Kesenian dan Kebudayaan Propinsi Banten Padingdang

Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan cagar budaya Pegunungan Kendeng, seluas 5.101,85 ha di daerah Kanekes. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan, yaitu tanah titipan dari nenek moyang yang harus dipelihara dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak, tidak boleh diakui sebagai hak milik pribadi. Suku Baduy merupakan suku asli banten yang masih menjaga tradisi anti modernisme. Setiap Bulan April sampai Mei daerah Baduy tertutup bagi orang luar yang hendak berkunjung. Saat itu sedang diadakan upacara adat Kawalu, semacam hari raya besar keagamaan bagi masyarakat Suku Baduy Rawayan dan Ngalaksa. Menuju ke lokasi melalui jalan Kabupaten sampai ke Leuwidamar, dilanjutkan melalui jalan setapak sejauh 10 km dari kampung Ciboleger, Desa Cibungur dengan kondisi jalan berbukit dan curam.

3. Kesenian dan Kebudayaan Propinsi Banten

Seni Budaya merupakan komponen penting yang tidak dapat terlepas dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Seni Budaya juga merupakan suatu hal yang tak terlepaskan dalam mewujudkan identitas kebanggaan dan keberadaan bangsa di tengah- tengah bangsa lainn yang harus selalu dipertahankan dan dikembangkan, agar tidak hilang termakan peradaban modern.Selain memiliki banyak potensi objek wisata alam yang memikat, masyarakat Banten juga memiliki kegiatan seni dan budaya, yang masih terus berlangsung dalam kehidupan masyarakatnya dan menarik untuk dipertunjukan. Masyarakat Banten yang berjumlah kurang lebih 7.500.000 orang, mayoritas beragama Islam dan memiliki akar spiritual yang kuat, sehingga seni dan budaya masyarakatnya banyak dipengaruhi oleh budaya Agama Islam. Selain Islam, seni dan budaya Banten dipengaruhi pula oleh budaya China, Budha, Jawa dan Sunda serta Arab, yang dipadukan dan dikemas oleh masyarakat Banten menjadi suatu pertunjukan yang dinamis dan aktraktif. Setiap Kabupaten dan Kota yang ada di wilayah Propinsi Banten memiliki kesenian dan kebudayaan masing – masing. yaitu : a. Kab Pandeglang

1. Padingdang

Padingdang Pandeglangan adalah kemasan dari sejumlah kesenian tradisional khas Pandeglang seperti : Bedug, Terbang Tandrak, Gendreh, Patingtung, Kendang Pencak dan Saman yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern efektif dalam jumlah personil dan efisien dalam kemampuan pentas. Di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui Waditera Bedug, Kendang dan Terebang yang terbalut rapih aransemen musik dan melodi vocal Saman, Beluk dan Sholawatan Terbang, Tandak serta lengkingan Terompet Pencak diiringi gerak Tari Rakyat dan Pencak Silat. Di sini tampil pula Bodoran Reog yang polos, lugu tetapi menggigit penuh makna dan misi tentang budaya karuhan Sunda akan perlunya menjaga tradisi rampak rogem sauyunan bagi masyarakat pada umumnya. b. Kab Lebak 1. Dogdog Lojor Kesenian ini bermula dari usaha seorang Resi Pendeta yang ingin mendamaikan dua kerajaan yang saling bermusuhn di daerah Banten Selatan, yaitu dengan cara menciptakan peralatan musik dari bambu sebanyak empat buah, kemudian berkembang menjadi 6 buah dan Dogdog yang terbuat dari bambu bentuknya kecil tetapi panjang, dimainkan oleh 8 orang yang saling berlawanan diselingi dengan nyanyian dan sindiran. Sehingga membuat para Raja lupa akan pertengkarannya. Kemudian bersama-sama melihat pertunjukan kesenian yang dimainkan oleh para Cantrik murid Resi tersebut. Kesenian inilah yang kemudian berkembang hingga sekarang yang kita kenal dengan Kesenian Dogdog Lojor. Kesenian ini terdiri dari : Tari pak Tani, Tari Tani, Tari Rengkong Padi, Lesung Gender, Angklung Dogdog Lojor dan Tari Dogdog. c. Kab Tangerang 1. Calung Calung merupakan kesenian khas masyarakat Sunda yang berkembang secara turun-temurun, dengan peralatan perkusi dari bilah-bilah bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nada yang harmonis. Kesenian ini dimainkan oleh 5 orang pemain yang ditingkahi dengan nyanyian dan sindiran di tambah dengan adanya lawakan bobodoran. Pada dasarnya kesenian ini dibawakan dengan penuh kecerian sehingga akan menambah hidupnya suasana kepada penonton.

2. Cokek