BAB III TINJAUAN KHUSUS LEMBAGA FARMASI
DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT
3.1 Visi dan Misi Lafi Ditkesad
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menyediakan obat-obatan bagi TNI Angkatan Darat, Lafi Ditkesad memiliki visi dan misi sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi salah satu lembaga produksi yang mampu memenuhi kebutuhan obat bermutu bagi TNI.
2. Misi
a. Mampu memenuhi kebutuhan obat Dukkes dan Yankes TNI AD.
b. Pusat litbang dan informasi obat TNI AD.
c. Mampu menjadi mitra industri farmasi lain dalam memenuhi kebutuhan obat
nasional.
3.2 Sejarah Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat
Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Lafi Ditkesad, atau yang dahulu bernama Militaire Scheikundig Laboratorium MSL, merupakan
lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1818 di Jakarta. Lembaga tersebut berfungsi sebagai tempat pemeriksaan obat-obatan yang
dibutuhkan oleh tentara Belanda. Pada tahun 1985, Lafi Jankesad dan Dopusbekkes Jankesad disatukan
kembali menjadi Lafi Ditkesad. Dan pada tanggal 1 April 2005, Lafi Ditkesad dipisah kembali menjadi Lafi Ditkesad dan Gudang Pusat Gupus II Ditkesad. Pada
Universitas Sumatera Utara
awalnya, kegiatan produksi Lafi Ditkesad dilakukan di Jl. Gudang Utara No. 25 Bandung dengan luas tanah 6.562 m
2
dan luas bangunan 3.382 m
2
. Namun berdasarkan hasil evaluasi Direktur Jenderal Balai Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sarana fasilitas produksi di tempat tersebut belum memenuhi persyaratan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 43MenkesSKII1988 tentang pedoman CPOB dan Surat Keputusan Dirjen POM No. 544ASKXII1989 tentang penerapan CPOB. Oleh sebab itu, pada tahun
1995 diajukanlah Rencana Induk Perbaikan RIP Lafi Ditkesad dengan lokasi di Jl. Gudang Utara No. 26 Bandung dengan luas tanah 12.152 m
2
dan luaas bangunan 6.087,25 m
2
. Gedung baru Lafi Ditkesad dirancang sesuai dengan persyaratan CPOB. Pada tanggal 28 Februari 1996, RIP tersebut mendapat persetujuan dari
Dirjen POM Depkes RI dengan surat No. 02.01.2.4.96.665. Barulah pada tahun 1997 dimulai pembangunan sarana fasilitas Lafi Ditkesad sesuai dengan RIP yang sudah
disetujui tersebut. Pada tahun 2000, Lafi Ditkesad telah berhasil mendapatkan empat sertifikat
CPOB untuk sediaan antibiotik β-laktam, selanjutnya pada tahun 2001 diperoleh satu sertifikat CPOB untuk sediaan serbuk injeksi steril antibiotik β-laktam dan
turunannya, serta pada tanggal 1 Juni 2006 diperoleh lima sertifikat CPOB untuk fasilitas non β-laktam yaitu sediaan tablet biasa non-antibiotika, tablet salut non-
antibiotika, kapsul keras non-antibiotika, serbuk oral non-antibiotika dan cairan obat oral non-antibiotika 4. Saat ini Lafi Ditkesad hanya memiliki empat sertifikat
CPOB untuk sediaan non β-laktam yaitu untuk sediaan tablet biasa, kapsul keras, serbuk oral dan cairan obat oral, untuk sediaan tablet salut sudah disatukan dengan
sertifikat tablet biasa menjadi satu sertifikat, yaitu sertifikat tablet biasa dan tablet
Universitas Sumatera Utara
salut non-antibiotika. Sedangkan injeksi masih menunggu proses sertifikasi dari badan POM.
3.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lafi Ditkesad