dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Suryanto dan Hewindati 2002 berjudul Pemahaman Murid Sekolah Dasar SD terhadap Konsep Ilmu Pengetahuan Alam IPA Berbasis
Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi dengan menggunakan teknik wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk 1 mengetahui pemahaman murid
sekolah dasar
terhadap konsep-konsep
IPA berbasis
biologi, 2
mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan 3 mencari penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa miskonsepsi masih banyak terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75 sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar
maka hanya ditemukan suatu konsep yaitu konsep tentang bernapas yang dapat
dipahami dengan baik oleh murid.
Penelitian di atas senada dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi mengenai masalah miskonsepsi yang terjadi dalam
kosep-konsep ilmu pengetahuan alam IPA. Pembedanya adalah pada penelitian di atas dilakukan untuk konsep IPA Biologi di sekolah dasar,
sedangkan penelitian ini dilakukan untuk konsep IPA Fisika di sekolah dasar. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Ramadhani 2015 dengan judul
“Miskonsepsi yang Terjadi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Limas Siswa Kelas VI Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas VI Sekolah Dasar serta faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya miskonsepsi
klasifikasional dan
miskonsepsi teoritik.
Miskonsepsi klasifikasional terjadi pada kesalahan siswa mengklasifikasikan contoh limas
dan juga jenis-jenis limas. Miskonsepsi teoritik terjadi pada kesalahan siswa menjelaskan mengenai konsep teori bangun ruang limas.
Penelitian di atas mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa Sekolah Dasar.
Perbedaannya terletak pada pembelajaran yang diambil, pada penelitian di atas menggunakan materi Matematika sedangkan peneliti mengambil materi IPA
Fisika SD. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Norika 2014 yang berjudul
“Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat SMA Swasta di Yogyakarta”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan juga
deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa diempat SMA swasta yang ada di Yogyakarta. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan siswa diempat SMA swasta di Yogyakarta kurang memahami secara keseluruhan mengenai konsep gaya. Konsep yang paling
dipahami mengenai konsep Hukum Newton II dan konsep yang paling tidak dipahami adalah konsep superposisi. Miskonsepsi yang banyak dijumpai pada
siswa di empat SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah gaya akhir untuk menentukan menetapkan penentuan gerak, tidak dapat membedakan antara
kecepatan dengan percepatan, dengan menghilangnya dorongan, kehilangan menerima dorongan aslinya, hanya perantaraperalatan yang aktif yang
menyebabkan gaya lebih besar, gabungan gaya menentukan arah, gerakan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda, ada hambatan, dan gaya dorong oleh pukulan.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi miskonsepsi pada materi IPA. Pembedanya adalah penelitian
di atas dilakukan pada IPA Fisika khususnya materi gaya dan hukum Newton II untuk siswa Sekolah Menengah Atas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti pada IPA Fisika untuk siswa Sekolah Dasar. Penelitian yang keempat dilakukan oleh Kusuma 2014 yang berjudul
“Miskonsepsi tentang Fotosintesis pada Siswa Kelas V SDN 4 Trebungan Situbondo Tahun Pelajaran 20132014”. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, mendeskripsikan tingkat miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN 4 Trebungan
Situbondo tahun pelajaran 20132014. Kedua, mendeskripsikan faktor penyebab miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN 4 Trebungan
Situbondo tahun pelajaran 20132014. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa miskonsepsi pada siswa SDN
4 Trebungan tentang materi fotosintesis terjadi pada setiap soal yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi tertinggi terjadi pada konsep
hasil fotosintesis dengan persentase 62, sedangkan persentase miskonsepsi terendah terdapat pada konsep tempat terjadinya fotosintesis dan penerapan
fotosintesis dengan persentase 15. Persentase miskonsepsi siswa pada konsep pengertian fotosintesis dan reaksi fotosintesis sebesar 46, konsep peran
klorofil sebanyak 38, konsep bahan fotosintesis sebesar 31, konsep PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pernyataan tentang fotosintesis, percobaan fotosintesis dan waktu terjadinya fotosintesis sebanyak 23.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ditemukan adanya miskonsepsi pada siswa SDN 4 Trebungan dan penyebab miskonsepsi yang
dialami oleh siswa SDN 4 Trebungan bersumber dari siswa 62, guru dan siswa 23, guru 15, maupun buku 7.
Penelitian yang dilakukan Kusuma 2014 di atas mendukung penelitian ini karena dilaksanakan pada siswa sekolah dasar kelas V dan menggunakan
materi IPA. Perbedaannya penelitian di atas hanya meneliti miskonsepsi IPA di satu SD saja menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian yang kelima dilakukan oleh Siwi 2013 yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VII pada Konsep Sistem Pencernaan dan
Pernapasan Penelitian Deskriptif di MTsN 1 Kota Bekasi ”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas VII MTsN 1 Kota Bekasi pada konsep sistem pencernaan dan pernapasan. Berdasarkan hasil
penelitian miskonsepsi secara keseluruhan didapat untuk konsep pencernaan sebesar 16,5 dan konsep pernapasan sebanyak 21,9. Penelitian ini
menunjukkan bahwa penyebab miskonsepsi pada siswa berasal ddari pemahaman siswa, metode pembelajaran, guru serta buku referensi.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena mengidentifikasi miskonsepsi pada materi IPA. Pembedanya adalah penelitian
di atas dilakukan pada siswa kelas VII MTsN, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada IPA Fisika untuk siswa Sekolah Dasar. Kelima
penelitian di atas relevan memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peneliti yang berjudul Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Minggir Sleman Tahun 2015.
C. Kerangka Berpikir