Ibu Nyai H.A. Dahlan

Ibu Nyai H.A. Dahlan

Oleh karena Ibu Nyai H.A. Dahlan melihat geringnya KHA. Dahlan sejak pulang dari tetirah di Tretes, tidak makin kurang, tetapi malah kelihatan makin bertambah, maka cemaslah dan bimbang hatinya khawatir kalau-kalau KHA. Dahlan mendahului meninggalkan Muhammadiyah yang selama-lamanya. Karena mengingat nasehat dokter-dokter yang merawat tidak dapat terleksana. Telah beberapa hari Ibu Nyai hendak memajukan isi hatinya yang didasarkan kasihan dan kesayangan, tetapi tetap dalam keragu-raguan kalau-kalau Kiyai salah terima. Namun Ibu Nyai terpaksa juga menyampaikan isi hati itu karena tidak dapat dipertahan- kan lagi.

Catatan Haji Muhammad Syoedja’

Dengan hati-hati Ibu Nyai menyatakan rasa hatinya berbareng dengan tetesan air matanya. “Kiyai, apakah tidak baik kalau nasehat dokter-dokter yang sudah sependapat bahwa untuk mengurangkan penderitaan kegeringan Kiyai hanya satu jalan, ialah lepaskan fikiran-fikiran yang berat, terutama Muhammadiyah. Muhammadiyah itu masih panjang dan masih jauh perjalanannya. Oleh karena itu, cobalah nasehat dokter- dokter itu dilaksanakan. Bila nanti Kiyai sudah sehat diusahakan lagi selanjutnya.”

Kiyai yang berbaring karena payahnya itu, terpaksa minta tolong dibangunkan oleh K.H. Ibrahim hendak duduk, dan lantas dibangunkan dan duduk. Tampaklah ro- man mukanya yang kecut tanda marah yang besar dengan mengangkat tangannya menunjuk kepada Ibu Nyai, dengan sayup-sayup berkata, “Nah, sekarang iblis sudah menjelma berwujud Nyai, akan memecatku dari pada Islam Muhammadiyah, yang kemarin sudah menjelma kepada dokter-dokter akan memecat kami dari Muhammadiyah tidak sedikit kuperhatikan, rupanya iblis tidak puas lantas menjelma berupa Nyai. Oh, Nyai Iblis. Lupakah kau akan pelajaranku “Wa la tamutunna illa wa antum muslimun?” Pergilah jangan mendekat aku.”

Ibu Nyai seketika itu lantas bercucuran air matanya dan tersedu-sedu menangis sambil minta ampun dan maaf yang sebesar-besarnya, maaf atas perbuatannya yang dipandang salah itu.

Catatan Haji Muhammad Syoedja’

KHA. Dahlan Wafat

Selang satu malam, hari Jum’ah malam Saptu, tanggal

7 Rajab tahun 134 Hijriyah jam hampir tengah malam, K.H.A. Dahlan melepaskan nafas yang terakhir, meninggalkan Muhammadiyah selama-lamanya, di hadapan keluarga yang banyak dengan tenang dan suasana tentram. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun . Mudah-mudahan Allah menerima Ruh beliau dengan sebesar rahmat dan nikmat- Nya disisi-Nya. Allah humma amin.

Jisim KHA. Dahlan dimandikan pada malam itu juga oleh para keluarganya sendiri, setelah selesai dikafani dengan kain putih dan dimasukkan ke dalam janazah lalu ditaruh di langgar suraunya yang disayangi itu. Janazah akan berangkat dari Kauman jam 10. Yang hadir menghormat daripada or- ang-orang besar Tuan Raden Sastrowijoyo, Wakil Residen Yogyakarta KRT. Wiryokusumo, Wakil Rijkbestuur der Yogyakarta Hoofd Panghulu R. Haji Muhammad Kamaludiningrat dan para Bupati yang menjadi anggota Muhammadiyah dan lain orang yang terkemuka.

Sebelum janazah diberangkatkan, lebih dahulu disholati oleh K.H. Lurah Nur, kakak ipar KHA Dahlan, dan beberapa para alim ulama di kota Yogyakarta. Selesai disholati, janazah diberangkatkan menuju makam Karangkajen melalui jalan Grejen, Ngabean (yang sekarang bernama Jl. KHA. Dahlan), Gondomanan sampai Karangkajen. Jalannya janazah dengan memakai upacara sekadarnya, yaitu di muka janazah barisan Hizbul Wathan kurang lebih 200 H.W.

Catatan Haji Muhammad Syoedja’

Setelah KHA. Dahlan dikebumikan, sama hadirlah saudara-saudara dari wakil Cabang Muhammadiyah dari Jawa Barat dan Jawa Timur dan diantaranya yang sama bertakziah kepada keluarga almarhum dan kepada H.B. Muhammadiyah.

Dengan secara kebetulan dengan sendirinya terjadilah perundingan-perundingan diantara anggota H.B. Muham- madiyah dengan para pengurus Cabang yang sama datang bertakziah, berhubung dengan tidak adanya susunan pengurus H.B. Muhammadiyah, maka perlu diadakan walapun dengan secara ad interim sebagai Wakil Ketua H.B. Muhammadiyah untuk menjalankan pimpinan H.B. Muhammadiyah sampai pada perkumpulan tahunan yang akan datang. Untuk sementara diputuskan sebagai Wakil Ad interim K.H. Ibrahim sampai Rapat Tahunan yang akan datang atau pilihan anggota pengurus H.B. Muhammadiyah baru. Maka, K.H. Ibrahim menerima juga jabatan itu dengan karena Allah.