tertinggi berada pada kelompok umur 42-50 yang menunjukkan bahwa pada kelompok umur 42-50 tahun daya tahan tubuh penderita semakin menurun.
5.1.2. Tingkat Pendidikan
Karakteristik berdasarkan pendidikan tidak dapat dibahas karena format data mengenai karakteristik ini banyak yang tidak tercatat di kartu status rawat jalan di
RSU Dr. Ferdinan L.Tobing Sibolga.
5.1.3. Pekerjaan
Distribusi proporsi penderita Bronkitis berdasarkan pekerjaan yang dirawat jalan di RSU Dr.Ferdinand l.tobing Sibolga Tahun 2010-2012 dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 5.2. Diagram Bar Penderita Bronkitis Berdasarkan Pekerjaan di RSU Dr. Ferdinan L.Tobing Sibolga Tahun 2010-2012
4,4 13,1
11,7 19,4
15,1 13,6
13,1 9,6
5 10
15 20
25
Pekerjaan Penderita Bronkitis
Series1
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 5.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Bronkitis berdasarkan pekerjaan yang dirawat jalan di RSU Dr. Ferdinan L.Tobing Sibolga Tahun 2010-
2012 terbanyak bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 19,4 dan IRT 15,1. Wiraswasta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pedagang dipasar,
rumah toko dan kaki lima, supir dan tukang becak. Penderita dengan kedua pekerjaan wiraswasta dan ibu rumah tangga ini lebih banyak terpapar zat polutan
yang berbahaya seperti debu, asap, kendaraan bermotor, dan asap rokok. Hal ini sejalan dengan penelitian Artaida 2005 tentang Karakteristik Penderita Bronkitis
Kronik di RS Santa Elisabeth Medan, dimana hasil penelitiannya pekerjaan yang paling banyak menderita Bronkitis adalah wiraswasta sebanyak 31 orang 26,5 dari
117 orang. Suyono 2001, pekerja yang terpajan dengan zat organik, debu organik atau gas yang berbahaya mempunyai kemungkinan menderita Bronkitis 2-4 kali
daripada pekerja yang tidak terpajan.
5.1.4. Status Perkawinan
Distribusi proporsi penderita Bronkitis berdasarkan status perkawinan yang dirawat jalan di RSU Dr. Ferdinan L.Tobing Sibolga Tahun 2010-2012 dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3. Diagram Pie Penderita Bronkitis Berdasarkan Status Perkawinan di RSU Dr. Ferdinan L.Tobing Sibolga Tahun 2010-2012
Dari gambar 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Bronkitis berdasarkan status perkawinan yang menderita Bronkitis lebih banyak terjadi pada penderita yang
sudah kawin berumah tangga sebanyak 75. Status perkawinan secara tidak langsung dapat menjadi salah satu faktor pemicu terserangnya penyakit bronkitis.
Seorang kepala rumah tangga harus memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan bekerja. Jenis pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat terpapar dengan faktor
pemicu terserangnya penyakit bronkitis. Sesuai dengan hasil penelitian ini pekerjaan yang paling banyak terserang penyakit bronkitis adalah Wiraswasta pedagang
dipasar, rumah toko dan kaki lima, supir, dan tukang becak.
75 25
Status Perkawinan PenderitaBronkitis
Kawin Belum Kawin
Universitas Sumatera Utara
5.1.5. Tempat Tinggal