Bentuk-bentuk Perusahaan Tanggung Jawab
16
PartnershipPerusahaan tidak berbadan hukum, dan bentuk usaha berbadan hukum corporation.
13
Bentuk-bentuk perusahaan secara umum ada 2 dua yaitu: 1.
Perusahaan Berbadan Hukum seperti : a.
Perseroan Terbatas PT Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas UUPT bahwa : “Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.
Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa PT adalah suatu badan hukum. PT berbeda dengan UD, Fa, dan CV yang bukan badan
hukum. Sebagai badan hukum dalam PT terdapat pemisahaan kekayaan antara milik perusahaan dengan milik pribadi pengusaha.
Walau demikian PT sebagai badan hukum yang wajib mendapat pengesahan dari pemerintah dalam hal ini Menteri Kehakiman.
Sedangkan bentuk usaha yang bukan badan hukum tidak memiliki kewajiban demikian. Dalam pengertian tersebut juga disebutkan
bahwa PT didirikan berdasarkan sebuah perjanjian, PT bukanlah perusahaan perorangan seperti UD, tetapi suatu persekutuan sama
halnya dengan Fa dan CV yang didirikan oleh lebih dari satu orang.
13
Agus Sardjono, 2014, Pengantar Hukum Dagang, Rajawali Pers, Jakarta, h. 25
17
Adapun ciri-ciri Perseroan Terbatas yaitu : 1. Berbadan hukum memiliki harta kekayaan yang terpisah
dengan harta pribadi. 2. Modal terdiri dari saham-saham sehingga tanggung jawab
pemegang saham terbatas pada sejumlah saham yang dimasukannya.
3. Sistemnya lebih tertutup sehingga segala jenis pengoperasian, pembubaran dan aturan lainnya diatur berdasarkan Undang-
Undang.
14
Pendirian Perseroan terbatas harus dengan akta notaris dan memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang harus disahkan oleh
Menteri Hukum dan HAM, dan kewajiban mendaftarkanmengumumkan berada dipundak direksi. Selanjutnya didaftarkan ke Departemen
Perindustrian dan perdagangan dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara.
15
b. Koperasi
Pada dasarnya koperasi berasal dari Bahasa Inggris Coperation terdiri dari dua suku kata “Co yang berarti bersama, dan Operation
yang berarti bekerja.” Sehingga koperasi bisa diartikan bekerja sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia koperasi merupakan
perserikatan yang bertujuan memenuhi keperluan kebendaan para
14
Zainal Asikin, 2014, Hukum Dagang, Rajawali Pers, Jakarta, h. 58
15
Ibid
18
anggotanya dengan cara menjual barang-barang kebutuhan dengan harga murah tidak bermaksud mencari untung.
Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoprasian pada Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Menurut Moh. Hatta “Bapak Koperasi Indonesia”, koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan
seorang buat semua dan semua buat seorang. Modal koperasi bersumber dari anggota baik berupa simpanan
pokok, simpanan wajib maupun simpanan sukarela: simpanan dari anggota, hibah, dana cadangan, dari SHU sisa hasil usaha dan
pinjaman-pinjaman lain. Seluruh modal dipergunakan untuk sebesar- besar keperluan dan kesejateraan anggota koperasi.
16
Pendirian koperasi primer dapat dilakukan dengan jumlah anggota minimal 20 orang. Disamping itu di dalam praktik dapat juga dibentuk
koperasi pusat yaitu koperasi yang terdiri dari minimal tiga koperasi primer, dan koperasi gabungan dapat dibentuk dengan jumlah minimal
16
Ibid, h. 62
19
tiga koperasi pusat, dan koperasi induk dapat dibentuk minimal tida koperasi gabungan.
17
Berhubung koperasi didirikan atas asas kekeluargaan, maka koperasi merupakan soko guru perekonomian bangsa yang diharapkan
menjadi kekuatan perekonomian rakyat maka koperasi memiliki beberapa prinsip yaitu:
1 Sukarela 2 Demokratis
3 Sisa Hasil Usaha dipergunakan untuk masing-masing anggota 4 Kemandirian.
18
Pendirian koperasi harus dilaksanakan dengan membuat Anggaran Dasar AD yang disahkan oleh Kantor Perdagangan dan Koperasi
setempat dan diumumkan Tambahhan berita negara Republik Indonesia.
Organ Koperasi terdiri dari: Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, Pengurus sebagai pengelola koperasi sehari-hari
dan Pengawas yang bertindak mengawasi sepak terjang koperasi.
19
c. Yayasan Yayasan foundation adalah suatu Badan Hukum yang
mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memerhatikan persyaratan formal
17
Ibid, h. 63
18
Ibid
19
Ibid
20
yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
20
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Yayasan tidak boleh membagikan hasil
kegiatan usaha kepada Pembina., Pengurus, dan Pengawas. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian
harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
Biaya pembuatan akta notaris ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
21
. Dalam hal yayasan didirikan oleh orang asing atau bersama-sama
orang asing, mengenai syarat dan tata cara pendirian yayasan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pengesahan akta pendirian
diajukan oleh pendirian atau kuasanya dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri Kehakiman dan HAM.
Pengesahan akan diberikan dalam waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. Dalam
20
Ibid, h. 64
21
Ibid
21
waktu di perlukan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 11 ayat 3 pengesahan diberikan atau tidak diberikan dalam
jangka waktu paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan diterima dari instansi terkait; atau setelah
lewat 30 hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan kepada instansi terkait tidak diterima.
22
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawa oleh undang-undang
ini atau anggaran Dasar. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi:
1 Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar.
2 Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan
anggota Pengawas. 3
Penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan.
4 Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan
Yayasan. 5
Penetapan keputusan
mengenai penggabungan
atau pembubaran Yayasan.
22
Ibid
22
Pengurusan adalah
organ yayasan
yang melaksanakan
kepengurusan yayasan. Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum.
Pengurus tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengawas.
23
Pengurus Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu selama 5 tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 kali masa jabatan. Susunan Pengurus sekurang- kurangnya terdiri atas:
1 Seorang ketua;
2 Seorang sekretaris dan
3 Seorang bendahara.
Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada pengurus dalam
menjalankan kegiatan yayasan. Yayasan memiliki pengawas sekurang-kurangnya 1satu orang pengawas yang wewenang, tugas,
dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar. Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum, Pengawas tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengurus.
24
2. Perusahaan tidak berbadan hukum seperti :
a. Perusahaan Perorangan Usaha Dagang UD
23
Ibid, h. 65
24
Ibid
23
Perusahaan Perorangan merupakan bentuk usaha paling sederhana yang termasuk kedalam usaha swasta yang pengusahanya satu orang.
Pengusaha disini adalah pemilik perusahaan. Modal atau investasi yang dimaksudkan dapat berupa uang, benda atau tenaga keahlian yang
semuanya bernilai uang. Bentuk usaha perorangan memiliki kelebihan dalam hal pengambilan
keputusan dan bertindak cepat untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Sedangkan kelemahannya adalah dari segi pengumpulan modal yang
besar untuk menghadapi berbagai persaingan dan peluang bisnis.
25
b. Persekutuan Perdata
Pasal 1618 KUHD menyebutkan bahwa maatschap adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang diperoleh karenanya.
26
Persekutuan memiliki arti persatuan orang perseorangan yang mempunyai kepentingan yang sama terhadap suatu perusahaan tertentu.
Sedangkan arti sekutu adalah peserta pada suatu perusahaan. Jadi, persekutuan dapat diartikan sebagai perkumpulan orang orang yang
menjadi peserta pada suatu perusahaan tertentu. Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan, maka badan itu bukanlah Persekutuan
Perdata, tetapi dikatakan sebagai Perserikatan Perdata, orang-orang yang mengurus badan usaha itu disebut anggota bukan sekutu.
25
Ibid
26
Zainal Asikin, 2014, Hukum Dagang, Rajawali Pers, Jakarta, h. 49
24
Perkembangan lebih lanjut di belanda penggunaan istilah maatschap ditiadakan dan dimasukkan ke dalam pengertian vennootschap
yang menyatakan bahwa perseroan perdata adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama. Persekutuan perdata ini merupakan bentuk pemitraan yang
paling sederhana, karena : 1. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang “besarnya”
modal. 2. Dalam hal pemasukan sesuatu dalam persekutuan atau
maatschap selain terbentuk uang atau barang, dapat hanya menyumbangkan tenaga kerja.
3. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, dan dapat didalam bidang perdagangan.
4. Tidak terdapat pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan dalam Firma. Apabila tidak ditetapkan lain didalam
persetujuan perjanjian, maka kerja sama tersebut sudah mulai berlaku setelah adanya perjanjian.
Perjanjian dalam persekutuan perdata pada umumnya berisi hal-hal sebagai berikut :
1. Pembagian keuntungan. Apabila pembagian keuntungan tidak diatur, maka berlaku ketentuan menurut Undang-undang.
2. Tujuan kerjasama. 3. Waktu atau lamanya.
25
Pasal 1619 KUHPerdata menetapkan bahwa segala Perseroan harus mengenai suatu usaha dan dibuat untuk kemanfaatan bersama.
Kemanfaatan bersama dari pihak yang bersangkutan dimaksudkan bahwa masing-masing sekutu berjanji untuk mendapatkan keuntungan, yang akan
dibagi bersama diantara para anggota sekutu. c.
Persekutuan Firma Fa Firma merupakan suatu persekutuan karena pengusahanya
merupakan sekutu partner yang lebih dari satu orang. Firma adalah tiap persekutuan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah
satu nama bersama dan tanggung jawab secara tanggung menanggung.
27
Menurut Pasal 16 KUH Dagang bahwa tiap-tiap persekutuan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Jadi firma
merupakan persekutuan Perdata khusus, dimana kekhususannya terletak pada 3 tiga unsur mutlak yaitu :
1. Menjalankan Perusahaan 2. Dengan nama bersama atau Firma
3. Adanya pertanggung jawaban sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan tanggung jawab tentang perikatan
perjanjian persekutuan. Menurut Pasal 22 KUHD, firma didirikan dengan akta autentik yang
dimuat dimuka notaris. Dalam pasal 26 KUHD Akta pendirian tersebut memuat anggaran firma dengan rincian sebagai berikut :
27
Ibid, h. 26
26
1. Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para sekutu. 2. Penetap nama bersama atau firma.
3. Firma bersifat umum atau terbatas pada menjalankan perusahaan bidang tertentu.
4. Nama-nama sekutu
yang tidak
diberi kuasa
untuk menandatangani perjanjian bagi firma.
5. Saat mulai dan berakhirnya firma. 6. Ketentuan-ketentuan lain mengenai pihak ketiga terhadap
sekutu. Akta pendirian firma harus didaftarkan di Kepanitraan pengadilan
Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan firma yang bersangkutan hal tersebut dijelaskan di dalam Pasal 23 KUHD.
Selanjutnya dalam pasal 28 KUHD, akta pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara.
Firma dimasukkan kedalam golongan bukan badan hukum, karena: 1. Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan
dengan pribadi sekutu-sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab untuk keseluruhan.
2. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman.
d. Persekutuan Komanditer CV
Persekutuan komanditer merupakan persekutuan terbuka yang terang- terangan menjalankan perusahaan disamping satu orang atau lebih sekutu biasa
27
yang bertindak sebagai pengurus, mempunyai satu orang atau lebih sekutu diam yang bertanggung jawab atas jumlah pemasukannya.
28
Menurut pasal 19 KUHD bahwa persekutuan komanditer CV adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang di bentuk antara satu
orang atau lebih, persero yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak dan satu orang atau lebih sebagai pelepas
pemberi uang pada pihak yang lain. Pengaturan CV dalam KUHD hanya terdapat dalam tiga pasal yaitu Pasal
19,10, dan 21 KUHD. Letak aturan persekutuan komanditer di tengah pasal-pasal yang mengatur persekutuan firma tersebut sudah sepatutnya, karena persekutuan
komanditer merupakan persekutuan firma dengan bentuk khusus. Kekhususan tersebut terletak pada adanya sekutu komanditer, sedangkan didalam persekutuan
firma tidak terdapat sekutu komanditer. Pada persekutuan firma hanya terdapat sekutu-sekutu kerja “Firmant” , sedangkan dalam persekutuan komanditer, kecuali
sekutu kerja, juga ada sekutu komanditer, yakni sekutu yang tidak bekerja, sekutu yang hanya memberikan pemasukan saja, tidak ikut mengurus perusahaan.
Kelebihan CV terdapat pada sekutu diam tersebut yang menyebabkan CV lebih fleksibel karena tersedianya sarana pemodal untuk berinvestasi di dalam
pembentukan CV, sementara yang bersangkutan sendiri tidak perlu bertindak sebagai pengurus, cukup sebagai sekutu diam saja.
Dengan demikian, persekutuan komanditer terdapat 2 dua macam sekutu yaitu :
28
Ibid, h.29
28
a. Sekutu Komplementer sekutu aktif : Sekutu ini aktif menjalankan perusahaan dan berhubungan hukum serta bertanggung jawab terhadap
pihak ketiga. Sehingga tanggung jawab sekutu kerja ini adalah tanggung jawab secara pribadi. Apabila sekutu kerja ini lebih dari
seorang, harus ditegaskan di dalam Anggaran Dasarnya apakah diantara mereka ada yang dilarang untuk bertindak keluar mengadakan
hubungan hukumtransaksi dengan pihak ketiga Pasal 17 KUHD. Meski demikian, sekutu kerja yang dikeluarkan dari kewenangan
untuk bertindak keluar mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga tersebut, tanggung jawabnya tetap sebagaimana ditetapkan di
dalam Pasal 18 KUHD. b. Sekutu Komanditer Sekutu Pasif : Sekutu yang hanya menyerahkan
uang, benda, ataupun tenaga kepada persekutuan seperti apa yang di sanggupinya, dan untuk itu berhak menerima keuntungan dari
persekutuan. Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang di sanggupi untuk di setor, dan sekutu imi tidak
boleh ikut campur di dalam pengurusan atau mencampuri tugas dari sekutu kerja namun hanya berhak mengawasi jalannya perusahaan.
Menurut Pasal 20 ayat 2 KUHD, sekutu komanditer tidak diperkenankan melakukan pengurusan dalam CV meskipun di beri kuasa.
Apabila sekutu komanditer tetap melakukan pengurusan pada perusahaan tersebut maka sebagai sanksinya bahwa sekutu komanditer tersebut dapat
29
dipertanggungjawabkan sebagai sekutu komplementer yaitu tanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya.
2.3. Direktur Perusahaan 2.3.1. Pengertian direktur perusahaan
Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja bahwasannya direktur merupakan pejabat yang di tunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja untuk memimpin perusahaannya sendiri atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan
memimpin perusahaannya, direktur juga dapat disebut sebagai dewan manager, dewan gubernur, atau dewan eksekutif. Direktur merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan, bertanggung jawab merekrut para pekerja, menggaji pekerja,mengatur jadwal kerja, mengatasi
segala permasalahan pekerja dan mengurusi semua tentang kebutuhan pekerja untuk menjalankan pekerjaannya, memberikan perlindungan hak
dan kewajiban pekerja perusahaan. Dan direktur memiliki tanggung jawab atas kerugian di perusahaan yang disebabkan direktur tidak menjalankan
kepengurusan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan perusahaan. Atas
kerugian perusahaan, direktur akan dimintai pertanggung jawabannya baik secara perdata maupun pidana. Apabila kerugian perusahaan disebabkan
kerugian bisnis dan direktur telah menjalankan kepengurusan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan anggaran dasar, kebijakan
30
yang tepat dalam menjalankan perusahaan, maka direktur tidak dapat dipersalahkan atas kerugian yang dialami perusahaan.
29
Setiap perusahaan pasti memiliki orang yang akan mengelola atau menjalankan usaha tersebut. Salah satu yg diberi kuasa untuk mengelola
perusahaan adalah pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan bedrif leider, manager adalah orang yang diberi kuasa oleh pengusaha untuk
menjalankan perusahaan atas nama pengusaha. Pemimpin perusahaan berfungsi sebagai wakil pengusaha dan berkuasa dalam segala hal yang
berkenaan dengan pengelolaan perusahaan yang dipimpinnya. Pemimpin perusahaan bertanggung jawab penuh atas kemajuan dan kemunduran
perusahaan pada perusahaan berbentuk dewan pimpinan yang disebut Direksi yang di ketuai oleh seorang Direktur Utama.
30
2.3.2.Kewenangan Direktur Di Perusahaan
Secara umum di Indonesia pengaturan terhadap direktur terdapat di dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas di
jabarkan mengenai Tugas, Wewenang, dan Tanggung jawab direktur perusahaan.
31
Beberapa tugas dan wewenang direktur di perusahaan :
a.
Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
29
Memphis, 2014, pengertian direktur, Serial Online, URL: http;www.wikipedia.org, diakses tanggal 25 Agustus 2015
30
Zainal Asikin, 2014, Hukum Dagang, Jakarta, Rajawali Pers, h. 10
31
https:id.wikipedia.orgwiki, Direktur, Diakses tanggal 18 September 2015