Spektrofotometer, Laminar Air Flow, Read Biotic pembaca hambatan bakteri, Climatic Chamber, Dissolution Tester, serta berbagai fasilitas penunjang lainnya.
3.8.3 Kegiatan instalasi penelitian dan pengembangan installitbang
Peran litbang secara umum adalah suatu cara agar industri dapat bertahan dengan sistem pencapaian profit yang signifikan. Bagian litbang membuat inovasi
produk lama dengan tujuan agar produk lebih dikenal melekat di masyarakat sehingga profit dapat meningkat. Pada industri lain, litbang mempunyai pengaruh
besar pada suatu perusahaan farmasi karena ada persaingan atau kompetitor, untuk itu litbang harus terus mengeluarkan inovasi-inovasi barunya, tetapi di Lafi Ditkesad
peran litbang belum maksimal karena sarana dan prasarana serta anggaran terbatas.
3.8.4 Kegiatan instalasi produksi instalprod
Produksi obat-obatan dilaksanakan oleh Instalasi Produksi yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengendalian produk. Produk yang
dihasilkan oleh Lafi Ditkesad hingga saat i ni adalah produk β-laktam dan Non β-
laktam. Obat-obatan yang diproduksi oleh Lafi Ditkesad belum diregistrasi ke Badan POM sehingga hanya dapat digunakan untuk lingkungan prajurit, PNS TNI AD
beserta keluarganya. Namun demikian, proses produksi obat tersebut tetap dilaksanakan sesuai dengan Pedoman CPOB terkini yang dikeluarkan oleh BPOM.
3.8.5 Kegiatan instalasi penyimpanan instalsimpan
Kegiatan Instalsimpan antara lain: menerima, menyimpan dan mengeluarkan bahan baku obat, bahan pendukung, obat jadi dan alat untuk proses produksi. Bahan
pendukung yang dimaksud adalah pakaian untuk personel, kain pel, kanebo, disinfektan yang digunakan untuk membersihkan lantai dan dinding yang terbuat dari
epoksi. Peralatan yang disimpan di Instalsimpan adalah peralatan yang berukuran
Universitas Sumatera Utara
kecil dan berupa cadangannya spare part .
3.8.6 Kegiatan instalasi pemeliharaan dan sistem penunjang instalhar dan sisjang
Instalhar dan sisjang merupakan pelaksana fungsi pemeliharaan dan perbaikan
terhadap peralatan produksi dan laboratorium agar siap digunakan setiap saat. Kegiatan lainnya yaitu penanganan limbah industri, penyiapan utilitas guna
mendukung kegiatan produksi dan perencanaan kebutuhan suku cadang untuk mendukung kegiatan pemeliharaan dan perbaikan. Seluruh kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan akan dilaporkan kepada Kalafi Ditkesad. 1.
Fasilitas pendukung Utility Fasilitas pendukung yang ada di Lafi Ditkesad antara lain pengolahan air,
instalasi listrik, uapboiller, udara bertekanan dan AHS. Sumber air bersih didapat dari suplai Perusahaan Daerah Air Minum PDAM yang kemudian
mengalami pengolahan lebih lanjut. Penanggung jawab pengolahan fasilitas utility ini adalah Kainstalhar dan Sisjang. Adapun fasilitas pendukung ini terdiri
dari: a.
Instalasi listrik Sumber listrik Lafi Ditkesad berasal dari PLN dengan daya sebesar
1000 kVA dan sampai saat ini belum digunakan generator, tetapi sedang diupayakan pengadaannya. Sumber listrik dari gardu PLN dialirkan ke gardu
induk Lafi Ditkesad, lalu dialirkan ke ruang panel. Dari ruang panel dialirkan ke panel-panel unit terkecil di masing-masing instalasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Sistem pengolahan air
Sumber air dapat diperoleh dari berbagai sumber air sungai, air tanah, dan PDAM. Air yang digunakan oleh Lafi Ditkesad berasal dari PDAM.
Dipilih PDAM karena air tersebut telah mengalami pengolahan terlebih dahulu, tetapi kelemahannya terjadi ketidakstabilan karena untuk proses
pengolahannya PDAM menggunakan klor. Tidak digunakan air tanah karena air tanah mengandung mineral – mineral yang harus diolah terlebih dahulu
untuk menghilangkan kandungan mineral tersebut. Air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu ditampung pada tangki
yang tertanam di dalam tanah ground tank kemudian dialirkan melalui pipa ke dalam suatu alat filtrasi. Ground tank ini dibagi menjadi tiga sekat, sekat
pertama berukuran lebih kecil, sekat kedua agak besar dan sekat ketiga lebih besar. Air didalam sekat pertama digunakan untuk kamar mandi dan toilet.
Untuk sekat yang kedua digunakan untuk mencuci di betalaktam, sekat yang ketiga digunakan untuk air washer betalaktam dan pembuatan demineralisata.
Untuk digunakan dalam proses produksi air PDAM harus mengalami pengolahan.
Pengolahan air mengalami beberapa tahap penyaringan, antara lain : 1
Sand Filter Sand filter digunakan untuk membebaskan air dari partikel dan
kotoran yang masih ada dalam air PDAM. 2
Carbon Filter Carbon filter ini berguna untuk menghilangkan bau, warna, dan rasa
sehingga air menjadi jernih. Carbon filter ini juga meyerap sisa klor yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan pada pengolahan air PDAM. Jika kandungan klor dalam air meningkat maka jumlah karbon aktif yang digunakan juga harus
ditingkatkan, karena kadar klor yang tinggi dapat merusak resin anion dan kation pada proses pengolahan air selanjutnya.
3 Penukar anion dan kation
Penukar anion dan kation berfungsi untuk menghilangkan air dari mineral-mineral. Pada proses ini kation ditangkap oleh resin dan ditukar
dengan H
+
yang berasal dari HCl, sedangkan untuk anion ditangkap oleh resin dan ditukar dengan OH
-
yang berasal dari NaOH. Setelah resin jenuh resin tidak mampu menangkap anion dan kation lagi maka
dilakukan Back wash. Untuk menentukan kualitas air ada tiga parameter yang harus diukur
yaitu TDS Total Dissolve solid, konduktivitas, dan pH. Kualitas air yang baik memiliki TDS dengan konsentrasi dibawah 10 ppm, konduktivitasnya
dibawah 1,3µscm dan pH netral ±7. Air yang telah memenuhi syarat ditampung didalam tangki yang kemudian siap untuk didistribusikan ke
bagian-bagian produksi dan laboratorium yang membutuhkan. Alur sistem pengolahan air dapat dilihat pada Lampiran 18.
c. Uap panas boillersteam Proses pemanasan pada produksi Lafi Ditkesad digunakan uap panas
yang berasal dari steam atau boiller. Penggunaan uap panas lebih dipilih daripada penggunaan api untuk pemanasan. Hal ini dipertimbangkan karena
banyaknya penggunaan pelarut organik yang mudah menguap dan terbakar, dengan penggunaan uap panas resiko bahaya kebakaran lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
Lafi Ditkesad menggunakan boillersteam dengan tipe water tube kapasitas uap panas 1500 kgjam dan fire tube kapasitas uap panas yang
dimiliki Lafi Ditkesad 1,7 tonjam. Kelebihan tekanan pada boillersteam dapat menyebabkan terjadi ledakan, oleh karena itu boillersteam dilengkapi
alat safety valve yang berguna untuk menjaga tekanan agar tidak melebihi kapasitas. Safety valve ini bekerja otomatis, jika tekanannya melebihi batas
aman maka tutup valve akan terbuka dan mengeluarkan uap dari tangki sehingga tekanan kembali normal.
Air yang digunakan untuk menghasilkan uap panas adalah aqua demineralisata yang ditekan melalui pompa air sehingga masuk ke dalam
filter lalu ditampung di dalam tangki stainless steel untuk selanjutnya dipanaskan melalui boiler hingga menjadi uap. Alat ini bekerja secara semi
otomatis dengan alat – alat pengaman yang lengkap. Udara panas yang dihasilkan akan dialirkan melalui pipa ke ruang-ruang produksi yang
membutuhkan. d. Udara bertekanan, diperoleh dengan menggunakan alat kompresor yang
bekerja secara otomatis dengan menggunakan alat pressure switch. Kompresor juga dilengkapi dengan air dryer, main line filter, oil filter, mist
separator, dan micro mist separator. Kompresor ini hanya digunakan untuk peralatan yang memerlukan udara bertekanan, seperti mesin stripping,
pembersihan dan pengeringan botol, Fluid Bed Dryer FBD, coating dan mesin coating.
Universitas Sumatera Utara
e. Air Handling System AHS AHS adalah sistem pengaturan udara yang terdapat diruang produksi
dan berkaitan dengan jumlah dan ukuran partikel udara, jumlah mikroba, kelembaban, suhu, tekanan udara, jumlah pertukaran udara air change dan
pola aliran udara di ruangan. Pada ruang kelas C terdapat pre filter dan medium filter, sedangkan pada ruangan kelas B terdapat pre filter, medium
filter, dan HEPA filter. Pada ruang produksi tablet, tekanan udara ruangan pengolahan akan lebih negatif dari tekanan udara pada koridor. Sebaliknya
pada ruangan sirup cair tekanan udara ruangan akan lebih positif dibandingkan dengan koridor. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
kontaminasi debu karena aliran udara bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
2. Penanganan limbah
Limbah Industri Farmasi harus diolah sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan
di sekitarnya. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi, pengujian dan pencucian botol, yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair.
Pengolahan limbah padat produksi Non β-laktam dilakukan dengan menggunakan dust collector yaitu alat penghisap debu dari ruang produksi
kemudian debu tersebut dikumpulkan dalam kantong penampung yang ada di luar gedung produksi dan kemudian dibakar. Khusus untuk limbah dari proses
penyalutan tablet terlebih dahulu diolah dengan air washer, sedangkan untuk limbah cair produksi Non β-laktam langsung dialirkan ke Instalasi Pengolahan
Air Limbah IPAL.
Universitas Sumatera Utara
Pengolahan limbah produksi β-laktam terlebih dahulu diolah melalui air washer, di mana limbah padat debu-debu yang disedot oleh vakum dari
ruangan yang berdebu seperti ruang stripping, pengisian kapsul dan sirup kering, pencetakan, penyalutan, dan pencampuran akan disemprot dengan air bertekanan
4 barr sehingga debu tersebut akan jatuh di bak penampungan. Selanjutnya, air dialirkan ke dalam bak destruksi yang dilengkapi dengan dozing pump dan pH
meter. Cairan ini didestruksi me mecah cincin β-laktam dengan menggunakan
larutan NaOH 0,1 N yang diteteskan secara otomatis sampai diperoleh pH 9. Selanjutnya, pH cairan tersebut dinetralkan dengan penambahan HCl. Setelah
itu, limbah akan disalurkan ke IPAL untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Sedangkan, sisa endapan yang terdapat pada bak penampungan dikumpulkan
dalam kantong penampung dan kemudian dibakar. Pengolahan limbah pada IPAL menggunakan prinsip fisika, kimia, dan
mikrobiologi. Cara fisika dilakukan dengan cara mengendapkan kotoran pada bak pengendap, cara kimia dilakukan dengan menambahkan koagulan PAC
Poly Aluminium Chloride pada bak koagulan dan flokulan polimer anionik pada bak flokulasi, sedangkan cara mikrobiologi dilakukan dalam bak aerasi
dengan cara mengembangbiakkan bakteri aerobik di dalamnya agar dapat menghancurkan zat-zat organik. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri,
ditambahkan pupuk urea atau NPK sebagai nutrisi untuk bakteri. Tahapan pengolahan air limbah di IPAL Lafi Ditkesad meliputi beberapa
tahap proses sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Bak penampungan awal
Air limbah yang masuk dari produksi β-laktam dari bak destruksi maupun non β-laktam dan laboratorium akan ditampung dan pengotornya
diendapkan dalam bak ini. Selanjutnya air akan dialirkan ke bak pengendapan sedimentasi pertama
b. Bak sedimentasi pertama
Pada bak sedimentasi pertama terjadi proses pengendapan kembali dengan proses fisika. Di dalam bak ini terdapat sekat-sekat yang mampu
menghambat laju aliran air sehingga reaksi pengendapan dapat berlangsung lama. Air limbah dari bak ini akan mengalir ke bak ekualisasi.
c. Bak ekualisasi
Bak ekualisasi adalah bak penampungan air limbah yang mengalir dari bak sedimentasi pertama. Pada bak ekualisasi dipasang 2 alat, yaitu pump
pompa dan pengaduk. Kedua alat tersebut bekerja secara otomatis dengan adanya valve. Jika jumlah air di bak aerasi maksimal, maka air akan mati
tidak mengalir sedangkan jika jumlah air minimal, maka air akan hidup mengalir. Pump pompa berfungsi untuk menyalurkan air limbah dari bak
ekualisasi secara otomatis ke bak aerasi yang pengendapannya sudah dihancurkan, sedangkan pengaduk berfungsi untuk mengaduk pengendapan
dan material padat pada bak ini dihancurkan dengan menggunakan communitor sehingga pasir akan terbawa untuk diendapkan.
d. Bak aerasi
Air limbah dari bak ekualisasi masuk ke dalam bak aerasi. Pada bak aerasi terjadi proses biologis dan dilengkapi dengan 2 alat yaitu difuser dan
Universitas Sumatera Utara
aerator. Difuser berfungsi untuk mengaduk air limbah supaya berada dalam bentuk terdispersi supaya tidak ada yang mengendap, sedangkan aerator
berfungsi untuk memberi udara yang mengandung oksigen. Di dalam bak aerasi terdapat bakteri aerob jenis SGP 50 yang berguna untuk
menghancurkan limbah organik dengan bantuan oksigen oksigen membantu supaya bakteri hidup di bak aerasi selama proses pengolahan 18-
24 jam dan penambahan nutrisi-nutrisi misalnya sejumlah pupuk urea NPK. Indikator dari adanya kehidupan bakteri yaitu air berwarna coklat
jernih. e.
Bak sedimentasi kedua clarifier tank Air dari bak aerasi dalam bentuk tersuspensi akan mengalir secara
otomatis ke bak clarifiersedimentasi 2 apabila difuser tidak aktif sedangkan apabila difuser aktif, endapanlumpur akan kembali lagi ke bak aerasi dan
air di bak clarifiersedimentasi 2 tidak mengandung lumpur sehingga didapatkan air jernih dan akan mengalir secara gravitasi ke bak koagulasi
melalui bak kecil. Dasar dari bak clarifiersedimentasi 2 bentuknya miring ke satu arah menyebabkan pengendapan lumpur yang terbawatersuspensi
dalam air limbah.
f. Bak koagulasi
Bak koagulasi adalah bak penampungan air limbah yang berasal dari bak clarifiersedimentasi 2. Pada bak koagulasi, dipasang alat dozing
pump dan pengaduk supaya endapan bercampur dan mengurangi kotoran-kotoran.
Pada bak koagulasi diberi bahan kimia yaitu PAC Poly Aluminium
Universitas Sumatera Utara
Chloride dengan konsentrasi 5 kg PAC dalam 50 L air 10. PAC berfungsi untuk mengikat protein rantai panjang yang masih terdapat dalam
air limbahpembentuk antara air dengan endapan. Di bak koagulasi terjadi proses kimia.
g. Bak flokulasi
Limbah yang berasal dari bak koagulasi mengalir ke bak flokulasi melalui pipa besar. Pada bak flokulasi menggunakan zat kimia yaitu poli
elektrolitpolimer anionik dengan konsentrasi 25 gram polianionik dalam 50 L air 0,05. Dengan adanya polimer anionik, air akan mengendap dan
bagian yang beningbersih akan mengalir ke bak kontrol melalui bidang miring dan air yang masih mengandung endapan akan mengalir ke bak
sedimentasi ketiga. h.
Bak sedimentasi ketiga bak pengendapan akhir Air dari bak flokulasi yang masih mengandung endapan akan mengalir ke
bak sedimentasi ketiga. Dasar bak sedimentasi ketiga ini berbentuk kerucut yang di dalamnya terdapat saringan karung, sabut yang berfungsi untuk
mengurangi endapan atau kotoran-kotoran sehingga air limbah menjadi bersih.
i. Bak penampungan
Bak penampungan menampung sementara air limbah yang mengalir dari bak sedimentasi ketiga yang sudah disaring kemudian air dialirkan kembali
melalui saluran ke bak ekualisasi untuk diolah kembali dengan cara disedot menggunakan pompa
Universitas Sumatera Utara
j. Bak kontrol bak pembuangan akhir
Bak kontrol adalah bak penampungan air limbah yang sudah jernih dari bak flokulasi yang harus diperiksa parameter COD Chemical Oxygen Demand,
BOD Biologycal Oxygen Demand, jumlah zat padat total yang terlarut TDS dan pH nya. Persyaratan air limbah industri farmasi yang
diperbolehkan untuk dilepas ke lingkungan adalah sebagai berikut : untuk parameter BOD 75 mgmL, COD : 150 mgmL, TDS : 75 mgmL, dan pH :
6-9. Pada bak kontrol juga dipelihara ikan sebagai kontrol biologi yang dapat diamati kualitas airnya secara visual. Dan apabila air limbah yang
diperiksa hasilnya telah memenuhi persyaratan maka air dapat dibuang ke saluran pembuangan umum. Pemeliharaan IPAL biasanya dilakukan 1 atau
3 bulan dan dapat juga tergantung pada kegiatan produksi. IPAL dapat dilihat pada Lampiran 19.
3.8.7 Dokumentasi