5.74 Ekstraksi minyak dan seleksi pohon terbaik

16 terendah 4,70 mm dan kedua sampel berasal dari pantai Lovina. Rerata berat biji adalah 1,20 gram, tertinggi 1,62 gram, terendah 1,02 gram dan kedua sampel berasal dari pantai Lovina. Tabel 2. Ukuran biji Malapari panjang, lebar, tebal berat dan kandungan minyak yang diambil dari pantai Lovina dan Nusa Penida Lokasi Ukuran biji mm Berat Kandungan minyak Pohon panjang Lebar Tebal buah g Pantai Lovina 1 19.30 9.10 5.70 1.26 31 Pantai Lovina 2 16.30 9.10 5.40 1.13 32 Pantai Lovina 3 15.00 9.70 5.90 1.17 28 Pantai Lovina 4 18.90 10.60 4.70 1.31 29.5 Pantai Lovina 5 16.60 8.20 5.60 1.02 27.5 Pantai Lovina 6 18.90 11.90 5.40 1.62 29 Pantai Lovina 7 18.60 9.30 6.00 1.17 28 Pantai Lovina 8 16.30 9.10 5.40 1.20 30 Pantai Lovina 9 15.00 9.70 5.30 1.23 30 Pantai Lovina 10 16.70 8.80 6.00 1.10 32 Pantai Lovina 11 19.20 9.70 5.70 1.26 28 Pantai Lovina 12 16.70 9.60 5.90 1.27 29 Pantai Lovina 13 18.30 9.50 5.70 1.26 31 Pantai Lovina 14 18.30 9.50 5.70 1.26 30 Pantai Lovina 15 16.30 9.80 6.30 1.38 27 Pantai Lovina 16 16.50 8.60 6.00 1.11 28 Pantai Lovina 17 19.60 9.80 5.70 1.30 29 Pantai Lovina 18 16.60 7.40 5.80 1.08 26 Pantai Lovina 19 19.30 9.10 5.70 1.26 30 Pantai Lovina 20 17.80 10.00 6.80 1.33 29 Nusa Penida 21 15.44 10.20 6.30 1.22 28 Nusa Penida 22 18.10 8.80 4.90 1.13 28 Nusa Penida 23 13.90 9.40 6.00 1.10 27 Nusa Penida 24 18.10 8.60 6.10 1.05 28 Nusa Penida 25 17.90 8.40 5.40 1.14 29 Nusa Penida 26 16.60 9.00 5.40 1.16 27.5 Nusa Penida 27 16.90 9.00 6.70 1.16 28.5 Nusa Penida 28 12.80 9.10 5.60 1.10 29 Nusa Penida 29 18.20 8.90 5.40 1.18 27.8 Nusa Penida 30 19.30 9.10 5.70 1.16 28 Rata - rata 17.25

9.30 5.74

1.20 28.83

Standar deviasi 1.70

0.80 0.45

0.12 1.44

. Keragaman ukuran buah, biji dan kandungan minyak pada seluruh sampel juga dilaporkan oleh penelitian di India Divakara et al., 2010. Di Indonesia data dimensi 17 buah, biji, dan kandungan minyak Malapari tidak ditemukan sehingga tidak bisa dibuat perbandingan dengan hasil penelitian ini. Keragaman morfologi buah, biji dan kandungan minyak mengindikasikan keragaman genetik Divakara et al., 2010. Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu persyaratan suatu populasi tanaman yang akan digunakan dalam program pemuliaan untuk perbaikan jenis Kesari et al ., 2008. Untuk memastikan keragaman genetik Malapari yang tumbuh di Pantai Lovina dan Nusa Penida perlu dilakukan penelitian menggunakan marka molekuler.

5.3. Ekstraksi minyak dan seleksi pohon terbaik

Ada 3 jenis pelarut yang diuji untuk ekstraksi minyak, yaitu heksan, petroleum eter dan etanol yang dikombinasikan dengan waktu ekstraksi 30, 60 dan 120 menit. Hasil uji statistik dengan menggunakan general linear model menunjukkan adanya interaksi antara jenis pelarut dengan waktu ekstraksi P0,05 seperti yang terlihat pada tabel 3. Rendemen minyak yang dihasilkan dari penggunaan 3 jenis pelarut yang dikombinasikan dengan 3 waktu ektraksi disajikan pada tabel 4. Tabel 3. Univariate analysis of variance menggunakan tiga macam pelarut heksan, petroleum eter dan etanol dan 3 waktu ekstraksi 30, 60 dan 120 menit Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Y Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 594.741 a 8 74.343 20.482 .000 Intercept 11697.926 1 11697.926 3222.898 .000 Pelarut 299.185 2 149.593 41.214 .000 Waktu 243.852 2 121.926 33.592 .000 Pelarut Waktu 51.704 4 12.926 3.561 .026 Error 65.333 18 3.630 Total 12358.000 27 Corrected Total 660.074 26 a. R Squared = .901 Adjusted R Squared = .857 18 Tabel 4. Rendemen minyak yang dihasilkan dari penggunaan tiga pelarut heksan, petroleum eter, etanol yang dikombinasikan dengan waktu ekstraksi 30, 60 dan 120 menit Pelarut Waktu Rendemen Standar deviasi SD N Heksan 30 31,6 1,52 3 60 23,0 1,73 3 120 20,7 1,15 3 Petroleum eter 30 23,0 2,64 3 60 21,0 1,73 3 120 17,0 2,00 3 Etanol 30 19,3 1,15 3 60 17,3 3,21 3 120 14.00 0,57 3 Total 30 24,66 5,72 3 60 20,44 3,20 3 120 17,33 3,0 3 Jenis pelarut heksan menghasilkan rendemen tertinggi jika dibandingkan dengan jenis pelarut yang lain. Rendemen tertinggi sebanyak 31,6 dihasilkan dari kombinasi jenis pelarut heksan dengan waktu eskstraksi 30 menit. Peningkatan waktu ekstraki menjadi 60 menit dengan pelarut yang sama menurunkan rendemen menjadi 23,0. Demikian pula dengan peningkatan waktu menjadi 120 menit menurunkan rendemen menjadi 20,7. Penggunaan petroleum eter sebagai pelarut dalam ekstraksi minyak yang dikombinasi dengan waktu ekstraksi selama 30 menit menghasilkan rendemen sebanyak 23,0. Rendemen semakin menurun dengan peningkatan waktu eksraksi, dimana 60 menit menghasilkan rendemen 21 dan 120 menit menghasilkan rendemen 17. Etanol adalah jenis pelarut yang menghasilkan rendemen terendah. Kombinasi pelarut ini dengan waktu ekstraksi 30 menit menghasilkan rendemen 19,3, 60 menit menghasilkan 17,3 dan 120 menit menghasilkan 17,33. Kandungan minyak tabel 5a berbeda sangat nyata P0.01 antar pohon satu dengan pohon lainnya. Kandungan minyak pada dua lokasi yang berbeda Tabel 5b juga berbeda nyata P0,05. Rata – rata kandungan minyak seluruh sampel tabel 2 adalah 28.83 dengan kandungan kandungan tertinggi sebesar 32 dan terendah 26 yang keduanya berasal dari pantai Lovina. Terdapat delapan pohon dengan kandungan minyak ≥ 30 di pantai Lovina yang dipilih sebagai tetua untuk perbanyakan vegetatif di tahun kedua. Pohon – pohon tersebut yaitu pohon nomor 1, 2, 8, 9, 10, 13, 14 dan 19. Jika 19 dibandingkan kedua lokasi, maka kandungan minyak sampel dari pantai Lovina lebih tinggi dari pada Nusa Penida. Penggunaan heksan, petroleum eter dan etanol didasarkan pada perbedaan polaritas ketiga pelarut tersebut. Kesesuain polaritas antara pelarut dan bahan yang dilarutkan mempengaruhi kemampuan pelarut dalam menarik bahan yang dilarutkan. Heksan adalah pelarut non-polar dan minyak adalah bahan non-polar juga sehingga penggunaan heksan menghasilkan rendemen tertinggi dibandingkan dengan kedua pelarut lain. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Wildan dkk 2014 yang mengesktrak minyak dari limbah padat biji karet menggunakan tiga macam pelarut, yaitu heksan, etil asetat dan etanol, dimana heksan menghasilkan rendemen terbanyak. Tabel 5a One sample T-test kandungan minyak seluruh sampel, b independent sample T- test kandungan minyak pada dua lokasi

5.4. Korelasi ukuran buah dan biji dengan kandungan minyak