jasmani dan kebutuhan rohani sehingga muncul perasaan senang dan kepuasan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup
seperti menonton televisi, mendengarkan musik, olahraga, dan lain-lain
Pulchalski, 2004. Kedamaian
peace merupakan keadilan, rasa kasihan dan
kesatuan. Dengan kedamaian seseorang akan merasa lebih nyaman dan tenang sehingga dapat meningkatkan status kesehatan seseorang Hamid,
2009. Dapat disimpulkan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan spiritual
apabila mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di duniakehidupan, mengembangkan arti penderitaan serta
meyakini hikmah dari satu kejadian atau penderitaan, menjalin hubungan yang positif dan dinamis, membina integritas personal dan merasa diri
berharga, merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif Hamid, 2008.
2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
Menurut Taylor 1997 dan Craven Hirnle 1996 dalam Hamid 2000, faktor yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah:
Tahap perkembangan, berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-
anak dengan empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia,
seks, agama dan kepribadian anak. Spiritualitas berhubungan dengan kekuasaan non material, seseorang harus memiliki beberapa kemampuan
Universitas Sumatera Utara
berpikir abstrak sebelum mulai mengerti spiritual dan menggali suatu
hubungan dengan Tuhan. Keluarga,
tidak begitu banyak yang diajarkan keluarga tentang Tuhan dan agama, tetapi individu belajar tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri
dari tingkah laku keluarganya. Oleh karena itu keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama bagi individu dalam mempersepsikan
kehidupan di dunia Taylor, Lillis LeMone, 1997. Latar belakang etnik dan budaya,
sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya
seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan
keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan. Pengalaman hidup sebelumnya,
pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang dan sebaliknya
juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual
pengalaman tersebut Taylor, Lilis dan Lemon, 1997. Krisis dan perubahan
dapat menguatkan spiritualitas seseorang. Krisis sering dialami seseorang ketika mengahadapi penyakit, khususnya penyakit
terminal dan kronis atau dengan prognosis yang buruk, penderitaan, proses penuaan, kehilangan dan bahkan kematian. Perubahan dalam kehidupan dan
krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual yang bersifat fiskal dan emosional Toth, 1992; Craven Hirnle, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang sangat
beresiko terhadap penurunan kualitas hidup penderitanya. Kelemahan merupakan salah satu tanda dan gejala dari diabetes mellitus yang
menyebabkan spiritual seseorang terpengaruhi, dimana energi seseorang akan menipis sehingga spiritualitas seseorang pun akan berubah Hawari, 2002.
Terpisah dari ikatan spiritual, menderita sakit terutama yang bersifat
akut, sering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah,
antara lain tidak dapat menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang bisa
memberikan dukungan setiap saat diinginkan Hamid, 2008. Isu moral terkait dengan terapi,
pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukan kebesaran-Nya,
walaupun ada juga agama yang menolak intervensi pengobatan Hamid, 2008. Asuhan keperawatan yang kurang sesuai
, ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat diharapkan untuk peka terhadap
kebutuhan spiritual pasien dan membantu memenuhinya, tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk
memberikan asuhan spiritualitas.
2.2. Diabetes Mellitus