylline kurang paten dibandingkan dengan teofilin. 35 Universitas Sumatera Utara Obat golongan ini menghambat produksi fosfodiesterase. Dengan penghambatan ini penguraian cAMP menjadi AMP tidak terjadi sehingga kadat cAMP seluler meningkat. Peningkatan ini menyebabkan bronkodilatasi. Obat-obat metilsantin antara lain aminofilin dan teofilin. 35 b. Terapi Non-farmakologi. 35 Terapi non-farmakologi dapat dilakukan dengan cara : b.1. Pasien harus berhenti merokok b.2. Kalau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah sangat sesak, biarlah dai menghirup uap air tiga kali sehari. b.3. Taruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah kompres lembab di atas dada sepanjang malam sambil menjaga tubuhnya jangan sampai kedinginan. b.4. Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan olahraga dan latihan pernapasan sesuai yang diajarkan tenaga medis. b.5. Istirahat yang cukup. Universitas Sumatera Utara

2.11. Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Bronkitis