Pengertian Konseling Konseling Kebidanan Manfaat Konseling Tujuan Konseling Kebidanan Proses Konseling

Kesehatan Permenkes. Sesuai permenkes No. 900MenkesSKVIII2002. Bidan merupakan profesi yang khusus atau orang yang pertama melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat, juga merupakan profesi yang sudah diakui baik secara nasional maupun internasional dengan jumlah praktisi diseluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang praktiknya secara internasional telah diakui oleh Internasional Condeferation of Midwives ICM tahun 1972 an International federation of internation Gynaecologist and Obtretrian FIGO tahun 1973, WHO dan badan lainya. Ditahun 1990 pada pertemuan Dewan di kobe ICM menyempurnakan defenisi tersebut yang kemudian di sahkan oleh FIGO 1991 dan WHO 1992. Bidan sesuai dengan fungsinya dalam melaksanakan seluruh aktifitasnya baik sebagai tenaga fungsional yang secara langsung memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak, maupun sebagai tenaga structural dituntut bekerja secara professional yaitu bekerja dengan standar yang ada. Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama bagi bidan, dan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan praktiknya.

2.3. Konseling

2.3.1. Pengertian Konseling

Konseling adalah peroses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik Universitas Sumatera Utara bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.

2.3.2. Konseling Kebidanan

Pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi, yang mendalam, dan usaha bersama antara konselor bidan dengan konseli klien untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku sikap dalam lingkup pelayanan kebidanan.

2.3.3. Manfaat Konseling

Meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal masalah, merumuskan alternatif, memecahkan masalah, dan memiliki pengalaman dan pemecahan masalah secara mandiri.

2.3.4. Tujuan Konseling Kebidanan

a. Membantu klien memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu dalam pengambilan keputusan secara tepat. b. Membantu pemenuhan kebutuhan klien, meliputi menghilangkan perasaan yang menekan mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif. c. Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan yang merugikan klien menjadi menguntungkan klien.

2.3.5. Proses Konseling

1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik rapport Universitas Sumatera Utara Mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuanya adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Dalam rapport ini akan tercipta hubungan yang akrab yang ditandai dengan saling mempercayai. Sikap yang ditandai kehangatan emosi, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan kesadaran terhadap hakekat klien secara alamiah. 2. Pengumpulan dan pemberian informasai Merupakan tugas utama konselor. Ini dapat dilakukan dengan cara: mendengar keluhan klien, mengamati komunikasi non verbal klien, bertanya tentang riwayat kesehatan latar belakang kluarga, latar belakang masalah, memberikan penjelasan tentang masalah yang dihadapi. 3. Perencanaan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah Setelah data yang dari klien diperoleh secara lengkap, maka Bidan membantu klien untuk memecahkan masalahnya atau membuat perencanan untuk memecahkan masalahnya. Keterampilan memecahkan masalah sangat diperlukan dalam komunikasi konseling. 4. Menindak lanjut pertemuan. Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki oleh bidan adalah mempunyai motivasi yang tinggi untuk membantu orang lain, bersikap rahmah, sopan santu menerima klien apa adanya, empati terhadap pasien, membantu dengan iklas dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Universitas Sumatera Utara

2.3.6. Konseling pada Ibu Bersalin tentang Perawatan Episiotomi