Flavonoid Senyawa yang Diidentifikasi 1. Triterpenoid

digunakan penyemprotan dengan asam sulfat pekat, diteruskan dengan pemanasan pada 100 °C - 105°C sampai pembentukan warna sempurna Harborne, 1984. Untuk senyawa terpenoid, akan menghasilkan warna abu-abu, merah violet atau ungu Wagner, Brady, and Zgainski, 1984.

2. Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua tumbuhan dari bangsa Algae hingga Gymnospermae. Di dalam tumbuhan flavonoid biasanya berikatan dengan gula sebagai glikosida Mursyidi, 1990. Glikosida flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya cukup larut dalam pelarut yang polar anatara lain seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dan air Markham, 1988. Gambar 3. Struktur umum flavonoid Harborne, 1984 Flavonoid terdapat pada hampir semua bagian tanaman seperti daun, bunga, tepung sari, akar dan batang. Secara khusus flavonoid terutama terdapat pada bagian yang di atas tanah dan masih muda misalnya daun, pucuk-pucuk yang berbunga; yang terlokalisasi dalam jaringan epidermis dan sel palisade Markham, 1988. Flavonoid berfungsi untuk pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba, antivirus, dan kerja terhadap serangga Robinson, 1991. Flavonoid jenis flavon juga diketahui dapat menginduksi terjadinya apoptosis mekanisme PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kematian yang terprogram pada sel kanker salah satunya dengan mencegah terjadinya mutasi p53. Dengan adanya apoptosis, sel yang telah rusak abnormal dan tidak berfungsi lagi akan mati dengan sendirinya, tidak terus menerus membelah dan menghasilkan sel neoplastik yang dapat berkembang menjadi sel tumor dan kanker Middleton, 2000. Gambar 4. Mekanisme kematian sel yang terprogram apoptosis pada sel normal A dan sel tumor yang kekurangan p53 menyebabkan kanker B Albert et al., 2002 Adanya senyawa flavonoid dalam suatu bahan dapat dianalisis dengan kromatografi lapis tipis. Biasanya digunakan fase diam selulosa dan fase gerak seperti n-butanol, asam asetat, air 4:1:5 vv lapisan atas; kloroform, etil asetat 60:40 vv; atau kloroform, aseton, asam format 75:16,5:8,5 vv. Deteksi terhadap bercak yang timbul setelah pengembangan dapat menggunakan sinar UV, pereaksi semprot seperti sitroborat, pereaksi aluminium klorida, dan antimon triklorida Wagner et al.,1984. Flavonoid pada sinar UV 254 nm menyebabkan terjadinya pemadaman dan pada sinar UV 366 nm memberikan warna kuning, biru, atau ungu yang tergantung pada struktur flavonoidnya Markham, 1988. Pedoman umum flouresensi flavonoid di bawah UV 366 nm menurut Marhkam 1988 adalah a. pada sinar UV tanpa NH 3 berfluoresensi biru muda, dan dengan NH 3 berfluoresensi hijau-kuning, kemungkinan merupakan flavonoid jenis flavon atau flavonol yang tidak mengandung 5-OH b. pada sinar UV tanpa NH 3 berfluoresensi biru muda, dan dengan NH 3 nampak perubahan sedikit warna atau tanpa perubahan, mungkin merupakan flavonoid jenis isoflavon yang tidak mengandung 5-OH bebas c. pada sinar UV tanpa NH 3 berfluoresensi biru muda, dan dengan NH 3 berfluoresensi murup biru muda, kemungkinan merupakan flavonoid jenis isoflavon yang tidak mengandung 5-OH bebas

C. Artemia 1. Keterangan zoologi