Pemilihan Modus Ventilasi Fisioterapi

1. Modus bantuan penuh terdiri dari modus VC, PC, IPPV, CMV, PCV+, SCMV, P-CMV 2. Modus bantuan sebagian terdiri dari modus SIMV, P support, SIMV+PS, BIPAP, APRV, ILV, FDAP, P-SIMV, APV simv, ASV, Duo PAP Peak Airway Pressure , APRV, SPON.

2.6. Pemilihan Modus Ventilasi

Pemilihan modus ventilator tidak mutlak harus menggunakan modus volume atau modus tekanan. Namun pemilihan ditentukan oleh kondisi pasien. 16

2.7. Fisioterapi

Pada rumah sakit di negara berkembang, fisioterapi merupakan bagian yang erat hubungannya dengan pengelolaan pasien perawatan intensif. Peran fisioterapi di perawatan intensif bervariasi, tergantung pada faktor-fakor seperti negara di mana perawatan intensif berada, kebiasaan lokal, ketenagaan, pelatihan dan keahlian. 2 Pada umumnya teknik yang digunakan para fisioterapis pada perawatan intensif yaitu positioning, mobilisasi, hiperinflasi manual, perkusi, getar, suction, batuk, dan variasi latihan pernafasan. 1,2,17 Teknik terapi, terdiri dari: 2 1. Positioning Universitas Sumatera Utara Memposisikan tubuh pasien pada perawatan intensif digunakan dengan tujuan mengoptimalkan transportasi oksigen secara fisiologis dengan meningkatkan efek ventilasiperfusi, meningkatkan volume paru, mengurangi kerja pernafasan, meminimalkan kerja jantung dan meningkatkan pembersihan mukosiliar. Contoh spesifik yang dapat digunakan adalah memposisikan pasien pada posisi tegak dalam proses penyapihan dari ventilasi mekanik, dapat meningkatkan volume paru dan mengurangi kerja pernafasan, meningkatkan ventilasiperfusi, redistribusi edema dan meningkatkan kapasitas residu fungsional pada pasien ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome . Fisioterapi dengan tindakan posisi tegak lebih dari 40 o secara teratur dapat menurunkan insiden terjadinya Ventilator-Associated Pneumonia VAP. 18 2. Mobilisasi Mobilisasi akan mengoptimalkan transport oksigen, sehingga meningkatkan ventilasi alveolar dan penyesuaian ventilasiperfusi. Secara jangka panjang, mobilisasi bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas kerja dan kemandirian fungsional dan untuk meningkatkan fungsi jantung- paru. 2 Universitas Sumatera Utara 3. Hiperinflasi manual Tindakan ini diyakini dapat meningkatkan inflasi pasif dari paru dan aliran ekspirasi. 7 Hiperinflasi manual dilakukan dengan melepaskan pasien dari ventilator dan mengisi paru dengan TV yang besar secara manual melalui resuscitator bag . Tujuan teknik ini untuk mencegah terjadinya kolaps paru atau atelektasis, 19 reexpanding kolaps alveoli, meningkatkan oksigenasi dan pergerakan sekresi paru menuju saluran nafas sentral, 2 memperbaiki komplien statik dan dinamik, meningkatkan jumlah sekresi saat disuction dan menurunkan penyebab terjadinya VAP. 7,19,20 Parameter yang dilihat yaitu PIP, volume delivered, Mean Inspiratory Flow Rate MIFR dan Peak Expiratory Flow Rate PEFR. 19 4. Perkusi dan getar vibration Adanya hantaran gelombang energi melalui dinding dada, perkusi dan getar dipercaya dapat meningkatkan pembersihan sekresi jalan nafas. 2 Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang diteruskan ke saluran nafas, 21 dapat dilakukan dengan telapak tangan, jari dan jempol menepuk mengetuk daerah dada, 2 dengan kecepatan ketukan masih kontroversi. 21 Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan patah tulang rusuk, emfisema subkutan daerah leher dan dada, skin graf yang baru, luka Universitas Sumatera Utara bakar, infeksi kulit, emboli paru dan pneumotoraks tension yang tidak diobati. 21 Getar merupakan tindakan fisioterapi tradisional yang digunakan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan. 22 Getar dilakukan untuk menggerakkan sekret ke saluran pernafasan. 21 Getar dilakukan hanya pada waktu penderita mengeluarkan nafas. Getar diterapkan secara manual dengan alat getar, shaking, atau kompresi dada selama ekspirasi. 2 Fisioterapi getar meningkatkan aliran ekspirasi dan meningkatkan jumlah sekret serta dapat mengurangi kejadian VAP sekitar 27 jika dikombinasi dengan positioning. 18 Penderita disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilakukan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Bila penderita tidak dapat bernafas dalam dapat dibantu dengan ambubag dan hati-hati pada penderita patah tulang dan hemoptisis. 21 Tindakan kompresi dan osilasi selama fisioterapi getar berfungsi untuk pembersihan sekresi yang mempengaruhi beberapa mekanisme fisiologi, seperti: 22 1 peningkatan PEFR 2 meningkatkan aliran udara ekspirasi serta meningkatkan aliran mukus kembali ke orofaring, dapat terjadi jika PEFR 10 lebih besar dari peak inspiratory flow rate PIFR misal PEFRPIFR 1.1 Universitas Sumatera Utara 3 meningkatkan aliran mukus dengan menurunkan kekentalan mukus dan meningkatkan aliran ekspirasi dengan kekuatan getaran 3 sampai 17 Hz, dan 4 terjadinya batuk yang spontan melalui stimulasi mekanik jalan nafas. Fisioterapi getar menyebabkan aliran ekspirasi rata-rata lebih besar dan rasio PEFRPIFR lebih tinggi dibandingkan dengan intervensi fisioterapi lainnya. Sebuah studi memperkirakan bahwa fisioterapi getar efektif terhadap pengeluaran sekret, meningkatkan proses pertukaran udara dan TV. 8 5. Latihan anggota gerak Latihan anggota gerak dapat dilakukan pada pasien perawatan intensif dengan tujuan mempertahankan atau meningkatkan rentang gerak sendi, jaringan lunak, fungsi dan kekuatan otot, dan penurunan risiko tromboemboli. 2 6. Continuous Rotational Therapy Dengan menggunakan tempat tidur khusus, pasien diputar terus menerus dan perlahan sepanjang sumbu longitudinal hingga sudut 60 ke setiap sisi dengan tingkat kecepatan dan perputaran sudah diatur. Terapi ini bertujuan untuk mencegah penutupan saluran nafas, menurunkan Universitas Sumatera Utara kompliens, atelektasis, penyatuan dan stagnasi sekresi paru, dan infeksi dari imobilisasi berkepanjangan. 2

2.8. Hubungan Fisioterapi dengan Perubahan Nilai Parameter Pemantauan Ventilasi Mekanik