16
terendah 4,70 mm dan kedua sampel berasal dari pantai Lovina. Rerata berat biji adalah 1,20 gram, tertinggi 1,62 gram, terendah 1,02 gram dan kedua sampel berasal dari pantai
Lovina. Tabel 2. Ukuran biji Malapari panjang, lebar, tebal berat dan kandungan minyak yang
diambil dari pantai Lovina dan Nusa Penida
Lokasi Ukuran biji mm
Berat Kandungan minyak
Pohon panjang
Lebar Tebal
buah g
Pantai Lovina 1
19.30 9.10
5.70 1.26
31 Pantai Lovina
2 16.30
9.10 5.40
1.13 32
Pantai Lovina 3
15.00 9.70
5.90 1.17
28 Pantai Lovina
4 18.90
10.60 4.70
1.31 29.5
Pantai Lovina 5
16.60 8.20
5.60 1.02
27.5 Pantai Lovina
6 18.90
11.90 5.40
1.62 29
Pantai Lovina 7
18.60 9.30
6.00 1.17
28 Pantai Lovina
8 16.30
9.10 5.40
1.20 30
Pantai Lovina 9
15.00 9.70
5.30 1.23
30 Pantai Lovina
10 16.70
8.80 6.00
1.10 32
Pantai Lovina 11
19.20 9.70
5.70 1.26
28 Pantai Lovina
12 16.70
9.60 5.90
1.27 29
Pantai Lovina 13
18.30 9.50
5.70 1.26
31 Pantai Lovina
14 18.30
9.50 5.70
1.26 30
Pantai Lovina 15
16.30 9.80
6.30 1.38
27 Pantai Lovina
16 16.50
8.60 6.00
1.11 28
Pantai Lovina 17
19.60 9.80
5.70 1.30
29 Pantai Lovina
18 16.60
7.40 5.80
1.08 26
Pantai Lovina 19
19.30 9.10
5.70 1.26
30 Pantai Lovina
20 17.80
10.00 6.80
1.33 29
Nusa Penida 21
15.44 10.20
6.30 1.22
28 Nusa Penida
22 18.10
8.80 4.90
1.13 28
Nusa Penida 23
13.90 9.40
6.00 1.10
27 Nusa Penida
24 18.10
8.60 6.10
1.05 28
Nusa Penida 25
17.90 8.40
5.40 1.14
29 Nusa Penida
26 16.60
9.00 5.40
1.16 27.5
Nusa Penida 27
16.90 9.00
6.70 1.16
28.5 Nusa Penida
28 12.80
9.10 5.60
1.10 29
Nusa Penida 29
18.20 8.90
5.40 1.18
27.8 Nusa Penida
30 19.30
9.10 5.70
1.16 28
Rata - rata 17.25
9.30 5.74
1.20 28.83
Standar deviasi 1.70
0.80 0.45
0.12 1.44
. Keragaman ukuran buah, biji dan kandungan minyak pada seluruh sampel juga
dilaporkan oleh penelitian di India Divakara et al., 2010. Di Indonesia data dimensi
17
buah, biji, dan kandungan minyak Malapari tidak ditemukan sehingga tidak bisa dibuat perbandingan dengan hasil penelitian ini. Keragaman morfologi buah, biji dan kandungan
minyak mengindikasikan keragaman genetik Divakara et al., 2010. Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu persyaratan suatu populasi tanaman yang akan
digunakan dalam program pemuliaan untuk perbaikan jenis Kesari
et al
., 2008. Untuk memastikan keragaman genetik Malapari yang tumbuh di Pantai Lovina dan Nusa Penida
perlu dilakukan penelitian menggunakan marka molekuler.
5.3. Ekstraksi minyak dan seleksi pohon terbaik
Ada 3 jenis pelarut yang diuji untuk ekstraksi minyak, yaitu heksan, petroleum eter dan etanol yang dikombinasikan dengan waktu ekstraksi 30, 60 dan 120 menit. Hasil uji
statistik dengan menggunakan
general linear model
menunjukkan adanya interaksi antara jenis pelarut dengan waktu ekstraksi P0,05 seperti yang terlihat pada tabel 3. Rendemen
minyak yang dihasilkan dari penggunaan 3 jenis pelarut yang dikombinasikan dengan 3 waktu ektraksi disajikan pada tabel 4.
Tabel 3.
Univariate analysis of variance
menggunakan tiga macam pelarut heksan, petroleum eter dan etanol dan 3 waktu ekstraksi 30, 60 dan 120 menit
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Y Source
Type III Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Corrected Model 594.741
a
8 74.343
20.482 .000
Intercept 11697.926
1 11697.926
3222.898 .000
Pelarut 299.185
2 149.593
41.214 .000
Waktu 243.852
2 121.926
33.592 .000
Pelarut Waktu 51.704
4 12.926
3.561 .026
Error 65.333
18 3.630
Total 12358.000
27 Corrected Total
660.074 26
a. R Squared = .901 Adjusted R Squared = .857
18
Tabel 4. Rendemen minyak yang dihasilkan dari penggunaan tiga pelarut heksan, petroleum eter, etanol yang dikombinasikan dengan waktu ekstraksi 30, 60 dan 120
menit
Pelarut Waktu
Rendemen Standar deviasi
SD N
Heksan 30
31,6 1,52
3 60
23,0 1,73
3 120
20,7 1,15
3 Petroleum
eter 30
23,0 2,64
3 60
21,0 1,73
3 120
17,0 2,00
3 Etanol
30 19,3
1,15 3
60 17,3
3,21 3
120 14.00
0,57 3
Total 30
24,66 5,72
3 60
20,44 3,20
3 120
17,33 3,0
3
Jenis pelarut heksan menghasilkan rendemen tertinggi jika dibandingkan dengan jenis pelarut yang lain. Rendemen tertinggi sebanyak 31,6 dihasilkan dari kombinasi
jenis pelarut heksan dengan waktu eskstraksi 30 menit. Peningkatan waktu ekstraki menjadi 60 menit dengan pelarut yang sama menurunkan rendemen menjadi 23,0.
Demikian pula dengan peningkatan waktu menjadi 120 menit menurunkan rendemen menjadi 20,7.
Penggunaan petroleum eter sebagai pelarut dalam ekstraksi minyak yang dikombinasi dengan waktu ekstraksi selama 30 menit menghasilkan rendemen sebanyak
23,0. Rendemen semakin menurun dengan peningkatan waktu eksraksi, dimana 60 menit menghasilkan rendemen 21 dan 120 menit menghasilkan rendemen 17.
Etanol adalah jenis pelarut yang menghasilkan rendemen terendah. Kombinasi pelarut ini dengan waktu ekstraksi 30 menit menghasilkan rendemen 19,3, 60 menit
menghasilkan 17,3 dan 120 menit menghasilkan 17,33.
Kandungan minyak tabel 5a berbeda sangat nyata P0.01 antar pohon satu dengan pohon lainnya. Kandungan minyak pada dua lokasi yang berbeda Tabel 5b juga
berbeda nyata P0,05. Rata – rata kandungan minyak seluruh sampel tabel 2 adalah
28.83 dengan kandungan kandungan tertinggi sebesar 32 dan terendah 26 yang keduanya berasal dari pantai Lovina. Terdapat delapan pohon dengan kandungan minyak
≥ 30 di pantai Lovina yang dipilih sebagai tetua untuk perbanyakan vegetatif di tahun kedua. Pohon
– pohon tersebut yaitu pohon nomor 1, 2, 8, 9, 10, 13, 14 dan 19. Jika
19
dibandingkan kedua lokasi, maka kandungan minyak sampel dari pantai Lovina lebih tinggi dari pada Nusa Penida.
Penggunaan heksan, petroleum eter dan etanol didasarkan pada perbedaan polaritas ketiga pelarut tersebut. Kesesuain polaritas antara pelarut dan bahan yang dilarutkan
mempengaruhi kemampuan pelarut dalam menarik bahan yang dilarutkan. Heksan adalah pelarut non-polar dan minyak adalah bahan non-polar juga sehingga penggunaan heksan
menghasilkan rendemen tertinggi dibandingkan dengan kedua pelarut lain. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Wildan dkk 2014 yang mengesktrak minyak dari limbah padat biji
karet menggunakan tiga macam pelarut, yaitu heksan, etil asetat dan etanol, dimana heksan menghasilkan rendemen terbanyak.
Tabel 5a
One sample T-test
kandungan minyak seluruh sampel, b
independent sample T- test
kandungan minyak pada dua lokasi
5.4. Korelasi ukuran buah dan biji dengan kandungan minyak