1.6.2 Teori Referen
Idiom berkaitan juga dengan metafora. Idiom itu merupakan satuan bahasa yang merupakan hasil dari metafora. Metafora merupakan proses terbentuknya
idiom. Metafora adalah satuan bahasa yang sudah memiliki makna atau referen tertentu diterapkan pada referen yang tidak sesuai dengan makna satuan bahasa itu
sendiri sehingga terjadi “penyelewengan” dalam hal penunjukan referen Verhaar 1982: 129-130.
Hubungan antara kata dengan makna kata tersebut, serta benda atau hal yang dirujuk oleh makna itu yang berada di luar bahasa. Hubungan ketiganya itu
disebut hubungan referensial; biasanya dibagankan dalam bentuk semantic sebagai berikut.
Konsep ReferancePikiran
Acuan Referen Lambang Simbol
Segitiga semantik semantic triangle itu awalnya berasal dari Ogden dan Richard 1923. Untuk sudut a Ogden Richard menggunakan istilah symbol, untuk sudut
b digunakan istilah thought atau reference, dan untuk sudut c digunakan referent
. Hubungannya adalah symbol melambangkan thought atau reference; sedangkan thought atau reference menunjuk kepada referent.
Hubungan antara kata dengan maknanya bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan wajib antara deretan fonem pembentuk kata dengan maknanya. Namun,
hubungan bersifat konvensional, yaitu disepakati oleh setiap anggota masyarakat suatu bahasa untuk mematuhi hubungan itu, sebab kalau tidak komunikasi verbal
yang dilakukan akan mendapat hambatan Chaer, 2002:32.
1.6.3 Jenis Idiom
Jenis idiom menurut Soedjito 1992:101-109 adalah idiom dengan bagian tubuh misalnya ringan kepala „mudah belajar‟. Idiom dengan kata indera misalnya
pengalaman pahit „pengalaman yang tidak menyenangkan‟. Idiom dengan nama
warna misalnya masih hijau „belum berpengalaman‟. Idiom dengan nama benda-
benda alam misalnya tanah tumpah darah „tempat lahir‟. Idiom dengan nama
binatang misalnya tenaga badak „kuat sekali‟. Idom dengan bagian tumbuhan
misalnya bunga api „petasan‟. Idiom dengan kata bilangan misalnya tiada duanya
„tidak ada bandingannya‟.
1.6.4 Idiom Berdasarkan Kepenuhan Makna Idiomnya
Berdasarkan kepenuhan makna idiomnya, idiom diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu i idiom penuh dan ii idiom sebagian Chaer, 1986:77.
1.6.4.1 Idiom Penuh
Idiom penuh adalah kontruksi yang semua unsurnya mengandung makna idiom. Perhatikan contoh berikut:
3 Sekretariat DPRD Lahat telah berulang kali melayangkan surat, namun belum juga ada titik terang kapan aset Negara itu kembali. Sumatera
Ekspres, 5 November 2014: 24
Melayangkan surat „mengirimkan‟ Chaer, 1986: 24 termasuk idiom
penuh. Dikatakan sebagai idiom penuh karena kata melayangkan surat dapat diganti secara keseluruhan dengan ungkapan maknanya, yaitu „mengirimkan‟.
Berikut pembuktian berikut ini: 3a Sekretariat DPRD Lahat telah berulang kali mengirimkan, namun belum
juga ada titik terang kapan aset Negara itu kembali. Sumatera Ekspres, 5 November 2014: 24
1.6.4.2 Idiom Sebagian
Idiom sebagian adalah kontruksi yang salah satu unsurnya mengandung makna idiom. Perhatikan contoh berikut:
4 Apalagi kalau benar hingga makan waktu berbulan-bulan. Sumatera Ekspres
, Opini, 3 November 2014: 7 Makan waktu
„memerlukan waktu‟ termasuk idiom sebagian. Dikatakan sebagai idiom sebagian karena salah satu unsurnya yang mengandung makna
idiom, yaitu kata waktu dengan ungkapan maknanya yaitu „memerlukan waktu‟.
Berikut contohnya: 4a Apalagi kalau benar hingga memerlukan waktu berbulan-bulan.
Sumatera Ekspres, Opini, 3 November 2014: 7