Pengujian Hipotesis Teknik Analisis Data

residualnya berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. e Koefisien Determinasi Pengujian determinasi akan menunjukkan besarnya persentase sumbangan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap ROI, dimana 0 1. Hal ini berarti bahwa nilai semakin mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.8.3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji F dan uji t. a. Uji F Uji Signifikansi Simultan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah : : , , = 0, artinya secara simultan variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan tidak memenuhi model penelitian. : , , sama dengan nol, maka dianggap variabel independen telah memenuhi model penelitian terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan : Universitas Sumatera Utara Ho diterima jika hitung F ≤ tabel F pada 5 = α Ha diterima jika hitung F tabel F pada 5 = α b. Uji t Uji Parsial Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai maka selanjutnya nilai dibandingkan dengan nilai . Bentuk pengujiannya sebagai berikut : : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran kas terhadap ROI secara parsial. : ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran kas secara parsial terhadap variabel ROI. : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran piutang secara parsial terhadap ROI. : ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran piutang secara parsial terhadap variabel ROI. : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran persediaan secara parsial terhadap variabel ROI. : ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran persediaan secara parsial terhadap variabel ROI. Pada penelitian ini akan dibandingkan dengan pada tingkat signifikansi α = 5. Universitas Sumatera Utara Kriteri pengambilan keputusan: diterima jika - ≤ ≤ pada α = 5 diterima jika - pada α = 5 Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.Sejarah Bursa Efek Indonesia Bursa efek merupakan suatu lembaga perantara investor dengan perusahaan di Indonesia. Melalui bursa efek ini investor dapat membeli saham perusahaan yang diinginkan dan sebaliknya melalui bursa ini juga perusahaan dapat memperoleh sejumlah dana melalui sejumlah penjualan sahamnya. Hal-hal mengenai tata cara jual beli saham ini telah diatur oleh bursa efek dengan cara yang sistematis. Bursa Efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya. Perkembangan bursa efek di Batavia Jakarta sekarang sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa pada awal tahun 1939. Bursa Efek pun akhirnya ditutup karena terjadinya Perang Dunia II, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia. Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal ini tidak berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta buka kembali dan akhirnya Universitas Sumatera Utara mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul dengan tahun 1976 berdirinya BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal serta berdirinya perusahaan dan investasi PT Dana Reksa. Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presidan Soeharto pada tahun 1977. Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek. Paket deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya sebagai Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya semakin ramai dan kompleks. Hal ini ditandai dengan bertumbuhnya jumlah saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari 24 saham pada tahun 1988 menjadi lebih dari 200 saham. Hal ini menyebabkan system perdagangan manual yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi memadai. Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang dinamakan dengan JATS Jakarta Automatic Trading System. Dengan sistem yang baru ini para pialang dan juga investor dapat memonitor aktivitas perdagangan yang terjadi di bursa. Penerapan JATS ini juga mendorong pelaksanaan order jual dan beli saham yang adil dan transparan. Pada tanggal 10 November 1995, Pemerintah Universitas Sumatera Utara mengeluarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang- undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tahun 2000, sistem perdagangan tanpa warkat scripless trading mulai dipublikasikan di Pasar Modal Indonesia. Tahun 2002, Bursa Efek Jakarta mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading dan diawal tahun 2008, penggabungan Bursa Efek Surabaya ke Bursa Efek Jakarta dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Susunan komisaris dan direksi pada Bursa Efek Indonesia periode 2010 antara lain sebagai berikut: 1. Komisaris Utama : I Nyoma Tjager 2. Komisaris : Mustofa Chaeruddin Berlian Johnny Darmawan Felix Oentoeng Subagjo 3. Direktur Utama : Ito Warsito 4. Direktur Penilaian Perusahaan : Eddy Sugito 5. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa : Wan Wei Yiong 6. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuha : Uriep Budhy Prasetyo 7. Direktur Pengembangan : Friderica Widya Sari 8. Direktur Teknologi Informasi : Adikin Basirun 9. Direktur Keuangan dan SDM : Supandi Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Profil Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia a. PT Adaro Energy, Tbk.