Idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014.

(1)

ABSTRAK

Valensi, Rizki. 2011. Idiom dalam Surat Kabar Sumatera Ekspres Bulan November dan Desember 2014.” Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember Tahun 2014. Penyusunan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis-jenis referen salah satu unsur idiom, kategori unsur pembentuk idiom, dan jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna idiomnya yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini mencakup tiga hal, Pertama, apa saja jenis-jenis referen salah satu unsur idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014? Kedua, apa saja kategori unsur pembentuk idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014? Ketiga, apa saja jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna idiomnya yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014?

Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan metode simak, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan menyimak langsung penggunaan idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014. Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode agih dan metode padan. Metode agih diterapkan dengan teknik perluas dan teknik ganti. Metode padan digunakan untuk menganalisis apakah sebuah kontruksi termasuk referen salah satu unsur idiom atau bukan. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal dan formal.

Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, berdasarkan unsur pembentuk idiom, idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014 dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu (i) idiom yang salah satu unsurnya berupa bagian tubuh, (ii) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama binatang, (iii) idiom yang salah satu unsurnya berupa bagian tumbuhan, (iv) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama perbuatan, (v) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama benda, (vi) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama warna, dan (vii) idiom yang salah satu unsurnya menunjuk nama bilangan.

Kedua, berdasarkan kategori unsur pembentuk idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014 meliputi, verba, nomina, dan adjektiva. Berdasarkan strukturnya, idiom yang berkategori verba dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu (i) idiom berstruktur V + N, (ii) idiom berstruktur V + Adj, (iii) idiom berstruktur V + V, (iv) idiom berstruktur V + Num. Berdasarkan strukturnya, idiom yang yang berkategori nomina dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (i) idiom berstruktur N + N, (ii) idiom berstruktur N + Adj, dan (iii) idiom berstruktur N + V. Berdasarkan strukturnya, idiom yang berkategori


(2)

adjektiva dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu (i) idiom berstruktur Adj + N, dan (ii) idiom berstruktur Adj + Adj.

Ketiga, berdasarkan kepenuhan makna idiomnya yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014 dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu (i) idiom penuh, dan (ii) idiom sebagian. Berdasarkan strukturnya, idiom penuh dapat diklasifikasikan menjadi (i) idiom penuh berstruktur N + N, (ii) idiom penuh berstruktur V + N, (iii) kata idiom penuh berstruktur Adj + N, dan (iv) idiom penuh berstruktur N + Adj. Berdasarkan strukturnya, idiom sebagian dapat diklasifikasikan menjadi (i) idiom sebagian yang berstruktur N + N, (ii) idiom sebagian berstruktur N + Adj, dan (iii) idiom sebagian berstruktur V + N.


(3)

ABSTRACT

Valensi, Rizki. 2011. “Idioms in Sumatera Ekspres Newspaper on November and December 2014.” Thesis. Yogyakarta. Indonesia Literature Study Program. Faculty of Letters. Sanata Dharma University

This research discusses about idiom in Sumatera Ekspres newspaper which is published on November and December 2014. The purpose of this research to explain kinds of idiom based on its referential elements, category of idiom element former, and kinds of idiom according to its fulfillment in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014. The problem of study in this research includes three things. First, what referents in one of idiom element in Sumatera Ekspres news paper on November and December 2014 are? Second, what categories of idiom element former in Sumatera Ekspres newspaper on November and Desember 2014 are? Third, what kinds of idiom based on idiom meaning fulfillments in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014 are?

In Obtaining the data, Researcher used observation method, the method of data collection by observing and listening directly the used of idioms contained in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014. The data analyzing is consist of two methods; the matching method and distributional method. Matching method is applied by expanding and changing technique. Distributional method is purposed to analyzing that a construction includes to one of idiom element reference or not. The result of data analysis is presented by formal and informal methods.

The research results are as follows. First, based on idiom element former, Idiom in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014 can be divided into seven types; they are (i) idiom which one of its element is part of body name, (ii) Idiom which one of its element is animals (iii) idiom one of the elements in the from of part of plan, (iv) idiom one of the elements in the from of name deed,

(v) idiom one of the elements in the from of the object’s name, (vi) idiom which is one of its element is color, and (vii) idiom one of the elements of naming numbers.

Second, based on idiom element former categoriesin Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014; consist of verbal, nominal, and adjectival. Based on the structure, verbal idiom can be classified into four types, they are; (i) idiom which is its structure V + N, Idiom which is its structure V + Adj, (iii) Idiom which is its structure N + V. Based on its structure, idiom which categorized adjectival can be classified into two types, they are; (i) Idiom which is its structure Adj + N, and (ii) Idiom which is its structure Adj + Adj.

Third, based on idiom meaning fluffiness that contained in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014 can be divided into two types, They are (i) full idiom and (ii) partial idiom. Based on the structure, the full idiom of four


(4)

types, (i) the full idiom the structure N + N, (ii) full idiom the structure V + N, (iii) full idiom the structure Adj + N, and (iv) full idiom the structure N + Adj. Based on the structure, partial idiom the structure N + N, (ii) partial idiom the structure N + Adj, and (iii) partial idiom the structure V + N.


(5)

i

IDIOM DALAM SURAT KABAR SUMATERA EKSPRES BULAN NOVEMBER DAN DESEMBER 2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Rizki Valensi

NIM : 114114009

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(6)

(7)

(8)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan segenap kejujuran bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmu

ilmiah.

Yogyakarta, 10 Oktober 2015

Penulis,


(9)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Rizki Valensi

Nomor Mahasiswa : 114114009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul "Idiom dalam Surat Kabar Sumatera Ekspres Bulan November dan Desember 2014" beserta perangkat yang dibutuhkan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademia tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Oktober 2015

Yang menyatakan


(10)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi

yang berjudul “Idiom dalam Surat Kabar Sumatera Ekspres Bulan November dan Desember 2014” ini, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari pelbagai pihak. Dengan segala hormat, penulis

hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang

selalu sabar dan tak pernah bosan untuk mengoreksi hasil kerja penulis.

2. Drs. Hery Antono, M.Hum., selaku pembimbing II, yang telah membantu

penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., selaku Kaprodi Sastra Indonesia.

4. Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum., selaku dosen Pembimbing

Akademik yang selalu memberi semangat dalam penulisan akhir.

5. Prof. Dr. I. Dewa Putu Wijana. S.U., M.A., Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.,


(11)

vii

Adji, M.Hum. Atas segala bimbingan selama penulis menjalani studi di

Universitas Sanata Dharma.

6. Staf Sekretariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas pelayanan

dalam bidang administrasi.

7. Papa dan Mama yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan berusaha

memenuhi kebutuhan penulis selama menempuh studi di Universitas Sanata

Dharma.

8. Sahabat terkasih Nina, Elis, Jalu, Bella, Puput, Opik, Barata, Windy, Nonik,

Cing-cing, Nita, Tere, Anggun serta teman-teman mahasiswa angkatan 2011

Prodi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

9. Orang terkasih Peter Johan.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut membantu

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya dengan penuh kesadaran, penulis menyadari segala kekurangan

yang ada dalam skripsi ini. Untuk itu, demi perbaikan skripsi ini, kritik dan saran


(12)

viii MOTTO

SESUNGGUHNYA BERSAMA KESUKARAN ITU ADA KERINGANAN KARENA ITU

BILA KAU SUDAH SELESAI (MENGERJAKAN YANG LAIN) DAN

BERHARAPLAH KEPADA TUHANMU (Q. S AL INSYIRAH: 6-8)


(13)

ix

Halaman Persembahan

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk: Allah SWT

Mama Rayu Sumarti dan Papa Adi Sumaryanto yang selalu memberikan dukungan dan doa

Kakak Aditya Randi dan Adik Adinda Veren Viranti yang selalu memberikan semangat


(14)

x ABSTRAK

Valensi, Rizki. 2011. Idiom dalam Surat Kabar Sumatera Ekspres Bulan November dan Desember 2014.” Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember Tahun 2014. Penyusunan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis-jenis referen salah satu unsur idiom, kategori unsur pembentuk idiom, dan jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna idiomnya yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini mencakup tiga hal, Pertama, apa saja jenis-jenis referen salah satu unsur idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014? Kedua, apa saja kategori unsur pembentuk idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014? Ketiga, apa saja jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna idiomnya yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014?

Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan metode simak, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan menyimak langsung penggunaan idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014. Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode agih dan metode padan. Metode agih diterapkan dengan teknik perluas dan teknik ganti. Metode padan digunakan untuk menganalisis apakah sebuah kontruksi termasuk referen salah satu unsur idiom atau bukan. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal dan formal.

Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, berdasarkan unsur pembentuk idiom, idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014 dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu (i) idiom yang salah satu unsurnya berupa bagian tubuh, (ii) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama binatang, (iii) idiom yang salah satu unsurnya berupa bagian tumbuhan, (iv) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama perbuatan, (v) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama benda, (vi) idiom yang salah satu unsurnya berupa nama warna, dan (vii) idiom yang salah satu unsurnya menunjuk nama bilangan.

Kedua, berdasarkan kategori unsur pembentuk idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014 meliputi, verba, nomina, dan adjektiva. Berdasarkan strukturnya, idiom yang berkategori verba dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu (i) idiom berstruktur V + N, (ii) idiom berstruktur V + Adj, (iii) idiom berstruktur V + V, (iv) idiom berstruktur V + Num. Berdasarkan strukturnya, idiom yang yang berkategori nomina dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (i) idiom berstruktur N + N, (ii) idiom berstruktur N + Adj, dan (iii) idiom berstruktur N + V. Berdasarkan strukturnya, idiom yang berkategori


(15)

xi

adjektiva dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu (i) idiom berstruktur Adj + N, dan (ii) idiom berstruktur Adj + Adj.

Ketiga, berdasarkan kepenuhan makna idiomnya yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014 dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu (i) idiom penuh, dan (ii) idiom sebagian. Berdasarkan strukturnya, idiom penuh dapat diklasifikasikan menjadi (i) idiom penuh berstruktur N + N, (ii) idiom penuh berstruktur V + N, (iii) kata idiom penuh berstruktur Adj + N, dan (iv) idiom penuh berstruktur N + Adj. Berdasarkan strukturnya, idiom sebagian dapat diklasifikasikan menjadi (i) idiom sebagian yang berstruktur N + N, (ii) idiom sebagian berstruktur N + Adj, dan (iii) idiom sebagian berstruktur V + N.


(16)

xii ABSTRACT

Valensi, Rizki. 2011. “Idioms in Sumatera Ekspres Newspaper on November and December 2014.” Thesis. Yogyakarta. Indonesia Literature Study Program. Faculty of Letters. Sanata Dharma University

This research discusses about idiom in Sumatera Ekspres newspaper which is published on November and December 2014. The purpose of this research to explain kinds of idiom based on its referential elements, category of idiom element former, and kinds of idiom according to its fulfillment in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014. The problem of study in this research includes three things. First, what referents in one of idiom element in Sumatera Ekspres news paper on November and December 2014 are? Second, what categories of idiom element former in Sumatera Ekspres newspaper on November and Desember 2014 are? Third, what kinds of idiom based on idiom meaning fulfillments in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014 are?

In Obtaining the data, Researcher used observation method, the method of data collection by observing and listening directly the used of idioms contained in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014. The data analyzing is consist of two methods; the matching method and distributional method. Matching method is applied by expanding and changing technique. Distributional method is purposed to analyzing that a construction includes to one of idiom element reference or not. The result of data analysis is presented by formal and informal methods.

The research results are as follows. First, based on idiom element former, Idiom in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014 can be divided into seven types; they are (i) idiom which one of its element is part of body name, (ii) Idiom which one of its element is animals (iii) idiom one of the elements in the from of part of plan, (iv) idiom one of the elements in the from of name deed,

(v) idiom one of the elements in the from of the object‟s name, (vi) idiom which is one of its element is color, and (vii) idiom one of the elements of naming numbers.

Second, based on idiom element former categoriesin Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014; consist of verbal, nominal, and adjectival. Based on the structure, verbal idiom can be classified into four types, they are; (i) idiom which is its structure V + N, Idiom which is its structure V + Adj, (iii) Idiom which is its structure N + V. Based on its structure, idiom which categorized adjectival can be classified into two types, they are; (i) Idiom which is its structure Adj + N, and (ii) Idiom which is its structure Adj + Adj.

Third, based on idiom meaning fluffiness that contained in Sumatera Ekspres newspaper on November and December 2014 can be divided into two types, They are (i) full idiom and (ii) partial idiom. Based on the structure, the full idiom of four


(17)

xiii

types, (i) the full idiom the structure N + N, (ii) full idiom the structure V + N, (iii) full idiom the structure Adj + N, and (iv) full idiom the structure N + Adj. Based on the structure, partial idiom the structure N + N, (ii) partial idiom the structure N + Adj, and (iii) partial idiom the structure V + N.


(18)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

Daftar Singkatan

N : Nomina

V : Verba


(19)

xv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... . v

KATA PENGANTAR... vi

MOTTO... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ix

ABSTRAK... x

ABSTRACT... xii

DAFTAR SINGKATAN ………. xiv

DAFTAR ISI... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.5 Tinjauan Pustaka... 4

1.6 Landasan Teori... 5

1.6.1 Pengertian Idiom... 6

1.6.2 Teori Referen …………... 8

1.6.3 Jenis Idiom ……… 9

1.6.4 Idiom Berdasarkan Kepenuhan Makna Idiom…...……… 9


(20)

xvi

1.6.4.2. Idiom Sebagian... 10

1.6.5 Pengertian Kategori Kata ………. 11

1.7 Metode dan Teknik Penelitian... 12

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data... 12

1.7.2 Metode dan Tahap Analisis Data... 13

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data... 16

1.8 Sistematika Penyajian... 16

BAB II JENIS-JENIS REFEREN SALAH SATU UNSUR IDIOM DALAM SURAT KABAR SUMATERA EKSPRES BULAN NOVEMBER DAN DESEMBER 2014 2.1 Pengantar... 18

2.2 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Bagian Tubuh……….... 18

2.3 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Binatang... 21

2.4 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Bagian Tumbuhan... 23

2.5 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Perbuatan... 24

2.6 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Benda…... 26

2.7 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Warna ... 28

2.8 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Menunjuk Nama Bilangan... 30

BAB III KATEGORI UNSUR PEMBENTUK IDIOM DALAM SURAT KABAR SUMATERA EKSPRES BULAN NOVEMBER DAN DESEMBER 2014 3.1 Pengantar... 32

3.2 Idiom Berkategori Verba... 32

3.2.1 Idiom Verba Berstruktur V + N ………... 34

3.2.2 Idiom Verba Berstruktur V + Adj ………... 35

3.2.1 Idiom Verba Berstruktur V + V ………... 37

3.2.1 Idiom Verba Berstruktur V + Num ………... 38


(21)

xvii

3.3.1 Idiom Nomina Berstruktur N + N…………... 40

3.3.2 Idiom Nomina Berstruktur N + Adj…………... 41

3.3.3 Idiom Nomina Berstruktur N + V………... 43

3.4 Idiom Berkategori Adjektiva ………...….. 44

3.4.1 Idiom Adjektiva Berstruktur Adj + N ………. 46

3.4.2 Idiom Adjektiva Berstruktur Adj + Adj ……….. 47

BAB IV JENIS IDIOM BERDASARKAN KEPENUHAN MAKNA IDIOMNYA DALAM SURAT KABAR SUMATERA EKSPRES BULAN NOVEMBER DAN DESEMBER 2014 4.1 Pengantar... 48

4.2 Idiom Penuh ……….………... 48

4.3 Idiom Sebagian……….……….……….. 52

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 55

5.2 Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Yang dikaji melalui penelitian ini adalah idiom dalam surat kabar

Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014. Yang dimaksud dengan

idiom adalah “satuan bahasa (entah berupa kata, frasa, maupun kalimat) yang

maknanya tidak dapat “ditarik” dari kaidah umum gramatikal yang berlaku dalam

bahasa tersebut, atau tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsur yang

membentuknya (Chaer 1990: 76). Berikut ini contoh idiom yang terdapat dalam

surat kabar Sumatera Ekspres Bulan November dan Desember 2014:

(1) Sejak dilantik 1 Oktober, para anggota legislatif tersebut lebih banyak

makan gaji buta. (Sumatera Ekspres, Olahraga, 18 Desember 2014:7)

(2) Sampai sekarang kami belum ada mendapatkan ganti rugi. (Sumatera

Ekspres, Berita Utama, 17 Desember 2014:5)

Idiom gaji buta dan ganti rugi pada contoh (1) dan (2) termasuk kata idiom

karena maknanya tidak dapat “ditarik” dari kaidah gramatikal yang berlaku dalam

bahasa Indonesia. Menurut makna gramatikalnya, kata idiom gaji buta (1)

bermakna „gaji yang buta‟, sedangkan makna idiomnya adalah „upah yang diterima tanpa bekerja tidak sombong‟ (Chaer, 1986: 62). Kata idiom ganti rugi (2) menurut makna gramatikalnya adalah „mengganti kerugian‟, sedangkan makna


(23)

Penelitian di surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan

Desember 2014 ini menggunakan kata atau nama yang menunjuk referen tertentu

sebagai salah satu unsur pembentuk idiom, misalnya nama bagian tubuh ( tangan

dalam campur tangan „ikut memasuki perkara atau urusan orang lain‟), nama binatang (kucing dalam malu-malu kucing „pura-pura malu; ada perasaan ingin

tetapi malu mengatakan‟), nama benda (meja dalam meja hijau „pengadilan‟), nama warna (kuning dalam kartu kuning „teguran atau peringatan karena

melakukan pelanggaran‟), nama bilangan (dua dalam berbadan dua „hamil atau

mengandung‟), dan kata kerja (membuka dalam membuka pintu „memberi

kesempatan‟).

Idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November

dan Desember 2014 dipilih sebagai topik dalam penelitian ini didasarkan alasan

sebagai berikut. Pertama, dalam teks berita surat kabar Sumatera Ekspres ini

banyak ditemukan penggunaan idiom. Kedua, karena ditemukannya idiom dalam

teks berita surat kabar Sumatera Ekspres yang merupakan fenomena kebahasaan

yang perlu diteliti. Ketiga, yang terdapat dalam teks berita surat kabar Sumatera

Ekspres yang termasuk dalam unsur pembentuk idiom.

1.2 Rumusan Masalah

Hal yang dibahas dalam penelitian ini adalah idiom dalam surat kabar

Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014. Hal tersebut dapat


(24)

1.2.1 Apa saja referen salah satu unsur idiom yang terdapat dalam surat kabar

Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014? Hal ini akan

dibahas pada Bab II.

1.2.2 Apa saja kategori unsur pembentuk idiom yang terdapat dalam surat kabar

Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014? Hal ini akan

dibahas pada Bab III.

1.2.3 Apa saja jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna idiomnya yang

terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan

Desember 2014? Hal ini akan dibahas pada Bab IV.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang dicapai penelitian ini adalah mendeskripsikan idiom

dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014.

Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.3.1 Mendeskripsikan referen salah satu unsur idiom yang terdapat dalam urat

kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014.

1.3.2 Mendeskripskan kategori unsur pembentuk idiom yang terdapat dalam

surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014.

1.3.3 Mendeskripsikan jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna idiomnya

yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan


(25)

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa deskripsi idiom dalam surat kabar Sumatera

Ekspres bulan November dan Desember 2014. Hasil penelitian ini memberi

sumbangan teoritis dalam bidang semantikn. Sumbangan tersebut bermanfaat

untuk memberikan penjelasan bagaimana idiom digunakan dalam kalimat. Hasil

penelitian tentang jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna idiom bermanfaat

untuk memberikan penjelasan bagaimana proses terjadinya idiom.

Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan praktis bagi

penerjemahan dan pengajaran bahasa. Bagi penerjemah hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai panduan untuk menerjemahkan idiom dalam bahasa Indonesia

ke bahasa lain. Bagi pengajar bahasa penelitian ini dapat digunakan sebagai

panduan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah.

1.5 Tinjauan Pustaka

Telah terdapat karya tulis yang membahas idiom dalam bahasa Indonesia,

antara lain karya Anjarwati (2005), Kurniawati (2005), Kristina (2006), dan

Baryadi (2013).

Menurut Kurniawati (2005) dalam skripsi Kata Majemuk Idiomatis dalam

Tabloid Fantasi Tahun 2003, telah membahas kategori kata idiomatis dalam

tabloid Fantasi dan jenis kata majemuk idiomatis dalam tabloid Fantasi.

Anjarwati (2005) dalam Idiom Berunsur Nama Bagian Tubuh Manusia

dalam Bahasa Indonesia meneliti idiom yang berunsur bagian tubuh manusia


(26)

Kristina (2006) dalam skripsinya Idiom Berunsur Nama Binatang dalam

Bahasa Indonesia membicarakan idiom yang berunsur nama binatang dalam

bahasa Indonesia dari kategori kata yang dapat bergabung dengan nama binatang

dan polanya.

Baryadi (2013) dalam Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, secara

khusus dan mendalam tentang idiom yang berunsur kata kerja dalam bahasa

Indonesia yang belum pernah dilakukan, terutama menyangkut jenis kata kerja

yang digunakan sebagai unsur pembentuk idiom, kategori kata yang bergabung

dengan kaa kerja sehingga membentuk idiom, dan dasar penggunaan kata kerja

sebagai unsur pembentuk idiom.

Pustaka-pustaka tersebut membahas idiom dalam lingkup pengertian, jenis

idiom berdasarkan referen, kategori, dan jenis idiom menurut kepenuhannya.

Namun, pembahasan ada yang masih terlalu umum dan ada yang lebih khusus,

seperti idiom yang berunsur nama binatang, idiom yang berunsur tubuh manusia,

dan idiom yang berunsur kata kerja. Selain itu, penelitian idiom dalam surat kabar

Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014 belum pernah dilakukan.

Oleh sebab itu penelitian ini layak dilakukan.

1.6 Landasan Teori

Dalam landasan teori akan dipaparkan pengertian idiom, referen, kategori


(27)

1.6.1 Pengertian Idiom

Idiom disebut pula ungkapan (Badudu 1981). Chaer (1990: 76)

mengemukakan, “idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase dan

kalimat) yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur -unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut.”

Idiom yang berupa kata majemuk dan frasa oleh Chaer (1984: 8)

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh

adalah idiom yang unsur-unsur pembentuknya sudah merupakan satu kesatuan

yang makna; setiap unsur sudah kehilangan makna leksikalnya, sehingga yang ada

adalah makna dari keseluruhan bentuk tersebut. Idiom sebagian adalah idiom

yang unsurnya masih ada yang mempertahankan makna leksikalnya.

Idiom adalah ungkapan bahasa yang berupa gabungan kata atau frase yang

maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang

membentuknya. Soedjito juga menjelaskan idiom menurut kata yang digunakan

untuk gabungan kata yang akan membentuk idiom (Soedjito 1998:101).

Idiom sebagai ungkapan bahasa yang artinya tidak dapat dijabarkan dari

jumlah arti tiap unsur-unsurnya (Badudu 1994: 29). Batasan idiom dari Badudu

ini terlalu luas karena semua ungkapan yang pemakaian unsurnya tidak dapat

diterangkan secara logis juga dianggap sebagai idiom.

Supardjo (1988:162) mengemukakan bahwa idiom merupakan ungkapan

khas dalam suatu bahasa, yang maknanya tidak dapat dijabarkan secara langsung

dari makna unsur-unsurnya, namun makna itu timbul dalam satu kesatuan atau


(28)

namun secara berkelompok memiliki arti kiasan yang tetap. Supardjo juga

memaparkan tentang ciri-ciri idiom, bagaimana timbulnya idiom, dan

macam-macam idiom yang ditinjau dari segi segmentalnya (unsur-unsur linguistik).

Idiom sebagai ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat

dijabarkan dari arti unsur-unsurnya. Di sini tidak dijelaskan arti unsur-unsur

makna leksikal atau makna gramatikalnya. Dalam suatu idiom tidak ada alasan

logis antara bentuk dengan makna idiomnya. Oleh karena itu, idiom idiom itu

harus dipelajari dan dihafalkanMoelino (1989: 177).

Suyanto (1983: 207-209) menyebut adanya idiom itu karena adanya proses

pensubstansian peranan, yaitu apabila hubungan antara lambang (satuan lingual)

dengan yang terlambang (situasi) itu menyeleweng. Penyelewengan antara

lambang dan yang terlambang itu telah memiliki kemantapan dan ketetapan.

Misalnya dalam idiom membanting tulang yang mendeskripsikan situasi

„membanting terhadap tulang‟, tetapi mempunyai kemantapan dan ketetapan

bahwa idiom membanting tulang itu mempunyai makna yang menyeleweng dari

kata membanting maupun tulang, yaitu „bekerja keras‟.

Keraf (1985: 109-110) menegaskan bahwa idiom adalah pola-pola struktur

yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk

frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau gramatikal,

dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya. Idiom-idiom itu

bersifat tradisional dan bukan bersifat logis. Maka bentuk-bentuk itu hanya bisa

dipelajari dari pengalaman-pengalaman bukan melalui peraturan-peraturan umum


(29)

1.6.2 Teori Referen

Idiom berkaitan juga dengan metafora. Idiom itu merupakan satuan bahasa

yang merupakan hasil dari metafora. Metafora merupakan proses terbentuknya

idiom. Metafora adalah satuan bahasa yang sudah memiliki makna atau referen

tertentu diterapkan pada referen yang tidak sesuai dengan makna satuan bahasa itu

sendiri sehingga terjadi “penyelewengan” dalam hal penunjukan referen (Verhaar

1982: 129-130).

Hubungan antara kata dengan makna kata tersebut, serta benda atau hal

yang dirujuk oleh makna itu yang berada di luar bahasa. Hubungan ketiganya itu

disebut hubungan referensial; biasanya dibagankan dalam bentuk semantic

sebagai berikut.

Konsep/ Referance/Pikiran

Acuan/ Referen

Lambang/ Simbol

Segitiga semantik (semantic triangle) itu awalnya berasal dari Ogden dan Richard

(1923). Untuk sudut (a) Ogden Richard menggunakan istilah symbol, untuk sudut

(b) digunakan istilah thought atau reference, dan untuk sudut (c) digunakan

referent. Hubungannya adalah symbol melambangkan thought atau reference;

sedangkan thought atau reference menunjuk kepada referent.

Hubungan antara kata dengan maknanya bersifat arbitrer. Artinya tidak ada


(30)

hubungan bersifat konvensional, yaitu disepakati oleh setiap anggota masyarakat

suatu bahasa untuk mematuhi hubungan itu, sebab kalau tidak komunikasi verbal

yang dilakukan akan mendapat hambatan (Chaer, 2002:32).

1.6.3 Jenis Idiom

Jenis idiom menurut Soedjito (1992:101-109) adalah idiom dengan bagian

tubuh misalnya ringan kepala „mudah belajar‟. Idiom dengan kata indera misalnya

pengalaman pahit „pengalaman yang tidak menyenangkan‟. Idiom dengan nama warna misalnya masih hijau „belum berpengalaman‟. Idiom dengan nama benda -benda alam misalnya tanah tumpah darah „tempat lahir‟. Idiom dengan nama binatang misalnya tenaga badak „kuat sekali‟. Idom dengan bagian tumbuhan misalnya bunga api „petasan‟. Idiom dengan kata bilangan misalnya tiada duanya

„tidak ada bandingannya‟.

1.6.4 Idiom Berdasarkan Kepenuhan Makna Idiomnya

Berdasarkan kepenuhan makna idiomnya, idiom diklasifikasikan menjadi

dua jenis, yaitu (i) idiom penuh dan (ii) idiom sebagian (Chaer, 1986:77).

1.6.4.1 Idiom Penuh

Idiom penuh adalah kontruksi yang semua unsurnya mengandung makna


(31)

(3) Sekretariat DPRD Lahat telah berulang kali melayangkan surat, namun

belum juga ada titik terang kapan aset Negara itu kembali. (Sumatera

Ekspres, 5 November 2014: 24)

Melayangkan surat „mengirimkan‟ (Chaer, 1986: 24) termasuk idiom penuh. Dikatakan sebagai idiom penuh karena kata melayangkan surat dapat

diganti secara keseluruhan dengan ungkapan maknanya, yaitu „mengirimkan‟.

Berikut pembuktian berikut ini:

(3a) Sekretariat DPRD Lahat telah berulang kali mengirimkan, namun belum

juga ada titik terang kapan aset Negara itu kembali. (Sumatera Ekspres, 5

November 2014: 24)

1.6.4.2 Idiom Sebagian

Idiom sebagian adalah kontruksi yang salah satu unsurnya mengandung

makna idiom. Perhatikan contoh berikut:

(4) Apalagi kalau benar hingga makan waktu berbulan-bulan. (Sumatera

Ekspres, Opini, 3 November 2014: 7)

Makan waktu „memerlukan waktu‟ termasuk idiom sebagian. Dikatakan sebagai idiom sebagian karena salah satu unsurnya yang mengandung makna

idiom, yaitu kata waktu dengan ungkapan maknanya yaitu „memerlukan waktu‟. Berikut contohnya:

(4a) Apalagi kalau benar hingga memerlukan waktu berbulan-bulan.


(32)

1.6.5 Pengertian Kategori Kata

Kategori kata adalah apa yang sering disebut dengan kelas kata, yaitu

golongan kata yang mempunyai kesamaan dalam perilaku formalnya, itu

diperlukan untuk membuat pengungkapan kaidah gramatikal secara lebih

sederhana (Kridalaksana, 2001:104) seperti verba, nomina, adjektiva, adverbia,

sehingga kategori lazim ditentukan kata demi kata (Verhaar, 2001:170). Menurut

Moeliono (1988:290-230), kata kelas meliputi verba, nomina, adjektiva, adverbia

dan kata tugas.

Verba adalah kelas kata yang biasanya berfungi sebagai predikat; dalam

beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis, yaitu sebagian besar verba

mewakili unsur semantik perbuatan keadaan atau proses; kelas ini dalam bahasa

Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diwakili dengan kata tidak dan

tidak mungkin diwakili dengan kata seperti sangat, lebih (Kridalaksana,

2011:226). Ramlan (1985: 49) menyatakan bahwa kata yang terdapat dalam

tataran klausa cenderung menduduki fungsi predikat dan pada sasaran frasa dapat

dinegatifkan dengan kata tidak disebut sebagai kata verba.

Nomina sebagai kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi

untuk bergabung dengan partikel tidak dan mempunyai potensi untuk didahului

oleh partikel dari (Kridalaksana, 1986: 66). Selain itu istilah nomina dapat dilihat

dari dua segi, yaitu segi sintaksis dan segi semantik. Dari segi semantik yang

disebut nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda dan

pengertiannya. Dari segi sintaksis, nomina memiliki ciri-ciri sebagai berikut (i)


(33)

atau pelengkap, (ii) dapat dijadikan bentuk ingkar atau dinegatifkan dengan kata

bukan, (iii) dan lazimnya dapat diikuti adjektiva, baik secara langsung maupun

dengan kata perantara yang.

Adjektiva dijelaskan sebagai kata yang menerangkan kata benda, kategori

ini yang ditandai oleh kemungkinan untuk bergabung dengan tidak dan bergabung

dengan partikel lebih, sangat, dan agak.

Adverbia dijelaskan sebagai kata atau gabungan kata yang dipakai untuk

memerikan adjektiva, verba atau adverbia lainnya seperti sangat, lebih, tidak.

Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung

banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang).

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii)

analisis data, (iii) penyajian hasil analisis data. Berikut akan diuraikan

masing-masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah idiom yang terdapat pada surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014. Objek ini berada dalam data yang

berupa kalimat. Data diperoleh dari sumber tertulis yaitu dalam teks berita dari

surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014.

Data yang dikumpulkan berupa kalimat yang mengandung kata idiom.


(34)

adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan

menyimak langsung penggunaan bahasa sebagai bahan penelitian. Teknik yang

digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah teknik nonpartisipan atau teknik

simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat data berupa

kalimat-kalimat kata idiom yang terdapat dalam teks berita dari surat kabar Sumatera

Ekspres bulan November dan Desember 2014 (Sudaryanto, 1993: 132-133). Data

yang sudah terkumpul dikasifikasikan berdasarkan referennya, kategorinya dan

jenisnya.

Peneliti mengambil data bulan November dan Desember 2014 melalui penentuan

sampel secara aksidental. Penentuan sampel secara aksidental dilakukan dengan

cara pengumpulan data langsung dilakukan dan apabila data yang terkumpul telah

mencukupi, pengumpulan data dihentikan.

Teknik catat digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap mendukung

dalam memecahkan masalah. Adapun sumber data yang digunakan adalah Kamus

Idiom dalam Bahasa Indonesia karya Abdul Chaer (1984) dan Kamus Ungkapan

Bahasa Indonesia karya J.S Badudu (1981) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008).

1.7.2 Metode dan Tahap Analisis Data

Langkah kedua adalah menganalisis data. Setelah data terklasifikasi

kemudian dianalisis dengan menggunakan metode padan, yaitu metode yang alat


(35)

bersangkutan. Alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjukkkan oleh bahasa

atau referen bahasa (Sudaryanto, 1993:13-14).

Metode padan digunakan untuk menganalisis apakah suatu kontruksi itu

adalah sebuah idiom atau bukan. Jika ada satuan lingual yang maknanya berbeda

dari leksikal unsur-unsurnya, maka satuan lingual tersebut dapat dianggap sebagai

sebuah idiom.

(5) Petenis berusia 33 tahun muncul dihadapan penonton di O2 Area London

untuk memberi pengumuman yang mematahkan hati. (Sumatera Ekspres,

All Sport, 18 November 2014: 14)

Mematahkan dalam mematahkan hati (5) tidak lagi menunjuk referen

sedang mematahkan tetapi sudah membentuk makna baru setelah bergabung

dengan kata hati, yaitu „membuat kecewa‟. Berdasarkan makna tersebut maka mematahkan hati termasuk idiom.

Dalam penelitian ini juga menggunakan metode agih, yaitu metode

penelitian yang menggunakan bahasa itu sendiri sebagai alat penentunya

(Sudaryanto 1993: 15). Teknik yang dipakai dalam metode agih ini adalah teknik

bagi unsur langsung atau yang sering disebut degan teknik BUL, Teknik BUL

adalah teknik dasar metode agih yang membagi satuan lingual datanya menjadi

beberapa bagian atau unsur dan unsur yang bersangkutan dipandang sebagai

bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto


(36)

Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk membagi idiom menurut

unsur pembentuknya. Sebagai contoh kambing hitam dibagi menjadi dua bagian,

yakni kata kambing yang berkategori nomina dan kata hitam yang berkategori

adjektiva. Teknik lanjutan dalam metode agih ini adalah teknik perluas dan teknik

ganti. Teknik perluasan adalah teknik analisis data yang berupa penambahan

unsur satuan lingual yang terdapat dalam data. Teknik ini digunakan untuk

membuktikan kategori unsur idiom.

(6) Sebanyak 2.000 guru di Palembang gigit jari karena tidak menerima

Pencairan Tunjangan Profesi Guru (TPG) triwulan III. (Sumatera Ekspres,

Pendidikan, 15 November 2014: 9)

Gigit jari (6) „tidak mendapat apa-apa; merasa kecewa‟ (Chaer, 1986:67) merupakan idiom verba. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penambahan kata

tidak di sebelah kiri gigit jari, tetapi gigit jari tidak dapat ditambahi partikel

bukan di sebelah kirinya. Perhatikan pembuktian berikt ini:

(6a) Sebanyak 2.000 guru di Palembang tidak gigit jari karena tidak menerima

Pencairan Tunjangan Profesi Guru (TPG) triwulan III. (Sumatera

Ekspres, Pendidikan, 15 November 2014: 9)

(6b) Sebanyak 2.000 guru di Palembang bukan gigit jari karena tidak

menerima Pencairan Tunjangan Profesi Guru (TPG) triwulan III.


(37)

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil

analisis data. Analisis data dalam penelitian ini disajikan menggunakan dua

metode, yaitu metode formal dan metode informal. Hasil penelitian disajikan

dengan metode formal, yaitu menggunakan berbagai lambang, tanda, dan menurut

kode-kode tertentu. Penyajian hasil analisis data secara informal, yaitu penyajian

hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata yang bersifat denotatif dan

bukan kata yang bersifat konotatif.

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empat bab. Bab pertama

merupakan pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,

metode dan teknik penelitian, dan sistematika penyajian. Latar belakang

menguraikan alasan penulis melakukan penelitian ini. Rumusan masalah memuat

masalah-masalah yang ditemukan penulis dalam penelitian ini. Tujuan penelitian

mendeskripsikan tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini. Manfaat

penelitian memaparkan manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini.

Tinjauan pustaka mengemukakan teori-teori para ahli yang pernah membahas

tentang idiom dalam bahasa Indonesia. Landasan teori menyampaikan teori-teori

yang digunakan sebagai landasan penelitian. Metode dan teknik penelitian


(38)

data, dan metode penyajian hasil analisis data, serta sistematika penyajian yang

digunakan dalam penelitian ini.

Bab kedua berisi penjelasan mengenai jenis-jenis referen salah satu unsur

idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan

Desember 2014. Bab ketiga berisi uraian mengenai kategori unsur pembentuk

idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan

Desember 2014. Bab keempat berisi uraian mengenai jenis idiom berdasarkan

kepenuhan makna idiomnya yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres

bulan November dan Desember 2014. Bab kelima berisi kesimpulan dan saran


(39)

18

BAB II

JENIS-JENIS REFEREN SALAH SATU UNSUR IDIOM DALAM SURAT KABAR SUMATERA EKSPRES

BULAN NOVEMBER DAN DESEMBER 2014

2.1 Pengantar

Dalam Bab II ini dibahas mengenai jenis referen salah satu unsur pembentuk

idiom dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014

yang dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu idiom yang salah satu unsurnya berupa

nama bagian tubuh, idiom yang salah satu unsurnya berupa nama binatang, idiom

yang salah satu unsurnya berupa bagian tumbuhan, idiom yang salah satu unsurnya

berupa nama perbuatan, idiom yang salah satu unsurnya berupa nama benda, idiom

yang salah satu unsurnya berupa nama warna, dan idiom yang salah satu unsurnya

menunjuk nama bilangan. Berikut ini dijelaskan satu per satu.

2.2 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Bagian Tubuh

Dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014

terdapat referen salah satu unsur pembentuk idiom yang salah berupa nama bagian

tubuh. Berikut ini akan dipaparkan contohnya:

(7) Dengan kerendahan hati, akhirnya Jokowi memberikan maaf kepada ibunda


(40)

(8) Di depan hotel Erik terlibat perang mulut dengan petugas sejenis satpol PP di

Arab Saudi. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 16 November 2014: 7)

(9) Peranai mengungkap masalah listrik Sumsel ini teratasi berkat peran Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang turun tangan mengatasi

debottle necking birokasi. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 3 November

2014: 10)

(10) Panglima TNI Jendral Moeldoko memastikan anak buahnya tidak akan

main mata. (Sumatera Ekspres, Internasioanal, 26 Desember 2014: 11)

(11) Slitti menjadi buah bibir di media-media Italia gara-gara status yang

ditulisnya pada akun Instagramnya. (Sumatera Ekspres, All Sport, 5

November 2014: 14)

(12) Istri Juharman juga ikut membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, karena penghasilan suaminya sebagai kernet mobil truk sampah

tidak mencukupi. (Sumatera Ekspres, Dor, 19 November 2014: 15)

(13) Akibat kurangnya ruang kelas inilah, membuat pihak sekolah harus memutar

otak agar tetap bisa belajar dengan ruang seadanya. (Sumatera Ekspres,

Sumsel, 17 November 2014: 24)

(14) Sebanyak 2.000 guru di Palembang gigit jari karena tidak menerima

Pencairan Tunjangan Profesi Guru (TPG) triwulan III. (Sumatera Ekspres,

Pendidikan, 15 November 2014: 9)

(15) Iwan diminta kekasihnya untuk menikahinya, karena diduga kekasihnya kini


(41)

(16) Pertama kali yang disidang adalah Briptu Firman yang tersandung kasus

penyanderaan sembilan anggota BNN Provinsi Sumsel sekaligus kaki tangan

mertuanya sendiri. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 13 Desember 2014: 8)

(17) Saat ingin menjajakan diri mereka selalu berkelompok dan minimal berdua

mangkal di sejumlah titik yang menjadi sasaran hidung belang. (Sumatera

Ekspres, Metro, 7 Desember 2014: 26)

Idiom kerendahan hati (7) „tidak sombong atau tidak menonjolkan kehebatan diri atau ikhlas‟ (Chaer, 1986: 156), perang mulut (8) „berbantah dengan kata-kata

yang kasar dan keras‟ (Chaer, 1986: 145), turun tangan (9) „turut campur dalam suatu perkara atau bertindak untuk membereskan sesuatu atau menolong orang lain‟ (Chaer, 1986: 192), main mata (10) „memberi isyarat dengan mata atau bersekongkol‟ (Chaer, 1986: 117), buah bibir (11) „sesuatu yang menjadi sebut-sebutan orang‟ (Chaer, 1986: 38), membanting tulang (12) „bekerja keras‟ (Chaer, 1986: 28), memutar otak (13) „memikirkan dengan susah payah dan sungguh-sungguh‟ (Chaer, 1986: 151), gigit jari (14) „tidak mendapat apa-apa dan merasa kecewa‟ (Chaer, 1986: 67), berbadan dua (15) „hamil atau mengandung‟ (Chaer, 1986: 25), kaki tangan (16) „pembantu dalam pekerjaan yang kurang baik atau orang yang diperalat

oleh orang lain‟ (Chaer, 1986: 87), hidung belang (17) „sangat gemar akan perempuan (suka mengganggu perempuan)‟ (Chaer, 1986: 73). Idiom pada kalimat (7), (8), (9), (10), (11),(12), (13), (14), (15), (16), dan (17) termasuk idiom yang salah


(42)

2.3 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Binatang

Nama binatang juga sering kali digunakan sebagai salah satu unsur

pembentuk idiom. Berikut ini dipaparkan contoh nama binatang yang digunakan

dalam idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan

Desember 2014.

(18) Gudang penyimpanan pupuk di kompleks Kantor Dinas Pertanian (Distan)

Kabupaten OKI, kemarin (10/11) dilalap si jago merah. (Sumatera Ekspres,

Dor, 11 November 2014: 28)

(19) Najam mengaku hanya sebagai kambing hitam dalam kasus ini, saat menjabat

sebagai Kadinsos OKU. (Sumatera Ekspres, Laporan Khusus, 15 November

2014: 2)

(20) Managemen Sriwijaya FC tidak ingin membeli pemain baru seperti membeli

kucing dalam karung. (Sumatera Ekspres, Gelora Sriwijaya, 19 November:

20)

(21) Pada umumnya, profesi PSK dilakoni lantaran faktor ekonomi yang

mendesak, namun tidak bagi kupu-kupu malam berkulit kuning langsat itu.


(43)

(22) Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, dianggap momen untuk mendoakan

orang tua, selain itu ada juga yang mengeluarkan air mata, tapi bukan

dengan air mata buaya. (Sumatera Ekspres, Xpresi, 22 Desember 2014: 17)

(23) Konon, kutu buku memiliki kemampuan berpikir lima kali lipat dari orang

biasa. (Sumatera Ekspres, Xpresi, 28 Desember 2014: 16)

(24) Di tengah upaya pencarian pesawat yang menyangkut 161 penumpang itu

sangat disayangkan dengan munculnya kabar burung yang tidak jelas

asal-usulnya. (Sumatera Ekspres, Opini 30 Desember 2014: 6)

(25) Ada yang menarik perhatian pada pelaksanaan operasi zebra 2014 di Polres

Lahat tadi siang, para pengendara motor dihentikan oleh polisi yang

berseragam serba putih. (Sumatera Ekspres, Sumsel, 4 Dsember 2014: 28)

Idiom si jago merah (18) „api kebakaran‟ (Chaer, 1986: 80), kambing hitam (19) „orang yang dipersalahkan atau dituduh‟ (Chaer, 1986: 88), membeli kucing dalam karung (20) „membeli sesuatu dengan tidak melihat dulu barangnya‟ (Chaer, 1986: 33), kupu-kupu malam (21) „perempuan pelacur‟ (Chaer, 1986: 99), air mata buaya (22) „pura-pura menangis (bersedih) untuk menipu‟ (Chaer, 1986: 14), kutu buku (23) „sangat gemar membaca atau sangat rajin belajar‟ (Chaer, 1986: 100), kabar burung (24) „kabar yang belum pasti benar tidaknya‟ (Chaer, 1986: 86), operasi zebra (25) „razia kendaraan‟, merupakan idiom yang salah satu unsurnya berupa nama binatang.


(44)

2.4 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Bagian Tumbuhan

Nama bagian tumbuhan juga sering kali digunakan sebagai salah satu unsur

pembentuk idiom. Berikut ini dipaparkan contoh idiom yang terdapat dalam surat

kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014.

(26) Pasangan selebriti Deswita Maharani (33) dan Ferry Maryadi (40), tengah

menanti kelahiran buah hati pertama mereka. (Sumatera Ekspres, Berita

Utama, November 2014: 5)

(27) Jumlah tersebut akan dibagi untuk anak buah yang berjumlah tiga orang

dengan mendapatkan masing-masing 5 persen dari keuntungan. (Sumatera

Ekspres, Laporan Khusus, 12 November 2014: 2)

(28) Kalaupun ke salon, penyanyi yang lagi naik daun ini justru lebih suka

memanjakan rambut ketimbang wajahnya. (Sumatera Ekspres, Show &

Selebriti, 24 November 2014: 11)

(29) Sebut saja Nova (19), ia bukan asli warga Palembang, melainkan remaja asal

kota Batam yang hidup sebatang kara di kawasan Lembang. (Sumatera

Ekspres, Sumsel, 7 Desember 2014: 26)

Idiom buah hati (26) „kekasih atau orang yang disayang (Chaer, 1986: 38), anak buah (27) „pegawai atau pembantu dalam suatu pekerjaan‟ (Chaer, 1986: 18), naik daun (28) „selalu menang atau beruntung atau bernasib baik‟ (Chaer, 1986: 130),


(45)

sebatang kara (29) „hidup sendiri tidak mempunyai keluarga‟, merupakan idiom yang salah satu unsurnya berupa bagian tumbuhan.

2.5 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Perbuatan

Nama perbuatan sering digunakan sebagai salah satu unsur pembentuk idiom.

Berikut ini dipaparkan contoh idiom yang salah satu unsurnya berupa nama perbuatan

yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember

2014.

(30) PLN tidak ingin adanya pemadaman yang menghebohkan beberapa hari

terakhir ini, apalagi kalau benar hingga akan makan waktu berbulan-bulan.

(Sumatera Ekspres, Opini, 3 November 2014: 7)

(31) Ia menambahkan, pihaknya belum tahu keberadaan Santo, karena saat

kejadian Santo melarikan diri. (Sumatera Ekspres, Sumsel 5 November

2014: 26)

(32) Usai berhubungan badan di dalam kamar, mereka berdua sempat istirahat

dan makan siang bersama. (Sumatera Ekspres, Dor, 5 November 2014: 74)

(33) Sekretariat DPRD Lahat telah berulang kali melayangkan surat, namun belum

juga ada titik terang kapan aset Negara itu kembali. (Sumatera Ekspres, 5


(46)

(34) Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akhirnya membuka suara mengenai

superstar Malaysia yang tersandung doping Lee Chong Wei. (Sumatera

Ekspres, All Sport, 12 November 2014: 14)

(35) “Saya berharap bisa membersihkan nama saya secepatnya. Saya bersumpah tak pernah melakukan kecurangan dan saya tak pernah memakai substansi

yang dilarang,” tegas Chong Wei seperti ditulis The Straits Times. (Sumatera Ekspres, All Sport, 12 November 2014: 14)

(36) Para ekspatriat itu memilih hijrah ke Malaysia untuk menyambung hidup.

(Sumatera Ekspres, Liga Indonesia, 12 November 2014: 16)

(37) “Kami ikut angkat senjata melawan penjajah,” ujar nenek kelahiran 1930 itu. (Sumatera Ekspres, Metro, 13 November 2014: 27)

(38) Ada potongan khusus anniversary gift, trade in promo untuk tukar tambah

mobil Toyota. (Sumatera Ekspres, Ekonomi, 14 November 2014: 3)

(39) Kasus Devi, mantan pekerja harian lepas (PHL) Samsat Palembang yang

disebut menggelapkan uang setoran pajak puluhan pemilik kendaraan

bermotor terus bergulir.(Sumatera Ekspres, Berita Utama, 15 November

2014: 1)

(40) Senada dengan Dewi, Lia asal Lubuklinggau juga ikut angkat bicara. (Sumatera Ekspres, Laporan Khusus, 24 November 2014: 2)

Idiom makan waktu (30) „memerlukan waktu‟ (Chaer, 1986: 119), melarikan diri (31) „meloloskan atau meluputkan‟ (Badudu, 1984: 154), berhubungan badan


(47)

(32) „bersetubuh‟ (Chaer, 1986: 74), melayangkan surat (33) „mengirimkan‟ (Chaer, 1986: 24), membuka suara (34) „menyatakan pendapat‟ (Chaer, 1986: 41), membersihkan nama (35) „memulihkan nama baik‟ (Chaer, 1986: 35), menyambung hidup (36) „memperpanjang kehidupan‟ (Chaer, 1986: 161), angkat senjata (37)

„berperang‟ (Chaer, 1986: 21), tukar tambah (38) „bertukar barang dengan

memberikan tambahan uang‟ (Chaer, 1986: 190), menggelapkan uang (39)

„mengambil uang untuk keperluan pribadi‟ (Badudu, 1984: 86), angkat bicara (40)

„mulai berbicara‟ (Chaer, 1986: 21), merupakan idiom yang salah satu unsurnya berupa nama perbuatan.

2.6 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Benda

Nama benda juga sering kali digunakan sebagai salah satu unsur pembentuk

idiom. Berikut ini dipaparkan contoh dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan

November dan Desember 2014:

(41) Dua band papan atas Tanah Air, Nidji dan Wali, sukses membius ribuan

warga di Bumi Serasan Sekate. (Sumatera Ekspres, Show & Selebriti, 3

November 2014: 11)

(42) Kondisi seperti ini dikhawatirkan bisa menjadi bom waktu. (Sumatera


(48)

(43) Keputusan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM merupakan tindakan

yang mengabaikan suara rakyat. (Sumatera Ekspres, Sumsel, 22 November

2014: 24)

(44) Di tengah krisis pertahanan, kabar baik dalam dunia sepak bola datang dari

Oliver Giroud. (Sumatera Ekspres, Olahraga, 22 November 2014: 19)

(45) Sementara itu, isak tangis dari keluarga, sanak saudara dan teman terdengar

dari rumah duka. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 25 November 2014: 5)

(46) Pelarian rampok kelas kakap lintas Sumatera yang paling dicari Polda Riau,

Akraldinata alias, Akra alias Dina alias Edi Palembang, Senin dini hari,

berakhir. (Sumatera Ekspres, Nasional, 2 Desember 2014: 7)

(47) Kursi empuk milik Romli kini diberikan kepada Wakil Wali Kota Palembang

Harnojoyo sebagai pelaksana tugas. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 5

Desember 2014: 1)

(48) Taron jelas gerah karena sering mendengar kata-kata nyinyir bahwa suaminya

sering menerima gaji buta. (Sumatera Ekspres, Olahraga, 12 Desember

2014: 19)

(49) “Ya, bisa dibilang kondisi danau Opi sekarang seperti mati suri,” ungkap Lurah 15 Ulu, Maryadi Burmawi. (Sumatera Ekspres, Metropolis, 12

Desember 2014: 24)

(50) “Saya ini orang kecil, tidak memiliki pengacara, saya berharap dengan adanya ekspose media, majelis hakim bisa memberikan hukuman yang


(49)

setimpal terhadap pelaku,” terang korban. (Sumatera Ekspres, Metropolis, 28 Desember 2014: 22)

Idiom papan atas (41) „kelompok orang atau golongan yang baik‟ (Chaer, 1989: 140), bom waktu (42) „sesuatu yang dapat menyulitkan di kemudian hari‟ (Chaer, 1986: 38), suara rakyat (43) „pendapat orang banyak‟ (Chaer, 1986: 168), kabar baik (44) „berita baik‟ (Chaer, 1986: 19), rumah duka (45) „rumah yang

penghuninya sedang berkabung‟ (Chaer, 1986: 157), kelas kakap (46) „golongan

penjahat, yang ruang lingkup dan hasil kejahatannya besar‟ (Chaer, 1986: 91), kursi empuk (47) „jabatan atau kedudukan yang enak‟ (Chaer, 1986: 100), gaji buta (48)

„upah yang diterima tanpa bekerja‟ (Chaer, 1986: 62), mati suri (49) „tampaknya sudah meninggal tetapi sebenarnya belum atau pingsan‟ (Chaer, 1986: 125), orang kecil (50) „rakyat biasa atau orang kebanyakan (bukan golongan bangsawan, pejabat,

hartawan)‟ (Chaer, 1986: 134), merupakan idiom yang salah satu unsurnya berupa nama benda.

2.7 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Berupa Nama Warna

Warna juga sering kali digunakan sebagai salah satu unsur pembentuk idiom.

Berikut ini dipaparkan contoh yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres


(50)

(51) Anang Hermansyah pun telah memberikan lampu hijau kepada putri kesayangannya, Aurelia Hermasyah. (Sumatera Ekspres, Show & Selebriti,

5 November 2014: 11)

(52) Walau emang masih hijau tapi ternyata banyak yang mulai menanti Nam Jo

Hyuk berakting dalam proyek berikutnya. (Sumatera Ekspres, Xpresi, 25

November 2014: 17)

(53) Mengingat nama Zulkifli Syukur, Ferdinand Sinaga, Titus Bonai, Patrich

Wanggai juga punya fans besar di Palembang ketika berlaga di lapangan

hijau. (Sumatera Ekspres, Gelora Sriwijaya, 5 Desember 2014: 20)

(54) Daud mendesak kepolisian untuk segera melimpahkan perkara tersebut ke

meja hijau. “Kami siap membuktikan kalau DV telah melakukan

pemerkosaan,” tuturnya. (Sumatera Ekspres, Metropolis, 6 Desember 2014: 24)

(55) Tim putri Suistiglal mengatakan, peluang emas bisa didulang dari tim putri

di nomor beregu dan double even dalam pertandingan. (Sumatera Ekspres,

Asean University Games, 10 Desember 2014: 12)

(56) Boomber kelahiran Jakarta, 9 November 1989 ini harus absen akibat

akumulasi kartu kuning dari wasit. (Sumatera Ekspres, Asena Univestity


(51)

Idiom lampu hijau (51) „perkenan atau izin‟ (Chaer, 1986: 102), masih hijau (52) „belum berpengalaman‟ (Chaer, 1986: 121), lapangan hijau (53) „tempat

bermain sepak bola‟ (Chaer, 1986: 103), meja hijau (54) „pengadilan‟ (Chaer, 1986: 125), peluang emas (55) 'kesempatan baik untuk memperoleh kemenangan dengan

mudah‟ (Chaer, 1986: 113), kartu kuning (56) „teguran atau peringatan karena

melakukan pelanggaran‟ (Chaer, 1986: 89), merupakan idiom yang salah satu unsurnya berupa nama warna.

2.8 Idiom Yang Salah Satu Unsurnya Menunjuk Nama Bilangan

Nama bilangan juga sering kali digunakan sebagai salah satu unsur

pembentuk idiom. Berikut ini dipaparkan contoh yang dalam surat kabar Sumatera

Ekspres bulan November dan Desember 2014.

(57) Aturan tersebut pun berlaku bagi mereka peserta mandiri yang mendaftarkan

diri di BPJS kesehatan untuk layanan kelas satu di rumah sakit. (Sumatera

Ekspres, Opini, 24 November 2014: 7)

(58) Soal adanya tuntutan pemegang plasma tangan pertama yang minta

perusahaan mengembalikan lahan. (Sumatera Ekspres, Sumsel, 5 Desember

2014: 30)

(59) Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini seperti pisau bermata dua bagi


(52)

(60) Hal ini diutarakan orang nomor satu di Polda Sumsel saat melakukan

kunjungan kerja perdana di Kabupaten OKI. (Sumatera Ekspres, Sumsel, 19

November 2014: 25)

(61) Pedangdut dan presenter Janeta Janet disebut-sebut masih satu atap dengan

mantan suaminya yang juga managernya, Alief. (Sumatera Ekspres, Show &

Selebriti, 3 Desember 2014: 18)

(62) Begitu saat polisi akan menaikkan ke darat, warga yang ikut kesal sempat

memukul tersangka dengan tangan kosong dan benda keras. (Sumatera

Ekspres, Sumsel, 9 Desember 2014: 31)

Idiom kelas satu (57) „yang terbaik‟ (Chaer, 1986: 91), tangan pertama (58)

„pemilik asal atau pembeli pertama atau asalnya semula‟ (Chaer, 1986: 175), pisau bermata dua (59) „memiliki rupa lebih dari satu bisa berdampak positif atau negatif‟, orang nomor satu (60) „orang paling penting‟, satu atap (61) „tinggal bersama dalam

satu rumah‟, tatapan kosong (62) „melamun‟, merupakan idiom yang salah satu unsurnya menunjuk nama bilangan.


(53)

32 BAB III

KATEGORI UNSUR PEMBENTUK IDIOM DALAM SURAT KABAR SUMATERA EKSPRES

BULAN NOVEMBER DAN DESEMBER 2014

3. 1 Pengantar

Dalam Bab III ini dibahas tentang kategori unsur pembentuk idiom yang

terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan Desember 2014.

Berdasarkan kategorinya, kata idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera

Ekspres bulan November dan Desember 2014 meliputi, verba, nomina, dan adjektiva.

3. 2 Idiom Berkategori Verba

Idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November

dan Desember 2014 dapat digolongkan dalam kategori verba. Berikut dipaparkan

contoh idiom yang berkategori verba:

(63) Tidak seperti kemarin, kali ini Tanjung Luka membuang muka melihat

saudara-saudaranya. (Sumatera Ekspres, Citra Budaya, 21 Desember 2014:

25)

(64) Petenis berusia 33 tahun muncul dihadapan penonton di O2 Area London

untuk memberi pengumuman yang mematahkan hati. (Sumatera Ekspres,


(54)

(65) Kiprah Alberto Goncalves bersama Arema dan Ngon Mamaoun dengan

Persik Kediri bisa jadi alternatif karena tidak mungkin Persib menjilat ludah

sendiri dengan menampung pemain buangan. (Sumatera Ekspres, Liga

Indonesia, 17 November 2014: 15)

(66) Romli dan Masyito langsung merapatkan wajah dihadapan Hakim dan Jaksa

saat persidangan berlangsung. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 15

Desember 2014: 10)

(67) “Pertama kali saat pengantin baru, ada rasa cemburu. Aku hanya jaga-jaga aja, khawatir takut kehilangan Rindra. Tapi ternyata dia malah main

tangan,” kata Aida. (Sumatera Ekspres, Show & Selebriti, 17 November 2014: 11)

(68) “Anggota TNI dan Brimob itu saling beradu pandang,” ujar sumber yang tak mau ditulis namanya tersebut. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 20

November 2014: 8)

(69) “Setelah pelakunya kami identifikasi, selanjutnya kami imbau agar

menyerahkan diri melalui pihak keluarganya,” jelas Kapolsek Jejawi. (Sumatera Ekspres, Metro, 21 November 2014: 27)

Idiom membuang muka (63) „melengos atau tidak mau melihat karena tidak

suka‟ (Chaer, 1986: 39), mematahkan hati (64) „membuat kecewa‟, menjilat ludah sendiri (65) „menarik kembali perkataan yang sudah diucapkan‟, merapatkan wajah


(55)

sengaja saling memandang‟ (Chaer, 1986: 14), menyerahkan diri (69) „tunduk atau

takluk‟ (Chaer, 1986: 166) termasuk verba.

Berdasarkan strukturnya, idiom yang berkategori verba dapat diklasifikasikan

menjadi empat jenis, yaitu (i) idiom yang berstruktur V + N, (ii) idiom yang

berstruktur V + Adj, (iii) idiom yang berstruktur V + V, dan (iv) idiom yang

berstruktur V + Num.

3.2.1. Idiom Verba Berstruktur V + N

Idiom ini terbentuk dari penggabungan verba dan nomina. Berikut contoh

idiom yang berkategori verba yang berstruktur V + N.

(70) Bek asing tersebut juga memiliki performa dilapangan yang menuai jempol.

(Sumatera Ekspres, Berita Utama, 8 November 2014: 11)

(71) Di depan hotel dia terlibat perang mulut dengan petugas sejenis satpol PP di

Arab Saudi. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 16 November 2014: 7)

(72) “Kami ikut angkat senjata melawan penjajah,” ujar nenek kelahiran 1930 itu. (Sumatera Ekspres, Metro, 13 November 2014: 27)

(73) Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akhirnya membuka suara mengenai

superstar Malaysia yang tersandung doping Lee Chong Wei. (Sumatera


(56)

(74) Sekretariat DPRD Lahat telah berulang kali melayangkan surat, namun belum

juga ada titik terang kapan aset Negara itu kembali. (Sumatera Ekspres, 5

November 2014: 24)

Dari contoh diatas, idiom (70) Menuai jempol „memuaskan‟ terdiri dari kata menuai dan kata jempol. Perang mulut (71) „berbantah dengan kata-kata yang kasar dan keras‟ (Chaer, 1986: 145) terdiri dari kata perang dan kata mulut. Angkat senjata

(72) „berperang‟ (Chaer, 1986: 21) terdiri dari kata angkat dan kata senjata. Membuka suara (73) „menyatakan pendapat‟ (Chaer, 1986: 41) terdiri dari kata membuka dan kata suara. Melayangkan surat (74) „mengirimkan‟ (Chaer, 1986: 24) terdiri dari kata melayangkan dan kata surat termasuk idiom verba yang berstruktur

V + N.

3.2.2. Idiom Verba Berstruktur V + Adj

Idiom ini terbentuk dari penggabungan verba dan adjektiva. Berikut contoh

idiom yang berkategori verba yang berstruktur V + Adj:

(75) Jarak yang jauh tersebut tak jarang membuat Erik naik pitam, seperti ketika

dia diusir oleh supir perusahaan ketering yang berkebangsaan Burma.


(57)

(76) “Ya, bisa dibilang kondisi danau Opi sekarang seperti mati suri,” ungkap Lurah 15 Ulu, Maryadi Burmawi. (Sumatera Ekspres, Metropolis, 12

Desember 2014: 24)

(77) Aksi perusakan fasilitas ruang tunggu stasiun kereta api Martapura dan

penganiayaan terhadap petugas pemimpin perjalanan kereta api Kamal Pasya

berbuntut panjang. (Sumatera Ekspres, Dor, 23 November 2014: 18)

(78) Dia menuding Ramos dan Del Basque hanya mencari gara-gara dengan

komentar miring tersebut. (Sumatera Ekspres, All Sport, 25 November 2014:

15)

(79) Usaha kerasnya sejak 2009 melakukan penelitian berbuah manis dengan

menyandang gelar professor. (Sumatera Ekspres, Metropolis, 3 Desember

2014: 21)

(80) Kapolres Muara Enim, melalui Kasat Reskrim mengatakan, tersangka Indra

ini memang terkenal licin. (Sumatera Ekspres, Metro, 9 Desember 2014: 31)

Dapat dilihat diatas, idiom naik pitam (75) „marah sekali‟ (Chaer, 1986: 131) terdiri dari kata naik dan kata pitam, mati suri (76) „tampaknya sudah meninggal tetapi sebenarnya belum atau pingsan‟ (Chaer, 1986: 125) terdiri dari kata mati dan kata suri, berbuntut panjang (77) „masalah berkelanjutan‟ terdiri dari kata buntut dan kata panjang, komentar miring (78) „tanggapan buruk‟ terdiri dari kata komentar dan kata miring, berbuah manis (79) „mendapat hasil yang baik‟ terdiri dari kata buah dan


(58)

kata manis, dan terkenal licin (80) „pandai menipu atau licik‟ terdiri dari kata kenal dan kata licin termasuk idiom verba yang berstruktur V + Adj.

3.2.3. Idiom Verba Berstruktur V + V

Idiom ini terbentuk dari penggabungan verba dan verba. Berikut contoh idiom

yang berkategori verba yang berstruktur V + V:

(81) Para ekspatriat itu memilih hijrah ke Malaysia untuk menyambung hidup.

(Sumatera Ekspres, Liga Indonesia, 12 November 2014: 16)

(82) Saya harus mengalami jatuh bangun selama sebulan untuk mendapatkan

empat tanda tangan dari Tony,” jelas Todd. (Sumatera Ekspres, Motosport, 14 November 2014: 14)

(83) Dalam kontak senjata, mereka kembali terpukul mundur. (Sumatera Ekspres,

Metro, 12 November 2014: 27)

Dari contoh diatas, idiom menyambung hidup (81) „memperpanjang

kehidupan‟ (Chaer, 1986: 161) terdiri dari kata sambung dan kata hidup, jatuh bangun (82) „berjuang dengan susah payah, kadang berhasil kadang gagal‟ (Chaer, 1986: 82) terdiri dari kata jatuh dan kata bangun, terpukul mundur (93) „kalah‟ terdiri dari kata pukul dan kata mundur termasuk idiom verba yang berstruktur V + V.


(59)

3.2.4. Idiom Verba Berstruktur V + Num

Idiom ini terbentuk dari penggabungan verba dan numeralia. Berikut contoh

idiom yang berkategori verba yang berstruktur V + Num:

(84) Iwan diminta kekasihnya untuk menikahinya ini diduga kekasihnya kini telah

berbadan dua. (Sumatera Ekspres, Metro, 27 Desember 2014: 31)

Dapat dilihat diatas, idiom berbadan dua (93) „hamil atau mengandung‟ (Chaer, 1986: 25) terdiri dari kata badan dan kata dua termasuk idiom verba yang

berstruktur V + Num.

3.3 Idiom Berkategori Nomina

Idiom yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November

dan Desember 2014 yang dapat dikategorikan sebagai nomina adalah idiom yang

memiliki ciri nomina. Berikut ini dikemukakan contoh idiom yang berkategori

nomina yang terdapat dalam surat kabar Sumatera Ekspres bulan November dan

Desember 2014:

(85) Daud mendesak kepolisian untuk segera melimpahkan perkara tersebut ke

meja hijau. “Kami siap membuktikan kalau DV tidak melakukan

pemerkosaan,” tuturnya. (Sumatera Ekspres, Metropolis, 6 Desember 2014: 24)


(60)

(86) Nugroho, yang mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya

menegaskan, secara garis besar untuk narkoba jenis ekstasi dari Belanda dan

Belgia. (Sumatera Ekspres, Berita Utama, 16 Desember 2014: 10)

(87) Bagi tim papan bawah, perekrutan pemain baru memiliki maksud untuk

menghindari diri dari degradasi. (Sumatera Ekspres, Top Soccers, 30

Desember 2014: 13)

(88) Bek yang pernah memakai jersey Putra Samarinda ini selalu menjadi jantung

pertahanan dalam setiap pertandingan. (Sumatera Ekspres, Gelora

Sriwijaya, 20 November 2014: 11)

Idiom meja hijau (85) „pengadilan‟ (Chaer, 1986: 125), garis besar (86) „hal

-hal yang pokok atau yang penting‟ (Chaer, 1986: 64), papan bawah (87) „kelompok

atau golongan yang buruk‟ (Chaer, 1986: 140), jantung pertahanan (88) „kekuatan

dalam tim‟, termasuk nomina.

Berdasarkan strukturnya, idiom yang berkategori nomina dapat

diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (i) idiom yang berstruktur N + N, (ii) idiom


(61)

3. 3.1 Idiom Nomina Berstruktur N + N

Idiom yang berkategori nomina ini terbentuk dari penggabungan nomina

diikuti nomina. Semua unsurnya merupakan kata nomina. Berikut contoh idiom yang

berkategori nomina berstruktur N + N:

(89) Pada umumnya, profesi PSK dilakoni lantaran faktor ekonomi yang

mendesak, namun tidak bagi kupu-kupu malam berkulit kuning langsat itu.

(Sumatera Ekspres, Metro, 7 Desember 2014: 26)

(90) Dalam penerapan K-13 yang baru seumur jagung, buku digratiskan karena

pembeliannya menggunakan uang pemerintah pusat dan daerah. (Sumatera

Ekspres, Berita Utama, 8 Desember 2014: 1)

(91) Sebut saja Nova (19), ia bukan asli warga Palembang, melainkan remaja asal

kota Batam yang hidup sebatang kara di kawasan Lembang. (Sumatera

Ekspres, Sumsel, 7 Desember 2014: 26)

(92) Anggota Sekar Yamna Polda Sumsel itu, diamankan usai mengisap narkoba

bersama wanita simpanannya di kamar. (Sumatera Ekspres, Berita Utama,

26 Desember 2014: 1)

(93) Simpang siur penyebab kematian korban sangat mempengaruhi emosional

pihak keluarga.“Kami sangat marah, Pak, Icih ini masih anak-anak dan polos, tidak mungkin saksi kunci ini berbohong,” ujar ayah korban. (Sumatera Ekspres, Metro, 6 Desember 2014: 31)


(62)

Idiom kupu-kupu malam (89) „perempuan pelacur‟ (Chaer, 1986: 99) terdiri dari kata kupu-kupu diikuti kata malam. Seumur jagung (90) tidak lama atau muda

sekali‟ (Chaer, 1986: 196) terdiri dari kata seumur diikuti kata jagung. Sebatang kara

(91) „hidup sendiri tidak mempunyai keluarga‟ terdiri dari kata sebatang diikuti kata kara. Wanita simpanan (92) „selingkuhan atau perempuan yang tidak dinikahi‟ terdiri dari kata wanita diikuti kata simpanan. Saksi kunci (93) „orang yang mengetahui

suatu rahasia‟ terdiri dari kata saksi diikuti kata kunci. Kata kupu-kupu malam (89), seumur jagung (90), peluang emas (100), sebatang kara (91), wanita simpanan (92),

saksi kunci (93) termasuk idiom yang berkategori nomina yang berstruktur N + N.

3.3.2 Idiom Nomina Berstruktur N + Adj

Idiom nomina yang berstruktur N + Adj terdiri dari nomina diikuti adjktiva.

Berikut contoh idiom yang berkategori nomina yang berstruktur N + Adj:

(94) Seolah ingin membantah mengenai adanya perang dingin yang terjadi

diantara mereka berdua. (Sumatera Ekspres, Top Soccers, 20 November

2014: 12)

(95) Insiden bentrok antara TNI dan Polri benar-benar mencoreng nama baik

kedua institusi tersebur. (Sumatera Ekspres, Nasional, 22 November 2014:


(1)

kartu kuning (N) „teguran atau peringatan karena melakukan pelanggaran‟

kartu merah (N) „peringatan keras karena melakukan pelanggaran‟

kelas kakap (N) „golongan penjahat, ruang lingkup dan hasil kejahatannya besar‟

kelas satu (N) „yang terbaik‟

kena batu (V) „mendapat lawan yang seimbang, lebih kuat‟ keras hati (Adj) „kemauan yang tetap dan tangguh‟

komentar miring (V) „tanggapan buruk‟

kursi empuk (N) „jabatan, kedudukan yang enak‟ kursi pesakitan (N) „pengadilan‟

kupu-kupu malam (N) „perempuan pelacur‟

kutu buku (N) „sangat gemar membaca, sangat rajin belajar‟ berkecil hati (Adj) „takut, agak marah, jengkel‟

berkomentar pedas (V) „berkata kasar‟

mengatupkan bibir (V) „tidak dapat berkata-kata, tidak dapat menjawab‟

mengubur impian (V) „menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang

diinginkan‟

terkenal licin (V) „pandai menipu, licik‟

L

Lampu hijau (N) „perkenan, izin‟

lanjut usia (Adj) „sudah tua‟

lapangan hijau (N) „tempat bermain sepak bola‟ lembah hitam (N) „lingkungan buruk‟

lepas tangan (Adj) „tidak ikut campur perkara orang lain, tidak tanggung jawab lagi‟


(2)

lingkar hitam (N) „lingkup buruk‟

lingkaran setan (N) „pelbagai masalah yang berkaitan, sukar

mengatasinya‟

kelihatan batang hidungnya (V) „muncul, datang, menampakkan diri‟ melayangkan surat (V) „mengirim‟

melebarkan sayap (V) „meluaskan usaha‟

melunakkan hati (V) „mempersenang, menenangkan hati‟

peluang emas (N) „kesempatan untuk memperoleh kemenangan dengan mudah‟

M

mata hati (N) „perasaan di dalam hati‟

main mata (V) „memberi isyarat dengan mata, bersekongkol‟

main tangan (V) „suka memukul‟

makan waktu (V) „memerlukan waktu‟

masih hijau (Adj) „belum berpengalaman‟

mata pencaharian (N) „pekerjaan yangmenjadi pokok penghidupan‟ masih hijau (Adj) „belum berpengalaman‟

mati suri (V) „tampaknya sudah meninggal tetapi sebenarnya belum, pingsan‟

meja hijau (N) „pengadilan‟

mental baja (V) „kuat, berani‟

muka baru (N) „orangbaru‟

dimabuk cinta (V) „berkelakuan yang tidak seperti biasa karena sedang jatuh cinta‟

dimakan usia (V) „sudah tua, rapuh‟


(3)

N

naik banding (V) „mengajukan perkara kepada pengadilan yang

lebih tinggi‟

naik daun (V) „selalu menang, beruntung‟

naik darah (N) „marah‟

naik pitam (V) „marah sekali‟

nama baik (N) „kehormatan, kemuliaan‟

nama meroket (N) „menjadi terkenal‟

nyawa melayang (N) „meninggal‟

O

orang kecil (N) „rakyat biasa, orang kebanyakan (bukan

golongan bangsawan)‟

orang nomor satu (N) „orang paling penting‟ operasi zebra (V) „razia kendaraan bermotor‟

P

pagar makan tanaman (N) „kejahatan yang dilakukan oleh orang yang

diberi tugas menjaganya‟

papan atas (N) „kelompok, golongan yang baik‟ papan bawah (N) „kelompok, golongan yang buruk‟

pasang surut (N) „untung malang, jatuh bangun, maju mundurnya suatu hal‟

pemungutan suara (V) „kesempatan untuk menyatakan pilihan terhadap calon yang akan menduduki suatu jabatan atau

pemilihan umum‟


(4)

perang dingin (N) „bermusuh tanpa senjata‟

perang mulut (N) „berbantah dengan kata-kata yang kasar dan

keras‟

pintu masuk (N) „kesempatan‟

pisau bermata dua (N) „memiliki rupa lebih dari satu, bisa berdampak

positif ataupun negatif‟

berpangku tangan (V) „tidak berbuat, bekerja apa-apa‟ mematahkan hati (V) „membuat kecewa‟

memutar otak (V) „memikirkan dengan susah payah dan sungguh-

sungguh‟

terpukul mundur (V) „kalah‟

R

rumah duka (N) „rumah yang penghuninya sedang berduka‟

berebut kursi (V) „bertengkar karena memperebutkan kedudukan

(pangkat, jabatan)‟

kerendahan hati (Adj) „tidak sombong, tidak menonjolkan kehebatan

diri, ikhlas‟

merapatkan wajah (V) „berdiskusi,berbisik‟ merenggang nyawa (V) „meninggal‟

S

saksi bisu (N) „benda-benda sisa peninggalan suatu peristiwa‟ saksi kunci (N) „orang yang mengetahui suatu masalah‟

saksi mata (N) „orang yang melihat dengan mata kepala sendiri

akan suatu kejadian‟

satu atap (Num) „tinggal bersama dalam satu rumah‟ sepak terjang (N) „tingkah laku, perbuatan‟


(5)

bersuara emas (V) „memiliki suara bagus‟

kesempatan emas (N) „peluang‟

menyayat hati (V) „membuat hati jadi sedih dan memilukan‟ menyambung hidup (V) „memperpanjang kehidupan‟

menyerahkan diri (V) „tertunduk, takhluk‟ penyelamat muka (N) „pahlawan‟

T

tangan diatas (N) „memberi, yang memberi‟

tangan dingin (N) „apa yang dikerjakan selalu berhasil baik‟ tangan hampa (N) „tidak mendapat apa-apa, tidak mendapat hasil‟ tangan kosong (N) „tidak membawa apa-apa, tidak bersenjata‟ tangan pertama (N) „pemilik asal, pembeli pertama, asalnya‟ tangan terbuka (N) „senang hati‟

tak tahu rimbanya (Adj) „tidak tahu keberadaannya, hilang‟

tatapan kosong (V) „melamun‟

tertangkap tangan (V) „ketahuan dan tertangkap ketika sedang

melakukan kejahatan‟

titik terang (N) „jalan keluar suatu permasalahan‟ tudingan miring (Adj) „berita yang tidak benar‟

tukar tambah (V) „bertukar barang dengan memberikan tambahan

uang‟

turun tangan (V) „turut campur dalam suatu perkara atau bertindak untuk membereskan sesuatu atau

menolong orang lain‟

tutup buku (V) „perhitungan untung rugi perniagaan pada akhir

tahun‟

tutup mata (V) „mati, tidak mau tahu tentang suatu masalah‟


(6)

bertepuk sebelah tangan (V) „kebaikan (cinta kasih) yang hanya dari sebelah

pihak, cinta yang tidak berbalas‟

menahan diri (V) „menjaga diri agar tidak turut terbawa dalam

perkara orang lain‟

menaruh hati (V) „merasa suka‟

menebus nyawa (V) „membayar dengan kematian‟

menuai jempol (V) „memuaskan‟

U

uang muka (N) „uang panjar, persekot‟

uang pelicin (N) „uang sogokan‟

uang suap (N) „uang yang diberikan untuk melancarkan

penyelesaian suatu urusan‟

usia emas (N) „usia 50 tahun keatas‟

mengundurkan diri (V) „berhenti dari suatu jabatan atas kemauan

sendiri‟