1. Kondisi sosial ekonomi Kondisi sosial ekonomi ini yang rawan sehingga orang melakukan korupsi dengan motif
mempertahankan hidupnya, akan tetapi kian lama motif ini bergeser menjadi motif ingin memperoleh kemewahan hidupnya.
2. Kelemahan mekanisme dan organisasi dan tidak terlaksananya fungsi pengawasan secara wajar.
3. Berupa penegakan hukum yang tidak konsisten, penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang, langakanya lingkungan yang anti korup, rendahnya pendapatan penyelenggara
negara, kemiskinan dan keserakahan, budaya memberi upeti, imbalan atau hadiah, konsekuensi bila ditangkap lebih rendah dari pada keuntungan korupsi.
4. Faktor budaya atau kebiasaan, dimana pejabat negara tiap-tiap orang melakukan korupsi sudah menjadi hal yang biasa dan cenderung dilakukan terus-menerus.
5. Kurangnya sanksi yang keras terhadap pelaku tindak pidana korupsi. 6. Lemahnya pengawasan terhadap penyelenggara negara.
7. Gagalnya pendidikan agama dan etika. Dengan demikian, faktor penyebab korupsi secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan pelaku korupsi sebagai pemegang amanat berupa jabatan dan wewenang yang
diembannya. Sedangkan faktor eksternal berupa sistem pemerintahan dan kepemimpinan serta pengawasan yang tidak seimbang sehingga bisa membuka peluang terjadinya korupsi.
99
Untuk memberantas tindak pidana korupsi harus diketemukan sabab atau faktor-faktor dan menghapuskannya, dengan demikian tindak pidana korupsi itu tidak akan di berantas
1. Kondisi yang Mendukung Munculnya Korupsi
98
Dr. H.M. Nurul Irfan, M.Ag., Korupsi dalam Hukum Pidana Islam, Jakrta: Amzah, 2012, hlm. 36-37.
99
Ibid, hlm. 37.
atau berkurang kecuali kalau kita dapat menemukan sebabnya. Kemudian sebab itu dihapuskan atau dikurangi dengan terciptanya kesejahteaan suatu bangsa maka harus ada
kepastian hukum untuk menjadikan pemerintah yang bersih dan sehat dari korupsi, sehingga seluruh rakyat indonesia dapat menikmati arti dari pada penegakan hukum dan kinerja dari
para penegak hukum itu sendiri yang kompeten di bidangnya. Dan tentunya untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang menyangkut dengn hal-hal korupsi sangat tidak mudah,
kerena perbuatan korupsi tersebut sudah sangat membudaya dan mengakar di berbagai lembaga pemerintah, birokrat-birokrat bahkan oknum golongan pejabat tingkat atas,
menengah, bawah, hingga sampai masyarakat umum yang sangat memprihatinkan krena terkena dampaknya korupsi. Adapun kondisi yang mendukung munculnya korupsi sebagai
berikut:
100
Akibat dari korupsi adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
2. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari penadaan politik yang normal
3. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar 4. Lingkungan tertutup yang memenyngkan diri sendiri
5. Lemahnyaktertiban umum 6. Lemahnya profesi hukum
7. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa 8. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil
2. Akibat Dari Korupsi
101
100
Hartanti, Evi, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2005, hlm. 55.
101
Ibid, hlm. 57
1. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah
Apabila pejabat pemerintah melakukan korupsi mengakibatkan kurangnya keperayaan terhadap pemerintah tersebut. Di samping itu, negara lain juag lebih mempercayai negara
yang pejabatanya lebihb dari korupsi, baik kerja sama dibidang politik, ekonomi maupun dibidang lainnya. Hal ini aakn mengakibatkan pembangunan disegla bidang akan
terhambat khususnya pembangunan ekonomi serta mengganggu stabiltas perekonomian negara dan stabilitas politik.
2. Menyusutnya pendapatan negara Penerimaan negara untuk pembangunan didapatkan dari 2 dua sektor, yaitu dari
pungutan bea dan penerimaan pajak. Pendapatan negara dapt berkurang apabila tidak diselamatkan dari penggelapan dan penyelewenagn oknum pejabat pemerintah pada
sektor-sektor penerimaan negara tersebut. 3. Rapuhnya keamanan dan ketahanan negara
Keamanan dan ketahanan negara akan menjadi rapuh apabila pejabat pemerintah mudah disuap karena kekuatan asing yang hendak memaksakan ideologi atau pengaruhnya
terhadap bangsa indonesia aka menggunakan penyuapan sebagai suatu sarana untuk mewujudkan cita-citanya. Pengaruh korupsi juga dapat mengakibatkan berkurangnya
loyalitas masyarakat terhadap negara. 4. Perusakan mental pribadi
Seseorang yang sering melakukan penyelewenga dan penyalahgunaan wewenang mentalnya akan menjadi rusak. Hal ini mengakibatkan segala sesuatu dihitung dengan
materi dan akan melupakan segala yang menjadi tugasnya serta hanya melakukan tindakan ataupun perbuatan yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya ataupun orang lain yang
dekat dengan dirinya.
Yang lebih berbahaya lagi, jika tindakan korupsi ini ditiru atau dicontoh oleh generasi muda Indonesia. Apabila hal tersebut terjadi maka cita-cita bangsa untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur semakin sulit untuk dicapai. 5. Hukum tidak lagi dihormati
Negara Indonesia merupakan negara hukum dimana segala sesuatu harus didasarkan pada hukum. Tangung jawab dalam hal ini bukan hanya terletak pada penegak hukum saja
namun juga pada seluruh warga negara Indonesia. Cita-cita untuk menggapai tertib hukum tidak akan terwujud apabila para penegak hukum melakukan tindakan korupsi sehingga
hukum tidak dapat ditegakkan, ditaati, serta tidak diindahkan oleh masyarakat.
3. Sanksi Terhadap Tindak Pidana Korupsi